Anda di halaman 1dari 20

BY :

KELOMPOK II
• Gangguan jiwa adalah sindrom atau pola prilaku yang secara
klinis bermakna yang berkaitan langsung distress (penderitaan)
dan menimbulkan hendaya (disabilitas) pada satu atau lebih
fungsi kehidupan manusia.
• Penyebab gangguan jiwa :
• Psikotik
• Depresi
• Panik
• Ganguan penyesuaian
Waham adalah suatu keyakinan yang salah yang dipertahankan
secara kuat/terus menerus namun tidak sesuai dengan
kenyataan.
Penyebab

• Penyebab secara umum dari waham adalah gannguan


konsep diri : harga diri rendah.
Harga diri rendah dimanifestasikan dengan perasaan yang
negatif terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya
diri dan harga diri, merasa gagal mencapai keinginan
Proses Terjadinya Waham
• Fase Lack of Huma need
• Fase Lack of Self Esteem
• Fase Control Internal Eksternal
• Fase Environment Support
• Fase Comforting
• Fase Improving
Asuhan Keperawatan Masalah Waham
• Pengkajian
Identifikasi klien
Keluhan utama / alasan masuk
Aspek fisik / biologis
Aspek psikososial
Aspek medic
Untuk mendapatkan data waham, lakukan observasi terhadap
perilaku berikut ini:
1. Waham kebesaran
2. Waham curiga
3. Waham somatik
4. Waham nihilistik
Diagnosis Keperawatan

Masalah keperawatan yang sering muncul yang


dapat disimpulkan dari hasil pengkajian adalah:
Perubahan proses pikir : waham berhubungan
dengan harga diri rendah.
Perencanaan dan Intervensi Keperawatan

Perencanaan Keperawatan
Tindakan keperawatan untuk pasien
Tujuan tindakan :
• Pasien dapat berorientasi kepada realitas secara bertahap.
• Pasien dapat memenuhi kebutuhan dasar.
• Pasien mampu berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan.
Tindakan Keperawatan:
• Bina Hubungan saling percaya
a. Mengucapkan salam terapeutik
b. Berjabat tangan
c. Menjelaskan tujuan interaksi
d. Membuat kontrak topik, waktu dan tempat setiap kali bertemu pasien.
• Bantu orientasi realita.
a. Tidak mendukung atau membantah waham pasien.
b. Yakinkan pasien berada dalam keadaan aman.
c. Fokuskan pembicaraan pada realitas, (mis., memanggil nama pasien,
menjelaskan hal yang sesuai realita).
Diagnosa : Perubahan proses pikir : waham berhubungan dengan harga diri
rendah.
• Tujuan umum : klien tidak mengalami perubahan isi pikir : waham
kebesaran
Tujuan khusus :
-Klien dapat menyebutkan penyebab dirinya menarik diri dengan kriteria
evaluasi, klien dapat mengetahui penyebabnya.
-Klien dapat menyebutkan keuntungan dan kerugian berhubungan dengan
orang lain.
Kaji pengetahuan klien dengan prilaku menarik diri sehingga dapat mengenali
tanda-tanda menarik diri.
• Rasional : klien dapat menyadari tanda-tanda menarik diri sehingga
memudahkan perawat memberikan intervensi selanjutnya.
Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya terutama penyebab
prilaku menarik diri.
• Rasional : klien dapat mengungkapkan penyebab prilaku menarik diri dapat
membantu perawat dalam mengidentifikasi tindakan yang dilakukan.
Evaluasi
• Klien percaya dengan perawat, terbuka untuk ekspresi waham
• Klien menyadari kaitan kebutuhan yg tdk terpenuhi dg keyakinannya
(waham) saat ini
• Klien dapat melakukan upaya untuk mengontrol waham
• Keluarga mendukung dan bersikap terapeutik terhadap klien
• Klien menggunakan obat sesuai program
Konsep Masalah Halusinasi

halusinasi merupakan gangguan persepsi sensori, yaitu suatu


keadaan seseorang mengalami perubahan dalam jumlah dan
pola dari stimulus yang mendekat diprakarsai secara internal
atau eksternal disertai dengan suatu pengurangan, berlebih-
lebihan, distorsi, atau kelainan berespon terhadap setiap
stimulus
Halusinasi merupakan gangguan persepsi dimana klien
mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi, suatu
penyerapan panca indera tanpa ada rangsangan dari luar.
• Faktor Predisposisi :
• Faktor genetis
• Faktor neurobiologis
• Faktor Presipitasi :
• Berlebihannya proses informasi pada sistem saraf yang menerima
dan memproses informasi di thalamus dan frontal otak.
• Mekanisme penghantaran listrik di syaraf terganggu.
• Kondisi kesehatan
• Lingkungan
• Perilaku
Jenis Halusinasi

