Anda di halaman 1dari 47

KELOMPOK 7

KERAJAAN SINGASARI
DAFTAR ANGGOTA KELOMPOK

• Chayun Purwo Alun Nugroho


• Izza Sarirotun Nisa
• Jodi Kurniawan
• Tria Ilma M.
KERAJAAN SINGASARI

Beberapa candi di Jawa Timur khususnya di sekitar Malang, memiliki hubungan sejarah yang
erat dengan Kerajaan Singasari. Dinasti Singasari berasal dari Ken dedes dan kedua suaminya,
tunggul Ametung akuwu (kepala daerah sebanding dengan kecamatan yang sekarang)
Tumapel dan Ken Arok, seorang rakyat biasa yang membunuh tunggul Ametung dan merebut
kekuasaan dan istrinya.
LATAR BELAKANG BERDIRINYA
KERAJAAN SINGASARI
Bab ini akan memuat banyak tentang ken arok ya….
KELUARGA ASAL KEN AROK

• Awal mula pendirian Kerajaan Singasari dimulai oleh seorang laki-laki titisan Dewa Wisnu
bernama Ken Arok. Sehingga untuk mengetahui sejarah Singasari secara lengkap, kita harus
mengetahui dulu asal usul Ken Arok, Laki-laki desa Pangkur yang tidak dilahirkan dari
keluarga bangsawan.
KELUARGA ASAL KEN AROK

Masa kecil Ken Arok dipenuhi oleh cerita tentang kenakalannya. Semuanya bermula dari
lingkungan tempat ia dibesarkan. Ken Arok dibuang oleh Ibunya, Ken Endog di sebuah
pemakaman. Bayi yang dibuang tersebut adalah bayi dari Dewa Brahma. Dewa Brahma
membuat Ken Endog bercerai dengan suaminya, Gajah Para. Lima hari setelah perceraian
tersebut, Gajah Para meninggal di desanya, Campara.
KELUARGA ASAL KEN AROK

• Setelah genap 9 bulan Ken Endog mengandung anak Dewa Brahma, ia akhirnya melahirkan.
Ken Endog bingung dan memutuskan membuang bayinya di pemakaman. Pada malam hari
di pemakaman tempat Ken Endog membuang bayinya, seorang pejudi bernama “Lembong”
penasaran dengan pemakaman yang bersinar. Ternyata sinar tersebut bukan berasal dari
makam, melainkan dari tubuh seorang bayi laki-laki yang bernama Ken Arok. Lembong-pun
akhirnya mengangkat bayi Ken Arok sebagai anak.
KENAKALAN KEN AROK

Dibesarkan oleh seorang pejudi membuat Ken Arok sangat gemar berjudi. Ia berjudi hingga
tumbuh remaja. Meskipun ia bekerja sebagai penggembala Kerbau, namun kebiasaan
menjudinya membuat ketagihan. Ken Arok menghabiskan harta orangtua angkatnya,
Lembong, sekaligus menjual Kerbau gembalaannya yang sebenarnya menjadi milik kepala
desa. Kenakalan Ken Arok ini sudah menjadi-jadi, karena tanpa rasa bersalah ia melakukan
tindak perampokan dan pemerkosaan. Nama Ken Arok akhirnya melambung akibat
perbuatannya yang buruk tersebut. Semua penguasa di wilayah Tumapel selalu menempatkan
namanya dalam daftar buronan paling dicari akibat saking seringnya ia membuat onar yang
meresahkan masyarakat.
KENAKALAN KEN AROK

Suatu ketika, Ken Arok hampir dibunuh oleh warga desa yang marah dengan perbuatan Ken
Arok hingga Ken Arok diusir oleh ayahnya, Lembong dari rumahnya. Lembong sudah tidak
sanggup lagi membiayai hobi Ken Arok. Tetapi karena nama Ken Arok sudah terkenal di
perjudian, dia diajak teman berjudinya bernama Bango Samparan untuk berjudi.
Ketepatan saat itu, Bango mendapatkan kemenangan. Bango menganggap kehadiran Ken
Arok membawa keberuntungan besar. Kemudian untuk menghormati Ken Arok, Bango
menyerahkannya kepada istri tuanya yang mandul agar diangkat sebagai anak.
KEN AROK MASUK KE TUMAPEL

