Anda di halaman 1dari 8

KELLOMPOK 2

05 ATHA FIDELA MAHESWARI

11 FRANSISKA WIDIANINGTYAS

25 NISA DWI DAMAYANTI

26 OLIVIA MARGARETHA SUGIARTO

31 VALENCIA WIJAYA HALIM


Sebuah Mimpi
Sebelum Tidur
Kekecewaan merupakan hal yang dianggap wajar bagi orang yang tengah menjalani
suatu hal. Namun, kekecewaan bisa jadi hal yang teramat menyakitkan ketika dialami oleh
seseorang yang telah berkorban banyak akan suatu hal. Itulah yang dialami oleh seorang
pemuda tak kunjung terlelap walau malam sudah semakin senyap. Cerpen yang ditulis oleh Dita
Mahardhika ini ditulis olehnya berdasarkan pengalamannya ketika masa putih abu-abu bersama
kawan-kawannya di desa.

Dalam cerpen ini, dikisahkan tentang penyesalan seorang remaja hingga kegelisahan
menghantui dan membuatnya tidak bisa tenang. Ia teringat tentang kejadian liburan semester
lalu yang terbuang sia-sia. Seharusnya hasil keringatnya bersama teman-temannya berbuah
kebanggan dan senyum. Namun, justru hanya kekecewaan dan luka yang ia dapatkan.
Dalam kekecewaannya itu, terbesit kenangan kebersamaannya dengan kawan-kawan
teaternya. Tak ada kata yang mampu ia ucapkan untuk menggambarkan betapa bahagianya ia
ketika melihat senyum tergores di wajah masing-masing kawannya. Bahkan, halangan layaknya
hujan, mendung, gerimis, becek, dan badai halilintar pun akan sirna begitu saja ketika mereka
saling bertemu.

Bagi mereka memang berat mengorbankan hari libur untuk sekedar sebuah pertemuan.
Tetapi pengorbanan mereka didasari oleh mimpi yang sama. Namun, saat itu tangis tak dapat
dibendung ketika keringat mereka justru dibayar dengan air mata. Karena sudah sebulan ia dan
kawan-kawannya di desanya belajar menari, belajar kekompakan, bersabar, dan tegar, justru
dengan berat hati ia bersama lima anak yang lain tidak dapat ikut menari karena suatu halangan
yang tidak pernah mereka inginkan. Begitu juga dengan yang lain, mereka yang lain
menampakkan wajah kecewa .
Namun, ia tetap mendorong semangat mereka. Di balik itu, ternyata tidak ada hal yang
sia-sia karena pada akhirnya itu mengajarkan pada mereka tentang ketegaran,kebersamaan dan
kehangatan. Kemudian setelah ia bernostalgia dengan semua itu, akhirnya barulah matanya
dapat tertutup dan pikirannya hanyut ke mimpi saat tidur.

Cerita pendek ini banyak mengajarkan pembaca untuk tetap semangat, pantang
menyerah, dan tentang kebersamaan. Berbeda dari cerita pendek yang marak muncul akhir-
akhir ini yang selalu bercerita mengenai kisah klasij percintaan remaja. Walaupun akhirnya tidak
pernah terbayangkan apa yang akan terjadi, tapi tetap pada akhirnya cerita pendek ini
mengajarkan tentang ketegaran dan kebersamaan yang membawa ketenangan.

Cerita pendek ini sangat berkaitan dengan kehidupan siswa. Apalagi bagi mereka yang
aktif dalam kegiatan sekolah. Selain itu, hal ini memotivasi mereka agar tetap semangat apapun
yang akan terjadi.
Banyak perumpamaan-perumpamaan yang dapat kita pelajari. Karena dalam cerita
pendek ini, Dita Mahardhika banyak menggunakan bahasa-bahasa yang indah di hampir setiap
kalimatnya. Namun, hal itu berbanding terbalik jika pembaca adalah tipe orang yang senang
kesederhanaan. Bahasa perumpamaan yang hampir ada di setiap kalimat mungkin akan dirasa
sedikit mengganggu.

Selain itu, pembaca juga diajak untuk menebak-nebak apa yang terjadi sebenarnya pada
tokoh utama dan kawan-kawannya. Hal ini karena Dita Mahardhika tidak menyebutkan sama
sekali mengenai permasalahan yang menimpa mereka. Ia hanya menuliskan jika tokoh utama
terlalu kecewa atas kejadian yang menimpa mereka secara terus menerus.
Dengan demikian, tidak berlebihan jika cerita pendek ini dirasa cocok apabila dibaca
para remaja khususnya siswa sekolah menengah karena keterkaitan akan kehidupan sekolah
yang mendominasi cerita. Pembaca akan memetik ilmu bahwa apapun akan terasa lebih mudah.
Bahkan beban pun akan terasa jauh lebih ringan jika kita bisa membaginya dengan kawan-
kawan di sekitar kita.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai