Anda di halaman 1dari 37

MAKALAH SEJARAH INDONESIA KELOMPOK 4

KERAJAAN SINGHASARI DAN MAJAPAHIT

NADIYAH SHABIRA
NOVITA ISLAMIATI
PATRICIA ABYGAIL
PRATAMA ADILAKSANA
QOTRUNNADA SALSABILA
RAHMANIA INDRI

X MIPA 10
SMAN 1 BEKASI
TAHUN AJARAN 2014/2015

KERAJAAN SINGHASARI
Kerajaan Singhasari adalah sebuah kerajaan di Jawa Timur yang didirikan oleh Ken
Arok pada tahun 1222. Lokasi kerajaan ini sekarang diperkirakan berada di
daerah Singosari, Malang. Berdasarkan Prasasti Kudadu, nama resmi Kerajaan
Singhasari yang sesungguhnya ialah Kerajaan Tumapel. Menurut Nagarakretagama,
ketika pertama kali didirikan tahun 1222, ibu kota Kerajaan Tumapel
bernama Kutaraja.
Raja-Raja yang Memerintah Singhasari
1. Ken Arok
Ken Arok lahir pada tahun 1182 dan wafat 1227/1247. Ia adalah
pendiri Kerajaan Tumapel (yang kemudian terkenal dengan nama
Singhasari). Ia memerintah sebagai raja pertama bergelar Rajasa pada
tahun 1222 -1247). Menurut Naskah Paraton, Ken Arok adalah putra Dewa
Brahma hasil berselingkuh dengan seorang wanita desa Pangkur bernama
Ken Ndok. Oleh Ibunya Ken Arok dibuang ke pemakaman dan diasuh oleh
seorang pencuri bernama Lembong. Akibat dari didikan seorang pencuri, Ken
Arok tumbuh menjadi seorang penjahat yang ditakuti seluruh kawasan
Kerajaan Kediri. Suatu Ketika Ken Arok berjumpa dengan seorang brahma
dari India, Lohgawe. Ken Arok mengatakan ingin menjadi orang baik.
Kemudian dengan perantara Lohgawe, Ken Arok diabdikan kepada seorang
Akuwu (Bupati) Tumapel, bernama Tunggul Ametung.
Ken Arok kemudian tertarik pada Ken Dedes, istri Tunggul Ametung yang
cantik. Ken Arok membutuhkan sebilah keris ampuh untuk
membunuh Tunggul Ametung yang terkenal sakti. Bango Samparan pun
memperkenalkan Ken Arok pada sahabatnya yang bernama Mpu Gandring,
yaitu seorang ahli pembuat pusaka ampuh. Mpu Gandring sanggup
membuatkan sebilah keris ampuh dalam waktu setahun. Lima bulan
kemudian ia datang mengambil pesanan. Keris yang belum sempurna itu
direbut dan ditusukkan ke dada Mpu Gandring sampai tewas. Dalam
sekaratnya, Mpu Gandring mengucapkan kutukan bahwa keris itu nantinya
akan membunuh 7 orang, termasuk Ken Arok sendiri.

Ken Arok menjalankan rencana liciknya. Mula-mula ia meminjamkan keris


pusakanya pada Kebo Hijo, rekan sesama pengawal. Kebo Hijo dengan
bangga memamerkan keris itu sebagai miliknya kepada semua orang yang ia
temui, sehingga semua orang mengira bahwa keris itu adalah milik Kebo Hijo.
Dengan demikian, siasat Ken Arok berhasil. Malam berikutnya, Ken Arok
mencuri keris pusaka itu dari tangan Kebo Hijo yang sedang mabuk arak. Ia
lalu menyusup ke kamar tidur Tunggul Ametung dan membunuh majikannya
itu di atas ranjang. Pagi harinya, Kebo Hijo dihukum mati karena kerisnya
ditemukan menancap pada mayat Tunggul Ametung. Ken Arok lalu
mengangkat dirinya sendiri sebagai akuwu baru di Tumapel dan
menikahi Ken Dedes.
Pada waktu itu Tumpel hanya daerah bawahan Raja Kertajaya, Kediri. Ken
Arok ingin menjadi raja. Pada tahun 1222 M, Ken Arok melakukan serangan
ke Kediri. Raja Kertajaya dapat ditaklukan oleh Ken Arok. Setelah berhasil
ditaklukkan, maka seluruh wilayah Kediri dipersatukan dengan Kerajaan
Tumapel.
Ken Dedes telah melahirkan empat orang anak Ken Arok, yaitu Mahisa
Wonga Teleng, Panji Saprang, Agnibhaya, dan Dewi Rimbu. Ken Arok juga
memiliki selir bernama Ken Umang, yang telah memberinya empat orang
anak pula, yaitu Tohjaya, Panji Sudatu, Tuan Wergola dan Dewi Rambi.
Selain itu, Ken Dedes juga memiliki putra dari Tunggul Ametung yang
bernama Anusapati.

2. Anusapati
Bhatara Anusapati adalah raja kedua Kerajaan Tumapel (atau kemudian
terkenal dengan nama Singhasari), yang memerintah pada tahun 1227 1248 (versi Nagarakretagama), atau 1247 - 1249 (versi Pararaton).
Anusapati adalah putra pasangan Tunggul Ametung dan Ken Dedes.
Sepeninggal Ken Arok tahun 1247, Anusapati naik takhta. Pemerintahannya
dilanda kegelisahan karena cemas akan ancaman balas dendam anak-anak
Ken Arok. Puri tempat tinggal Anusapati pun diberi pengawalan ketat, bahkan
dikelilingi oleh parit dalam. Meskipun demikian, Tohjaya putra Ken Arok dari
selir bernama Ken Umang tidak kekurangan akal. Suatu hari ia mengajak
Anusapati keluar mengadu ayam. Anusapati menurut tanpa curiga karena hal

itu memang menjadi kegemarannya. Saat Anusapati asyik menyaksikan


ayam bertarung, tiba-tiba Tohjaya menusuknya dengan menggunakan
keris Mpu Gandring. Anusapati pun tewas seketika. Peristiwa itu terjadi pada
tahun 1249. Untuk menghormati arwah Anusapati, didirikan candi di Kidal, di
mana ia dipuja sebagai Siwa.

3. Tohjaya
Apanji Tohjaya adalah raja Kerajaan Tumapel (atau Singhasari) yang
memerintah tahun 1249 - 1250 menurut Pararaton.
Karena hasutan pembantunya yang bernama Pranaraja, ia pun berniat
membunuh kedua keponakannya, yaitu Ranggawuni (putra Anusapati),
dan Mahisa Campaka (putra Mahisa Wonga Teleng) yang dianggapnya
berbahaya terhadap kelangsungan takhta. Yang ditugasi untuk membunuh
adalah Lembu Ampal, namun Lembu Ampal justru berbalik mendukung kedua
pangeran yang hendak dibunuhnya. Ia bahkan berhasil menghimpun
dukungan dari angkatan perang Tumapel untuk bersama
mendukung Ranggawuni - Mahisa Campaka. Maka terjadilah pemberontakan
terhadap Tohjaya di istana Tumapel. Tohjaya tertusuk tombak namun berhasil
melarikan diri. Karena lukanya itu, ia akhirnya meninggal dunia di desa
Katang Lumbang (sekarang Lumbang, Pasuruan). Peristiwa ini terjadi
tahun 1250.

4. Ronggowuni
Ada dua versi cerita dalam sejarah raja Wisnuwardhana (Ronggowuni ) yaitu
versi Pararaton dan Nagarakretagama.
Menurut Pararaton, nama asli Wisnuwardhana adalah Ranggawuni, putra
Anusapati. Setelah pemberontakan tersebut, Ranggawuni naik takhta
bergelar Wisnuwardhana, sedangkan Mahisa Campaka menjadi Ratu
Angabhaya bergelar Narasinghamurti. Adapun Mahisa Campaka adalah putra
Mahisa Wonga Teleng, atau cucu Ken Arok. Pemerintahan bersama antara
Wisnuwardhana dan Narasingamurti diibaratkan dua ular dalam satu liang,
dan dimaksudkan untuk menciptakan perdamaian antara keluarga Tunggul
Ametung dan keluarga Ken Arok. Pemerintahan Wisnuwardhana berakhir
tahun 1272, setahun setelah peresmian pelabuhan Canggu di daerah
Mojokerto sekarang.

Dalam versi Nagarakretagama yang ditulis tahun 1365 juga menyebutkan


adanya pemerintahan bersama antara Wisnuwardhana dan Narasingamurti
yang diibaratkan seperti Wisnu dan Indra. Namun bedanya, Wisnuwardhana
naik takhta menggantikan Anusapati tahun 1248, bukan menggantikan
Tohjaya tahun 1250. Pada tahun 1254 Wisnuwardhana meresmikan
Singhasari sebagai ibu kota Kerajaan Tumapel.
Berita dalam Nagarakretagama bahwa Wisnuwardhana naik takhta tahun
1248 terbukti dengan ditemukannya prasasti Maribong. Prasasti ini
dikeluarkan oleh Wisnuwardhana pada tanggal 23 September 1248. Selain
itu, prasasti Mula Malurung (1255) juga menyebutkan bahwa Tohjaya bukan
raja Tumapel atau Singhasari, melainkan raja Kadiri. Baik Nagarakretagama
ataupun Pararaton mengisahkan Wisnuwardhana menghancurkan
pemberontakan Linggapati di Mahibit.
Peristiwa ini terjadi sekitar tahun 1252. pemberontakan mahibit yang
dilakukan oleh Linggapati karena tidak puas dengan adanya penyuluran
kerajaan Sriwijaya dan kediri. Hal ini terjadi karena adanya perkawinan antara
Wisnuwardana (Singasari) dan waning Hyun (Kendiri). Berita dalam
Nagarakretagama bahwa Kertanagara naik takhta tahun 1254 terbukti keliru,
karena dalam prasasti Mula Malurung pada tahun 1255 Kertanagara masih
menjabat sebagai raja muda di Kadiri, sementara Tumapel atau Singhasari
tetap dipimpin Wisnuwardhana. Mungkin yang dimaksud Kertanagara naik
takhta tahun 1254 adalah sebagai yuwaraja, bukan sebagai maharaja.
Menurut prasasti Mula Malurung, Wisnuwardhana mempersatukan kembali
Kerajaan Tumapel dengan Kadiri sepeninggal Tohjaya. Berita ini tidak pernah
disinggung dalam Pararaton ataupun Nagarakretagama. Kiranya sepeninggal
Ken Arok terjadi perpecahan yang menyebabkan Kadiri pisah dari Tumapel.
Tahun kematian Wisnuwardhana menurut Pararaton adalah 1272, sedangkan
menurut Nagarakretagama adalah 1270. Kedua naskah menyebutkan
Wisnuwardhana dicandikan di Waleri sebagai Siwa dan di Jajagu sebagai
Buddha. Namun berdasarkan analisis bukti prasasti, Kertanagara sudah
menjadi raja penuh sekitar tahun 1268. Prasasti-prasastinya yang berangka
tahun 1267 masih menyebut Kertanagara sebagai raja muda.

