Anda di halaman 1dari 34

Simulasi

Kenyamanan
Termal
RUMAH TYPE 64
PUSPITA UTARI / D042202010
PASCASARJANA ARSITEKTUR

UNIVERSITAS HASANUDDIN
Deskripsi Model
KM K. TIDUR
UTAMA
KM

DAPUR

K. TIDUR
ANAK 2

RUANG
KELUARGA
K. TIDUR
ANAK 1

RUANG
TAMU
Parameter Setting
Lokasi Material
Bukaan Dinding Plafond Lantai
- Jendela

Ukuran : 0.9 x 1.5 m Material : Brick Timber Material : Plaster Insulation Material :
Frame Suspended ConcSlab_Tiles_OnGround
Material : Single
Glazed _ Timber
Frame

- Pintu

Ukuran : 0.8 x 2.1 m


Pengaturan lokasi dan cuaca berada
Material : Solid Core
pada Kota Makassar. Orientasi Pine Timber

bangunan mennghadap ke arah Selatan.


ANALISIS HASIL
SIMULASI
Mean Radiant Temperature (MRT)
Suhu Rata-Rata
Lantai 34.23oC
Plafond 33.64oC

Dinding Selatan 33.41oC

Dinding Barat 38.55oC

Dinding Timur 29.19oC

Dinding Utara 32.93oC

Berdasarkan hasil analisis Mean Radiant Temperature


diperoleh suhu rata-rata paling tinggi berada pada area
sekitar dinding sisi barat yaitu 38.55oC, yang paling
rendah pada area sekitar dinding sisi timur yaitu
29.19oC. Hal ini dikarenakan sisi barat gedung
mendapatkan radiasi matahari yang lebih banyak
dibanding sisi timur pada siang hari pukul 15.00.
ANALISIS HASIL
SIMULASI
Distribution Temperature
Ruang Tamu K. Tidur Anak R. Keluarga Dapur
ANALISIS HASIL
SIMULASI
Cooling Session
K. Tidur Anak 1 K. Tidur Anak 2 Kamar Tidur Utama
ANALISIS HASIL
SIMULASI
Thermal Comfort
Sumber : ISO 7730-2005

PMV 2.94
K. Tidur Anak 1 Ruang Keluarga

PMV 0.78 PMV 3.26

Ruang Tamu

PMV 2.49
Design Improvement
No Elemen Material U-Value Material U-Value
Bangunan Existing Improvement
1 Atap Metal Deck 7.14 W/m2K ConcreteRoof_Asphalt 0.896 W/m2K

2 Dinding Brick Timber 1.77 W/m2K Timber Clad Masonry 0.3 W/m2K
Frame
3 Jendela Single Glass 5.10 W/m2K DoubleGlazed_LowE_ 2.26 W/m2K
Timber Frame TimberFrame

Material Atap Material Dinding Material Jendela


No Elemen MRT Existing IMRT Selisih(oC) Presentasi Selisish
Bangunan (oC) Improvement (oC)

1 Lantai 34.23 33.09 1.14 3.33%


2 Plafond 33.64 31.78 1.86 5.29%
3 Dinding 33.41 30.66 2.75 8.23%
Selatan
4 Dinding Barat 38.55 35.46 3.09 8.01%
5 Dinding 29.19 26.69 2.5 8.56%
Timur
Kesimpulan
• Pancaran panas yang masuk melalui selubung bangunan pada tiap ruang memiliki perbedaan
temperature, karena masing-masing ruang memiliki luas bukaan, orientasi, dan system
penstabilan udara yang berbeda.
• Dengan adanya penurunan temperature setelah mengganti material selubung bagnunan, maka
dapat disimpulkan bahwa nilai U-Value pada material mempengaruhi perubahan temperature
ruang. Material dengan nilai U-Value yang lebih rendah akan mempengaruhi nilai Mean
Radiant Temperature ruangan/bangunan.
• Hasil design temperature menunjukkan penurunan temperature MRT sebesar 5%-8% pada
setiap sisi dinding bangunan.
Simulasi
Kenyamanan
Termal
RUMAH TYPE 64
Deskripsi Model
Parameter Setting
Bukaan Ukuran (m)

