Erna Prasetyaningrum,M.Sc.,Apt
Pendahuluan
Diare akut keluarnya BAB 1x/ lebih yg
berbentuk cair dlm 1 hari/ lebih &
berlangsung < 14 hari
Diare episode keluarnya tinja cair sebanyak
3x/ lebih, atau lebih dari 1x keluarnya tinja
cair yg berlendir atau berdarah dalam 1 hari
• Faktor2 yang mempengaruhi kejadian diare:
Lingkungan kebersihan lingkungan &
perorangan
Gizi pemberian makanan
Kependudukan insiden diare pd daerah
kota yg padat/ kumuh lebih
Pendidikan pengetahuan ibu
Perilaku masyarakat kebiasaan2
Sosial ekonomi
ETIOLOGI DIARE
1. Faktor infeksi
a. Infeksi enteral infeksi pada GIT (penyebab
utama)
Bakteri : Vibrio cholerae, Salmonella spp, E. coli
dll
Virus : Rotavirus (40-60%), Coronavirus,
Calcivirus dll
Parasit: Cacing (Ascaris, Oxyuris,dll), Protozoa
(Entamoba histolica,Giardia Lambia, dll) Jamur
(Candida Albicans)
b. Infeksi parenteral infeksi di luar GIT (BP,
Ensefalitis,dll)
2. Faktor malabsorbsi : KH, Lemak, Protein
3. Faktor makanan : basi/ beracun, alergi
4. Faktor psikologis : takut dan cemas
PATOFISIOLOGI
VIRUS masuk enterosit (sel epitel usus halus)
infeksi & kerusakan fili usus halus
Enterosit rusak diganti oleh enterosit baru (kuboid/
sel epitel gepeng yg blm matang) fungsi blm baik
Fili usus atropi tdk dpt mengabsorbsi makanan &
cairan dgn baik
Tek Koloid Osmotik motilitas DIARE
• BAKTERI NON INFASIF (Vibrio cholerae, E. coli patogen)
masuk lambung duodenum berkembang biak
mengeluarkan enzim mucinase (mencairkan lap lendir)
bakteri masuk ke membran mengeluarkan subunit A & B
mengeluarkan (cAMP) meransang sekresi cairan usus,
menghambat absobsi tampa menimbulkan kerusakan sel
epitel tersebut volume usus dinding usus teregang
DIARE
BAKTERI INFASIF (Salmonella spp, Shigella
spp, E. coli infasif, Champylobacter) prinsip
perjalanan hampir sama, tetapi bakteri ini
dapat menginvasi sel mukosa usus halus
reaksi sistemik (demam, kram perut) dan
dapat sampai terdapat darah
Toksin Shigella masuk ke serabut saraf
otak kejang
• BERDASARKAN PATOFISIOLOGI
Diare osmotik : diare akibat adanya bahan
yang tidak dapat diabsorbsi oleh lumen usus
hiperosmoler hiperperistalsis
Diare sekretorik : terjadi akibat stimulasi
primer dari enterotoksin atau oleh neoplasma
Diare akibat gangguan motilitas usus :
gangguan pada kontrol otonomik
• KOMPLIKASI
Kehilangan air dan elektrolit Dehidrasi,
Hipokalemia, Asidosis metabolik, Kejang,
Alkalosis metabolik
Gangguan sirkulasi darah Syok hipovolemik
Gangguan gizi Hipoglikemia, Malnutrisi
energi protein, Intolerasi laktosa sekunder
PENENTUAN DERAJAT DEHIDRASI
Berdasarkan BB
Ringan pe↓ BB < 5 %
Sedang pe↓ BB 5 – 10 %
Berat pe↓ BB > 10 %
Menurut Haroen Noerasid (modifikasi)
Ringan Rasa haus & Oliguria ringan
Sedang Tanda diatas + turgor kulit↓,
– ubun2 & mata cekung
Berat Tanda diatas + somnolen,
– sopor, koma, syok, nafas kussmaul
Berdasarkan ketonusan cairan
Dehidrasi Isotonis
Kehilangan air dan Na dalam proporsi
yang sama
Merupakan dehidrasi yang terjadi karena
diare
Tanda sangat cepat, haus ekstremitas
dingin dan berkeringat, kesadaran
menurun dan muncul gejala syok
hipovolemik
Dehidrasi Hipertonis
Terdapat kekurangan cairan air dan Na tetapi
proporsi kehilangan air lebih banyak (Na >150
mmol/L)
Tanda anak sangat haus,iritabel
Dehidrasi Hipotonis
Terdapat kekurangan cairan air dan Na tetapi
proporsi kehilangan Na lebih banyak (Na >130
mmol/L)
Tanda anak letargi, kejang
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum klien gelisah, mudah marah,
lemah, kesadaran
Tanda–tanda vital
BB
Status hidrasi kecekungan ubun-ubun, Urin
Output, Mukosa membran,Turgor kulit,
Kecekungan kelopak mata, Air mata
Pola pernafasan Pernafasan Kussmaul
(pernapasan yang sangat dalam)
Terapi non farmakologi
Berikan cairan sesuai indikasi
Jumlah
Syok
20-30 cc/kgBB (guyur dan boleh diulang s.d 3X sampai
teratasi), jika teratasi
Untuk 1st 24 jam hitung cairan sesuai kebutuhan, 50%
diberikan 8 jam dikurangi waktu pemberian inisial, 50%
diberikan pada waktu sisa
Dehidrasi Berat
20-30 cc/kgBB (2-4 jam)
70-80 cc/kgBB (20-22 jam)
Dehidrasi Sedang
50 -100 cc/kgBB (2-4 jam)
Setiap BAB 50-100 cc (< 24 bulan), 100-200 cc (> 24
bulan)
Dehidrasi Ringan
25-50 cc/kgBB (2-4 jam)
Setiap BAB 50-100 cc (< 24 bulan), 100-200 cc (> 24 bulan)
Pilihan Cairan
Beri Rl (utama) atau NaCl
Jika pasiennya tidak dapat makan
diberi Dekstros dan RL
Jika muntah2 maka berikan Dekstros
dan NaCl, tetapi jika pasien muntah +
diare utamakan RL
Oralit
Cara Pemberian
IV Untuk dehidrasi berat
Enteral Untuk dehidrasi ringan, sedang
tetapi anak tidak mau/ tidak dapat
minum atau jika kesadaran menurun
Oral Bila kesadaran anak baik, anak
mau minum, biasanya diberikan untuk
dehidrasi ringan dan sedang
Observasi kondisi fisik klien terutama status
hidrasi
Kolaborasi
Pemeriksaan labolaturium
Medikasi : antibiotik, antiparasitik
Penunjang
Pemberian Cairan
Berikan ASI eksklusif 4-6 bulan
Menjaga kebersihan payudara
Observasi kondisi fisik klien terutama status
hidrasi
Kolaborasi
Pemeriksaan labolaturium
Medikasi : antibiotik, antiparasitik
Penkes
Pemberian Cairan
Berikan ASI eksklusif 4-6 bulan
Menjaga kebersihan payudara
Diet
Berikan makanan tambahan sesuai
dengan usia anak
Berikan diet secara bervariasi
Cara memasak dan menyajian makanan
yang sehat (misal: menggunakan cangkir
daripada botol, wadah harus bersih,
makanan hangat, DLL)
Penggunaan air
Air yang digunakan untuk makan/ minum
harus direbus matang
Sumber air dan jamban yang layak
Perilaku sehat
Cuci tangan