Setelah Ken Arok hidup dari satu tempat ke tempat lain untuk berlindung dan menghindari
kejaran dari orang-orang di Kerajaan Daha dan daerah lain yang pernah dirusuhinya. Sesuai
petunjuk dewa, Ken Arok pergi ke Gunung Lejar atas bantuan seorang nenek. Dan Ken Arok
bersembunyi di balik tempat sampah yang ditimbuni semak belukar.
Hari itu, para dewa sedang bermusyawarah. Ken Arok mengintip. Di belakangnya, terdengar suara
guntur, petir, gempa, kilat, topan, angin ribut, dan hujan bergemuruh, berdengung-dengung, tiada
henti.Ternyata oh ternyata, itu merupakan rapat dari para dewa yang mendiskusikan tentang
Pemimpin Tanah Jawa. Ken Arok pun keluar dari persembunyiannya dan di situlah ia mendapatkan
wangsit dari para Dewa bahwa di masa depan ia akan menggenggam kekuasan tanah Jawa
KEN AROK MASUK KE TUMAPEL

Akuwu Tumapel pada waktu itu adalah Tunggul Ametung yang beristrikan seorang
perempuan cantik bernama Ken Dedes. Suatu ketika, Ken Arok menyukai Ken Dedes.
Semuanya berawal waktu Ken Dedes tidak sengaja menyelingkapkan roknya hingga terlihat
betis dan pahanya yang bersinar. Timbulah pikiran jahat Ken Arok untuk membalas cara
Tunggul Ametung memperistri Ken Dedes yang tidak terpuji.
LHO KOK KATA-KATANYA BEGITU??
Perlu diketahui bahwa Ken Dedes adalah anak dari Mpu Purwa yang menjadi
pendeta agama Budha. Tunggul Ametung mengambil paksa Ken Dedes ketika
ayahnya masih bertapa. Ia melakukan tindakan nekat tersebut karena sudah
tidak sanggup menahan syahwatnya melihat kecantikan Ken Dedes. Karenanya
tidak salah jika ayah Ken Dedes menyumpahi Tunggul Ametung mati tertikam
keris dan menginginkan kehidupan anaknya tetap bahagia.

Timbulah pikiran jahat Ken Arok untuk


membalas cara Tunggul Ametung memperistri
Ken Dedes yang tidak terpuji.

KEN DEDES
KEN AROK MEMBUNUH TUNGGUL AMETUNG

Hasrat Ken Arok untuk memperistri Ken Dedes semakin kuat karena ternyata siapapun laki-
laki yang menjadi suaminya akan mendapatkan keberkahan dalam semasa hidupnya. Akhirnya
Ken Arok berkonsultasi atas maksud tersebut ke ayah angkatnya yang dulu, Bango Samparan.
Pejudi itu merestui Ken Arok membunuh Tunggul Ametung dengan syarat keris yang
digunakan harus berasal dari keris Mpu Gandring
Mpu Gandring adalah seorang pembuat keris yang menjadi sahabat
karib Bango Samparan. Seharusnya ia menyelesaikan keris sakti untuk
membunuh orang dalam sekali tusuk selama setahun. Namun karena
Ken Arok sudah tidak sabar melakukan niatnya, ia kesal dan
membunuh Mpu Gandring pada bulan kelima pembuatan
kerisnya. Mpu tua itu menyumpahi Ken Arok yang akan mati
diakibatkan keris tersebut hingga turunan ketujuhnya.
KEN AROK MEMBUNUH TUNGGUL AMETUNG

