Anda di halaman 1dari 6

180

LAMPIRAN

HUBUNGAN INTERTEKSTUAL
ANTARA ..., KAMSIAH, PBSI FKIP, UMP 2016
181

SINOPSIS
NASKAH DRAMA KEN AROK KARYA SAINI KM

Sebuah sandiwara peristiwa sejarah, yang ditulis dalam 14 babak ini


mengangkat kisah kerajaan Singhasari yang kala itu nama kerajaannya adalah
Pakuwon Tumapel yang dipimpin oleh Tunggul Ametung, seorang raja yang baik
hati dan bijaksana, serta mau mengangkat Ken Arok menjadi kepala pengawal
demi ketenangan rakyat. Namun Ken Arok adalah orang yang berambisi besar.
Apapun yang ia inginkan akan ia capai dengan cara apapun meskipun harus
nyawa yang menjadi taruhannya.
Ken Arok sebagai tokoh utama, namun ia memiliki pribadi yang jahat,
pekerjaannya merampok, membunuh dan bahkan memperkosa gadis. Sehingga
masyarakat pun resah dan tentunya raja Kertajaya dari Keraton Kediri berusaha
menangkapnya dengan cara apapun, hidup atau pun mati. Raja kertajaya terus-
menerus mengerahkan anak buahnya bahkan rakyatnya untuk menangkap Ken
Arok, namun usaha yang ia lakukan selalu gagal dan selalu kekurangan pasukan,
ini karena Ken Arok merupakan perampok yang tiada tanding. Namun Raja
Kertajaya tidak pernah menyerah, karena ia tahu tidak akan bisa yang menandingi
dan mengalahkannya kecuali Betara Guru, dan ia menganggap Ken Arok hanya
masyarakat biasa, cara terakhir yang dilakukan Raja Kertajaya adalah memerintah
kepada pendeta kerajaan yaitu Mpu Sridhara dan Mpu Pamor untuk
menyelesaikan perkara Ken Arok itu. Kaum Brahmana diancam oleh Raja
Kertajaya; apabila kedua pendeta tersebut tidak bisa menangkap Ken Arok dalam
waktu tiga bulan, maka mereka tetap di terima di Kediri namun menjadi
masyarakat biasa, bukan menjadi pendeta lagi, sehingga mereka pun meminta
bantuan kepada Lohgawe yaitu mamanda dari kaum Brahmana.
Kaum Brahmana pun tidak mau di pandang rendah oleh Kertajaya,
sehingga mereka merundingkan untuk membimbing Ken Arok, karena
menangkap atau pun membunuh Ken Arok merupakan hal yang tidak mungkin
terjadi, dan akhirnya Ken Arok di angkat menjadi kepala pengawal di Tumapel
yaitu sebagai anak buah Tunggul Ametung suami dari Ken Dedes. Meskipun
sebenarnya Ken Arok tahu itu hanya siasat kaum Brahmana agar Ken Arok
bertaubat.
Dalam waktu singkat, bertemulah Ken Dedes dengan Ken Arok. Paras
cantik dan kemulusan betis Dedes telah membuat Arok jatuh hati dan ingin
memilikinya, segala usaha ia lakukan salah satunya dengan membunuh Tunggul
Ametung.
Kala itu Ken Arok memesan keris kepada Mpu Gandring, ia datang ke
bengkel pandai besi Mpu Gandring bersama Tita sahabatnya. Namun waktu itu
keris baru dibuat dalam waktu enam bulan dan Mpu Gandring belum dapat
menyerahkannya, tapi Ken Arok memaksa dan akhirnya Mpu Gandring pun ia
bunuh. Kelicikan Ken Arok semakin menjadi-jadi, ia berpura-pura meminjamkan
kerisnya kepada Kebo Ijo, dengan maksud terbunuhnya Tunggul Ametung seolah-
olah Kebo Ijo yang melakukannya. Padahal sebaliknya, Arok yang menjadi
dalang dari pembunuhan terhadap Akuwu Tumapel itu.Akhirnya kebo Ijo pun