5. Kertanegara
Sri Maharaja Kertanagara adalah raja terakhir yang memerintah kerajaan
Singhasari. Masa pemerintahan Kertanagara dikenal sebagai masa kejayaan
Singhasari, dan ia dipandang sebagai penguasa Jawa pertama yang
berambisi ingin menyatukan wilayah Nusantara. Berdasarkan prasasti Mula
Malurung, sebelum menjadi raja Singhasari, Kertanagara lebih dulu diangkat

sebagai yuwaraja di Kadiri tahun 1254. Nama gelar abhiseka yang ia pakai
ialah Sri Maharaja Sri Lokawijaya Purusottama Wira Asta Basudewadhipa
Aniwariwiryanindita Parakrama Murddhaja Namottunggadewa.
Berdasarkan Prasasti Padang Roco yang bertarikh 1286, Kertanagara
bergelar r mahrjdhirja ktanagara wikrama dharmmottunggadewa.
Kertanagara naik takhta Singhasari tahun 1268 menggantikan ayahnya,
Wisnuwardhana. Menurut Pararaton, ia adalah satu-satunya raja Singhasari
yang naik takhta secara damai. Kertanagara merupakan sosok raja Jawa
pertama yang ingin memperluas kekuasaannya mencakup wilayah
Nusantara. Namun diakhir hayatnya, Kertanagara terbunuh dalam
pemberontakan Jayakatwang.
Untuk mewujudkan ambisinya, dilaksanakanlah ekspedisi Pamalayu
(Pamalayu bermakna perang Malayu) yang bertujuan untuk menaklukkan
kerajaan-kerajaan di Sumatra sehingga dapat memperkuat pengaruhnya di
selat Malaka yang merupakan jalur ekonomi dan politik penting. Ekspedisi ini
juga bertujuan untuk menghadang pengaruh kekuasaan Mongol yang telah
menguasai hampir seluruh daratan Asia.
Beberapa catatan sejarah menyebutkan bahwa Ekspedisi Pamalayu ini
bertujuan untuk menjalin kekuatan untuk menghadapi orang Mongol dari
Dinasti Yuan yang berkedudukan di Khanbalikitu. Dinasti Yuan atau dikenal
sebagai Dinasti Mongol sedang melakukan ekspansi wilayah bahkan memiliki
bentangan yang cukup luas, dari Korea hingga Rusia (Kievan Rus), TimurTengah (menghancurkan dinasti Abbasiyah di Baghdad) dan Eropa Timur.
Dan pada tahun tahun itu, Dinasti Mongol berusaha mengadakan perluasan
diantaranya ke Jepang dan Jawa. Jadi maksud ekspedisi ini adalah untuk
menghadang langsung armada Mongol agar tidak masuk ke perairan Jawa.

Perluasan Daerah Singasari

Kertanegara menginginkan wilayah Singhasari hingga meliputi seluruh nusantara.


Beberapa daerah berhasil ditaklukan, misalnya Bali, Kalimantan Barat Daya,
Maluku, Sunda, dan Pahang. Penguasaan daerah-daerah di luar Jawa yang
merupakan pelaksanaan politik luar negeri bertujuan untuk mengimbangi pengaruh
Kubilai Khan dari China.
Pada tahun 1275 M Raja Kertanegara mengirimkan Ekspedisi Pamalayu dibawah
pimpinan Mahesa Anabarang (Kebo Anabrang). Sasaran dari ekspedisi ini untuk
menguasai Sriwijaya. Akan tetapi, untuk menguasainya harus melalui daerah
sekitarnya termasuk bersahabat dan menanamkan pengaruh Singhasari di Melayu.
Sebagai tanda persahabatan, Kertanegara menghadiahkan patung Amogapasa
kepada penguasa Melayu. Ekspedisi Pamalayu diharapkan akan menggoyahkan
Sriwijaya.
Dalam rangka memperkuat politik luar negerinya, Kertanegara menjalin hubungan
dengan kerajaan-kerajaan lain di luar Kepulauan Indonesia. Misalnya dengan Raja
Jayasingawarman III dan Kerajaan Campa. Bahkan Jayasingawarman III
memperistri salah seorang saudara perempuan dari Kertanegara.
Kertanegara memandang China sebagai saingan. Berkali-kali utusan Kaisar China
memaksa Kertanegara agar mengakui kekuasaan China, tetapi ditolak oleh
Kertanegara. Terakhir pada tahun 1289 M datang utusan China yang dipimpin oleh
Mengki. Kertanegara marah. Mengki disakiti dan disuruh kembali ke Cina. Hal inilah
yang membuat marah kaisar Cina yang bernama Kubilai Khan. Ia merencanakan
membalas tindakan Kertanegara.

Kehidupan Agama
Pada masa pemerintahan Kertanegara, agama Hindu maupun Buddha berkembang
dengan baik. Pada masa pemerintahan Kertanegara, terdapat upaya menyatukan
agama Hindu Syiwa dengan Buddha Mahayana menjadi agama Tantrayana.
Tantrayana menjadi agama resmi kerajaan Singhasari. Kondisi ini terlihat dari

kegiatan Kertanegara dan pembesar istana yang sering mengadakan upacara


Tantrayana. Kertanegara sendiri merupakan penganut Tantrayana. Agama ini
dipimpin oleh seorang Dharmadyaksa (kepala agama Buddha). Disamping itu ada
pendeta Maha Brahmana yang mendampingi Raja, dengan pangkat
Sangkhadharma.
Sesuai dengan agama yang dianutnya, Kertanegara didharmakan sebagai Syiwa
Buddha di Candi Jawi, di Sagala bersama-sama dengan permaisurinya yang
diwujudkan sebagai Wairocana Locana, dan sebagai Bairawa di Candi Singhasari.
Terdapat Prasasti Padalapik (alas), arca Joko Dolog yang ada di taman Simpang di
Surabaya, yang menyebutkan bahwa Kertanegara dinobatkan sebagai Jina atau
Dhyani Buddha yaitu sebagai Aksobya. Sedangkan arca Joko Dolog itu sendiri
merupakan arca perwujudannya. Sebagai seorang Jina, ia bergelar Jnanasiwabajra.
Pada masa kerajaan ini, hadir karya-karya Mpu Tanakung berupa Kitab Lubdhaka.
Kehidupan masyarakatnya dipengaruhi oleh kebudayaan India. Secara umum
masyarakat kerajaan ini menganut agama Hindu dan masyarakatnya pun berhak
menerima pendidikan. Pada masa ini kebudayaannya berkembang dengan pesat,
misalnya wayang kulit, wayang orang, dan seni pertunjukannya.
a. Kakawin Siwaratrikalpa (Lubdhaka)
Kakawin Siwaratrikalpa adalah sebuah karya sastra yang ditulis
dalam bahasa Jawa Kuna. Kakawin ini ditulis oleh Mpu Tanakung pada paruh
kedua abad ke 15.
Dalam kakawin ini diceritakan bagaimana seseorang yang berdosa besar
sekalipun dapat mencapai surga.
Di dalam cerita ini dikisahkan bagaimana Lubdhaka, seorang pemburu
sedang berburu di tengah hutan. Tetapi sudah lama ia mencari-cari mangsa,
tidak dapat. Padahal hari mulai malam. Maka supaya tidak diterkam dan
menjadi mangsa binatang buas, ia lalu memanjat pohon dan berusaha
supaya tidak jatuh tertidur. Untuk itu ia lalu memetiki daun-daun pohon dan
dibuanginya ke bawah. Di bawah ada sebuah kolam. Kebetulan di tengah
kolam ada sebuah lingga dan daun-daun berjatuhan di atas dan sekitar lingga
tersebut. Lalu malam menjadi hari lagi dan ia pun turun dari pohon lagi.
Selang beberapa lama ia pun melupakan peristiwa ini dan kemudian
meninggal dunia. Arwahnya lalu gentayangan di alam baka tidak tahu mau ke
mana. Maka Dewa Maut; Batara Yama melihatnya dan ingin mengambilnya
ke neraka. Tetapi pada saat yang sama Batara Siwa melihatnya dan ingat

bahwa pada suatu malam yang disebut "Malam Siwa" (Siwaratri) ia pernah
dipuja dengan meletakkan dedaunan di atas lingga, simbolnya di bumi.
Lalu pasukan Yama berperang dengan pasukan Siwa yang ingin
mengambilnya ke sorga. Siwa pun menang dan Lubdhaka dibawanya ke
sorga.

KERAJAAN MAJAPAHIT
A. Kehidupan Politik Kerajaan Majapahit

1. Raden Wijaya (12921309)


Kerajaan Majapahit lahir dalam suasana perubahan besar dalam waktu yang
singkat. Pada tahun 1292 Kertanegara gugur oleh pengkhianatan
Jayakatwang, Singhasari hancur dan digantikan oleh Kediri. R. Wijaya
terdesak oleh serangan tentara Jayakatwang di medan utara dan berhasil
melarikan diri serta mendapat perlindungan dari Kepala Desa Kudadu.
Selanjutnya, ia berhasil menyeberang ke Madura untuk meminta perlindungan
dan bantuan kepada Bupati Sumenep, Aria Wiraraja. Atas saran dan jaminan
Aria Wiraraja, R. Wijaya mengabdikan diri kepada Jayakatwang dan memperoleh
tanah di Desa Tarik yang kemudian menjadi pusat Kerajaan Majapahit
Tentara Kubilai Khan dibawah pimpinan Shih Pie, Ike Mase, dan Kau Shing
datang untuk menghukum Kertanegara. R. Wijaya bergabung dengan tentara
Cina dan mengadakan serangan ke Kediri karena Cina tidak mengetahui
terjadinya perubahan kekuasaan di Jawa Timur. Setelah R. Wijaya dengan
bantuan tentara Kubilai Khan berhasil mengalahkan Jayakatwang, ia
menghantam tentara asing tersebut. Serangan mendadak yang tidak terkira
sebelumnya, memaksa tentara Kubilai Khan meninggalkan Jawa Timur terburuburu dengan sejumlah besar korban. Akhirnya, R. Wijaya dinobatkan menjadi
raja pertama Kerajaan Majapahit dengan gelar Kertarajasa Jayawardhana
(12921307).
Untuk menjaga ketenteraman kerajaan, maka R. Wijaya mengadakan konsolidasi
dan mengatur pemerintahan. Para sahabatnya yang ikut berjuang tidak disiasiakan. Mereka diangkat menjadi pejabat negara. Arya Wiraraja yang paling

berjasa diberi kedudukan tinggi dan berkuasa di daerah Lumajang hingga


Blambangan. Nambi diberi kedudukan sebagai rakryan mahapatih, Sora sebagai
patih di Daha, dan Rangga Lawe sebagai amanca nagara di Tuban. Untuk
memperkuat kedudukannya, kempat putri Kertanegara dijadikan istrinya, yakni
Dewi Tribhuanaeswari, Dewi Narendraduhita, Dewi Prajnaparamita dan Dewi
Gayatri. Tidak lama kemudian tentara Singhasari yang ikut Ekspedisi Pamalayu
di bawah pimpinan Kebo Anabrang kembali membawa dua putri boyongan, yakni
Dara Petak dan Dara Jingga. Dara Petak diambil istri oleh R. Wijaya,
sedangan Dara Jingga kawin dengan keluarga raja yang mempunyai anak
bernama Adityawarman. Dialah yang kelak menjadi raja di Kerajaan Malayu
(Minangkabau).
Demikianlah usaha-usaha yang dilakukan oleh R. Wijaya dalam upaya mengatur
dan memperkuat kekuasaan pada masa awal Kerajaan Majapahit. Pada tahun
1309 R. Wijaya meninggal dunia dan didharmakan di Candi Simping (Sumberjati,
Blitar) dalam perwujudan Harihara (Siwa dan Wisnu dalam satu arca).

2. Jayanegara (13091328).
Perkawinan Raden Wijaya dengan Tribhuwaneswari mempunyai anak, yaitu
Jayanegara, sedangkan dengan Gayatri memiliki dua orang putri, yaitu
Tribhuwanatunggadewi (Bhre Kahuripan) dan Rajadewi Maharaja (Bhre Daha).
Keturunan dari Gayatri itulah yang nanti akan melahirkan raja-raja besar di
Majapahit.
R. Wijaya digantikan oleh putranya Kalagemet dengan gelar Jayanegara (13091328). Pada masa ini timbul kekacauan di Majapahit karena
pemerintahan Jayanegara yang kurang berbobot dan adanya rasa tidak puas
dari pejuang-pejuang Majapahit semasa pemerintahan R. Wijaya. Kekacauan di
Majapahit itu berupa pemberontakan yang dapat membahayakan negara, seperti
berikut:
a. Pemberontakan Rangga Lawe (1309) yang berkedudukan di Tuban tidak
puas karena ia mengharapkan dapat menjadi patih di
Majapahit, sedangkan yang diangkat adalah Nambi.
b. Pemberontakan Lembu Sora (1311) karena hasutan Mahapati
yang merupakan musuh dalam selimut Jayanegara.
c. Pemberontakan Nambi (1316) karena ambisi ayahnya Aria Wiraraja agar
Nambi menjadi raja. Semua pemberontakan tersebut dapat dipadamkan.
d. Pemberontakan Kuti (1319) merupakan pemberontakan yang
paling membahayakan karena Kuti dapat menduduki istana kerajaan dan
Jayanegara terpaksa menyingkir ke Bedander.

Namun, pasukan Bayangkari kerajaan di bawah pimpinan Gajah Mada


berhasil merebut kembali istana. Jayanegara dapat kembali ke istana lagi dan
berkuasa hingga tahun 1328. Sebagai penghargaan atas jasa-jasanya, Gajah
Mada kemudian diangkat menjadi patih di Kahuripan dan kemudian di Daha.

3. Tribhuanatunggadewi (13281350)
Pada tahun 1328 Jayanegara wafat. Ia tidak mempunyai putra sehingga takhta
kerajaan diduduki oleh adik perempuannya dari ibu berbeda (Gayatri) yang
bernama Bhre Kahuripan. Ia dinobatkan menjadi Raja Majapahit dengan gelar
Tribhuwanatunggadewi Jayawisnuwarddhani.
Selama memerintah, Tribhuwanatunggadewi didampingi suaminya yang
bernama Cakradhara atau Cakreswara yang menjadi raja di Singasari (Bhre
Singasari) dengan gelar Kertawardhana. Berkat bantuan dan saran dari Patih
Gajah Mada, pemerintahannya dapat berjalan lancar walaupun masih timbul
pemberontakan. Pemerintahan Tribhuanatunggadewi masih dirongrong
pemberontakan, yakni pemberontakan Sadeng dan Keta. Namun,
pemberontakan tersebut berhasil dihancurkan oleh Gajah Mada. Sebagai
tanda penghargaan, pada tahun 1333 Gajah Mada diangkat sebagai
Mahapatih Majapahit menggantikan Arya Tadah yang sudah tua. Pada
waktu penobatannya, Gajah Mada mengucapkan "Sumpah Palapa" (Tan Amukti
Palapa). Isinya, Gajah Mada bersumpah tidak akan makan enak (palapa)
sebelum seluruh Nusantara berada di bawah kekuasaan Majapahit.
Dalam usaha menyatukan seluruh Nusantara, Gajah Mada dibantu oleh Empu
Nala dan Adiytawarman. Mula-mula mereka menaklukkan Bali (1334).
Selanjutnya, satu per satu kerajaan-kerajaan di Nusantara berhasil dipersatukan.

4. Hayam Wuruk (13501389)


Pada tahun 1350 Gayatri wafat sehingga Tribhuanatunggadewi turun takhta dan
digantikan oleh putranya, yakni Hayam Wuruk dengan gelar Rajasanegara. Pada
masa pemerintahannya bersama Patih Gajah Mada, Kerajaan Majapahit
mencapai masa kejayaannya. Pemerintahan terlaksana secara teratur, baik di
tingkat pusat (ibu kota), tingkat menengah (vasal), dan tingkat desa.
Pada masa Majapahit, penganut agama Hindu dan Buddha dapat hidup
berdampingan, rukun dan damai. Bhineka tunggal ika tan hana
dharmamangrawa, inilah semboyan rakyat Majapahit dalam menciptakan
persatuan dan kesatuan sehingga muncul sebagai kerajaan besar di Nusantara.
Lalu, Sumpah Palapa Gajah Mada dapat diwujudkan. Satu per satu
wilayah Nusantara dapat menyatu dalam wilayah kekuasaan Majapahit. Dalam
kitab Nagarakretagama secara jelas disebutkan daerah-daearah yang masuk
wilayah kekuasaan Majapahit ialah Jawa, Sumatra, Tanjungpura (Kalimantan),

Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, Papua, Semenanjung Malaka, dan daerahdaerah pulau di sekitarnya.
Majapahit juga menjalin hubungan baik dengan negara-negara yang jauh, seperti
Siam, Champa dan Cina. Negara-negara tersebut dianggap sebagai mitreka
satata (negara sahabat yang berkedudukan sama).
Pada saat pemerintahan Raja Hayam Wuruk, ada satu daerah di Pulau Jawa
yang belum tunduk kepada Majapahit, yaitu Kerajaan Sunda di Jawa Barat.
Kerajaan Sunda itu diperintah oleh Sri Baduga Maharaja. Gajah Mada ingin
menundukkan secara diplomatis dan kekeluargaan. Pada tahun 1357 Raja
Hayam Wuruk bermaksud meminang putri Sri Baduga yang bernama Dyah
Pitaloka untuk dijadikan permaisuri. Lamaran itu diterimanya. Dyah Pitaloka
dengan diantarkan oleh Sri Baduga beserta prajuritnya berangkat ke Majapahit.
Tetapi, Gajah Mada menghentikan rombongan pengantin saat di Bubat. Gajah
Mada menghendaki agar putri Kerajaan Sunda itu dipersembahkan kepada
Hayam Wuruk sebagai tanda tunduk Raja Sunda kepada Majapahit. Tentu saja
maksud Gajah Mada itu ditentang oleh raja dan kaum bangsawan Sunda.
Akibatnya, terjadilah pertempuran sengit yang tidak seimbang. Sri Baduga
beserta para pengikutnya gugur, Dyah Pitaloka bunuh diri di tempat itu juga.
Peristiwa itu terkenal dengan nama Perang Bubat.

5. Wikramawardhana (13891429)
Hayam Wuruk wafat pada tahun 1389 dan digantikan oleh putrinya Dyah
Kusumawardhani yang didampingi oleh suaminya Wikramawardhana (1389
1429). Hayam Wuruk dengan isteri selir mempunyai anak Bhre Wirabhumi yang
telah diberi kekuasaan sebagai penguasa daerah (bupati) di Blambangan. Akan
tetapi, Bhre Wirabumi menuntut takhta Majapahit sehingga menimbulkan perang
saudara (Perang Peregreg) tahun 14011406. Pada akhirnya Bhre Wirabhumi
kalah dan perang saudara tersebut mengakibatkan lemahnya kekuasaan
Majapahit.

Keruntuhan Kerajaan Majapahit


Setelah Wikramawardhana meninggal (1429) takhtanya digantikan oleh Suhita yang
memerintah hingga 1447. Sampai dengan akhir abad ke-15 masih ada raja-raja
yang memerintah sebagai keturunan Majapahit , namun telah suram karena tidak
ada persatuan dan kesatuan sehingga daerah-daerah jajahan satu demi satu
melepaskan diri. Para bupati di pantai utara Jawa, seperi Demak, Gresik, dan Tuban
telah menganut agama Islam sehingga satu per satu memisahkan diri dari
Majapahit. Demikian juga daerah di luar Jawa mulai berani tidak mengirim upeti ke
Majapahit sampai dengan Majapahit mengalami kemunduran dan akhirnya rutuh.

Pada tahun 1429 M, Wikramawardhana meninggal dunia. Selanjutnya raja-raja yang


memerintah Majapahit setelah Wikramawardhana adalah:
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Suhita (1429 M 1447 M), putri Wikramawardhana;


Kertawijaya (1448 M 1451 M), adik Suhita;
Sri Rajasawardhana (1451 M 1453 M);
Girindrawardhana (1456 M 1466 M), anak dari Kertawijaya;
Sri Singhawikramawardhana (1466 M 1474 M);
Girindrawardhana Dyah Ranawijaya.

Dengan demikian, faktor yang menyebabkan kemunduran Majapahit kalu


disimpulkan, antara lain sebagai berikut:
1. Tidak ada lagi tokoh-tokoh yang kuat di pusat pemerintahan yang
dapat mempertahankan kesatuan wilayah sepeninggal Gajah Mada dan
Hayam Wuruk.
2. Terjadinya perang saudara (Paregreg).
3. Banyak daerah-daerah jajahan yang melepaskan diri dari kekuasaan Majapahit.
4. Masuk dan berkembangnya agama Islam.
.

B. Struktur Pemerintahan Kerajaan Majapahit


Wilayah kekuasaan Majapahit pada saat pemerintahan Hayam Wuruk meliputi
seluruh Nusantara, termasuk Singapura dan Semenanjung Melayu. Bahkan,
pengaruh Kerajaan Majapahit terasa sampai ke luar Nusantara, yaitu ke Filipina
Selatan dan Thailand (Campa). Wilayah yang luas itu dibagi-bagi dalam delapan
daerah atau disebut Daerah Delapan, yaitu Jawa, Sumatra, Kalimantan
(Tanjungpura), Semenanjung Melayu, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, dan
Papua. Majapahit merupakan kerajaan Hindu yang diketahui agak lengkap
struktur pemerintahannya. Struktur pemerintahaan Kerajaan Majapahit
mencerminkan adanya kekuasaan yang bersifat teritorial dan sentralisasi. Raja
dianggap sebagai penjelmaan dewa yang memegang kekuasaan politik sehingga
dengan sendirinya menempati struktur pemerintahan tertinggi di kerajaan.
Struktur birokrasi dalam hierarki Majapahit dari tingkat pusat adalah:
Raja
Yuwaraja / Kumaraja
Rakryan Mahamatri Katrini
Rakryan Matri ri Pakirakiran
Dharmadhyaksa
1. Rakryan Mahamantri Katrini
Rakryan Mahamantri Katrini dijabat oleh putra-putra raja yang merupakan
gabungan jabatan dari pangkat rakryan mahamantri i hino, rakryan
mahamantri i halu, dan rakryan mahamantri i sirikan.

2. Rakryan Mantri Pakira-Kiran


Rakryan Mantri Pakira-Kiran adalah suatu dewan yang terdiri atas lima orang
pejabat tinggi kerajaan yang berfungsi sebagai badan pelaksana
pemerintahan. Dewan ini terdiri atas patih hamangkubumi (perdana menteri),
rakryan tumenggung, rakryan demung, rakryan rangga, dan rakryan
kanuruhan. Kelima pejabat itu juga disebut Sang Pancaring Wilwatikta atau
Menteri Mancanagara. Selain dewan menteri, masih banyak menteri lainnya,
seperti werdhamenteri, yuwamenteri, dan aryadhikara.
3. Dharmmaddyaksa
Dharmmaddyaksa adalah jabatan bidang keagamaan. Jabatan untuk urusan
agama Syiwa disebut dharmmaddhyaksa ring kasaiwan, sedangkan jabatan
untuk agama Buddha disebut dharmmaddhyaksa ring kasogatan.
Di samping jabatan tersebut, raja juga mempunyai suatu lembaga yang
berfungsi sebagai dewan pertimbangan kerajaan. Dewan pertimbangan
kerajaan itu disebut Bhatara Sapta Prabu.

C. Kehidupan Sosial dan Kemasyarakatan


Di bawah pemerintahan Raja Hayam Wuruk, kehidupan sosial rakyat Majapahit
aman, damai, dan tenteram. Dalam kitab Nagarakretagama disebutkan bahwa
Raja Hayam Wuruk melakukan perjalanan keliling ke daerah-daerah untuk
mengetahui sejauh mana kemajuan dan kesejahteraan rakyatnya. Perlindungan
terhadap rakyat sangat diperhatikan. Peradilan juga dilaksanakan secara ketat;
siapa yang bersalah dihukum tanpa pandang bulu
Kemakmuran dan keamanan rakyat sangat diutamakan pada pemerintahan Raja
Hayam Wuruk, untuk itu dibangun jalan-jalan dan jembatan-jembatan. Dengan
demikian, lalu lintas pun menjadi lancar. Hal ini mendukung kegiatan keamanan
dan kegiatan perekonomian, terutama perdagangan. Lalu lintas perdagangan
yang paling vital melalui sungai, misalnya, Sungai Bengawan Solo dan Sungai
Brantas.
Pola tata masyarakat Majapahit dibedakan atas lapisan-lapisan masyarakat yang
perbedaannya lebih bersifat statis. Walaupun di Majapahit terdapat empat kasta
seperti di India, yang lebih dikenal dengan catur warna, tetapi hanya bersifat
teoritis dalam literatur istana. Pola ini dibedakan atas empat golongan
masyarakat, yaitu brahmana, ksatria, waisya, dan sudra. Namun terdapat pula
golongan yang berada di luar lapisan ini, yaitu Candala, Mleccha, dan Tuccha,
yang merupakan golongan terbawah dari lapisan masyarakat Majapahit.
Golongan terbawah yang tidak termasuk dalam catur warna dan sering disebut
sebagai pancama (warna kelima), yaitu:

1. Candala merupakan anak dari perkawinan campuran antara laki-laki


(golongan sudra) dengan wanita (dari ketiga golongan lainnya: brahmana,
waisya, dan waisya). Sehingga sang anak mempunyai status yang lebih
rendah dari ayahnya.
2. Mleccha adalah semua bangsa di luar Arya tanpa memandang bahasa dan
warna kulit, yaitu para pedagang-pedagang asing (Cina, India, Champa,
Siam, dll.) yang tidak menganut agama Hindu.
3. Tuccha ialah golongan yang merugikan masyarakat, salah satu contohnya
adalah para penjahat. Ketika mereka diketahui melakukan tatayi, maka raja
dapat menjatuhi hukuman mati kepada pelakunya. Perbuatan tatayi adalah
membakar rumah orang, meracuni sesama, mananung, mengamuk, merusak,
dan memfitnah kehormatan perempuan.
Dari aspek kedudukan dalam masyarakat Majapahit, wanita mempunyai status
yang lebih rendah dari para lelaki. Hal ini terlihat pada kewajiban mereka untuk
melayani dan menyenangkan hati para suami mereka saja. Wanita tidak boleh
ikut campur dalam urusan apapun, selain mengurusi dapur rumah tangga
mereka. Dalam undang-undang Majapahit pun para wanita yang sudah menikah
tidak boleh bercakap-cakap dengan lelaki lain, dan sebaliknya. Hal ini bertujuan
untuk menghindari pergaulan bebas antara kaum pria dan wanita.

D. Ekonomi dan Mata Pencaharian


Majapahit merupakan negara agraris dan juga sebagai negara maritim.
Kedudukan sebagai negara agraris tampak dari letaknya di pedalaman dan dekat
aliran sungai. Kedudukan sebagai negara maritim tampak dari kesanggupan
angkatan laut kerajaan itu untuk menanamkan pengaruh Majapahit di seluruh
nusantara. Dengan demikian, kehidupan ekonomi masyarakat Majapahit
menitikberatkan pada bidang pertanian dan pelayaran.
Sungai-sungai pun banyak yang dikelola dengan baik menjadi lalu lintas
perdagangan, misalnya Sungai Bengawan Solo dan Sungai Brantas. Akibatnya,
desa-desa di tepi sungai dan yang berada di muara serta di tepi pantai,
berkembang menjadi pusat-pusat perdagangan. Kemudian timbullah kota-kota
pelabuhan sebagai pusat pelayaran dan perdagangan. Beberapa kota pelabuhan
yang penting pada zaman Majapahit antara lain: Canggu, Surabaya, Gresik,
Sedayu, dan Tuban.
Udara di Jawa panas sepanjang tahun. Panen padi terjadi dua kali dalam
setahun, butir berasnya amat halus. Terdapat pula wijen putih, kacang hijau,
rempah-rempah, dan lain-lain kecuali gandum. Buah-buahan banyak jenisnya,
antara lain pisang, kelapa, delima, pepaya, durian, manggis, langsa, dan
semangka. Sayur mayur berlimpah macamnya. Jenis binatang juga banyak.