Di Tumapel, Ken Arok memanfaatkan temannya yang bernama Kebo Ijo sebagai korban aksi
kriminal besar ini. Kebo Ijo sifatnya memang suka pamer benda baru kepada seluruh orang
yang ditemuinya. Akhirnya seluruh masyarakat bawah menganggap bahwa keris itu milik
Kebo Ijo.
Suatu malam, pada saat Kebo Ijo tertidur, Ken Arok mengambil keris yang dipinjamkan
kepada Kebo Ijo. Ken Arok menggunakan keris yang dipinjamkannya sebagai alat membunuh
Tunggul Ametung. Orang-orang pun menganggap bahwa Kebo Ijo yang menjadi pembunuh
Akuwu Tumapel tersebut.
AKU
ADALA
H
RAJA
!!!
KEN AROK MENJADI RAJA

Berkat wibawa yang diberikan oleh para Dewa, Ken Arok naik tahta menjadi Akuwu Tumapel dan
berhasil memperistri Ken Dedes. Wilayah Tumapel, pada saat diperintah oleh Tunggul Ametung,
masuk ke dalam wilayah bagian Kerajaan Daha yang saat itu diperintah oleh Raja Kertajaya. Di
tahun yang sama, Raja Kertajaya yang ingin dianggap sebagai Dewa mengalami penolakan oleh
golongan brahmana dan para pendeta Hindu dan Buddha.
Keadaan ini dimanfaatkan Ken Arok untuk memperbesar kekuatan hingga berhasil menarik hati
para brahmana agar bergabung ke dalam pasukannya dan mendapat jaminan perlindungan. Karena
merasa sudah menjadi kerajaan sendiri, Tumapel enggan mengirimkan upeti kepada Kerajaan
Daha. Akibatnya meletuslah pertempuran di Desa Ganter yang meruntuhkan kekuasaan Daha
dan mengawali berdirinya kerajaan Tumapel. Seiring berjalannya waktu dan perkembangan zaman,
kerajaan ini berubah nama menjadi Singasari.
Tahun berdirinya Kerajaan Tumapel atau Singasari itu
adalah 1222 Masehi. Ken Arok memilih Kutaraja sebagai
ibukota kerajaannya. Setelahnya, Ken Arok memerintah
kerajaan baru tersebut selama 5 tahun hingga 1227.
Akhir kekuasannya berujung di tangan Anusapati, anak
Ken Dedes dari Tunggul Ametung.
KEMATIAN KEN AROK

Anusapati merasa heran pada sikap Ken Arok yang seolah menganaktirikan dirinya, padahal
ia merasa sebagai putra tertua. Setelah mendesak ibunya (Ken Dedes), akhirnya Anusapati
mengetahui kalau dirinya memang benar-benar anak tiri. Bahkan, ia juga mengetahui kalau
ayah kandungnya bernama Tunggul Ametung telah mati dibunuh Ken Arok.
Anusapati berhasil mendapatkan Keris Mpu Gandring yang selama ini disimpan Ken Dedes.
Ia kemudian menyuruh pembantunya yang berasal dari desa Batil untuk membunuh Ken
Arok. Ken Arok tewas ditusuk dari belakang saat sedang makan sore hari. Anusapati ganti
membunuh pembantunya itu untuk menghilangkan jejak.
CATATAN :

• Sumpah Mpu Gandring yang pertama telah menjadi kenyataan dan akan terus memakan
korban. Kemudian Anusapati menjadi raja menggantikan ayah angkat yang telah dibunuhnya.
Peristiwa ini terjadi di tahun 1297 Masehi. Setelah kejadian tersebut keris dari Mpu Gandring
terus membunuh keturunan Ken Arok baik dari Ken Dedes maupun selirnya, Ken Umang.
Semuanya beralaskan dendam dan hak milik kekuasaan. Peristiwa kematian Ken Arok dalam
naskah Pararaton terjadi pada tahun 1247 M/1169 Ç
• Berdasarkan Negarakertagama, telah didirikan candi pendarmaan Ken Arok di Genengan
sebagai Siwa dan di Usana sebagai Budha. Candi pendarmaan ini dipercaya berada di Situs
Gunung Katu yang terletak di sebelah timur Gunung Kawi yang masuk ke dalam wilayah Wagir,
Kabupaten Malang. Bekas-bekasnya menunggu untuk digali lebih lanjut.
PERKEMBANGAN DAN MASA
KEJAYAAN KERAJAAN SINGASARI
Berisi tentang masa kejayaan, Wangsa Rajasa, hingga peninggalan
BERPINDAH NAMA KERAJAAN

