Anda di halaman 1dari 51

JOB SAFETY ANALYSIS (JSA)

ANALISA KESELAMATAN PEKERJAAN

Hilman Suwargana

DISAMPAIKAN PADA DIKLAT PEMBEKALAN DAN UJI KOMPETENSI PENGAWAS


OPERASIONAL PERTAMA (POP) PADA PERTAMBANGAN
1
BIODATA SINGKAT

Nama : Hilman Suwargana, ST, MT


Kantor : PPSDM GMB, Jln. Jend. Sudirman 623, Bandung
Jabatan : Widyaiswara Muda
Alamat : Jln. Palem III No. 73 Sadang Serang Bandung
40134
Telepon/HP : 0811227598
e-mail : hsuwargana@gmail.com

hsuwargana@gmail.com/0811227598
Tujuan Pelatihan
Setelah mengikuti Pelatihan ini, maka peserta akan mampu :
 Menjelaskan tentang pengertian JSA.

 Mengerti langkah – langkah dalam membuat JSA.

 Melakukan identifikasi terhadap tugas kritis, mengurai tugas –


tugas menjadi langkah, identifikasi dan analisa potensi kerugian
serta rencana pengendaliannya.

 Membuat Analisa Keselamatan Pekerjaan (JSA) terhadap tugas


yang ada di area kerjanya.

3
Pengertian JSA

Suatu teknik yang dipakai untuk menganalisa


suatu pekerjaan secara sistematis untuk bisa
mengenali bahaya di setiap langkahnya
sehingga bisa dikembangkan solusi untuk
mencegah terjadinya kecelakaan

4
Pengertian JSA

Analisis Keselamatan kerja (JSA) adalah metode


yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi,
menganalisa dan merekam
1) Langkah-langkah dalam melakukan
pekerjaan tertentu,
2) Potensi bahaya yang mungkin timbul dalam
setiap langkah,
3) Melakukan rekomendasi tindakan/prosedur
yang dapat menghilangkan atau mengurangi
potensi bahaya-bahaya tersebut.

5
Pengertian JSA

Analisa Keselamatan Pekerjaan adalah suatu aktifitas


program kritis yang dilakukan untuk keselamatan dan
kesehatan pekerja dan perusahaan yang memberikan
penekanan pada pengurangan biaya dan peningkatan
kualitas kerja.

6
JSA

JSA dilakukan dengan: menganalisa secara sistematis


pekerjaan yang dikerjakan kemudian membuat prosedur atau
petunjuk kerja yang cocok untuk memastikan bahwa pekerjaan
tersebut dapat secara konsisten dilakukan dengan cara yang
benar.

7
Standard Operating Procedure (SOP)

Standard Operating Procedure (SOP) adalah panduan hasil


kerja yang diinginkan serta proses kerja yang harus
dilaksanakan. SOP dibuat dan didokumentasikan secara
tertulis yang memuat prosedur (alur kerja) secara rinci dan
sistematis. Alur kerja tersebut haruslah mudah dipahami dan
dapat diimplementasikan dengan baik dan konsisten oleh
pekerja..

8
Pengertian Work Instruction (WI)

Work Instruction (WI) secara garis besar adalah uraian


pekerjaan (Job Description) seseorang, yang menguraikan
bagaimana satu langkah dalam suatu prosedur dilakukan.
Misalnya langkah - langkah pengemasan produk, langkah –
langkah perbaikan mesin, langkah – langkah rekrutmen dll.
Oleh karena itu dalam work instruction dapat dikategorikan
sebagai petunjuk operasional. Penekanan pada work
instruction adalah “how to do” (bagaimana melakukannya).
9
Perbandingan JSA dengan SOP

10
MENGAPA JSA DIPERLUKAN ?
JSA merupakan salah satu bagian dari
Analisa Manejemen Resiko yg paling efektif
untuk mencegah terjadinya kecelakaan.

Karena dalam JSA Setiap bahaya yang


yang mungkin akan terjadi pada setiap
tahapan / langkah pekerjaan telah dianalisa
tingkat resiko dan cara penanganannya.
Dasar Pemikiran
 Setiap terjadinya kecelakaan selalu ada penyebabnya.

 Setiap tugas dalam suatu pekerjaan dapat diuraikan kedalam suatu


urutan tahapan yang sederhana.

 Setiap tahapan pekerjaan dapat dikenali potensi kerugiannya

 Setiap potensi kerugian dalam tahapan pekerjaan dapat dikendalikan


atau diatasi.
Persyaratan agar seseorang dapat bekerja dengan aman :
1. Harus mengetahui pekerjaan yang akan dilakukan
2. Harus mengetahui potensi bahaya – bahaya yang dapat timbul pada
aktifitas pekerjaan tersebut
12
KAPAN JSA DIPERLUKAN?

YES
 Metode kerja berbeda? Apakah terdapat perbedaan?
 Perbedaan kondisi kerja?
 Perbedaan tool, peralatan?
 Perubahan frekuensi ? NO
YES
 Berdampak ke pekerjaan lain? Apakah pekerjaan berdampak
kepada yang lain?
 Berdampak ke orang sekitar?
 Berdampak ke lingkungan? Buat
NO
YES JSA
 Diminta oleh SPV?
 Tercantum dalam permit? Apakah JSA dipersyaratkan?
 Diminta dalam program kerja?
 Diminta dalam SOP? NO

 Pekerjaan non rutin?? YES


High Risk ?
 Hazard?
JSA dinilai efektif karena

• Mengidentifikasi dan mengeliminasi bahaya sebelum kecelakaan


terjadi
• Pekerja berpengalaman akan membantu mengarahkan/ guide
pekerja dengan pengalaman terbatas
• Menyediakan ruang untuk ide dan menyediakan peluang untuk
improvement
• Menilai tugas tahap demi tahap

14
Siapa yang paling bertanggung jawab
terhadap Analisa Keselamatan Pekerjaan?

“Pengawas Lapangan / Group Leader”

Alasannya adalah :
Menguasai dan mempunyai kepentingan langsung
dengan tiap jenis pekerjaan yang menjadi tugas anak
buahnya.
Mempunyai kepentingan langsung untuk menyelamatkan
anak buahnya.
Mempunyai catatan tentang terjadinya kecelakaan di
lokasi kerja tersebut paling lengkap.

15
Langkah – langkah pembuatan JSA

Langkah – langkah dalam pembuatan JSA :


1. Inventarisasi Tugas yang belum ada JSA
2. Identifikasi Tugas - tugas yang Kritis.
3. Mengurai Tugas menjadi langkah atau aktifitas.
4. Mengidentifikasi dengan tepat potensi kerugiannya
pada setiap langkah.
5. Menyusun pengendalian dan prosedur atas potensi
kerugian yang teridentifikasi
6. Penggunaan pada pekerjaan.

16
Inventarisasi
Tugas

17
Definisi Pekerjaan
• Bukan ‘pekerjaan’ dalam arti luas (JABATAN),
seperti:
– Tukang las

– Mekanik

– Tukang listrik

– Dsb

• Tapi ‘pekerjaan’ dalam arti kecil (TUGAS atau


SINGLE TASK), seperti:
– Mengganti bolam lampu

– Mengganti ban kempes

– Memindah mesin ==

18
Identifikasi Tugas Kritis

Adalah menyusun atau melakukan inventarisasi tugas


yang kritis, yaitu membuat suatu daftar yang sistematis
dari semua jabatan pekerjaan, kemudian membagi setiap
jabatan pekerjaan ke dalam tugas – tugas sehingga setiap
tugas dapat diteliti dengan seksama untuk menentukan
tugas mana yang kritis.

