Diskusi
Langkah-Langkah Menyusun
Teks Diskusi
Jenis-Jenis Teks Diskusi
1. Diskusi Panel
Diskusi Panel merupakan diskusi yang diikuti oleh seorang moderator dua sampai
empat orang pembicara, dan diikuti oleh banyak peserta.
Pembicara ialah orang yang bertugas sebagai panelis yang menyajikan materi atau
masalah diskusi.
Para peserta hanya berhak mendengarkan, bila diberi kesempatan, mereka bisa
mengajukan pertanyaan atau menanggapi pendapat penulis.
Tujuan diskusi panel adalah memberikan pemahaman kepada pendengar mengenai
suatu masalah.
2. Seminar
1. Menentukan topik
2. Mengumpulkan data
3. Membuat solusi/saran
4. Memulai menulis sesuai dengan ketentuan teks diskusi
yang baik dan benar
Pekerjaan Rumah (PR), Masihkah Diperlukan?
Hampir setiap hari, murid dibekali pekerjaan rumah (PR) dari gurunya.
Seorang penulis dunia anak menuturkan bahwa PR harus dihilangkan karena dapat
mengganggu kehidupan keluarga. Seberapa perlu anak diberikan PR?
“Semua tugas dan lembar kerja seharusnya diselesaikan di sekolah. Ini
karena tugas yang seharusnya dikerjakan tiga puluh menit di sekolah dapat selesai
tiga kali lipat lebih lama jika dilakukan di rumah. Hal ini akan membatasi waktu
anak bersama keluarga,” ujar Eleanor Updale seperti dikutip dari Telegraph. Updale
menuturkan PR tersebut akan membuat anak-anak menghabiskan waktu lebih
banyak di rumah dibandingkan bermain di luar. Beberapa negara sudah tidak lagi
memberikan PR kepada para siswa. “Masyarakat harus melepaskan diri dari asumsi
bahwa PR adalah sesuatu yang baik. Padahal, anak-anak juga membutuhkan ruang
untuk diri mereka sendiri dan melakukan sesuatu yang diinginkannya. Beban PR ini
terlalu mengganggu,” ungkap Updale.
Untung Gautara berpendapat sebaliknya, PR perlu diberikan kepada siswa
sebagai media latihan di rumah. Diharapkan dengan melakukan latihan,
kemampuan siswa senantiasa bertambah. Akan tetapi, PR tersebut ternyata
dilalaikan dan dijadikan pekerjaan sekolah atau PS oleh sebagian siswa. Sebelum
guru datang mengajar, mereka baru mengerjakan PR dengan menyontek hasil
kerja teman. Bahkan, ada di antara mereka malah tidak mengerjakan PR sama
sekali. Padahal, tidak mengerjakan PR berarti tidak melakukan latihan. Sungguh,
ini bukan perilaku yang positif karena telah menyia-nyiakan waktu untuk meraih
kemajuan.
Menurut Updale, diperlukan pengaturan dan batas dalam pemberian PR.
Mengurangi tugas yang diberikan dari sekolah akan membantu mengurangi
beban yang harus dibawa pulang siswa. Selain itu, hal ini akan mengurangi efek
negatif dari PR yang dapat mengganggu kehidupan sebuah keluarga.
Sementara itu, Muhammad Rizal, psikolog pendidikan Universitas
Indonesia, saat dihubungi detik Health, menuturkan tidak semua PR
mengganggu kehidupan keluarga atau sosial anak. PR dapat diberikan
bergantung pada PR itu seperti apa dengan melihat jumlah serta tingkat
kesulitannya.