Anda di halaman 1dari 19

Pola Kemitraan Distrik dan

Pendamping Desa di Distrik


Supiori Barat Kabupaten
Supiori

ABRAHAM RUMBRAWER, A.Md.IP


NIP.19720214 199203 1 005

KEMENTERIAN DALAM NEGERI PUSAT PENGEMBANGAN


SUMBER DAYA MANUSIA REGIONAL MAKASSAR
2019
Latar Belakang
 Masih rendahnya SDM Aparatur Kampung pengelola dana desa dalam hal ini
pekerjaan administrasi dana desa, sehingga untuk menyelesaikan pekerjaan
administrasi dana desa, aparatur pengelola dana desa sering mengeluarkan
biaya tambahan untuk membayar aparatur tertentu di ibukota kabupaten
untuk menyelesaikan administrasi dana desa dengan biaya yang cukup besar
namun hasil pekerjaan memenuhi ketentuan yang ada.
 Pendamping Desa yang memiliki keahlian teknis administrasi (RAB dan
Desain) maupun Pendamping Desa yang memiliki keahlian teknis
pemberdayaan kurang aktif melaksanakan tugas pendampingan ke kampung-
kampung karena kondisi wilayah yang sulit dijangkau dan belum memiliki
sarana transportasi sehingga banyak kegiatan pembangunan fisik maupun
kegiatan pemberdayaan (pelatihan) tidak diselesaikan oleh karena tidak ada
pendampingan dan pengawasan.
 Masih terdapat penyimpangan-penyimpangan seperti penyalahgunaan
wewenang, penyalahgunaan anggaran yang dilakukan oleh oknum pemangku
kepentingan di kampung dalam pelaksanaan tugas-tugas karena kurangnya
pembinaan.pendampingan dan pengawasan dan aparatur pemerintah
maupun pendamping desa.
Tujuan
 Jangka Pendek
Terwujudnya penataan administrasi dana
desa/kampung yang baik di 7 (tujuh)
Kampung di Distrik Supiori Barat.
 Jangka Menengah
Terwujudnya pengelolaan dana desa secara
efisien dan efektif
 Jangka Panjang
Terwujudnya Pembangunan di Kampung yang
berjalan dengan baik sehingga kesejahteraan
masyarakat dapat tercapai.
RUANG LINGKUP

 Mengadakan rapat koordinasi awal Pengenalan Inovasi


Proyek Perubahan
 Melakukan koordinasi dengan instansi terkait Dinas
Pemberdayaan Masyarakat Kampung.
 Melakukan pembinaan dan pendampingan administrasi
dana desa tahap III dan memantau kegiatan
pembangunan sarana prasarana yang dibangun dengan
dana desa di 4 (empat) kampung.
 Melakukan pembinaan administrasi kelompok simpan
pinjam perempuan
 Mengikuti Program Inovasi Desa tentang Busa Inovasi
Desa
 Melakukan rapat koordinasi evaluasi Tim Kerja Efektif
Kriteria Keberhasilan
 Kriteria keberhasilan dari pencapaian tujuan
proyek perubahan adalah Surat keputusan Bupati
tentang tim kerja efektif pembinaan dan
pendampingan dana desa/kampung pada distrik
Supiori Barat Kabupaten Supiori pernyataan
dukungan dari Sekretaris Daerah Kabupaten
Supiori atas adanya proyek perubahan serta
terjalin hubungan komunikasi dan kerja sama baik
antara seluruh stakeholder dan tim kerja dari awal
sampai akhir implementasi proyek perubahan
sehingga seluruh kegiatan di rencanakan dapat
berjalan dengan baik sampai selesai
Milestone I
I. Terwujudnya kesamaan a. Melakukan koordinasi dengan camat 28 – 10 – 2019
persepsi dengan stake sebagai atasan langsung sekaligus
holder antara mentor dengan reformer dalam
tata kelola Proyek Perubahan
b. Melakukan koordinasi dengan Kabag
Hukum Setda Kabupaten Supiori 29 – 10 – 2019
tentang adanya terbentuk Tim Kerja
Proyek Perubahan yang membutuhkan
Dasar Hukum
c. Melakukan koordinasi dengan Sekda
Kabupaten Supiori selaku Pembina 30 – 10 – 2019
Kepegawaian bagi semua ASN dalam
Wilayah Pemerintah Kabupaten Supiori
untuk diketahui dan mendapat
dukungan dalam proyek perubahan
d. Melakukan koordinasi dengan Kepala 31 – 10 – 2019
Bidang Keuangan Desa dan Aset Dinas
Pemberdayaan Masyarakat Kampung
Kabupaten Supiori sebagai stakeholder
dan anggota Tim Kerja Proyek
Perubahan. 01 – 11 – 2019
e. Melakukan koordinasi dengan
Pendamping Desa (PD) dan
Pendamping Lokal Desa (PLD) sebagai
Milestone II
II. Terbentuknya Tim Kerja a. Membuat undangan rapat koordinasi 04 – 11 – 2019
Efektif Proyek Perubahan Pengenalan Inovasi Baru Proyek
Perubahan tentang Pola Kemitraan
Distrik dan Pendamping Desa di
Distrik Supiori Barat Kabupaten
Supiori kepada 4 (empat) Kepala
Kampung, Sekretaris Kampung,
Bendahara, Ketua Bamuskam dan
Pendamping Distrik serta Pendamping
Lokal Desa
b. Mengirim/menyampaikan undangan 04 – 11 – 2019
rapat
c. Menyiapkan Daftar Hadir Rapat
Koordinasi oleh Staf Kantor Distrik 06 – 11 – 2019
Supiori Barat
d. Melakukan Rapat Koordinasi 06 – 11 – 2019
e. Membuat penjelasan tentang Rapat
Koordinasi Proyek Perubahan serta 06 – 11 – 2019
membentuk Tim Kerja efektif yang
ditetapkan dengan Surat Keputusan
Kepala Distrik Supiori Barat
Milestone III
III. Terlaksananya jadwal Tim a. Membuat Surat Pemberitahuan 11 – 11 – 2019
Kerja Efektif Proyek Pembinaan dan Pendampingan pada 4
Perubahan (empat) Kampung dengan hari dan
tanggal yang berbeda sesuai
Lampiran Jadwal pada surat
b. Mengirim/menyampaikan Surat
Pemberitahuan kepada 4 (empat) 11 – 11 – 2019
kampung/desa
c. Menyiapkan daftar hadir sesuai waktu
yang berbeda :
- Desa Amyas 13 – 11 – 2019
- Desa Wayori 14 – 11 – 2019
- Desa Koiryakam 15 – 11 – 2019
- Desa Waryei 18 – 11 – 2019
d. Melakukan pembinaan oleh Tim Kerja
13s/d18 – 11 –
Efektif Proyek Perubahan dengan
2019
judul yang sama pada 4 (empat)
kampung di Distrik Supiori Barat.
Milestone IV dan V
IV. Terwujudnya a. Melakukan pencatatan 2019-2020
Penataan administrasi penerimaan,
Administrasi Dana penggunaan dan
Desa di 4 Desa pertanggungjawaban yang
baik.
b. Melakukan pengawasan
secara baik sehingga tidak
terjadi penyimpangan dalam
penggunaan dana kampung.

V Terwujudnya a. Melakukan penghitungan 2020 – 2025


pengelolaan dana anggaran yang benar lewat
Desa sacara efisien RAB agar tidak terjadi
dan efektif (Jangka pemborosan tetapi tepat
Menengah) sasaran dan waktu sesuai
hitungan jangka waktu yang 2020 – 2025
telah di kalenderkan.
Milestone VI dan VII
a. Melakukan perubahan jangka
VI Terwujudnya rencana panjang dalam 20 tahun melalui 02 – 12 – 2019
(Jangka Panjang) visi RPJP Nasional 2005 -2025
yaitu Indonesia yang maju, 03 – 12 – 2019
mandiri, adil dan makmur.
b. Melakukan perubahan sesuai visi
yang djabarkan melalui misi 05 – 12 – 2019
RJPN dan output atau
keluarannya sebagi program dan
kegiatan yang menyentuh dan
dirasakan sebagai tujuan akhir
yang hendak dicapai. 05-12-2019
VII Terlaksananya Evaluasi a. Mempersiapkan Rapat Evaluasi 02-12-2019
b. Membuat undangan serta
mengirimkannya 03-12-2019
c. Melakukan Rapat Koordinasi
Evaluasi Tim Kerja Pola Kemitraan
Distrik dan Pendamping Desa di 05-12-2019
Distrik Supiori Barat
TATA KELOLA
COACH MENTOR

REFORMER

TIM KERJA
Pemetaan stakeholder
Latens Promoters

 Kabag Hukum Setda Kepala Distrik


 Kabid Keuangan Desa dan Kabag Pemerintahan
Aset Dinas PMK Kasie Perekonomian dan
Pembangunan Kantor
Distrik