Kerajaan Singasari belum dikenal saat Anusapati menjadi raja. Nama tersebut baru dikenal di
tahun 1253 Masehi. Perpindahan nama kerajaan tersebut sebenarnya terjadi secara tidak resmi.
Raja Wisnuwardhana yang menyerahkan tahta yuwaraja kepada Raja Kertanegara
memperbolehkan Kertanegara memindahkan ibukota kerajaan. Pada awalnya Kerajaan Tumapel
yang beribukota di Kutaraja dipindahkan ke Singasari yang sekarang menjadi bagian dari daerah
Malang.
Orang lebih senang menyebut kerajaan yang sudah berpindah ibukota tersebut dengan nama
Kerajaan Singasari. Hal ini berkaitan juga dengan Raja Kertanegara yang menjadi satu-satunya Raja
Singasari yang mendapatkan tampuk kekuasaan tanpa pertumpahan darah dan peperangan.
Terlebih lagi di tangan Kertanegara, Singasari berada di titik puncak kekuasaannya.
EKSPANSI

Pada masa Kertanegara, Singasari mengadakan ekspedisi pamalayu yang berhasil


menaklukkan kerajaan-kerajaan di luar pulau Jawa. Keberhasilan penaklukan ini diabadikan
dengan adanya arca Amoghapasa yang menunjukkan hubungan erat antara Kertanegara di
Jawa dan Dharmasraya di pulau Sumatra. Mereka bekerjasama untuk menolak masuknya
Kerajaan Mongol di bumi nusantara.
Kerajaan Singasari di masa jayanya berhasil melakukan ekspansi hingga ke pulau Bali, Sumatra,
Kalimantan dan wilayah Indonesia Timur sesuai sumber dari kitab Negarakertagama. Sebuah
prasasti yang masih misterius berangka 1292 membeberkan bahwa ternyata Kertanegara
juga berhasil menguasai pulau-pulau kecil yang ada di nusantara.
EKSPANSI

Ternyata kejayaan ini didorong oleh keengganan Raja Kertanegara untuk tunduk pada Kaisar
Kubilai Khan dari Tiongkok yang haus kekuasaan. Tahun 1280 dan 1281 Kubilai Khan
menyuruh Jawa tunduk di bawah panji dinastinya, namun Singasari tidak mau.
Raja Kertanegaralah yang menggagas perlawanan kepada dinasti Yuan di Cina. Ia mengajak
raja-raja di luar Jawa untuk bersatu menolak tunduk pada Kubilai Khan. Ia akhirnya
mengadakan hubungan internasional hingga ke Kamboja dan menyediakan wilayah
kekuasaannya di Jawa sebagai tempat perlindungan bagi kerajaan yang terserang bangsa
Mongol.
.
WANGSA RAJASA

• Ken Arok alias Rajasa Sang Amurwabhumi (1222 - 1247)


Pendiri Kerajaan Singasari adalah Ken Arok yang sekaligus juga menjadi Raja Singasari yang
pertama dengan gelar Sri Rangga Rajasa Sang Amurwabumi. Munculnya Ken Arok sebagai
raja pertama Singasari menandai munculnya suatu dinasti baru, yakni Dinasti Rajasa
(Rajasawangsa) atau Girindra (Girindrawangsa). Ken Arok hanya memerintah selama lima
tahun (1222–1227 M). Pada tahun 1227 M, Ken Arok dibunuh oleh seorang suruhan
Anusapati (anak tiri Ken Arok), sebagai terusan kutukan dari Mpu Gandring. Ken Arok
dimakamkan di Kegenengan dalam bangunan Siwa–Buddha.
WANGSA RAJASA

• Anusapati (1247 - 1249)