HUBUNGAN INTERTEKSTUAL
ANTARA ..., KAMSIAH, PBSI FKIP, UMP 2016
182

dibunuh Ken Arok, karena seolah-olah Ken Arok lah yang menjadi pahlawan di
kerajaan.
Setelah terbunuhnya Tunggul Ametung, dan Kebo Ijo oleh keris Mpu
Gandring, Ken Arok pun merasa berkuasa di kerajaan, dan mengatakan bahwa ia
akan membunuh orang-orang yang tidak patuh terhadap perintahnya. Arok
berselirkan Ken Umang yang disusul Ken Dedes sebagai ratunya, sekaligus ia
minta kepada kaum Brahmana agar ia dinobatkan sebagai Betara Guru, yaitu
dengan tujuan ia dapat mengalahkan raja Kertajaya dari kerajaan kediri. Setelah ia
jadi raja di tumapel menggantikan Tunggul Ametung, ia pun mengganti nama
Tumapel menjadi Singhasari.
Betara Guru sudah disandang oleh Ken Arok, dan memang tujuannya
tercapai raja Kertajaya gugur, ia bunuh diri karena tahu bahwa Batara Guru pasti
akan membunuhnya.
Setelah delapan belas tahun, terbunuhnya Raja Kertajaya, Anusapati, anak
hasil dari cinta Tunggul Ametung dan Ken Dedes pun sudah tumbuh dewasa.
Dalam waktu yang tidak lama, Anusapati tahu bahwa ayah kandungnya dibunuh
oleh Ken Arok ayah anggkatnya sendiri. Akhirnya dengan usaha Anusapati, ken
Arok pun terbunuh, oleh orang Batil dengan Keris Mpu gandring, keris itu di
tusukan ketika ia sedang mabuk berat dan berperang melawan orang-orang batil,
pasukan dari Anusapati.
Setelah terbunuhnya Ken Arok, Anusapatilah yang menggantikannya
sebagai Raja di Singhasari.

HUBUNGAN INTERTEKSTUAL
ANTARA ..., KAMSIAH, PBSI FKIP, UMP 2016
183

SINOPSIS
NOVEL AROK DEDES KARYA PRAMOEDYA ANANTA TOER

Tunggul Ametung, Akuwu Tumapel, telah mencuri Ken Dedes dari


ayahnya Mpu Purwa dari desa Panawijil, untuk dijadikan istri sekaligus untuk
menurunkan anak pengganti Tunggul Ametung kelak. Meskipun gelar Prameswari
sudah disandangnya, Ken Dedes tetap dirundung kesedihan, karena ia masih
terngiang sosok ayahnya yang jelas tidak menghendaki keadaannya yang sudah
menjadi istri dari orang yang dibenci oleh ayahnya itu. Setelah beberapa lama Ken
Dedes diperistri Akuwu, Kutaraja, ibukota Tumapel, tiba-tiba dijaga dengan ketat,
karena terdenganr berita hebat, yaitu kemunculan Borang ditemani dua kawannya
yaitu Arih-arih dan Santing. Kemunculannya membawa pengakuan, bahwa
dirinya adalah musuh dari Tunggul Ametung sekaligus menjadi musuh semua
yang membenarkan Tunggul Ametung termasuk Kertajaya. Tunggul Ametung
masih bertanya-tanya terhadap kemunculan Borang, terlebih Arya Artha seorang
Brahmana muda dan Belakangka Tersuci dari Kediri pun tidak tahu menahu
tentang kemunculan Borang, yang berkumis tebal itu.
Murid Lohgawe, seorang muda yang cerdas, giat, gesit, dan
berpengetahuan, yaitu Arok seorang calon Brahmana, yang terkadang
pembicaraan yang ia lakukan seperti bukan hanya sebagai calon seorang
Brahmana namun juga seperti sebagai calon raja. Hal itu pula yang membuat ia
berbeda dengan murid Lohgawe lainnya. Temu adalah nama kecil Arok, ia adalah
seorang anak yang tidak tahu asal-usulnya, ia hanya tahu bahwa ia adalah anak
pungut dari Ki Lembong yang menemukannya ketika bayi, sampai Temu berusia
sampai sepuluh tahun, ia pergi dari rumah Ki Lembong, karena kesalahannya
sendiri yang tidak bisa menjaga ternak kerbau milik ayahnya itu. Kepergiannya
pula yang telah mempertemukan ia denga Bongo samparan seorang penjudi yang
menyayanginya, dan juga Tanca teman barunya yang setia padanya. Semakin hari
Ki Bongo Samparan semakin menyayangi Temu, begitu pun dengan istri Bongo,
karena keikiusertaannya dalam berjudilah yang menyebabkan Bongo mendapat
keuntungan, ini pula yang membuat anak-anak dari Bongo Samparan mengalami
kecemburuan terhadapnya. Namun lain lagi dengan gadis bungsunya yaitu
Umang, seorang gadis kecil yang tidak rupawan namun amat menyayanginya,
begitu pun dengan Temu juga mengasihinya. Sampai suatu kali ia dikirim oleh
ayahnya kepada Tantripala, dengan Tanca pula, Temu belajar kepada Tantripala,
sampai suatu ketika ketika ilmunya sudah mencukupi, di perintahkanlah ia untuk
datang pada Lohgawe . Hanya kisah itulah yang terus Arok kenang.
Semakin hari, kerusuhan yang dibuat Borang dan pasukannya semakin
merajalela dalam penyerangannya kepada Tumapel, sampai suatu saat Tunggul
Ametung merasa kewalahan dan tidak sanggup meredakannya, atas usul
Belakangka dengan terpaksa dipanggilnya Lohgawe untuk bisa mencari solusi
dalam tujuan meredakan kerusuhan tersebut. Lohgawe memutuskan untuk
mengirimkan seseorang kepercayaannya beserta teman-temannya ke tumapel
yaitu “Arok”, sang Ksatrya itulah yang akan meredakan kerusuhan, anggap
Tunggul Ametung, meskipun usul dari Lohgawe tersebut kurang membuatnya
senang.

