Anda di halaman 1dari 8

FUNGSI DAN KARAKTERISTIK BERMAIN ANAK USIA DINI

Dalam Rangka Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bermain dan Alat Permainan yang dibimbing
Oleh Dra. Rukiyah, M.Pd

Disusun Oleh :
Suraya Atika
(06141281419062)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2016

A Fungsi Dan Manfaat Bermain Anak Usia Dini


Pada awal abad yang lalu, Sigmund Freud sudah mengemukakan
bahwa

kegiatan

bermain

memungkinkan

tersalurnya

dorongan-

dorongan instingtual anak dalm meringankan snak pada beban mental.


Kegiatan

bermain

merupakan

sarana

yang

aman

yang

dapat

digunakan untuk mengulan ulang pelaksanan dorongan-dorongan itu


dan juga reaksi-reaksi mental yang mendasarinya.
Wolfgang

dan

wolfgang

(1999:

32-37)

berpendapat

bahwa

terdapat sejumlah nilai- nilai dalam bermain (the value of play) yaitu
bermain

dapat

mengembangkan

kognitif.

Dalam

pembelajaran

memiliki

dampak

dalam

keterampilan

terdapat

perkembangan

sosial,

berbagai
anak,

emosional,

kegiatan
sehingga

yang
dapat

diidentifikasikan bahwa fungsi bermain menurut Yuliani Nurani Sujiono,


(2009: 45-47) antara lain:
a Berfungsi
b Berfungsi
c Berfungsi
d Berfungsi
e Berfungsi
f Berfungsi
g Berfungsi

untuk mencerdaskan otot pikiran.


untuk mengasah panca indra.
sebagai media terapi.
untuk memacu kreatifitas.
untuk melatih intelektual.
utuk menemukan sesuatu yang baru.
untuk melatih empati.

Dalam kegiatan bermain memiliki fungsi, fungsi bermain tersebut adalah sebagai
berikut :
1

Memberi Informasi
Bermain memberikan banyak informasi terhadap anak. Dalam bermain anak
mendapatkan informasi apapun bentuk permainan yang anak gunakan. Contohnya,
dalam permainan congklak anak harus mengikuti peraturan permainannya yaitu
menunggu giliran untuk bisa bermain.

Memberi Kesenangan
Bermain merupakan suatu kegiatan yang menyenangkan dan spontan sehingga hal ini
memberikan rasa aman secara psikologis pada anak.Kreativitas memberi anak

kesenangan dan kepuasan pribadi yang sangat besar dan penghargaan yang memiliki
pengaruh nyata pada perkembangan pribadinya. Menjadi kreatif juga penting artinya
bagi anak usia dini, karena menambah bumbu dalam permainannya. Jika kreativitas
dapat membuat permainan menjadi menyenangkan, mereka akan merasa bahagia dan
puas. Contohnya, dalam permainan petak umpet bagi anak yang menang akan
memberikan kesenangan tersendiri kepada anak yang menang tersebut.
3

Mengembangkan Imajinasi Anak


bermain memberikan kesempatan pada individu untuk berpikir dan bertindak
imajinatif, serta penuh daya khayal yang erat hubungannya dengan perkembangan
kreativitas anak. Bermain mempunyai daya imajinasi yang tinggi. Seorang anak yang
mempunyai daya imajinasi tinggi akan memungkinkan anak bereksperimen pada halhal yang baru. Contohnya, anak yang pura-pura membakar sate tapi yang sebenarnya
hanya mengipasi kepingan gambar yang berbentuk ayam, sapi, kuda, bebek, atau
menganggap guling sebagai seekor kuda.

Menjelajahi Dunia
Bermain bagi anak berguna untuk menjelajahi dunianya, dan mengembangkan
kompetensinya dalam usaha mengatasi dunianya dan mengembangkan kreativitas
anak.