• Halusinasi pendengaran
• Halusinasi penglihatan
• Halusinasi penghirup
• Halusinasi pengecapan
• Halusinasi perabaan
Fase Halusinasi

• Fase 1 :
• Comforting-ansietas tingkat sedang, secara umum,
halusinasi bersifat menyenangkan
• Fase II :
• Condemning-ansietas tingkat berat, secara umum,
halusinasi menjadi menjijikkan
• Fase III : Controlling-ansietas tingkat berat,
pengalaman sensori menjadi berkuasa
• Fase IV: Conquering
• Panik, umumnya halusinasi menjadi lebih rumit, melebur
dalam halusinasinya
• Identitas klien meliputi Nama, umur, jenis kelamin, tanggal dirawat, tanggal
pengkajian, nomor rekam medic
• Faktor predisposisi merupakan factor pendukung yang meliputi factor biologis, factor
psikologis, social budaya, dan factor genetic
• Factor presipitasi merupakan factor pencetus yang meliputi sikap persepsi merasa
perasaan, afek pasien, interaksi selama wawancara, persepsi, proses pikir, isi pikir,
tingkat kesadaran, memori, tingkat kosentrasi dan berhitung, kemampuan penilaian,
dan daya tilik diri.tidak mampu, putus asa, tidak percaya diri, merasa gagal, merasa
malang, kehilangan, rendah diri, perilaku agresif, kekerasan, ketidak adekuatan
pengobatan dan penanganan gejala stress pencetus pada umunya mencakup
kejadian kehidupan yang penuh dengan stress seperti kehilangan yang
mempengaruhi kemampuan individu untuk berhubungan dengan orang lain dan
menyebabkan ansietas.
• Psikososial yang terdiri dari genogram, konsep diri, hubungan social dan spiritual
• Status mental yang terdiri dari penampilan, pembicaraan, aktifitas motorik, alam
• Mekanisme koping: koping yang dimiliki klien baik adaptif maupun maladaptive
• Aspek medic yang terdiri dari diagnose medis dan terapi medis
• Data yang diperoleh melalui observasi :
• 1. Pasien dibawa karena sering terlihat tertawa sendiri, berbicara
sendiri, mulut komat-kamit
• 2. Klien sulit berkonsentrasi, cemas
• 3. Klien tampak sulit berhubungan dengan orang lain, tidak dapat
mengendalikan diri
• 4. Klien tidak mampu membedakan realita dan bukan realita
• . DIAGNOSIS KEPERAWATAN
• Diagnosis keperwatan pada klien dengan halusinasi ditetapkan
berdasarkan data subyektif dan objektif yang ditemukan pada pasien :
• Gangguan sensori persepsi : halusinasi
• Selain masalah yang diakibatkan oleh halusinasi, klien biasanya juga
mengalami masalah-masalah keperawatan yang menjadi penyebab
munculnya halusinasi
. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan : Gangguan sensori persepsi halusinasi
Tujuan umum : Klien tidak mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
Tujuan khusus :
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya dasar untuk kelancaran hubungan interaksi
seanjutnya

Pelaksanaan tindakan keperawatan pada keluarga


1. Memberikan pendidikan kesehatan pada keluarga
- Menjelaskan tentang halusinasi
- Memberikan informasi sumber pelayanan yang bisa dijangkau
2. Melatih keluarga praktek langsung merawat pasien dihadapan pasien
- Mengevaluasi kemampuan keluarga
• . EVALUASI
• Evaluasi hasil pelaksanaan tindakan dlakukan kepada klien dan keluarga (apabila
keluarga berkunjung), Hasil Evaluasi :

• A. Evaluasi pada klien :


• 1. Klien dapat mengenal halusinasi
• 2. Klien dapat menghardik halusinasi
• 3. Klien dapat bercakap-cakap dengan orang lain untuk mengalihkan halusinasi
• 4. Klien dapat menggunakan obat dengan benar


• THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai