Anda di halaman 1dari 4

Mengidentifikasi Kebahasaan dan Struktu Teks Cerita Sejarah “Kisah Cinta Terlarang Ken

Arok Dan Ken Dedes”

KETERANGAN

Pronomina

Adverbia

Adjektiva

Kata Kerja Material

Kata Kerja Mental

Konjungsi Temporal

Kalimat Bermakna Lampau

Kalimat Tidak Langsung

ABSTRAK : PARAGRAF 1

Ada kisah cinta terlarang yang mengawali sejarah Kerajaan Singasari, setidaknya menurut Kitab
Pararaton. Demi hasrat memiliki Ken Dedes, Ken Arok membunuh Tunggul Ametung, merebut dan
memerdekakan Tumapel dari Kerajaan Kediri, lalu bertakhta sebagai raja pertama Singasari sejak tahun
1222 Masehi.

ORIENTASI : PARAGRAF 2-4

Singasari adalah kerajaan bercorak Hindu-Buddha di Jawa Timur sebelum Majapahit. H.M.
Nasruddin Anshoriy, Ch. melalui Neo Patriotisme: Etika Kekuasaan dalam Kebudayaan Jawa (2008)
menyebutkan, kerajaan yang semula bernama Tumapel ini diperkirakan berada di wilayah Kecamatan
Singasari, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur.

Sosok Ken Arok, Ken Dedes, maupun Tunggul Ametung hanya termaktub di Kitab Pararaton.
Sedangkan Negarakertagama sama sekali tidak menyebut nama-nama itu. Tafsiran Pararaton dan
Negarakertagama kerap dijadikan rujukan untuk menelusuri riwayat Singasari maupun kerajaan
penerusnya, Majapahit.

Dikisahkan oleh R. Pitono dalam bukunya yang bertajuk Pararaton (1965), Ken Arok adalah anak
dari seorang pejabat daerah era kekuasaan Kerajaan Kediri. Namun, Ken Arok justru tumbuh sebagai
sosok berandal yang gemar berjudi dan kerap melakukan aksi perampokan.

KOMPLIKASI : PARAGRAF 5 - PARAGRAF 13

Hingga akhirnya, Ken Arok bertemu dengan seorang brahmana yang konon datang dari India
bernama Lohgawe. Brahmana ini sedang mencari orang yang diyakininya sebagai titisan Dewa Wisnu di
tanah Jawa.

Sebagai pengawal pribadi, Ken Arok selalu mendampingi Tunggul Ametung beserta istrinya, Ken
Dedes. Hingga suatu ketika, secara tidak sengaja Ken Arok melihat kain Ken Dedes tersingkap saat turun
dari kereta kuda di taman. Dari dalam singkapan itu, terlihat pancaran sinar yang membuat Ken Arok
terpukau.

Ken Arok lalu menceritakan kejadian tersebut kepada Lohgawe. Sang brahmana mengatakan bahwa
sinar yang dilihat Ken Arok itu menandakan bahwa Ken Dedes adalah wanita yang dimuliakan,
perempuan pilihan, calon ibu yang bakal menurunkan raja-raja penguasa di Jawa.

“Wanita yang bercahaya di bagian rahasianya adalah wanita nariswari (ratu yang agung). Itu wanita
pilihan. Betapa pun nestapanya, laki-laki yang menikahi wanita seperti itu akan menjadi raja yang besar,”
ucap Lohgawe seperti ditafsirkan dari Pararaton oleh Slamet Muljana dalam Menuju Puncak kemegahan
(2005).

Mendengar kata-kata Lohgawe, Ken Arok terdiam sejenak. Ken Arok berpikir, rasanya ia jatuh cinta
kepada Ken Dedes meskipun itu terlarang. Jalan satu-satunya adalah dengan membunuh atasannya sendiri
yakni Tunggul Ametung.

Selain itu, jika ucapan Lohgawe benar, maka dengan menghabisi Tunggul Ametung ia akan
mendapatkan kesempatan untuk menjadi pemimpin Tumapel dengan Ken Dedes sebagai ratunya.
Terlebih, Lohgawe juga meramalkan bahwa Ken Arok adalah titisan Dewa Wisnu, calon penguasa jagat
raya.
Sebagai seorang brahmana, Lohgawe tentu saja tidak menyetujui niat Ken Arok yang ingin
membunuh Tunggul Ametung. Namun, kehendak Ken Arok sudah bulat, wanita pujaan dan takhta
kekuasaan akan segera diperolehnya.