Dengan meninggalnya Ken Arok maka takhta Kerajaan Singasari jatuh ke tangan Anusapati. Dalam
jangka waktu pemerintahaannya yang lama, Anusapati tidak banyak melakukan pembaharuan-
pembaharuan karena larut dengan kesenangannya menyabung ayam. Peristiwa kematian Ken
Arok akhirnya terbongkar dan sampai juga ke Tohjaya (putra Ken Arok dengan Ken Umang).
Tohjaya mengetahui bahwa Anusapati gemar menyabung ayam sehingga diundangnya Anusapati
ke Gedong Jiwa (tempat kediamanan Tohjaya) untuk mengadakan pesta sabung ayam. Pada saat
Anusapati asyik menyaksikan aduan ayamnya, secara tiba-tiba Tohjoyo menyabut keris buatan
Mpu Gandring yang dibawanya dan langsung menusuk Anusapati. Dengan demikian, meninggallah
Anusapati yang didharmakan di Candi Kidal.
WANGSA RAJASA

• Tohjaya (1249 - 1250)


Dengan meninggalnya Anusapati maka tahta Kerajaan Singasari dipegang oleh Tohjoyo.
Namun, Tohjoyo memerintah Kerajaan Singasari tidak lama sebab anak Anusapati yang
bernama Ranggawuni berusaha membalas kematian ayahnya. Dengan bantuan Mahesa
Cempaka dan para pengikutnya, Ranggawuni berhasil menggulingkan Tohjoyo dan kemudian
menduduki singgasana.
WANGSA RAJASA

• Ranggawuni alias Wisnuwardhana (1250 - 1272)


Ranggawuni naik takhta Kerajaan Singasari pada tahun 1248 M dengan gelar Sri Jaya
Wisnuwardana oleh Mahesa Cempaka (anak dari Mahesa Wongateleng) yang diberi
kedudukan sebagai ratu angabhaya dengan gelar Narasinghamurti. Pemerintahan Ranggawuni
membawa ketenteraman dan kesejahteran rakyat Singasari. Pada tahun 1254 M
Wisnuwardana mengangkat putranya yang bernama Kertanegara sebagai yuwaraja (raja
muda) dengan maksud mempersiapkannya menjadi raja besar di Kerajaan Singasari. Pada
tahun 1268 Wisnuwardana meninggal dunia dan didharmakan di Jajaghu atau Candi Jago
sebagai Buddha Amogapasa dan di Candi Waleri sebagai Siwa.
WANGSA RAJASA

• Kertanagara (1272 - 1292)


Kertanegara adalah Raja Singasari terakhir dan terbesar karena mempunyai cita-cita untuk menyatukan
seluruh Nusantara. Ia naik takhta pada tahun 1268 dengan gelar Sri Maharajadiraja Sri Kertanegara. Dalam
pemerintahannya, ia dibantu oleh tiga orang mahamentri, yaitu mahamentri i hino, mahamentri i halu, dan
mahamenteri i sirikan. Untuk dapat mewujudkan gagasan penyatuan Nusantara, ia mengganti pejabat-
pejabat yang kolot dengan yang baru, seperti Patih Raganata digantikan oleh Patih Aragani. Banyak Wide
dijadikan Bupati di Sumenep (Madura) dengan gelar Aria Wiraraja. Setelah Jawa dapat diselesaikan,
kemudian perhatian ditujukan ke daerah lain. Kertanegara mengirimkan utusan ke Melayu yang dikenal
dengan nama Ekspedisi Pamalayu 1275 yang dipimpin oleh Adityawarman dan berhasil menguasai Kerajaan
Melayu. Hal ini ditandai dengan pengirimkan Arca Amoghapasa ke Dharmasraya atas perintah Raja
Kertanegara.
PENINGGALAN KERAJAAN SINGASARI