HUBUNGAN INTERTEKSTUAL
ANTARA ..., KAMSIAH, PBSI FKIP, UMP 2016
184

Kerusuhan yang dilkukan Arok bersama kawannya Hayam dan lingsang,


serta diikuti kawan lainnya, bukanlah semata-mata untuk kebutuhan pribadi atau
kelompoknya, melainkan untuk kemakmuran para warga, sehingga merampok
pun kerap ia lakukan terhadap Tumapel. Serangan yang dilakukan tidaklah
mungkin hanya dengan tangan kosong, maka ia datangi Mpu Gandring seorang
pandai besi, namun sambutan yang didapat Arok tidak menyenangkan, karena
Mpu gandring hanya mau membuatkan senjata dalam jumlah banyak jika Tunggul
Ametung yang memesannya, oleh sebab itu Arok pun sempat mengancamnya.
Borang, seseorang berkumis tebal, yang diresahkan oleh Tunggul
Ametung, tidak lain adalah Arok. Ia adalah orang yang tidak akan pernah
melupakan budi baik yang orang lain berikan padanya, maka di datanginya
pekarangan tempat Ki Bongo Samparan. Sebelum pergi ketempat tersebut, sempat
Arok didapati oleh Hayam, kalau kumis palsunya belum terpasang, maka Hayam
segera memberitahukannya. Bongo Samparan dan keluarganya sudah tidak berada
ditempat begitu pun dengan Umang, ketika Arok sampai di pekarangan tersebut,
ternyata diketahuinya pula bahwa ayahnya sudah bangkrut dan menjadi budak
Gusti Demang.Sepulang dari rumah orang tua pungutnya, tidak disangka ia
bertemu dengan sekelompok orang, dan dua orang dari mereka adalah Tanca dan
juga Umang yang sudah dewasa meskipun hanya bercawat, kepadanya Arok
berjanji akan menyelamatkan Bongo Samparan. Di bawah pimpinan Arok dan
Tanca yang terdiri dari, laki-laki, perempuan, bahkan anak-anak, penyerangan dan
perampasan barang-barang Akuwu pun semakin kerap mereka lakukan.
Kegembiraan Arok pun semakin lengkap ketika ia dapati Nyi Lembung di desa
Randu Alas, namun setelah dibujuk Nyi Lembung tidak mau ikut dengan Arok, ia
hanya mendapat pesan bahwa apabila ia rindu pada ibunya itu, datangi saja ia
ditempatnya. Pengikut Arok semakin bertambah, serangan yang ia lakukan tidak
pernah gagal, usaha untuk menyelamatkan Bongo Samparan dan budak yang
lainnya pun berhasil, kegembiraan datang pada mereka, Arok, Umang dan Bongo
samparan dalam satu pelukan. Perempuan yang bersamanya itu tidak lama
kemudian ia nikahi.
Datanglah ke pada Tunggul Ametung, Ken Arok dengan pasukannya
sebagai pertanggungjawaban kepada Lohgawe. Di saat itu pula, Dedes turun dari
tandu dan bertemu dengan Ken Arok, itu yang pertamakalinya mereka bertemu,
Arok pun terpesona. Berawal dari perkenalan yang singkat, lama kelamaan Dedes
tahu bahwa Arok adalah Ksatrya sekaligus Sudra yang baik, jatuh hati pula ia
padanya begitu pun dengan Arok, namun perasaan itu terus mereka pendam.
Meskipun Dedes sedang mengandung buah hati dari Akuwu, tetapi rasa benci
terhadap suaminya masih menyelimuti hatinya, maka direncanakan oleh Arok dan
didukung pula oleh Dedes untuk menggulingkan Tunggul Ametung.
Sandiwara semakin sukses, sesuai dengan sekenario. Arok yang dipercaya
oleh Tunggul Ametung untuk meredakan kerusuhan, benar-benar terkesan
sebagai pahlawan Tumapel dalam menghadapi perang melawan perusuh, yaitu
pasukan Hayam yang lama-lama ragu dan berkhianat pada Arok, tetapi lain lagi
dengan Lingsang, Umang dan Tanca yang setia kepada Arok untuk berpura-pura
menjadi musuh besarnya. Serangan yang dilakukan Arok adalah sebenarnya
serangan kepada prajurit Tumapel sendiri, karena prajurit asli Tunggul Ametung