Setelah mendapatkan keris ampuh bikinan Mpu Gandring, Ken Arok melakukan niatnya itu. Mpu
Gandring adalah pembuat keris terkenal dari Desa Lulumbang (kini sekitar Blitar). Namun, lantaran suatu
alasan, Ken Arok justru membunuh Mpu Gandring demi memperoleh keris tersebut.

Ken Arok segera kembali ke Tumapel untuk melaksanakan misinya pada 1222 Masehi itu. Menurut
Pararaton, Ken Arok akhirnya bisa membunuh Tunggul Ametung dengan menikamnya saat penguasa
Tumapel itu sedang terlelap tidur.

EVALUASI :PARAGRAF 14 - PARAGRAF 15

Bahkan, Ken Arok terhindar dari dugaan bahwa ia sebagai pelaku pembunuhan tersebut. Dengan
cerdik atau licik, Ken Arok mengarahkan kesalahan tersebut kepada sahabatnya sendiri yang juga abdi
setia Tunggul Ametung yang bernama Kebo Hijo (Kebo Ijo).

Kebo Hijo menjadi tersangka utama pembunuhan Tunggul Ametung karena sempat memamerkan
keris Mpu Gandring sebelum terjadinya peristiwa itu. Ini sebenarnya merupakan siasat Ken Arok yang
sebelumnya memang memperlihatkan keris ampuh tersebut kepada Kebo Hijo.

RESOLUSI : PARAGRAF 16 - PARAGRAF 19

Ken Arok kemudian mengawini Ken Dedes yang saat itu telah mengandung anak dari Tunggul
Ametung. Ken Dedes memang tidak mencintai Tunggul Ametung dan pernikahannya dengan mendiang
penguasa Tumapel itu dilakukan karena keterpaksaan.

Setelah membantai Tunggul Ametung dan mengawini Ken Dedes, Ken Arok mendeklarasikan
berdirinya Kerajaan Tumapel pada 1222 M itu juga. Pararaton menyebut Ken Arok menyandang gelar Sri
Rajasa Bhatara Sang Amurwabhumi.

Ken Arok bahkan berambisi memerdekakan Tumapel dari pengaruh Kerajaan Kediri. Terjadilah
Perang Ganter antara Tumapel di bawah pimpinan Ken Arok melawan Kediri dengan rajanya Kertajaya.

Pertempuran tersebut dimenangkan oleh Tumapel yang membuat wilayah kekuasaan Ken Arok
bertambah luas setelah Kerajaan Kediri runtuh. Kerajaan Tumapel pada akhirnya lebih dikenal dengan
nama Kerajaan Singasari sesuai nama pusat pemerintahannya.
KODA : PARAGRAF 20 - PARAGRAF 26

Jan Laurens Andries Brandes melalui karyanya yang berjudul Pararaton (Ken Arok) of het Boek der
Koningen van Tumapel en Majapahit (1886) menukil isi Kitab Pararaton mengisahkan pernikahan
tersebut sebagai berikut:

“Saling mencintai Ken Angrok (Ken Arok) dan Ken Dedes selama pernikahannya. Ketika genap
bulannya, lahirlah anak Ken Dedes dari Tunggul Ametung, dinamai Anusapati, nama sebutannya Panji
Anengah.”

Pararaton juga mengisahkan, Anusapati yang merupakan anak Ken Dedes dari Tunggul Ametung
nantinya mengetahui bahwa Ken Arok telah membunuh ayahnya. Anusapati pun membalas dendam. Pada
1247 M, Anusapati menghabisi nyawa Ken Arok, juga dengan keris Mpu Gandring.

Pararaton menyatakan bahwa masa pemerintahan Ken Arok sebagai penguasa Tumapel alias
Singasari sekaligus yang mengawali Wangsa Rajasa berlangsung lama, yakni sejak tahun 1222 hingga
1247 M.

Dikutip dari Perempuan Jawa: Kedudukan dan Peranannya dalam Masyarakat Abad VIII-XV (2016)
karya Titi Surti Nastiti, pernikahan Ken Arok dan Ken Dedes dikaruniai 4 orang anak yaitu Mahesa
Wong Ateleng, Apanji Saprang, Agnibhaya, serta Dewi Rimbu.

Selain Ken Dedes, Ken Arok juga beristrikan Ken Umang. Perkawinan ini dikaruniai 3 orang putra
dan 1 orang putri yang masing-masing bernama Panji Tohjaya, Panji Sudhatu, Twan Wregola, serta Dewi
Rambi.

Menurut Pararaton, Tohjaya nantinya membalaskan dendam Ken Arok dengan membunuh
Anusapati, juga dengan keris Mpu Gandring, pada 1249 M. Selanjutnya, Tohjaya bertakhta sebagai
penguasa Kerajaan Singasari.

Anda mungkin juga menyukai