Cara melakukan identifikasi tugas kritis atas inventarisasi tugas


yang effektif adalah:
Mengumpulkan dan mengkaji kecelakaan yang pernah
terjadi, baik berakibat cidera pada manusia maupun
kerusakan harta benda serta kerugian produksi.
Tugas yang mempunyai potensi kerugian besar walaupun
belum pernah terjadi kecelakaan.
19
Identifikasi Tugas Kritis

4 Faktor untuk menentukan suatu tugas kritis :


Faktor Tingkat Keparahan / Severity
Faktor Tingkat Kekerapan / Frekuensi
Faktor Peluang / Probability
Faktor tugas baru

20
Identifikasi Tugas Kritis

Faktor Keparahan / Severity Factor :


Faktor Keparahan diambil dari biaya kerugian yang mungkin timbul
akibat melakukan kesalahan dalam menjalankan tugas (Cidera manusia
maupun Kerusakan Harta Benda)

No. Nilai Kriteria

1 0 Tidak ada cidera/Kerugian < $ 100

2 2 Luka Ringan/Kerugian $ 100 - $ 1.000

3 4 LTI/ Kerugian $ 1.000 - $ 5.000

4 6 Cacat/Meninggal/ Kerugian > $ 5.000

21
Identifikasi Tugas Kritis

Faktor Kekerapan / Frequency Factor :


Faktor Kekerapan ditentukan oleh bagaimana seringnya pekerjaan itu
dilakukan dan jumlah pekerja yang melakukan pekerjaan tersebut.

Jumlah Orang yang 1 kali setiap Beberapa kali Sering kali


Melakukan Tugas hari setiap hari setiap hari
Sedikit 1 1 2

Agak Banyak 1 2 3

Banyak 2 3 4

Sangat Banyak 3 4 5

22
Identifikasi Tugas Kritis

Faktor Peluang/Probability
Hal – hal yang mempengaruhi Faktor Peluang / Probability
adalah :
Resiko, yaitu bagaimana potensi bahaya yang terkandung
dalam tugas tersebut.
Kesulitan, yaitu bagaimana tugas tersebut cenderung
berpengaruh terhadap kualitas dan produksi.
Kerumitan dari tugas yang dikerjakan.
Kemungkinan Kerugian apabila tugas tersebut tidak
dikerjakan dengan cara yang tepat.

23
Identifikasi Tugas Kritis

Faktor Tugas Baru


Suatu tugas yang baru, harus dianggap sebagai tugas kritis
dan akan menjadi target dari analisa dengan atau tanpa
sejarah kerugian yang ditimbulkan.

Tugas yang baru dilakukan akan diperlakukan sebagai suatu


tugas kritis sampai terjamin aman dalam mengerjakannya
dengan suatu cara tertentu yang selanjutnya dijadikan
sebagai suatu standard.

24
Mengurai Tugas menjadi Langkah / aktifitas

Setiap tugas dapat diurai menjadi urutan langkah – langkah yang


harus dilakukan, suatu perintah yang khusus dari langkah adalah
cara yang terbaik untuk melakukan tugas dengan effektif, dan
pada akhirnya akan menjadi prosedur kerja.

Contoh uraian Tugas : Dumping OB di Disposal dengan HD 465


1. HD 465 memasuki Lokasi Disposal.
2. HD 465 Mendekati Dumping Point
3. Melakukan Manuver di Disposal.
4. HD 465 Bergerak Mundur.
5. Melakukan Dumping OB
6. Menurunkan Vessel
7. HD 465 bergerak maju untuk keluar disposal
25
Mengurai Tugas menjadi Langkah / aktifitas

Cara paling effisien dalam melakukan penguraian tugas adalah


harus memasukkan semua langkah utama yang kritis, dan tidak
memasukkan langkah yang kemungkinan tidak akan
menimbulkan masalah besar apabila langkah tersebut tidak
terlalu diperhatikan.
Keputusan untuk menentukan apakah langkah tersebut
dimasukkan atau tidak adalah dengan sebuah pertanyaan
“Apakah langkah ini menjadi langkah kritis apabila dilakukan
dengan salah?” atau dikatakan sebagai langkah yg signifikan

Kunci utama dalam menyeleksi langkah tugas adalah untuk


mencegah kerugian baik cidera pada manusia, kerugian pada
alat, terganggunya produksi maupun penurunan kualitas.
26
MENGURAIKAN LANGKAH KERJA
 Tentukan langkah dari awal sampai akhir.
 Gunakan kata kerja aktif atau operasional
sederhana pada setiap langkah pekerjaan seperti:
memotong, mengganjal, mengelas dsb.
 Hindari menggunakan kata-kata yang terlalu
umum seperti: mengoperasikan, merawat,
membangun dsb.
 Hindari terlalu detil

27
KESALAHAN UMUM
Terlalu rinci dalam menyusun urutan
langkah pekerjaan.
Menggunakan kata kerja yang terlalu
umum, sehingga banyak bahaya yang
tidak terdeteksi.
Mencatat “bagaimana melakukan
pekerjaan” bukan “apa yang dilakukan”.