Sawah dan ladang dikerjakan secukupnya dan dikerjakan secara bergiliran. Hal
ini maksudnya agar tanah tetap subur dan tidak kehabisan lahan pertanian.
Dalam dunia perdagangan, kerajaan Majapahit memegang dua peranan yang
sangat penting, yaitu:
1. Sebagai kerajaan produsen Majapahit mempunyai wilayah yang sangat
luasdengan kondisi tanah yang sangat subur. Dengan daerah subur itu maka
kerajaan Majapahit merupakan produsen barang dagangan.
2. Sebagai Kerajaan perantara Kerajaan Majapahit membawa hasil bumi dari
daerah yang satu ke daerah yang lainnya.
Untuk membantu pengairan pertanian, pemerintah Majapahit membangun dua
buah bendungan, yaitu Bendungan Jiwu untuk persawahan dan Bendungan
Trailokyapur untuk mengairi daerah hilir.Majapahit memiliki mata uang sendiri
yang bernama gobog. Gobog merupakan uang logam yang terbuat dari
campuran perak, timah hitam, timah putih, dan tembaga. Bentuknya koin dengan
lubang di tengahnya.
Dalam transaksi perdagangan, selain menggunakan mata uang gobog,
penduduk Majapahit juga menggunakan uang kepeng dari berbagai dinasti.
Menurut catatan Wang Ta-yuan; pedagang dari Tiongkok, komoditas ekspor
Jawa pada saat itu ialah lada, garam, kain, dan burung kakak tua. Sedangkan
komoditas impornya adalah mutiara, emas, perak, sutra, barang keramik, dan
barang dari besi.

E. Perkembangan Sastra dan Budaya


Perkembangan Sastra dan Budaya pada masa kerajaan Majapahit mengalami
kemajuan. Keadaan masyarakat yang teratur mendukung terciptanya karyakarya budaya yang bermutu. Bukti-bukti perkembangan kebudayaan di kerajaan
Majapahit dapat diketahui melalui peninggalan-peninggalan ini:
1.

Candi : Candi Penataran (di Blitar), Candi Brahu, Candi Bentar (Waringin
Lawang), Candi Bajang Ratu, Candi Tikus, dan bangunan kuno lainnya,
seperti Kolam Segaran dan Makam Troloyo (di Trowulan).

2.

Sastra : Hasil sastra zaman Majapahit dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:


a. Sastra Zaman Majapahit Awal:
1. Kitab Negarakertagama, karangan Empu Prapanca. Isinya
tentang keadaankota Majapahit, daerah jajahan, dan perjalananan
Hayam Wuruk keliling ke daerah-daerah.

2. Kitab Sutasoma, karangan Empu Tantular. Di dalam kitab ini terdapat


ungkapan yang berbunyi "Bhinneka tunggal ika tan hana dharma
mangrawa" yang menjadi semboyan negara kita.
3. Kitab Arjunawijaya karangan Empu Tantular. Isinya tentang raksasa
yang dikalahkan oleh Arjuna Sasrabahu.

b. Sastra Zaman Majapahit Akhir:


Hasil sastra zaman Majapahit akhir ditulis dalam bahasa Jawa Tengah,
diantaranya ditulis dalam bentuk tembang (kidung) dan ditulis dalam
bentuk gancaran (prosa).Hasil sastra terpenting antara lain:
1. Kitab Prapanca, isinya menceritakan raja-raja Singasari dan
Majapahit;
2. Kitab Sundayana, isinya tentang peristiwa Bubat
3. Kitab Sarandaka, isinya tentang pemberontakan sora
4. Kitab Ranggalawe, isinya tentang pemberontakan Ranggalawe;
5. Kitab Usana Jawa, isinya tentang penaklukan Pulau Bali oleh Gajah
Mada dan Aryadamar, pemindahan Keraton Majapahit ke Gelgel
dan penumpasan raja raksasa bernama Maya Denawa
6. Kitab Panjiwijayakrama, isinya riwayat R.Wijaya sampai dengan
menjadi Raja Majapahit
7. Kitab Pararaton, isinya menceritakan riwayat raja-raja Singasari dan
Majapahit.
8. Kitab Usana Bali, isinya tentang kekacauan di Pulau Bali
9. Kitab Tantu Panggelaran, tentang pemindahan gunung Mahameru
ke Pulau Jawa oleh Dewa Brahma, Wisnu, dan Siwa.

SOAL

1. Bagaimanakah awal mula Ken Arok menjadi Akuwu (Bupati) Tumapel?


a. Berniat menjadi orang baik dan menjadi abdi Tunggul Ametung melalui
Lohgawe
b. Memesan Keris Sakti kepada Mpu Gandring
c. Membunuh Mpu Gandring menggunakan Keris
d. Memperistri Ken Dedes yang cantik
e. Melalui rencana liciknya bersama Kebo Hijo
2. Bagaimana Ken Dedes bisa menjadi istri Ken Arok?
a. Karena Ken Arok abdi Tunggul Ametung
b. Ken Dedes merasa terpaksa menikah dengan tunggul ametung
c. Karena Ken Arok menggunakan kris pusaka supaya Ken Dedes mau
menjadi istrinya
d. Ken Dedes ingin membalas dendam kepada Tunggul Ametung
e. Ken Arok membunuh Tunggul Ametung
3. Siapakah nama anak anak Ken Arok dari Ken Umang?
a. Tohjaya, Panji Sudatu, Tuan Wergola dan Dewi Rambi
b. Tohjaya, Anusapati, Tuan Wergola, dan Dewi Rimbu
c. Mahisa Wonga Teleng, Panji Saprang, Agnibhaya, dan Dewi Rimbu
d. Mahisa Wonga Teleng, Panji Saprang, Agnibhaya, dan Dewi Rambi
e. Anusapati, Tohjaya, Dewi Rambi dan Dewi Rambu
4. Apakah kutukan yang diucapkan Mpu Gandring terhadap kerisnya?
a. Keris tersebut akan menghilang
b. Keris tersebut akan membunuh 7 orang
c. Keris tersebut akan membunuh Tunggul Ametung
d. Keris tersebut akan lenyap
e. Keris tersebut telah membunuh Mpu Gandring

5. Mengapa pemerintahan Anusapati dilanda kegelisahan?


a. Karena adanya kepercayaan bahwa keris sakti akan membunuh 7 orang
termasuk dirinya
b. Karena adanya ancaman dari anak-anak Ken Arok
c. Karena ia takut ibunda nya dibunuh oleh anak-anak Ken Arok
d. Karena kerajaan kediri ingin membalas dendam terhadap kerajaan
tumapel
e. Adanya serangan dari Kerajaan Kediri
6. Bagaimana cara dari anak anak Ken Arok untuk membunuh Anusapati?
a. Dengan mengelabui Anusapati dan membunuhnya dengan Keris Mpu
Gandring
b. Dengan membuat parit parit yang sangat dalam
c. Dengan mengajaknya bertarung di medan perang
d. Dengan mengajaknya bermain Ayam Jago
e. Dengan mengirimkan ancaman-ancaman sehingga Anusapati merasa
tertekan
7. Bagaimanakah bentuk penghormatan terhadap arwah Anusapati?
a. Dengan membuatkan Patung Anusapati dan memberikan gelar Bhatara
Brahmana
b. Dengan memberikan tahta kerajaan kepada Tohjaya
c. Didirikannya Candi Kidal dan dipuja sebagai Siwa
d. Diadakannya upacara adat sebagai penghormatan arwah
e. Anusapati disembah sebagai Brahmana
8. Mengapa Tohjaya ingin membunuh kedua keponakannya?
a. Karena Ingin membalas dendam karena kematian ayahnya
b. Karena ia mempunyai Keris sakti Mpu Gandring
c. Karena hasutan Pranaraja
d. Karena ia beranggapan bahwa keponakannya akan membunuhnya
e. Karena ia takut tahta nya diambil oleh keponakannya
9. Mengapa terjadi Pemberontakkan terhadap Tohjaya?
a. Karena Tohjaya telah membunuh Anusapati
b. Karena Tohjaya merupakan Raja serakah yang suka menindas rakyat
jelata
c. Dibentuknya himpunan perang untuk mendukung Ranggawuni dan
Mahisa Campaka oleh Lembu Ampal
d. Karena Tohjaya mempunya keris sakti yang dikhawatirkan akan
membunuh rakyat
e. Tohajaya merupakan anak Ken Arok yang dahulunya penjahat dikalangan
Kerajaan Kediri

10. Apakah yang menyebabkan Tohjaya turun tahta?


a. Tohjaya kabur dari pertempuran antara pengikutnya dan pengikut
Ranggawuni
b. Ia mati karena lukanya akibat tertusuk tombak saat pemberontakan
terhadap dirinya
c. Tohjaya mengalah terhadap keponakannya,Ranggawuni
d. Ia menyerahkan tahtanya kepada Ranggawuni yang lebih berhak
e. Tohjaya merasa tidak pantas menjadi Raja dan mengundurkan diir
sebagai Raja
11. Apa nama asli dari Wisnuwardhana menurut versi Pararaton?
a. Ranggawuni
b. Anusapati
c. Tohjaya
d. Kertanegara
e. Ken Arok
12. Menurut Versi Pararaton pemerintahan bersama antara Wisnuwardhana dan
Narasingamurti diibaratkan sebagai ......
a. Dua ular dalam satu liang
b. Satu ular dalam dua liang
c. Satu ular dalam satu liang
d. Dua ular dalam dua liang
e. Semua benar
13. Dalam kitab Nagarakretagama yang ditulis tahun 1365 juga menyebutkan
adanya pemerintahan bersama antara Wisnuwardhana dan Narasingamurti
yang diibaratkan seperti .....
a. Indra dan Syiwa
b. Wisnu dan Brahma
c. Wisnu dan Indra
d. Brahma dan Syiwa
e. Indra dan Brahma
14. Berita dalam Nagarakretagama bahwa Wisnuwardhana naik takhta tahun
1248 terbukti dengan ditemukannya prasasti (.....). Prasasti ini dikeluarkan
oleh Wisnuwardhana pada tanggal (.....)
a. Prasasti Maribong , 20 September 1248
b. Prasasti Mula Malurung, 20 September 1248
c. Prasasti Mula Mlaurung, 24 September 1248
d. Prasasti Padang Roco, 24 September 1248
e. Prasasti Maribong, 24 September 1248
15. Kertanegara akhirnya meninggal dunia tahun 1270, apa yang menyebabkan
Kertanegara meninggal dunia?
a. Pemberontakan Jayakatwang
b. Pemberontakan Tohjaya
c. Dibunuh oleh pasukan Mongol