Apathetics Defenders

 Kabag Hukum Setda Pendamping Lokal Desa


 Kabid Keuangan Desa dan Kepala Kampung/Desa
Aset Dinas PMK Ketua Bamuskam
Perangkat kampung
STRATEGI KOMUNIKASI
 Dalam rangka pencapaian tujuan
pelaksanaan proyek perubahan dibutuhkan
Komunikasi yang baik dan dilakukan
selama pelaksanaan kegiatan proyek
perubahan yang berkaitan dengan upaya
peningkatan efektifitas pembinaan dana
desa melalui pola mitra kerja distrik dan
pendamping desa dengan melakukan
komunikasi langsung antara stakeholder
internal dan eksternal
ANALISIS KEKUATAN
STAKEHOLDER
 Pengaruh Besar Kepentingan Besar (Promotors)
Stakeholder promoter yang sangat mempengaruhi dan
berkepentingan terhadap penggunaan dan keberhasilan proyek
perubahan.
 Pengaruh Besar Kepentingan Kecil (Latens)
Stakeholder Latens yang tidak memiliki kepentingan khusus maupun
terlibat dalam proyek perubahan akan tetapi memiliki kekuatan
besar mempengaruhi pihak lain dalam pelaksanaan proyek
perubahan.
 Pengaruh Kecil Kepentingan Besar (Defenders)
Stakeholder defender yang memiliki kepentingan terhadap
perubahan akan tetapi kekuatannya kecil untuk mempengaruhi
keberhasilan proyek perubahan.
 Kepentingan Kecil Pengaruh Kecil (Apathetic)
Stakeholder apathetic yang memiliki pengaruh dan kepentingan kecil
terhadap keberhasilan proyek perubahan.
KENDALA INTERNAL DAN
EKSTERNAL
 Adapun kendala-kendala yang dihadapi dalam implementasi
proyek perubahan ini adlah sebagi berikut :
 Banyak tugas-tugas kantor lain banyak menyita waktu
reformer, dalam menjalankan tugas tim kerja efektif.
 Minimnya biaya operasional pendamping desa untuk
melakukan kegiatan kunjungan kerja d kampung-kampung.
 Seluruh administrasi desa harus dikerjakan dengan komputer
sedangkan sebagian aparatur kampung belum menguasai
teknologi komputer untuk mengerjakan administrasi dana
desa.
 Pemahaman aparatur kampung terhadap aturan dana desa
masih sangat kurang.
 Ada beberapa oknum aparatur yang tidak berada di tempat
saat kegiatan sehingga tidak memahami maksud dan tujuan
pembinaan dan pendampingan tim kerja efektif proyek
perubahan.
STRATEGI MENGATASI
KENDALA
 Memperhatikan masalah yang menjadi penghambat dalam
mplementasi kegiatan pembinaan dan pendampingan
pengelolaan dana desa/kampung yang dilakukan oleh tim
kerja, maka langkah yang dilakukan sebagai berikut :
 Membagikan tugas anggota tim kerja sesuai dengan keahlian
yang dimiliki dalam pengelolaan dan pengawasan dana
kampung.
 Memfasilitasi seluruh kebutuhan tim kerja efektif dengan
logistik dalam penyediaan BBM dalam melaksanakan seluruh
kegiatan implementasi proyek perubahan.
 Melibatkan staf distrik dengan pendamping desa sebagai
penggerak utama implemtasi proyek perubahan.
 Membangun komunikasi yang efektif dan terus menerus
dengan setiap stakeholder untuk kesamaan pendapat dan
sinergitas dalam implementasi proyek perubahan
Kesimpulan
 Dengan adanya Pola Kemitraan Distrik dan Pendamping Desa, maka
diharapkan pembinaan dan pendampingan kepada aparatur
pengelola dana desa/kampung dapat dilaksanakan secara lebih
efektif dan efisien dan secara terus menerus sehingga pengelolaan
dana desa dapat terlaksana sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
 Dengan adanya kegiatan monitoring Tim Kerja pembinaan dan
pendampingan desa ke setiap kampung maka pembinaan,
pendampingan dan pengawasan dapat dilakukan secara bersama-
sama sehingga permasalahan dana desa/kampung dapat diatasi sedini
mungkin.
 Kegiatan pelatihan peningkatan kapasitas bagi kelompok masyarakat
dapat terlaksana dengan lebih efektif dan efisien dengan adanya tim
satuan kerja pembinaan dan pendampingan dana desa/kampung.
 Terjadi penghematan biaya operasional aparatur kampung dalam
mengurus administrasi maupun konsultasi dana desa/kampung ke
ibu kota distrik maupun ibu kota kabupaten.
REKOMENDASI
 Kegiatan proyek perubahan yang dilakukan di
Distrik Supiori Barat ini kiranya secara
bertahap dapat dilakukan di setiap distrik di
Kabupaten Supiori.
 Kegiatan proyek perubahan ini diharapkan
menjadi masukan dan acuan bagi Pemerintah
Daerah Kabupaten Supiori untuk menata
penyelenggaraan Pemerintahan yang lebih
peduli pada pelayanan masyarakat di
kampung-kampung.

Anda mungkin juga menyukai