Anda di halaman 1dari 4

Tumapel

Anusapati atau disebut Panji Anusapati Tumapel adalah raja kedua Kerajaan Tumapel bergelar
Bathara Anusapati. Anusapati marupakan putra dari pasangan Tunggul Ametung dan Ken
Dedes. Sejak kecil Anusapati tidak merasakan kasih sayang dari ayahnya yang meninggal karena
dibunuh oleh Ken Arok saat dia masih di dalam kandungan ibunya. Konon dari rumor yang
beredar Ken Arok sengaja membunuh Tunggul Ametung dikarenakan dia ingin merebut tahta
Tunggul Ametung sebagai akuwu di Tumapel atau wakil dari Kerajaan Kediri. Anusapati yang
saat itu masih kecil tidak mengerti bahwa ayahnya sudah dibunuh oleh Ken Arok. Sifatnya yang
masih polos dan lugu membuat Ken Arok lebih mudah merebut tahta Tunggal Ametung dengan
cara menikahi Ken Dedes dan menjadikan anak anaknya sebagai pewaris tahta yang seharusnya
menjadi tempat Anusapati.

Sejak kecil Anusapati tidak pernah diberitahu ibunya bahwa dia adalah anak kandung Tunggul
Ametung, dia hanya tau bahwa ayahnya adalah Ken Arok dan dia adalah Anak tertua dari Ken
Arok dan Ken Dedes. Hingga suatu hari pada tahun 1222 M Ken Arok berhasil meruntuhkan
kerajaan Kediri dibawah pemerintahan Kertajaya. Pada saat itu Ken Arok langsung naik tahta
menggantikan Kertajaya sebagai Raja di kerajaan Kediri. Di dalam hati, Ken Arok sudah berjanji
bahwa setelah dia Mahisa Wong Ateleng yang merupakan anak kandung Ken Arok lah yang
akan meneruskan tahtanya bukan Anusapati. Waktu demi waktu terlewati hingga tiba masanya
Ken Arok harus mundur dari tahtanya dikarenakan umurnya yang sudah tua dan mengangkat
Mahisa Wong Ateleng sebagai penguasa Kerajaan Kediri.

Hal itulah yang menyebabkan Anusapati merasa heran pada sikap Ken Arok, dia bertanya-tanya
mengapa bukan dia yang dijadikan penerus tahta, kenapa malah Mahisa Wong Ateleng lah yang
di jadikan Raja padahal yang Anusapati tau dialah putra tertua dari Ken Arok. Anusapati juga
merasa bahwa dia diperlakukan beda daripada saudara-saudaranya yang lain, ia juga merasa
kurang disayangi oleh Ken Arok.

Anusapati akhirnya memberanikan diri menanyakan kepada Ken Dedes, terkait asal-usul
dirinya. Mengingat Anusapati merasa Ken Arok tidak terlalu akrab dengannya. Setelah didesak
beberapa kali, Ken Dedes akhirnya berterus terang kepada anak kandungnya. Ken Dedes
menyebut jika Anusapati ingin tahu, maka jawaban ayah kandungnya sesungguhnya adalah
Tunggul Ametung. Setelah itu Ken Dedes menceritakan bahwa dia dinikahi oleh Ken Arok, yang
merupakan pembunuh ayahnya. Ken Arok menikahi Ken Dedes karena dia ingin menjadi
penguasa dan merebut tahta Tunggul Ametung.
Mendengar jawaban ini sontak saja Anusapati terkejut dan tak menyangka. Selama ini ia
memang menaruh rasa curiga kepada Ken Arok, bahwa Ken Arok bukan merupakan ayah
kandungnya. Sebab Ken Arok selalu bersikap dingin kepadanya. Anusapati merasa ada sekat
antara dirinya dengan penguasa Tumapel kala itu, entah karena rencana Ken Arok yang akan
memberikan tahtanya kepada Mahisa Wong Ateleng atau karena Ken Arok tidak menyukai
Anusapati yang merupakan anak kandung dari Tunggul Ametung.

Lebih mengejutkannya lagi, saat Anusapati mendengar penjelasan ibunya terkait penyebab
kematian Tunggul Ametung. Raut wajah Anusapati kian memerah. Ken Dedes menyebut, bahwa
Tunggul Ametung meninggal usai dibunuh oleh ayah tirinya sendiri, yang tak lain ialah Ken Arok.
Sontak saja penjelasan itu membuat Anusapati kian terkejut.