28
Kesalahan terbanyak dalam
membuat langkah pekerjaan
Kesalahan terbanyak ke-1 pada tahap
ini adalah memasukkan kegiatan untuk
mengatasi bahaya kedalam langkah pekerjaan,
contohnya:
 Memarkir di tempat rata
 Memasang persneling ke gigi 1
 Mengganjal ban
 Memakai sarung tangan,
 Mengangkat ban dengan cara yang benar
 dsb
29
Kesalahan terbanyak dalam
membuat langkah pekerjaan

Kesalahan terbanyak ke-2, memuat


langkah yang terlalu detil, contohnya:
 Menutup pintu
 Menekan tombol start
 Mengenakan helm
 Melihat jarum penunjuk

30
Kesalahan terbanyak dalam
membuat langkah pekerjaan
Kesalahan terbanyak ke-3, memuat
kegiatan yang terlalu luas, sehingga beberapa
langkah kerja yang harus dicantumkan menjadi
hilang, contohnya:
Melepas ban yang kempes, padahal langkah ini
masih berisi langkah-langkah seperti:
 memasang dongkrak,
 menurunkan dongkrak,
 melepas baut roda, dan
 melepas ban yang kempes
Jumlah langkah ideal adalah tidak melebihi 15
langkah. 31
Mengurai Tugas menjadi Langkah - langkah

ISI lah dengan langkah


tugas dari suatu pekerjaan
minimal 7 langkah tugas
dan maxsimal 15 langkah
tugas

32
Identifikasi & Analisa Potensi Kerugian

Adalah melakukan identifikasi dan analisa untuk


menentukan keterpaparan dari kerugian yang ada pada
setiap langkah tersebut pada saat melakukan tugas.

Setiap langkah harus dianalisa untuk menentukan apa saja


kerugian yang mungkin timbul mencakup aspek keselamatan,
kualitas dan produksi.

Faktor untuk identifikasi potensi kerugian meliputi :


Faktor Manusia
Faktor Mesin / peralatan
Faktor Material
Faktor Lingkungan/Environment
33
Identifikasi & Analisa Potensi Kerugian

ISI lah kemungkinan BAHAYA


terbesar yang akan timbul
(sesuai dengan urutan 4M + 1L)

34
BAHAYA DAN
TINDAKAN PENCEGAHAN

Bahaya adalah segala sesuatu yang berpotensi


mencelakakan, mencederai, atau merusak.
Bahaya berasal dari :
Kimia, fisik, biologi, ergonomi, mekanis,
lingkungan sekitar, psikososial, tingkah laku,
kelistrikan.

35
Identifikasi & Analisa Potensi Kerugian

Faktor Manusia :
 Apakah dapat menyebabkan cidera, penyakit,dll.
 Apakah pekerja dapat terjepit, terjatuh, terbentur
 Apakah tindakannya dapat menurunkan tingkat
keselamatan, produksi atau kualitas.

36
Identifikasi & Analisa Potensi Kerugian

Faktor Peralatan :
 Apa bahaya yang ditimbulkan oleh peralatan.
 Apa saja kondisi Kedaruratan dari peralatan tsb.
 Apakah peralatan dapat menyebabkan kerugian
terhadap Keselamatan, Produksi atau kualitas.

37
Identifikasi & Analisa Potensi Kerugian

Faktor Material :
 Apa bahaya dari bahan kimia yang terpapar.
 Apa masalah yang spesifik dari penanganan
Material.
 Bagaimana kemungkinan material dapat
menyebabkan kerugian terhadap Keselamatan,
produksi dan kualitas kerja.