d. Penyakit kronis
e. Penuaan dini
16. Kertanegara melaksanakan ekspedisi Pamalayu (Pamalayu bermakna perang
Malayu) dibawah ini adalah maksud dan tujuan dari ekspedisi Pamalayu,
Kecuali .....
a. Untuk menaklukkan kerajaan-kerajaan di Sumatra sehingga dapat
memperkuat pengaruhnya di selat Malaka yang merupakan jalur ekonomi
dan politik penting
b. Untuk menghadang pengaruh kekuasaan Mongol yang telah menguasai
hampir seluruh daratan Asia
c. Untuk menyebarkan agama Hindu dan Budha ke seluruh pelosok daratan
Asia
d. Untuk menjalin kekuatan untuk menghadapi orang Mongol dari Dinasti
Yuan yang berkedudukan di Khanbalik
e. Untuk menghadang langsung armada Mongol agar tidak masuk ke
perairan Jawa
17. Dalam rangka memperkuat politik luar negerinya, Kertanegara menjalin
hubungan dengan kerajaan-kerajaan lain diluar Kepulauan Indonesia.
Misalnya dengan raja .....
a. Ken Arok
b. Jayasingawarman III
c. Jayasingawarman II
d. Jayasingawarman I
e. Jaya Wijaya
18. Pada tahun 1275 M Raja Kertanegara mengirimkan Ekspedisi Pamalayu
dibawah pimpinan .....
a. Mahesa Anabrang
b. Kubilai Khan
c. Mengki
d. Jayasingawarman III
e. Ken Arok
19. Menurut kedua versi cerita, Ronggowuni (Wisnuwardhana) di Candikan di .....
a. Waleri sebagai Buddha dan di Jajagu sebagai Siwa
b. Borobudur
c. Prambanan
d. Waleri sebagai Siwa dan di Jajagu sebagai Buddha
e. Semua Benar
20. Berdasarkan prasasti Mula Malurung, sebelum menjadi raja Singhasari,
Kertanagara lebih dulu diangkat sebagai .....
a. Dewa di Kerajaan Kuru
b. Raja di Kerajaan Majapahit
c. Putra Mahkota di Dinasti Mongol
d. Yuwaraja di Majapahit
e. Yuwaraja di Kediri

21. Pada masa pemerintahan Kertanegara, agama dan . berkembang


dengan baik.
a. Islam, Hindu
b. Hindu, Buddha
c. Hindu, Kristen
d. Islam, Buddha
e. Buddha, Kristen
22. Tantrayana adalah
a. Penyatuan agama Hindu Syiwa dengan Buddha Mahayana
b. Upacara adat di Kerajaan Singhasari
c. Lembaga keagamaan
d. Tempat beribadah agama Hindu Syiwa
e. Pemakaman khusus agama Budha-Hindu
23. Di Candi Jawi, Kertanegara didharmakan sebagai.
a. Wairocana Locana
b. Bairawa
c. Dhyani Buddha
d. Aksobya
e. Syiwa Buddha
24. Di Candi Singhasari, Kertanegara diwujudkan sebagai.
a. Wairocana Locana
b. Bairawa
c. Aksobya
d. Syiwa Buddha
e. Dhyani Buddha
25. Prasasti Padalapik (alas), arca Joko Dolog yang ada di taman Simpang di
Surabaya, yang menyebutkan bahwa Kertanegara dinobatkan sebagai Jina,
yaitu sebagai.
a. Wairocana Locana
b. Bairawa
c. Aksobya
d. Syiwa Buddha
e. Dhyani Buddha
26. Kitab Lubdhaka diciptakan oleh
a. Mpu Tantular
b. Mpu Sedah
c. Mpu Panuluh
d. Mpu Tanakung
e. Mpu Triguna

27. Kitab Lubdhaka ditulis dalam bahasa


a. Bahasa Sansekerta
b. Bahasa Jawa Kuna
c. Bahasa Arab
d. Bahasa India
e. Bahasa Kawi
28. Kitab Lubdhaka ditulis pada abad
a. Ke-10
b. Ke-13
c. Ke-15
d. Ke-18
e. Ke-20
29. Kehidupan masyarakat Singhasari dipengaruhi oleh negara
a. Thailand
b. Vietnam
c. India
d. Arab
e. China
30. Tantrayana dipimpin oleh.
a. Pendeta Brahmana
b. Joko Dolog
c. Seorang Sangkhadharma
d. Dharmadyaksa
e. Kertanegara
31. Raden Wijaya berhasil meloloskan diri ketika Jayakatwang dari Kediri
menghancurkan Singasari. Raden Wijaya melarikan diri ke Sumenep
(Madura) untuk meminta perlindungan kepada...
a. Arya Wiraraja
b. Kubhilai Khan
c. Rangga Lawe
d. Nambi
e. Sora
32. Raja Majapahit pertama pada tahun 1293 dengan gelar Kertarajasa
Jayawardhana...
a. Hayam Wuruk
b. Raden Wijaya
c. Kertawijaya
d. Tribhuwanatunggadewi

e. Jayanegara
33. Pemberontakan yang paling berbahaya karena Kuti berhasil menduduki ibu
kota Kerajaan Majapahit. Jayanegara terpaksa melarikan diri dan mengungsi
ke Badander di bawah perlindungan pasukan Bayangkara adalah
pemberontakan...
a. Pemberontakan Rangga Lawe
b. Pemberontakan Nambi
c. Pemberontakan Kuti
d. Pemberontakan Gajah Biru
e. Pemberontakan Kebo Anabrang
34. Gajah Mada mengucapkan sumpah untuk menyatukan Nusantara di bawah
naungan Majapahit. Sumpahnya itu dikenal dengan nama
a. Sumpah Jayanegara
b. Sumpah Jayakarta
c. Sumpah Majapahit
d. Sumpah Palapa
e. Sumpah Gajah Mada
35. Majapahit mencapai puncak kebesaran pada masa pemerintahan...
a. Gajah Mada
b. Hayam Wuruk
c. Jayanegara
d. Kertawijaya
e. Rajasa Wardhana
36. Dalam menjalankan pemerintahan, raja dibantu oleh sejumlah pejabat.
Adapun nama jabatan tersebut, kecuali...
a. Rakryan Mahamantri Kartini
b. Rakryan Mantri Pakira-Kiran
c. Rakyran Mapatih
d. Dharmayaksa
e. Rakyran
37. Dharmadyaksa adalah badan yang mengatur kehidupan...
a. Beragama
b. Sosial
c. Budaya
d. Ekonomi
e. Politik
38. Salah satu penyebab cepatnya kemunduran Kerajaan Majapahit adalah..
a. Penyerangan Demak terhadap Majapahit itu dipimpin oleh Adipati Unus

b.
c.
d.
e.

Pemberontakan pemberontakan
Perang Paregreg
Pemberontakan Kuti
Perang Saudara

39. Aturan kasta di Indonesia tidak seketat di india. Hal ini membuktikan bahwa
bangsa Indonesia mengedepankan..
a. Kehidupan Raja
b. Kehidupan kaum Brahmana
c. Kehidupan demokrasi
d. Kehidupan atheisme
e. Kehidupan yang selalu menantang penguasa
40. Raja Majapahit terakhir adalah...
a. Raja Purwawisesa
b. Raja Simba Wikrama Wardana
c. Raja Suhita
d. Raja Kertawijaya
e. Raja Jayanegara
41. Dalam suatu kitab disebutkan bahwa Raja Hayam Wuruk
melakukan perjalanan keliling ke daerah-daerah untuk mengetahui sejauh
mana kemajuan dan kesejahteraan rakyatnya, nama kitab tersebut adalah
a. Sutasoma
b. Baratayuda
c. Kresnayana
d. Smaradhana
e. Nagarakretagama
42. Golongan terbawah yang tidak termasuk dalam 4 tingkatan kasta seperti di
India sering disebut sebagai
a. Catur warna
b. Pancama
c. Trima
d. Winuwus
e. Dwima
43. Berikut ini adalah perbuatan tatayi, kecuali
a. Membakar rumah orang
b. Meracuni sesame
c. Membunuh
d. Merusak
e. Mengamuk
44. Kehidupan ekonomi masyarakat Majapahit menitikberatkan pada bidang

a.
b.
c.
d.
e.

Perkebunan dan pelayaran


Perikanan dan perkebunan
Perkebunan dan pelayaran
Pertanian dan pelayaran
Perikanan dan pelayaran

45. Beberapa kota pelabuhan yang penting pada zaman Majapahit antara lain
sebagai berikut, kecuali
a. Canggu
b. Surabaya
c. Yogyakarta
d. Gresik
e. Sedayu
46. Bendungan Jiwu yang dibangun oleh pemerintah kerajaan Majapahit
fungsinya adalah untuk
a. Persawahan
b. Mencegah banjir
c. Mengairi daerah yang kekeringan
d. Mencukupi kebutuhan perairan warga
e. Mengairi daerah hilir
47. Bendungan Trailokyapur yang dibangun oleh pemerintah kerajaan Majapahit
fungsinya adalah untuk
a. Persawahan
b. Mencegah banjir
c. Mengairi daerah yang kekeringan
d. Mencukupi kebutuhan perairan warga
e. Mengairi daerah hilir
48. Gobog merupakan uang logam yang terbuat dari campuran berikut, kecuali
a. Tembaga
b. Timah putih
c. Emas
d. Perak
e. Timah hitam
49. Komoditas ekspor Jawa pada pemerintahan Kerajaan Majapahit ialah sebagai
berikut, kecuali
a. Beras
b. Kain
c. Burung kakak tua
d. Lada
e. Garam

50. Komoditas impor Jawa pada pemerintahan Kerajaan Majapahit ialah sebagai
berikut, kecuali
a. Keramik
b. Sutera
c. Mutiara
d. Kayu
e. Perak

a.
b.
c.
d.
e.