Pintu 0.9 x 2.1

Jendela 1 1.2 x 0.6

Jendela 2 2 x 0.9

Jendela 3 1 x 0.5

Jendela 4 0.4 x 0.6


ANALISIS HASIL
SIMULASI
Heat and Cooling Loads
Ruang yang akan dianalisis adalah ruang keluarga + dapur,
kamar tidur utama, kamar tidur anak 1, dan kamar mandi.
Sistem pengkondisian udara menggunakan split system with
natural ventilation.
ANALISIS HASIL
SIMULASI
Zone Summary
50
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
Wall Window Door Roof Lighting People
Components
Tabel di atas menunjukkan area kamar mandi memiliki beban pendinginan
paling rendah 287 W dengan volume paling kecil 8,74 m3. Sedangkan pada area
ruang keluarga yang memiliki volume terbesar 105.47m3, memiliki beban
pendinginan sebesar 3308 W. Perbedaan besar beban ini terjadi salah satunya
dipengaruhi oleh besaran ruang pada bangunan.
Design Improvement
Design Improvement Tahap 1

Setelah melakukan perubahan desain pada jendela, terjadi penurunan beban pendinginan
yang cukup besar dari 3308 W ke 2517 W, atau selisih 791 W. Hal ini dikarenakan panas
yang masuk ke dalam ruangan melalui jendela berkurang. Selain itu, orientasi jendela
arah barat sudah ditutup sehingga beban panas maksimal pada arah barat tidak masuk ke
dalam ruangan.
Design Improvement Tahap 2

No Elemen Bangunan Material U-Value Material U-Value


Existing Improvement

1 Atap Metal Deck 0.225 W/m2.K Steel Truss- 0.0529


Insulation on W/m2.K
Metal Deck

2 Dinding Brick 5.40 W/m2.K Brick, with rigid 0.1789


insulation, W/m2.K
gypsum, Heat
Transfer
Cofficient (U)
3 Jendela Glass-Lime 1.1000 Glass - Low E 1.0000
Window, W/(m·K) Bronze, W/(m·K)
Design Improvement Tahap 2

Penggantian material dinding pada sisi timur dan barat dengan menggunakan material dinding brick, with rigid
insulation, gypsum, heat transfer cofficient (U) 0.1789 W/m2.K, dilakukan agar gedung tidak mendapatkan
beban panas berlebihan dari paparan radiasi matahari. Material atap juga dirubah menjadi material atap
berinsulasi steel truss-insulation on metal deck, heat transfer cofficient (u) 0.0529 w/m2.k, agar radiasi panas
melalui atap tidak langsung masuk ke dalam gedung. Perubahan material pada kaca juga dirubah menjadi glass
- low e bronze, thermal conduktivity 1.0000 w/(m·k) yang memiliki nilai thermal conductivity yang lebih
rendah dibanding material existing.
Hasil Analisis Design Improvement

No Calculated Result Existing Improvement Selisih Presentasi Seilisih

1 Peak Cooling Load (W) 6607 5143 1464 22.15%


2 Peak Cooling Sensible Load (W) 5433 4354 1078 19.84%

3 Peak Cooling Latent Load (W) 1174 789 385 32.79%

4 Peak Cooling Airflow (L/s) 282.7 227.8 54.9 19.41%


Kesimpulan
• Beban pendinginan terbesar terjadi pada ruang keluarga yaitu 3308 W dengan volume ruang
105.47m3. Sedangkan area kamar mandi memiliki beban pendinginan paling rendah 287 W
dengan volume yang paling kecil 8,74 m3.
• Penurunan beban pendinginan dapat dilakukan dengan merubah orientasi dan mengurangi
luasan bukaan, serta perubahan material yang memiliki daya hantar panas lebih rendah.
Setelah melakukan dua tahap design improvement, diperoleh total penurunan beban
pendinginan sebesar 22.15%

Anda mungkin juga menyukai