• Prasasti Mula Malurung


Penemuan prasasti Mula Malurung memberikan pandangan lain yang berbeda dengan versi Pararaton yang
selama ini dikenal mengenai sejarah Tumapel.
Kerajaan Tumapel disebutkan didirikan oleh Rajasa yang dijuluki "Bhatara Siwa", setelah menaklukkan
Kerajaan Kadiri. Sepeninggalnya, kerajaan terpecah menjadi dua, Tumapel dipimpin Anusapati sedangkan
Kerajaan Kadiri dipimpin Bhatara Parameswara (alias Mahisa Wonga Teleng). Parameswara digantikan
oleh Guningbhaya, kemudian Tohjaya. Sementara itu,Anusapati digantikan oleh Seminingrat yang
bergelar Wisnuwardhana. Prasasti Mula Malurung juga menyebutkan bahwa sepeninggal Tohjaya, Kerajaan
Tumapel dan Kerajaan Kadiri dipersatukan kembali oleh Seminingrat. Kerajaan Kadiri kemudian menjadi
kerajaan bawahan yang dipimpin oleh putranya, yaitu Kertanegara.
PENINGGALAN KERAJAAN SINGASARI

• Candi Singosari
Candi ini berlokasi di Kecamatan Singosari,Kabupaten Malang dan terletak pada lembah di
antara Pegunungan Tengger dan Gunung Arjuna. Berdasarkan penyebutannya pada Kitab
Negarakertagama serta Prasasti Gajah Mada yang bertanggal 1351 M di halaman komplek
candi, candi ini merupakan tempat “pendharmaan” bagi raja Singasari terakhir, Sang
Kertanegara, yang mangkat(meninggal) pada tahun 1292 akibat istana diserang tentara
Gelang-gelang yang dipimpin oleh Jayakatwang. Kuat dugaan, candi ini tidak pernah selesai
dibangun.
PENINGGALAN KERAJAAN SINGASARI

• Candi Jago
Arsitektur Candi Jago disusun seperti teras punden berundak. Candi ini cukup unik, karena
bagian atasnya hanya tersisa sebagian dan menurut cerita setempat karena tersambar petir.
Relief-relief Kunjarakarna dan Pancatantra dapat ditemui di candi ini. Sengan keseluruhan
bangunan candi ini tersusun atas bahan batu andesit.
PENINGGALAN KERAJAAN SINGASARI

• Candi Sumberawan
Candi Sumberawan merupakan satu-satunya stupa yang ditemukan di Jawa Timur. Dengan
jarak sekitar 6 km dari Candi Singosari, Candi ini merupakan peninggalan Kerajaan Singasari
dan digunakan oleh umat Buddha pada masa itu. Pemandangan di sekitar candi ini sangat
indah karena terletak di dekat sebuah telaga yang sangat bening airnya. Keadaan inilah yang
memberi nama Candi Rawan
PENINGGALAN KERAJAAN SINGASARI

• Arca Dwarapala
Arca ini berbentuk Monster dengan ukuran yang sangat besar. Menurut penjaga situs sejarah
ini, arca Dwarapala merupakan pertanda masuk ke wilayah kotaraja, namun hingga saat ini
tidak ditemukan secara pasti dimanan letak kotaraja Singhasari.
PENINGGALAN KERAJAAN SINGASARI

• Prasasti Manjsuri
Prasasti Manjusri merupakan manuskrip yang dipahatkan pada bagian belakang Arca
Manjusri, bertarikh 1343, pada awalnya ditempatkan di Candi Jago dan sekarang tersimpan di
Museum Nasional Jakarta
PENINGGALAN KERAJAAN SINGASARI

• Prasasti Singasari
Prasasti ini ditulis untuk mengenang pembangunan sebuah caitya atau candi pemakaman
yang dilaksanakan oleh Mahapatih Gajah Mada. Paruh pertama prasasti ini merupakan
pentarikhan tanggal yang sangat terperinci, termasuk pemaparan letak benda-benda angkasa.
Paruh kedua mengemukakan maksud prasasti ini, yaitu sebagai pariwara pembangunan
sebuah caitya.
PENINGGALAN KERAJAAN SINGASARI