38
Identifikasi & Analisa Potensi Kerugian

Faktor Lingkungan :
 Masalah Tata Griya/Housekeeping.
 Masalah kebisingan, temperatur, getaran,
ventilasi, penerangan, radiasi.
 Kerugian terhadap Keselamatan, Produksi dan
Kualitas Kerja.

39
Identifikasi & Analisa Potensi Kerugian

Metode Analisa Potensi Kerugian:

 Analisa dengan Observasi dan Diskusi


 Analisa dengan Diskusi
 Analisa Hubungan tujuan management & faktor tugas
(biaya, produksi,kualitas dan keselamatan)

40
Identifikasi & Analisa Potensi Kerugian

Metode Pemeriksaan (observasi) Potensi Kerugian:

 Siapa yang paling pantas untuk melakukan?


 Dimana tempat yang baik untuk melakukan?
 Kapan harus dilakukan?
 Apa tujuannya?
 Mengapa diperlukan?
 Bagaimana cara terbaik untuk melakukannya?

41
Pengendalian, Prosedur dan Instruksi Kerja

Pengendalian Adalah tindakan dan pencegahan yang akan


mencegah terjadinya potensi kerugian dan akan memastikan
bahwa pekerjaan dilakukan dengan aman dan effisien.

Rekomendasi Pengendalian akan dibuat sebagai :


Prosedur Kerja
1. Harus Singkat, Jelas, benar dan lengkap
2. Dimulai dengan pernyataan perlu dan gunanya tugas ini
3. Menghadirkan langkah demi langkah uraian & prosesnya
4. Mengungkapkan langkah yang positip.
5. Dibuat dalam format yang sederhana.
Instruksi Kerja
42
PENGENDALIAN BAHAYA

Terapkan Hirarki Kontrol:


Primary / Rekayasa
Secondary / Administrasi
Tertiary / Praktek Kerja
APD

43
Pengendalian, Prosedur dan Instruksi Kerja

Isi dengan pengendalian


bahaya yang sesuai dengan
urutan hierarki pengendalian
dan terukur

44
IMPLEMENTASI PENGENDALIAN
Setelah menetapkan pengendalian, maka :

Implementasi kontrol yang telah ditetapkan

JSA harus diikuti oleh seluruh pekerja

Pastikan dokumen JSA telah diketahui dan dimengerti oleh seluruh pekerja

Pastikan dokumen JSA disimpan dengan baik sebagai evidence

Pekerja dapat mengajukan keberatan jika JSA tidak sesuai/ relevan lagi

Secara reguler JSA harus ditinjau kembali

Meninjau kembali JSA yg telah jadi adalah penting untuk


mengetahui apakah JSA masih memadai untuk waktu sekarang
ataukah tidak, karena jika ada perubahan terhadap metode,
peralatan dan lingkungan kerja maka JSA yg telah dibuat
kemungkinan besar perlu dirubah atau diperbaharui
45
Metode Pembuatan JSA :

1. Observasi dan Diskusi

2. Diskusi Saja

46
Metode Observasi & Diskusi

1. SELEKSI PEKERJA

2. BERI PENJELASAN

3. OBSERVASI SETIAP LANGKAH

4. PERIKSA DENGAN PEKERJA

5. ULANG DENGAN PEKERJA LAIN

6. IDENTIFIKASI POTENSI KERUGIAN

47
Metode Diskusi

1. Cari beberapa orang yg berpengalaman

2. Lakukan pertemuan satu kali atau lebih

3. Jelaskan penggunaan dan cara pendekatannya

4. Tentukan langkah yg signifikan dan aktifitas yg


kritis

5. Identifikasi kerugian yg terpapar

48
Penggunaan JSA :

Orientasi Pekerja Baru / Penugasan Baru

Pelatihan Pengawas Baru

Instruksi Tugas yang Benar

Observasi tugas yang terencana

Pertemuan kelompok / Safety talk

Penyelidikan Kecelakaan

Pelatihan Ketrampilan

49
Form Pembuatan JSA :

50
TERIMA KASIH

51

Anda mungkin juga menyukai