51. Berisi tentang apakah Kitab Nagarakretagama?


Ungkapan Bhineka Tunggal Ika
Raksasa
Daerah kota Majapahit, daerah jajahan, dan perjalanan Hayam Wuruk
Pemberontakan Ranggalawe
Pemindahan Keraton

52. Di kitab manakah terletak ungkapan Bhineka Tunggal Ika?


a. Kitab Sutasoma
b. Kitab Sundayana
c. Kitab Al-Quran
d. Kitab Ranggalawe
e. Kitab Usana Bali
53. Bangunan kuno manakah yang terletak di Trowulan?
a. Candi Tikus
b. Makam Troloyo
c. Kolam Segaran
d. Candi Prambanan
e. Makam Sunan Kalijaga
54. Kitab apakah yang berisikan pemberontakan sora?
a. Kitab Injil
b. Kitab Negarakertagama
c. Kitab Sarandaka
d. Kitab Usana Bali
e. Kitab Panji
55. Siapa yang menulis Kitab Arjunawijaya?
a. Mpu Tantular
b. Mpu Prapanca
c. R. Wijaya
d. Wisnu
e. Hayam Wuruk
56. Berisi tentang apakah kitab Usana Jawa?
a. Pemindahan Gunung Mahameru

b.
c.
d.
e.

Riyawat Raja
Perjalanan Hayam Wuruk
Penaklukan Pulau Bali
Penguraian riwayat R. Wijaya

57. Di kitab manakah yang berisi tentang pemindahan Gunung Mahameru?


a. Kitab Usana Bali
b. Kitab Usana Tanjungpura
c. Kitab Sutasoma
d. Kitab Tantu Panggelaran
e. Kitab Sunda
58. Candi manakah yang terletak di Waringin Lawang?
a. Candi Prambanan
b. Candi Bentar
c. Candi Tikus
d. Candi Segaran
e. Candi Wuruk
59. Kitab apakah yang berisikan pemberontakan Ranggalawe?
a. Kitab Ranggalawe
b. Kitab Sutasoma
c. Kitab Usana Jawa
d. Kitab Sundayana
e. Kitab Negarakertagama
60. Berisi tentang apakah Kitab Pararaton?
a. Riwayat R. Wijaya sampai menjadi Raja
b. Riwayat raja-raja Singasari dan Majapahit
c. Penumpasan raja raksasa
d. Pemindahan keraton ke Gelgel
e. Peristiwa Bubat

PEMBAHASAN
1. Jawaban: A
Pembahasan: Suatu Ketika Ken Arok berjumpa dengan seorang brahma dari
India, Lohgawe. Ken Arok mengatakan ingin menjadi orang baik baik.
Kemudian dengan perantara Lohgawe, Ken Arok diabdikan kepada
seorang Akuwu (Bupati) Tumapel, bernama Tunggul Ametung. Ia pun
membunuh Tunggul Ametung dan mengangkat dirinya sebagai akuwu baru di
Tumapel.
2. Jawaban: E
Pembahasan: Ken Arok mencuri keris pusaka dari tangan Kebo Hijo yang
sedang mabuk arak. Ia lalu menyusup ke kamar tidur Tunggul
Ametung dan membunuh majikannya itu di atas ranjang. Ken Dedes
menjadi saksi atas pembunuhan suaminya, tetapi hatinya luluh terhadap
rayuan Ken Arok dan ia bersedia menjadi istri Ken Arok.
3. Jawaban: A
Pembahasan: Ken Dedes telah melahirkan empat orang anak Ken Arok,
yaituMahisa Wonga Teleng, Panji Saprang, Agnibhaya, dan Dewi Rimbu. Ken
Arok juga memiliki selir bernama Ken Umang, yang telah memberinya empat
orang anak pula, yaitu Tohjaya, Panji Sudatu, Tuan Wergola, dan Dewi
Rambi. Selain itu, Ken Dedes juga memiliki putra dari Tunggul Ametung yang
bernama Anusapati.
4. Jawaban: B
Pembahasan: Ken Arok mengambil Keris Sakti yang belum sempurna dan
ditusukkan ke dada Mpu Gandring sampai tewas. Dalam sekaratnya, Mpu

Gandring mengucapkan

kutukan

bahwa

keris

itu

nantinya

akan

membunuh 7 orang, termasuk Ken Arok sendiri.


5. Jawaban: B
Pembahasan: Pemerintahan Anusapati dilanda kegelisahan karena cemas
akan ancaman balas dendam anak-anak Ken Arok.
6. Jawaban: A
Pembahasan: Suatu hari Tohjaya mengajak Anusapati keluar mengadu
ayam. Anusapati menurut tanpa curiga karena hal itu memang menjadi
kegemarannya. Saat Anusapati asyik menyaksikan ayam bertarung, tibatiba Tohjaya menusuknya dengan menggunakan keris Mpu Gandring.
7. Jawaban: C
Pembahasan: Peristiwa meninggalnya Anusapati terjadi pada tahun 1249.
Untuk menghormati arwah Anusapati didirikan Candi di Kidal, di mana ia
dipuja sebagai Siwa.
8. Jawaban: C
Pembahasan: Karena hasutan pembantunya yang bernama Pranaraja,
Tohjoyo

pun

berniat

membunuh

kedua

keponakannya,

yaitu Ranggawuni (putra Anusapati), dan Mahisa Campaka (putra Mahisa


Wonga Teleng) yang dianggapnya berbahaya terhadap kelangsungan takhta.
9. Jawaban: C
Pembahasan: Yang ditugasi untuk membunuh Ranggawuni dan Mahisa
Campaka adalah Lembu Ampal, namun Lembu Ampal justru berbalik
mendukung kedua pangeran yang hendak dibunuhnya. Ia bahkan berhasil
menghimpun dukungan dari angkatan perang Tumapel untuk bersama
mendukung Ranggawuni - Mahisa

Campaka.

Maka

terjadilah

pemberontakan terhadap Tohjaya di istana Tumapel.


10. Jawaban: B.
Pembahasan: Tohjaya tertusuk tombak namun berhasil melarikan diri.
Karena lukanya itu, ia akhirnya meninggal dunia di desa Katang Lumbang
(sekarang Lumbang, Pasuruan). Peristiwa ini terjadi tahun 1250.Karena ia
mati, otomatis tahta ia turun sebagai Raja

11. Jawaban: A
Pembahasan: Menurut Pararaton, nama asli Wisnuwardhana adalah
Ranggawuni, putra Anusapati.
12. Jawaban: A
Pembahasan: Pemerintahan bersama antara Wisnuwardhana dan
Narasingamurti diibaratkan dua ular dalam satu liang, dan dimaksudkan
untuk menciptakan perdamaian antara keluarga Tunggul Ametung dan
keluarga Ken Arok.
13. Jawaban: C
Pembahasan: Nagarakretagama yang ditulis tahun 1365 juga menyebutkan
adanya pemerintahan bersama antara Wisnuwardhana dan Narasingamurti
yang diibaratkan seperti Wisnu dan Indra. Namun bedanya, Wisnuwardhana
naik takhta menggantikan Anusapati tahun 1248, bukan menggantikan
Tohjaya tahun 1250.
14. Jawaban: D
Pembahasan: Berita dalam Nagarakretagama bahwa Wisnuwardhana naik
takhta tahun 1248 terbukti dengan ditemukannya Prasasti Maribong.
Prasasti ini dikeluarkan oleh Wisnuwardhana pada tanggal 23 September
1248.
15. Jawaban: A
Pembahasan: Kertanagara merupakan sosok raja Jawa pertama yang ingin
memperluas kekuasaannya mencakup wilayah Nusantara. Namun diakhir
hayatnya, Kertanagara terbunuh dalam pemberontakan Jayakatwang.
16. Jawaban: C
Pembahasan: Untuk mewujudkan ambisinya, dilaksanakanlah ekspedisi
Pamalayu (Pamalayu bermakna perang Malayu) yang bertujuan untuk
menaklukkan kerajaan-kerajaan di Sumatra sehingga dapat memperkuat
pengaruhnya di selat Malaka yang merupakan jalur ekonomi dan politik
penting. Ekspedisi ini juga bertujuan untuk menghadang pengaruh
kekuasaan Mongol yang telah menguasai hampir seluruh daratan Asia.
Beberapa catatan sejarah menyebutkan bahwa Ekspedisi Pamalayu ini
bertujuan untuk menjalin kekuatan untuk menghadapi orang Mongol dari
Dinasti Yuan yang berkedudukan di Khanbalikitu. Dan pada tahun tahun
itu, Dinasti Mongol berusaha mengadakan perluasan diantaranya ke Jepang
dan Jawa. Jadi maksud ekspedisi ini adalah untuk menghadang langsung
armada Mongol agar tidak masuk ke perairan Jawa.
17. Jawaban: B

