0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
20 tayangan20 halaman
Rumah Bronjong dirancang untuk menggunakan batu bronjong sebagai cladding fasade untuk menciptakan pendinginan pasif. Rumah ini dirancang dengan bentuk yang ramping dan bukaan yang luas untuk mengoptimalkan sirkulasi udara alami dan pencahayaan.
Deskripsi Asli:
rumah tinggal yang menggunakan sistem gabion atau bronjong dengan isian batu apung
Rumah Bronjong dirancang untuk menggunakan batu bronjong sebagai cladding fasade untuk menciptakan pendinginan pasif. Rumah ini dirancang dengan bentuk yang ramping dan bukaan yang luas untuk mengoptimalkan sirkulasi udara alami dan pencahayaan.
Rumah Bronjong dirancang untuk menggunakan batu bronjong sebagai cladding fasade untuk menciptakan pendinginan pasif. Rumah ini dirancang dengan bentuk yang ramping dan bukaan yang luas untuk mengoptimalkan sirkulasi udara alami dan pencahayaan.
• Bronjong atau Gabions adalah kotak yang terbuat dari
anyaman kawat baja berlapis seng yang pada penggunaannya diisi batu-batu untuk mencegah erosi yang dipasang pada tebing-tebing, tepi-tepi sungai, yang proses pembuatannya menggunakan mesin. • Kegunaan Bronjong adalah,penahan tebing menggunakan bronjong banyak digunakan pada tebing-tebing tanah untuk menahan tanah agar tidak longsor, juga tebing sungai pada pelaksanaan pekerjaan normalisasi sungai atau untuk mengatasi gerusan air sungai yang deras. Bronjong Sebagai Material Arsitektur Bronjong House
Karya Andy Rahman. A, ST. IAI dan Imam Prasetyo, ST
Data Umum Bronjong House Nama Proyek: Bronjong House Lokasi Proyek: Pakuwon, Surabaya Luas Tanah/Bangunan: 286.75/200 m2 Nama Klien: Bpk. Alexander Tahun: 2013 Arsitek: Andy Rahman. A, ST. IAI dan Imam Prasetyo, ST Desainer Interior: Anindita Caesarayi Putri, ST Rumah ini menggunakan cladding fasade dari batu bronjong (batu yang diletakkan di dalam modul kawat anyam). Dengan struktur utama monolit berupa rangka baja dan dinding lapis pertama berupa beton, sistem fasade batu bronjong ini di tempelkan pada struktur baja di depan kulit beton sehingga membentuk permukaan dinding menerus hingga ke atap bangunan, diantara keduanya diberi rongga sebagai sistem insulasinya. Claddingbatu bronjong tersebut berfungsi sebagai pendingin pasif dari bagunan.Batu yang dipilih adalah jenis batu apung, karena dengan pemakaian batu apung sebagai bronjong maka berat batu bronjong jadi ringan, sehingga beban strukturnya pun jadi ringan.Diatas tanah seluas 18.5 x 15.5 m2, rumah ini dirancang dengan proporsi ruang luar yang lebih dominan, mencapai 60% dari total luas lahan. Rumah dirancang dengan bentuk yang cenderungslimdengan proporsi ruang-ruang yang kompak. Denah dan Potongan Detail Fasad dan Denah Eksterior Interior Analisa Fisika Bangunan Analisa Penghawaan Atap menggunakan ‘Pipa Hawa’ berfungsi batu beronjong untuk mengalirkan angin sebagai sehingga udara di dalam ‘Passive Cooling’ ruangan tetap sejuk
Air flow
Air flow
Ruang tamu semi
terbuka sehingga terasa sejuk
> Bentuk massa bangunan tipis supaya cross ventilation
bisa maksimal Kenyamanan Thermal Bentuk bangunan yang slim dan bukaan yang optimal memaksimaklkan efek batu bronjong sebagai pendingin pasif, atau dengan kata, efektif dalam mengatur suhu thermal pada bangunan
Atap dan dinding batu
bronjong sebagai passive cooling Pencahayaan Alami Selain menghemat energi, pencahayaan alami juga dapat membunuh bakteri dalam ruangan. Pemilihan double glass pada dinding kaca serta jendela yg besar merupakan strategi sang arsitek untuk menghasilkan pencahayaan alami yg baik. Jendela memanjang sebagai pencahayaan alami Pemilihan double glass dengan warna agak gelap membuat pencahayaan kamar tidur utama lebih dramatis Pencahayaan Buatan
Lampu2 kecil yg menyorot ke
dinding menghasilkan pencahayaan yang baik, tidak menyilaukan pengguna. Akustika Bangunan Berada di lingkungan perumahan yang cukup jauh dari jalan raya menghasilkan kebisingan yg cukup rendah,
Dinding batu bronjong serta
perbedaan ketinggian permukaan cukup dapat mereduksi kebisingan BAGAIMANA MENURUT TEMAN-TEMAN TENTANG BRONJONG HOUSE INI? Kesimpulan
Suatu bangunan yang baik secara fisika harus
memenuhi optimalisasi yang baik dari penghawaan, pencahayaan, kenyamanan thermal, dan akustika bangunan. Ketika keempat hal tersebut terpenuhi maka akan menghasilkan kenyamanan yang menyeluruh bagi penghuni rumahnya, dengan kata lain merupakan salah satu parameter keberhasilan seorang arsitek yang merancangnya. Penutup