Mengembangkan Kompetensi Anak


melalui kegiatan bermain berbagai kompetensi bidang pengembangan

dapat

diperoleh khusunya untuk anak usia dini Kompetensi tersebut merupakan dasar
pengembangan potensi anak kelak dikemudian hari.
6

Mengembangkan Kreativitas Anak


Bermain

memberikan

kesempatan

pada

anak

untuk

mengembangkan

kreativitasannya. Ia dapat berekperimen dengan gagasan-gagasan barunya baik yang


menggunakan alat bermain atau tidak. Sekali anak merasa mampu menciptakan
sesuatu yang baru dan unik, ia akan melakukan kembali pada situasi yang lain.
7

Kemampuan untuk Memahami Konsep secara Alamiah

Dalam bermain anak bisa diberikan pemahaman tentang konsep secara alamiah.
Banyak konsep dasar yang dapat dipelajari anak memalui aktivitas bemain. Pada usia
prasekolah, anak perlu menguasai berbagai konsep dasar tentang warna, ukuran,
bentuk, arah, besaran, dan sebagainya. Konsep dasar ini akan lebih mudah diperoleh
anak melalui kegiatan bermain. Contohnya, Pemahaman atau pengertian tentang
sesuatu dengan menggunakan benda dan peristiwa kongkrit,seperti pengenalan warna,
8

bentuk, dan menghitung benda/ bilangan.


Menghasilkan pengertian
Menghasilkan pengertian sama artinya dengan memberikan informsi terhadap anak.

B Karakteristik Bermain Anak Usia Dini


Bermain merupakan suatu aktivitas yang menyenangkan sekaligus
memiliki unsur pendidikan bagi anak. Sejalan dengan definisi sederhana
ini, bermain memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut.
1 Motivasional. Bermain dilakukan atas motivasi intrinsik dari seorang
anak atau berdasarkan keinginan sendiri serta untuk kepentingan
sendiri.
2 Emosional. Bermain adalah kegiatan yang melibatkan emosi-emosi
positif pada diri seorang anak. Hal ini tercermin seperti ketika meluncur
dari tempat yang tinggi secara berulang-ulan tanpa rasa takut.
3 Fleksibilitas. Kegiatan bermain biasanya ditandai dengan mudahnya
melakukan permainan yang berbeda-beda atau beralih dari satu
permainan ke permainan dengan menyenangkan.
4 Enjoyable. Aktivitas bermain lebih mengutamakan proses bermain,
tanpa memperhatikan hasil akhir dari bermain. Anak bermain dengan
tanpa harus memperhatikan prestasi apa yang akan didapat apabila ia
dapat melakukan hal tersebut. Mereka cenderung terpusat pada proses
bermain,

seperti

anak

bisa

memasang

gambar

sesuai

dengan

bentuknya.
5 Terbuka. Anak bebas memilih permainan atas kehendaknya tanpa ada
yang menyuruh atau memaksa. Ketika seorang anak menyusun balok

akan disebut bermain seandainya aktivitas tersebut atas kehendak


sendiri tanpa ada yang menyuruh atau memaksa.
6 Imajinatif. Bermain mempunyai daya imajinasi yang tinggi. Seorang
anak yang mempunyai daya imajinasi tinggi akan memungkinkan anak
bereksperimen pada hal-hal yang baru. Biasanya realitas internal lebih
diutamakan

dari

pada

realitas

eksternal,

karena

anak

akan

memberikan makna baru terhadap obyek yang dimainkan, dan


mengabaikan keadaan obyek yang sesungguhnya. Misalnya anak yang
pura-pura membakar sate tapi yang sebenarnya hanya mengipasi
kepingan gambar yang berbentuk ayam, sapi, kuda, bebek, atau
menganggap guling sebagai seekor kuda.
7 Bebas. Bermain bebas dari aturan-aturan yang ditetapkan dari luar dan
hanya menuntut keterlibatan aktif dari sang anak.
8 Dimensional.
Bermain
mempunyai
batasan

tertentu.

Tanpa

mengabaikan kebebasan dalam bermain, bermain memiliki dimensi


sebagai barometer sejauh mana aktivitas yang dilakukan anak bisa
dikategorikan ke dalam aktivitas bermain atau bukan aktivitas
bermain. Seandainya aktivitas tersebut dianggap bukan aktivitas
bermain lagi, biasanya anak tidak lagi bisa menikmati aktivitas yang
dilakukannya.
Bermain harus dilakukan berdasarkan keinginan sendiri tanpa ada
paksaan dari orang lain, sehingga anak akan bermain tanpa ada rasa
takut untuk melakukan aktivitas bermain apapun dan melakukan
aktivitas-aktivitas bermain yang berbeda-beda setiap saat dan bergantiganti secara fleksible. Karakteristik bermain anak akan menentukan
perkembangan anak di masa datang.
Dalam bermain, anak-anak harus mempunyai batasan dengan tidak
mengabaikan kebebasan pada anak untuk bermain. Bermain bukan
bekerja tapi bermain adalah berpura-pura. Bermain juga bukan suatu
kegiatan yang sungguh-sungguh, dan juga bukan melakukan kegiatan
yang produktif. Namun demikian dalam bermain, anak-anak akan
mengalami atau melakukan hal-hal yang produktif. Mereka juga dapat