Pembahasan: Dalam rangka memperkuat politik luar negerinya, Kertanegara


menjalin hubungan dengan kerajaan kerajaan lain diluar Kepulauan
Indonesia. Misalnya dengan Raja Jayasingawarman III dan Kerajaan
Campa. Bahkan Jayasingawarman III memperistri salah seorang saudara
perempuan dari Kertanegara.
18. Jawaban: A
Pembahasan: Pada tahun 1275 M Raja Kertanegara mengirimkan Ekspedisi
Pamalayu dibawah pimpinan Mahesa Anabarang (Kebo Anabrang). Sasaran
dari ekspedisi ini untuk menguasai Sriwijaya.
19. Jawaban: D
Pembahasan: Tahun kematian Wisnuwardhana menurut Pararaton adalah
1272, sedangkan menurut Nagarakretagama adalah 1270. Kedua naskah
menyebutkan Wisnuwardhana dicandikan di Waleri sebagai Siwa dan di
Jajagu sebagai Buddha.
20. Jawaban: E
Pembahasan: Prasasti Mula Malurung, sebelum menjadi raja Singhasari,
Kertanagara lebih dulu diangkat sebagai yuwaraja di Kadiri tahun 1254.
Nama gelar abhiseka yang ia pakai ialah Sri Maharaja Sri Lokawijaya
Purusottama Wira Asta Basudewadhipa Aniwariwiryanindita Parakrama
Murddhaja Namottunggadewa.
21. Jawaban: B
Pembahasan: Pada masa pemerintahan Kertanegara, agama Hindu maupun
Buddha berkembang dengan baik.
22. Jawaban: A
Pembahasan: Pada masa pemerintahan Kertanegara, terdapat upaya
menyatukan agama Hindu Syiwa dengan Buddha Mahayana menjadi
agama Tantrayana.
23. Jawaban: E
Pembahasan: Sesuai dengan agama yang dianutnya, Kertanegara
didharmakan sebagai Syiwa Buddha di Candi Jawi.
24. Jawaban: B
Pembahasan: Sesuai dengan agama yang dianutnya, Kertanegara
didharmakan sebagai Syiwa Buddha di Candi Jawi, di Sagala bersama-sama
dengan permaisurinya yang diwujudkan sebagai Wairocana Locana, dan
sebagai Bairawa di Candi Singhasari.
25. Jawaban: C

Pembahasan: Terdapat Prasasti Padalapik (alas), arca Joko Dolog yang ada
di taman Simpang di Surabaya, yang menyebutkan bahwa Kertanegara
dinobatkan sebagai Jina atau Dhyani Buddha, yaitu sebagai Aksobya.
26. Jawaban: D
Pembahasan: Kitab Lubdhaka adalah sebuah karya sastra yang ditulis dalam
bahasa Jawa Kuna. Kitab ini ditulis oleh Mpu Tanakung pada paruh kedua
abad ke-15.
27. Jawaban: B
Pembahasan: Kitab Lubdhaka adalah sebuah karya sastra yang ditulis dalam
bahasa Jawa Kuna. Kitab ini ditulis oleh Mpu Tanakung pada paruh kedua
abad ke-15.
28. Jawaban: C
Pembahasan: Kitab Lubdhaka adalah sebuah karya sastra yang ditulis dalam
bahasa Jawa Kuna. Kitab ini ditulis oleh Mpu Tanakung pada paruh kedua
abad ke-15.
29. Jawaban: C
Pembahasan: Pada masa kerajaan ini, hadir karya-karya Mpu Tanakung
berupa Kitab Lubdhaka. Kehidupan masyarakatnya dipengaruhi oleh
kebudayaan India.
30. Jawaban: D
Pembahasan: Kertanegara sendiri merupakan penganut Tantrayana. Agama
ini dipimpin oleh seorang Dharmadyaksa (kepala agama Buddha).
31. Jawaban: A
Pembahasan: Raden Wijaya sebagai pendiri Kerajaan Majapahit merupakan
salah seorang pangeran dari Kerajaan Singasari yang berhasil meloloskan
diri ketika Jayakatwang dari Kediri menghancurkan Singasari. Raden Wijaya
melarikan diri ke Sumenep (Madura) untuk meminta perlindungan kepada
Arya Wiraraja. Setelah berada di Madura, Raden Wijaya mulai menyusun
taktik dan strategi untuk merebut kembali takhta Kerajaan Singhasari.
32. Jawaban: B
Pembahasan: Raden Wijaya dinobatkan menjadi Raja Majapahit pertama
pada tahun 1293 dengan gelar Kertarajasa Jayawardhana.
33. Jawaban: C
Pembahasan: Pemberontakan Kuti adalah pemberontakan yang paling
berbahaya karena Kuti berhasil menduduki ibu kota Kerajaan Majapahit.

Jayanegara terpaksa melarikan diri dan mengungsi ke Badander di bawah


perlindungan pasukan Bayangkara yang dipimpin oleh Gajah Mada.
34. Jawaban: D
Pembahasan: Gajah Mada mengucapkan sumpah untuk menyatukan
Nusantara di bawah naungan Majapahit. Sumpahnya itu dikenal dengan
nama Sumpah Palapa.
35. Jawaban: B
Pembahasan: Pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk inilah Majapahit
mencapai puncak kebesaran. Wilayah kekuasaannya hampir seluas negara
Indonesia sekarang. Bahkan, pengaruhnya terasa sampai ke luar Nusantara,
yaitu sampai ke Thailand (Campa), Indocina, dan Filipina Selatan.
36. Jawaban: E
Pembahasan: Dalam menjalankan pemerintahan, raja dibantu oleh sejumlah
pejabat. Adapun nama jabatan tersebut adalah sebagai berikut : Rakryan
Mahamantri Kartini, Rakryan Mantri Pakira-Kiran, Dharmayaksa.
37. Jawaban: A
Pembahasan: Dharmmaddyaksa adalah jabatan bidang keagamaan.
Jabatan untuk urusan agama Syiwa disebut dharmmaddhyaksa ring
kasaiwan, sedangkan jabatan untuk agama Buddha disebut
dharmmaddhyaksa ring kasogatan.
38. Jawaban: A
Pembahasan: Berkembangnya agama Islam di pesisir utara Jawa yang
kemudian diikuti berdirinya Kerajaan Demak mempercepat kemunduran
Kerajaan Majapahit. Raja dan pejabat penting Demak adalah keturunan Raja
Majapahit yang sudah masuk Islam. Penyerangan Demak terhadap
Majapahit itu dipimpin oleh Adipati Unus (cucu Bhre Kertabhumi).
39. Jawaban: C
Pembahasan: Aturan kasta di Indonesia tidak seketat di india. Hal ini
membuktikan bahwa bangsa Indonesia mengedepankan kehidupan
demokrasi.
40. Jawaban: B
Pembahasan: Raja terakhir Majapahit adalah Raja Simba Wikrama
Wardhana.
41. Jawaban: E

Pembahasan: Dalam kitab Nagarakretagama disebutkan bahwa Raja Hayam


Wuruk melakukan perjalanan keliling ke daerah-daerah untuk mengetahui
sejauh mana kemajuan dan kesejahteraan rakyatnya.
42. Jawaban: B
Pembahasan: Golongan terbawah yang tidak termasuk dalam 4 tingkatan
kasta seperti di India (catur warna) sering disebut sebagai pancama.
43. Jawaban: C
Pembahasan: Yang termasuk perbuatan tatayi adalah membakar rumah
orang, meracuni sesama, mengamuk, merusak, dan memfitnah kehormatan
perempuan, kecuali membunuh.
44. Jawaban: D
Pembahasan: Kehidupan ekonomi masyarakat Majapahit menitikberatkan
pada bidang pertanian dan pelayaran.
45. Jawaban: C
Pembahasan: Beberapa kota pelabuhan yang penting pada zaman Majapahit
antara lain: Canggu, Surabaya, Gresik, Sedayu, dan Tuban, kecuali
Yogyakarta.
46. Jawaban: A
Pembahasan: Bendungan Jiwu yang dibangun oleh pemerintah kerajaan
Majapahit fungsinya adalah untuk persawahan.
47. Jawaban: E
Pembahasan: Bendungan Trailokyapur yang dibangun oleh pemerintah
kerajaan Majapahit fungsinya adalah untuk mengairi daerah hilir.
48. Jawaban: C
Pembahasan: Gobog merupakan uang logam yang terbuat dari campuran
perak, timah hitam, timah putih, dan tembaga, kecuali emas.
49. Jawaban: A
Pembahasan: Komoditas ekspor Jawa pada pemerintahan Kerajaan
Majapahit ialah lada, garam, kain, dan burung kakak tua, kecuali beras.
50. Jawaban: D
Pembahasan: Komoditas impor Jawa pada pemerintahan Kerajaan Majapahit
ialah mutiara, emas, perak, sutra, barang keramik, dan barang dari besi,
kecuali kayu.
51. Jawaban: C

Pembahasan: Kitab Nagarakretagama ditulis oleh Mpu Prapanca pada tahun


1365 M, berisikan tentang keadaan kota Majapahit, daerah jajahan, dan
perjalananan Hayam Wuruk keliling ke daerah-daerah.
52. Jawaban: A
Pembahasan: Kitab Sutasoma ditulis oleh Mpu Tantular. Kitab ini memuat
kata yang menjadi semboyan Negara Indonesia, yaitu Bhineka Tunggal
Ika, yang berarti Berbeda-beda tetapi tetap satu.
53. Jawaban: B
Pembahasan: Makam Troloyo merupakan komplek pemakaman Islam
dijaman Kerajaan Majapahit, terletak di Desa Sentonorejo, Trowulan,
Mojokerto.
54. Jawaban: C
Pembahasan: Kitab Sarandaka adalah peninggalan sastra yang berisikan
tentang pemberontakan Sora pada zaman Majapahit.
55. Jawaban: A
Pembahasan: Kitab Arjunawijaya ditulis oleh Mpu Tantular yang juga menulis
Kitab Sutasoma.
56. Jawaban: D
Pembahasan: Kitab Usana Jawa berisi tentang penaklukan Pulau Bali oleh
Gajah Mada dan Aryadamar, dan juga berisi tentang pemindahan Keraton
Majapahit ke Gelgel dan penumpasan raja raksasa bernama Maya Denawa.
57. Jawaban: D
Pembahasan: Kitab Tantu Panggelaran berisi tentang pemindahan
gunung Mahameru ke Pulau Jawa oleh Dewa Brahma, Wisnu, dan Siwa.
58. Jawaban: B
Pembahasan: Candi Bentar terletak di Waringin Lawang.
59. Jawaban: A
Pembahasan: Kitab Ranggalawe berisikan tentang pemberontakan
Ranggalawe.
60. Jawaban: B
Pembahasan: Kitab Pararaton berisi tentang riwayat raja-raja Singasari dan
Majapahit.

Anda mungkin juga menyukai