• Candi Jawi
Candi ini terletak di pertengahan jalan raya antara Kecamatan Pandaan – Kecamatan Prigen
dan Pringebukan. Candi Jawi banyak dikira sebagai tempat pemujaan atau tempat
peribadatan Buddha, namun sebenarnya merupakan tempat pedharmaan atau penyimpanan
abu dari raja terakhir Singhasari, Kertanegara. Sebagian dari abu tersebut juga disimpan pada
Candi Singhasari. Kedua candi ini ada hubungannya dengan Candi Jago yang merupakan
tempat peribadatan Raja Kertanegara
PENINGGALAN KERAJAAN SINGASARI

• Prasasti Wurare
Candi Kidal adalah salah satu candi warisan dari kerajaan Singasari. Candi ini dibangun
sebagai bentuk penghormatan atas jasa besar Anusapati, Raja kedua dari Singhasari, yang
memerintah selama 20 tahun (1227 – 1248). Kematian Anusapati dibu.nuh oleh Panji Tohjaya
sebagai bagian dari perebutan kekuasaan Singhasari, juga diyakini sebagai bagian dari kutukan
Mpu Gandring.
PENINGGALAN KERAJAAN SINGASARI

• Candi Kidal
Candi Kidal adalah salah satu candi warisan dari kerajaan Singasari. Candi ini dibangun
sebagai bentuk penghormatan atas jasa besar Anusapati, Raja kedua dari Singhasari, yang
memerintah selama 20 tahun (1227 – 1248). Kematian Anusapati dibu.nuh oleh Panji Tohjaya
sebagai bagian dari perebutan kekuasaan Singhasari, juga diyakini sebagai bagian dari kutukan
Mpu Gandring.
POLITIK KERAJAAN SINGASARI

Dari segi sosial, kehidupan masyarakat Singasari mengalami masa naik turun. Ketika Ken Arok
menjadi Akuwu di Tumapel, dia berusaha meningkatkan kehidupan masyarakatnya. Banyak daerah-
daerah yang bergabung dengan Tumapel. Namun pada pemerintahan Anusapati, kehidupan sosial
masyarakat kurang mendapat perhatian karena ia larut dalam kegemarannya menyabung ayam.
Pada masa Mengadakan pergeseran pembantu-pembantunya seperti Mahapatih Raganata
digantikan oleh Aragani, dll. Pada pemerintahan Wisnuwardhana, kehidupan sosial masyarakatnya
mulai diatur rapi. Dan pada masa Kertanegara, ia meningkatkan taraf kehidupan masyarakatnya.
Upaya yang ditempuh Raja Kertanegara dapat dilihat dari pelaksanaan politik dalam negeri dan
luar negeri
POLITIK KERAJAAN SINGASARI

Politik Dalam Negeri :


• Mengadakan pergeseran pembantu-pembantunya seperti Mahapatih Raganata digantikan oleh Aragani, dll.
• Berbuat baik terhadap lawan-lawan politiknya seperti mengangkat putra Jayakatwang (Raja Kediri)
yang bernama Ardharaja menjadi menantunya.
• Memperkuat Angkatan perang.

Politik Luar Negeri :


• Melaksanakan Ekspedisi Pamalayu untuk menguasai Kerajaan melayu serta melemahkan posisi Kerajaan
Sriwijaya di Selat Malaka.
• Menguasai Bali.
• Menguasai Jawa Barat.
• Menguasai Malaka dan Kalimantan.
BERAKHIRNYA KERAJAAN
SINGASARI
Berisi tentang runtuhnya kerajaan Singasari
PENYEBAB KERUNTUHAN