Sementara Ken Dedes langsung termenung dan terdiam, lantaran merasa bersalah telah
membocorkan rahasia itu kepada anak kandungnya. Namun cepat tau lambat Anusapati pasti
mengetahuinya. Akhirnya tepat pada hari ini Anusapati tahu bahwa ayah kandungnya terbunuh
oleh keris buatan Mpu Gandring. Keris itu masih disimpan Ken Dedes, dan Anusapati meminta
Ibunya untuk memperlihatkan keris itu " Bu, bolehkan aku melihat keris itu, aku hanya ingin
melihatnya."

Akhirnya Ken Dedes pun memperlihatkan keris buatan Mpu Gandring tersebut kepada
Anusapati, di dalam hati Anusapati memiliki tekad yang kuat untuk mengambilnya keris
tersebut dan menggunakannya untuk membunuh ayah tirinya. Anusapati bertekad untuk
membalas dendam untuk kematian ayah kandungnya dan membebaskan ibunya dari
cengkraman Ken Arok yang haus kekuasaan, dia juga ingin merebut tahta yang seharusnya
menjadi miliknya. Hingga suatu hari setelah Ken Dedes memperlihatkan keris Mpu Gandring itu
kepada Anusapati, dia diam-diam mengambil keris yang telah lama disimpan ibunya tersebut,
dan mengatur rencana untuk membalas dendam kepada Ken Arok.

1247 M tahun dimana Keris Mpu Gandring berpindah tangan ke Anusapati. Anusapati yang
menyimpan dendam kesumat kepada Ken Arok. Dia mulai menyusun rencana membunuh Ken
Arok, dengan menggunakan tangan orang lain, sama seperti yang diceritakan ibunya mengenai
kisah kematian Tunggul Ametung.

Anusapati mempunyai seorang pangalasan atau pejabat di Desa Batil. Lalu Anusapati
memanggil pangalasan itu. Tugas membunuh Ken Arok, diberikan oleh Anusapati kepada
pangalasan tersebut. Keris yang sebelumnya di tangan Anusapati, kini telah dipindah tangan ke
pangalasan.
Pangalasan itu segera berangkat menunaikan tugasnya, untuk menghabisi nyawa Ken Arok.
Pertaruhan betul-betul dilakukan Anusapati. Dia sadar misi ini berisiko sangat besar. Jika terjadi
kegagalan, maka konspirasi dan dalang pembunuhan akan terungkap.

Bila rencana membunuh Ken Arok gagal, bukan hanya pangalasan itu saja yang mati di tangan
Ken Arok, tapi bisa saja Anusapati juga turut mati. Tak hanya itu, Ken Dedes juga terancam akan
terbunuh, karena telah membocorkan informasi pembunuhan Tunggal Ametung.

Usaha pembunuhan telah disusun, di suatu senja Ken Arok yang sedang makan sendirian tanpa
di temani keluarga ataupun pengawal di ruang makan. Ken Arok langsung didatangi pangalasan
utusan Anusapati, diam dia pengalasan itu langsung menikam keris Mpu Gandring ke punggung
Ken Arok.

Saat itu juga Ken Arok langsung mati dengan kesaktian keris Mpu Gandring. Ken Arok
dinyatakan meninggal pada Kamis Pon waktu Landep atau waktu senja, dan matahari baru saja
tenggelam tahun 1169 Saka, atau 1247 Masehi

Setelah berhasil membunuh Ken Arok, pangalasan ini langsung melarikan diri menghadap
atasannya yaitu Anusapati. Dia melaporkan kematian Ken Arok, sesuai dengan instruksi yang
diperintahkan Anusapati. Usai melaksanakan tugas dan melaporkanya, Anusapati langsung
membunuh pangalasan tersebut, hal itu dilakukan Anusapati untuk menghilangkan jejak
pembunuhan terhadap Ken Arok yang dia rencanakan.

Saat itulah tersiar kabar bahwa Ken Arok meninggal akibat dibunuh oleh para orang Batil yang
gila dan mengamuk. Pembunuhan yang dilakukan Anusapati terhadap pangalasan dilakukan,
untuk mencitrakan bahwa dirinya berhasil melumpuhkan pelaku pembunuhan dan memberikan
hukuman kepada orang yang telah membunuh Ken Arok.

Setelah Kematiannya Ken Arok dimakamkan di Kegenengan dan didirikan dua buah candi yaitu
candi syiwa dan candi Budha untuk mengenang Ken Arok. Karena rencana pembunuhan itu
sudah berjalan lancar Anusapati pun akhirnya menggantikan Ken Arok sebagai penguasa
Kerajaan. Walaupun dalam hatinya tetap cemas dan gelisah akan ancaman dan dendam dari
anak-anak Ken Arok yang gagal menjadi raja kerajaan Kediri.

Anda mungkin juga menyukai