HUBUNGAN INTERTEKSTUAL
ANTARA ..., KAMSIAH, PBSI FKIP, UMP 2016
185

lama-lama musnah oleh prajurit Arok yang berpura-pura menjadi prajurit


Tumapel. Meskipun lama-kelamaan Tunggul Ametung sempat curiga terhadap
Dedes dan Arok, tetapi ia tidak bisa berbuat apa-apa.
Hayam kawan Arok yang sering diberi tugas untuk mengawasi
pendulangan emas kini benar-benar berkhianat pada Arok, dan memilih
bergabung dengan Arya Artha, hingga rahasia Borang yang sebenarnya itu adalah
Arok, ia ketahui juga, serangan kepada Arok pun kerap ia lakukan, meskipun
dalam waktu yang tidak lama mereka mati juga ditangan sekawanan Arok.
Kebo Ijo pemimpin pasukan Tumapel, didukung Belakangka, diam-diam
ia bersekutu dengan Mpu Gandring, untuk menggulingkan Tunggul Ametung, dan
mendapatkan Dedes, karena diam-diam Kebo Ijo juga mengagumi kecantikannya.
Meskipun Tunggul Ametung akhirnya tahu kelicikan yang dilakukan Mpu
Gandring, namun Kali ini ia tak berdaya, ia percayakan segala urusannya pada
Ken Dedes, dan hanya diam diperaduannya. Atas kebodohan Kebo Ijo, Mpu
Gandring terbunuh terbakar dalam ruangan, yang awalnya ia rencanakan untuk
ken Arok dan pasukannya, namun bukannya Ken Arok yang berada di dalam
melainkan rekannya.
Semakin hari pasukan Tanca, Lingsang dan Umang semakin merajalela,
berperang melawan pasukan musuh, namun dibalik itu Arok mempersiapkan
pembunuhan Tunggul Ametung, yang terkesan seolah-olah bukan ia yang
membunuh, yaitu meminta Dedes untuk memberikannya bius. Sebenarnya sempat
menyayangkan kejadian itu karena mengingat jabang bayi yang ada didalam
kandungannya, tapi ia berusaha menghilangkan perasaan itu. Ketika Tunggul
Ametung sedang tertidur pulas, masuklah Kebo Ijo, dan dilihat Kebo Ijo keluar
dari peraduan Akuwu dengan pedang berlumuran darah, maka orang menyangka
Akuwu mati terbunuh oleh Kebo Ijo, padahal Kebo Ijo mengaku bahwa sebelum
ia menusukan pedang hanya satu kali, padahal ditubuhnya terdapat tiga tusukan.
Kematiannya memang ditunggu-tunggu banyak orang, tidak terkecuali pasukan
Arok, Nyi Lembung, tantripala dan lainnya, ingin menyaksikan tumbangnya
Tunggul Ametung, kecuali Mpu Purwa yang tidak mau hadir. Meskipun Dedes
tidak menyayangkan kematiannya, namun sempat ia tersedu. Kematian Akuwu
menjadikan Dedes menjadi penguasa penuh, dan menjatuhkan hukuman kepada
Kebo Ijo, ia pun sempat membongkar kebusukan Belakangka. Dalam
perkumpulan itu, datanglah Umang kepada Arok dengan kondisi ia mengandung
anak Arok, maka itu sebagai pertemuan pertamanya dengan Dedes. Dedes
memandangi Umang dan heran melihat ada wanita yang hanya bercawat datang
dengan begitu dekat kepada orang yang dikasihinya, ada pula rasa tiada rela pada
Dedes.
Setelah tumbangnya Tunggul Ametung, Mpu gandring, Kebio Ijo dan
Orang-orang yang berkhianat pada Arok dan rakyat, mka diangkatlah Arok
seorang sudra, berlaku satria, berhati brahmana, sebagai Akuwu oleh Lohgawe.
Maka bersamaan dengan itu maka Arok bergelar “Ken”, begitu pun dengan
kedua istrinya, Dedes dan Umang.
Di Bilik Parameswari, Dedes meneteskan air mata karena ia tidak rela
berbagi tempat dengan Ken Umang wanita yang baru dikenalnya, lelaki yang
tulus dicintainya, harus membagi cintanya pula dengan perempuan lain. Ia sadar
akan dirinya waktu lengan Ken Arok memeluk lehernya dengan tangan kanan,
dan ia lihat tangan kirinya memeluk Ken Umang.

HUBUNGAN INTERTEKSTUAL
ANTARA ..., KAMSIAH, PBSI FKIP, UMP 2016

Anda mungkin juga menyukai