Kerajaan besar ini runtuh karena lemahnya sistem pertahanan di dalam kerajaan. Raja
Kertanegara terlalu fokus pada pertahanan di luar kerajaan yang mengirimkan pasukan
dalam jumlah besar untuk terlibat dalam ekspedisi pamalayu. Kondisi lemah ini dimanfaatkan
oleh pemberontak untuk mengakhiri kekuasaan Kertanegara di Kerajaan Singasari.
Jayakatwang merupakan pemberontak yang berhasil membunuh Raja Kertanegara dan
memaksa tahta Singasari jatuh ke tangannya. Kertanegara kemudian dicandikan di Candi Jawi
dan Candi Singasari. Selanjutnya, seorang menantu dari Kertanegara bernama Raden Wijaya
berhasil menyelamatkan diri ke Madura saat kerusuhan masih meliputi wilayah Singasari.
MENJADI CIKAL BAKAL KERAJAAN
MAJAPAHIT
Raden Wijaya diberi perlindungan oleh seorang bupati dari Madura bernama Arya Wiraraja.
Dendam yang dimiliki Raden Wijaya akhirnya membawa dia bergabung dengan pasukan
Mongol yang disuruh Kubilai Khan menyerah Singasari. Ternyata Kubilai Khan merasa dihina
oleh mertuanya. Namun Raden Wijaya merahasiakan kondisi mertuanya yang telah tewas
akibat pemberontakan Jayakatwang.
Selanjutnya, Raden Wijaya menyerang Singasari dan Jayakatwang bersama pasukan milik
Kubilai Khan. Jayakatwang tewas dalam peperangan gabungan ini dan semenjak itulah tidak
ada lagi Kerajaan Singasari. Pemerintahan disana sudah berakhir dan digantikan oleh Raden
Wijaya dengan cara mendirikan kekuasan baru di daerah baru dan dengan nama yang baru..
MENJADI CIKAL BAKAL KERAJAAN
MAJAPAHIT
Kemenangan Pasukan Kubilai Khan membuat mereka terlalu senang hingga lupa siapa
sebenarnya Raden Wijaya yang bergabung dengan pasukannya. Raden Wijaya kemudian balik
menyerang pasukan Mongol dan membuat mereka kembali ke wilayah asalnya. Sementara
itu, di Jawa Raden Wijaya menuliskan sejarah baru dengan memulai pendirian sejarah
kerajaan majapahit yang legendaris
KESIMPULAN

Sejarah tentang Kerajaan Singasari tidak bisa lepas dari kisah Ken Arok yang masa kecilnya menjadi seorang anak penjudi yang nakal,
hingga saat dewasa, dia haus kekuasaan karena ingin memperistri Ken Dedes. Untuk menguasai Tumapel, Ken Arok harus
membunuh Akuwu disana, tetapi untuk membunuh, diperlukan pusaka dari Mpu Gandring. Ken Arok pun menuju ke Mpu Gandring
agar dibuatkan keris. Karena keris yang diinginkan Ken Arok tidak segara selesai, Ken Arok membunuh Mpu Gandring dan mendapat
kutukan akan dibunuh dengan keris itu sampai tujuh turunan. Setelah itu Ken Arok memberikan kerisnya kebada Kebo Ijo untuk
dipamerkan, lalu pada suatu malam, Ken Arok mengambil keris tersebut dari Kebo Ijo dan membunuh Tunggul Ametung. Akhirnya
yang terkena tuduhan adalah Kebo Ijo. Ken Arok-pun menjadi Akuwu Tumapel menggantikan Tunggul Ametung karena wibawa dari
para dewa.
Selang beberapa tahun, Ken Arok memiliki anak dengan Ken Dedes yang bernama Tohjaya. Tetapi Ken Dedes juga punya anak dari
Tunggul Ametung yang bernama Anusapati. Saat Anusapati dewasa dan mengetahui bahwa pembunuh ayahnya adalah Ken Arok,
Anusapati geram dan membunuh Ken Arok. Hal itu terus berlanjut sampai Ranggawuni bekuasa.
Pada masa raja Kertanegara, Tumapel mengalami perpindahan Ibukota serta pergantian nama menjadi Kerajaan Singasari. Pada masa
ini juga, banyak peninggalan-peninggalan kerajaan dibuat. Akan tetapi, karena pada masa Raja Kertanegara terlalu fokus akan
pertahanan luar kerajaan daripada dalam kerajaan, Singasari mengalami pemberontakan dan menjadi cikal bakal kerajaan Majapahit
TERIMA KASIHHHHHHH

MATUR
SUWUN Thank You

Anda mungkin juga menyukai