MUHAMMAD FADIL RAMDANI HUSNAN 31119023 Harun Nasution membagi sejarah peradapan Islam ke dalam 3 peiode besar, yaitu: 1. Peridode Klasik (650-1280M) merupakan zaman kemajuan dan dibagi kedalam dua fase. Pertama, fase ekspansi,integrasi dan puncak kemajuan (650-1000M) dan meluas melalui: Afrika Utara-ke Spanyol Barat dan melalui Persia sampai ke India di Timur. Di masa inilah yang berkembang dan memuncak ilmu pengetahuan, baik dalam bidang agama maupun bidang non-agama.Kedua,fase disintegrasi (1000- 1250M). Di masa ini keutuhan umat Islam dalam bidang politik mulai pecah, kekuasaan Khalifah menurun dan akhirnya Baghdad dapat dirampas dan di hancurkan oleh Hulagu Khan di tahun 1258M. Khalifah, sebagai lambang kesatuan politik umat Islam, hilang. 2. Periode Pertengahan (1250-1800M) juga dibagi kedalam dua fase. Pertama, fase kemunduran (1250-1500M). Di zaman ini disentralisasi dan disentegrasi bertambah meningkat. Dunia Islam terbagi dua, bagian Arab terdiri atas Arabia,Irak, Suria,Plaestina,Mesir,Afrika Utara,dengan Mesir sebagai pusat dan bagian Persia yang terdiri atas Balkan, Asia Kecil, Persia dan Asia Tengah dengan Irak sebagai piusat. Kedua, fase Tiga Kerajaan Besar (1500-1800M) yang di mulai dengan zaman kemajuan (1500-1700M) dan zaman kemunduran (1700-1800M). Tiga Kerajaan Besar yang di maksud ialah Kerjaan Usmani (Otoman Empire) di Turki, Kejaan Safawi di Persia dan Kerajaan Mughal di India. Di masa kemajuan Kerajaan Besar ini mempunyai kejayaan masing-masing terutama dalam bentuk literatur dan arsitek masjid-masjid. Di zaman kemunduran, Kerajaan Usmani terpukul di Eropa, Kerajaan Safawi dihancurkan oleh serangan suku bangsa Afghan, sedang daerah kekuasaan Kerajaan Mughal diperkecil oleh pukulan-pukulan Raja India. • Zaman Keemasan Islam adalah periode perkembangan budaya, ekonomi, dan ilmiah dalam sejarah Islam yang telah luar biasa berkontribusi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan modern. Ditandai dengan berdirinya Bayt al Hikmah (750-1258) yang merupakan pusat studi terbesar saat itu, dimanadi mana para sarjana dari berbagai belahan dunia dengan latar belakang budaya yang berbeda diamanatkan untuk kumpulkan dan terjemahkan semua pengetahuan klasik dunia ke dalam bahasa Arab. Zaman Keemasan Peradaban Islam adalah peradaban yang telah luar biasa berkontribusi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan modern. Peradaban ini adalah pemegang obor estafet kedua dari perkembangan ilmu pengetahuan umat manusia, yang pertama dimulai sejak era klasik Yunani, Romawi, Persia, India. Untuk selanjutnya tongkat obor tersebut diestafetkan ke para ilmuwan-ilmuwan Eropa yang mulai memasuki Zaman Renaissance, menjadi jembatan peralihan antara jaman klasik ke era Renaissance dan Abad Pencerahan Teori Gujarat mengatakan bahwa proses kedatangan Islam ke Indonesia berasal dari Gujarat pada abad ke-7 H atau abad ke-13 M. Gujarat ini terletak di India bagian barat, berdekatan dengan Laut Arab. Teori Makkah mengatakan bahwa proses masuknya Islam ke Indonesia adalah langsung dari Makkah. Teori Persia mengatakan bahwa proses kedatangan Islam ke Indonesia berasal dari daerah Persia atau Parsi (kini Iran). 1. Makam maulana Malik Ibrahim 2. Arstitektur masjid sunan Kudus dan Masjid agung Demak 3. Tabuk Pariaman 4. Kaligrafi 5. Kalender Jawa yang menyerap sistem penanggalan Islam 6. Babad dan Hikayat Secara umum kebudayaan Indonesia berakulturasi dengan ajaran ajaran Islam yang terlihat jelas dalam berbagai peninggalan dan bukti sejarah yang ada hingga saat ini Peran masjid sebagai basis pembangunan masyarakat madani begitu menonjol, baik pada awal kebangkitan islam maupun pada masa pengembangan dan penyebaran islam. Masjid bukan hanya semata-mata dijadikan sarana ibadah mahdhah, melainkan ia menjadi sarana dan sekaligus kekuatan dalam membangun dan menanamkan nilai-nilai kebaikan dan pembaharuan kehidupan umat. Sehingga perubahan dalam konteks politik kebangsaan secara luas, bukan hanya perubahan dalam arti struktur dan sistem politik, namun jauh dari itu adalah perubahan terhadap nilai-nilai dankebudayaan politik yang dibangun melalui basisi masjid. Masjid-masjid dibangun di tengah-tengah sekolah, rumah sakit, di tengah atau desa memang dimaksudkan untuk menyatukan cita- cita spiritual umat islam dengan cita-cita sosialnya. Ini dapat menjadi basis manyarakat madani. Dalam masyakat madani, antara masjid dan masyarakat serta dengan aktivitas sehari-sehari tidak terpisahkan, simbiosis mutualisme,salin terikat, saling menginspirasi dan saling mendinamisasi kehidupan. Kemampuan dan penempatan masjid, sebagai basis masyarakat madani inilah saat sekarang yang sering dan cenderung dilupakan, padahal tidak sedikit masjid yang hanya dijadikan sebagai sarana ibadah mahdah semata.