membentuk dunianya sendiri sehingga seringkali dianggap nyata. Itulah


ajaibnya dunia anak-anak.
Sejalan dengan pendapat di atas, Dockett dan Fleer (2000)
menyatakan bahwa suatu ativitas dikatakan bermain jika ia memiliki
karakteristik sebagai berikut.
a Simbolik, bermain pada dasarnya adalah aktivitas yang dilakukan anak
untuk mengemukakan berbagai ide dan gagasannya ke dalam bentukbentuk simbolik yang mewakili berbagai benda, orang atau pun
aktivitas yang diketahuinya. Karateristik ini terlihat ketika anak
memainkan balok yang diibaratkan sebagai kereta api, anak berperan
sebagai seorang ibu yang sedang memasak, bahkan sebagai ibu dari
boneka yang dinggap sebagai anaknya.
b Bermakna, bermain pada hakikatnya adalah kegiatan memainkan
berbagai pengalaman, keterampilan, dan pemahaman yang dapat
dilakukannya sejalan dengan apa yang telah diketahui anak.
c Aktif, kegiatan bermain adalah kegiatan aktif yang dilakukan anak
dengan melibatkan berbagai jenis aktivitas baik fisik, psikis, maupun
imajinasinya.
d Menyenangkan, bermain adalah segala sesuatu yang dilakukan yang
dapat memberikan rasa senang, kegembiraan, dan keceriaan pada
anak.
e Motivasional, bermain adalah segala jenis kegiatan yang dilakukan atas
dasar dorongan dari dalam diri anak sehingga anak melakukannya
f

dengan penuh semangat.


Beraturan, segala bentuk permainan memiliki aturan-aturan, baik
dalam hal waktu, lingkungan, maupun peralatannya. Hal inilah yang
menyebabkan anak dapat melakukan berbagai jenis permainan jika

waktunya ada, lingkungannya mendukung, dan peralatannya tersedia.


g Berepisode, layaknya sebuah cerita bermain pun memiliki tahapan
yakni tahapan awal, tengah, dan akhir dalam satu tema tertentu yang
dipilih anak. Jika sebuah permainan telah memasuki tahap akhir,
biasanya anak akan memainkan permainan baru.

Seluruh

karakteristik

tersebut

berhubungan

dengan

bermain,

walaupun dalam kenyataannya tidak semua karakteristik berada pada


satu permainan yang sama. Namun demikian, perlu dicatat bahwa
seluruh karakteristik tersebut bukanlah seperangkat aksi yang dapat
membuat

sesuatu

dikatakan

bermain.

Bruner

menyatakan

bahwa

karakteristik utama dari bermain bukanlah terletak pada isinya melainkan


pada jenisnya. Bermain adalah sebuah pendekatan untuk beraksi, bukan
bentuk sebuah aktivitas.

DAFTAR PUSTAKA
Hurlock, E. B., 1999. Perkembangan Anak Jilid 2 (Edisi 6).
Jakarta: Penerbit Erlangga.
Iva Noorlaila, 2010. Panduan Lengkap Mengajar Paud.
Yogyakarta: Pinus Book Publisher.
Mayke

S.

Tedjasaputra,

2001.

Bermain,

Mianan

dan

Permaianan. Jakarta: PT. Gramedia Widiasrana


indobesia.

Munandar. S.C.U., 1995 Perkembangan Kreativitas Anak


Berbakat.

Jakarta:

Rineka

dengan

Departemen

Cipta

kejasama

Pendidikan

dan

Kebudayaan.
Santrock, Jhon W, 2011. Masa Perkembangan Anak. Jakarta:
Salemba Humanika.
Sumintarsih, 2008. Permainan Tradisional Jawa. Yogyakarta:
Penerbit Kepel Press.
Yuliani Nurani Sujiono, 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak
Usia Dini. Jakarta: PT. Indeks.

Anda mungkin juga menyukai