Anda di halaman 1dari 19

Bab IV

Grain Size Analysis


(Analisa Ukuran Butir Tanah)
Variasi kandungan jenis dan ukuran butir tanah merupakan indikasi
kepadatan dan kekuatan dari lapisan tanah di lapangan. Sebagai
contoh, bila lapisan tanah tersusun dari butir-butir yang berukuran
hampir sama (seragam) maka massa tanah tidak akan padat karena
rongga-rongga di antara butir tidak terisi oleh butir yang lebih halus,
melainkan hanya diisi oleh udara dan atau air. Dengan sendirinya
bidang kontak antara butir menjadi kecil dan akibatnya kemampuan
tanah menahan geser menjadi kecil pula.
Sebaliknya jika komposisi ukuran butir sangat bervariasi, dari ukuran
yang sangat halus sampai kasar, maka rongga-rongga antara butir
akan saling mengisi sehingga tanah menjadi padat dan bidang
kontak antar butir menjadi lebih besar,kemampuan butir tanah untuk
menahan geser akan lebih besar.

1
Sifat variasi/sebaran (distribusi) ukuran butir disebut ”gradasi”.
Ada 3 macam sifat gradasi yang dimiliki massa tanah :

a)

% Lebih halus

c) Grafik penyebaran ukuran butir

b)

Log diameter butir

a). Gradasi baik (well graded) :


Massa tanah terdiri dari semua ukuran butir, kepadatan
tinggi, kekuatan geser besar, dan relatif tidak porous.

b). Gradasi seragam (uniformly graded) :


Massa tanah terdiri dari satu macam ukuran butir, sedikit
sekali ukuran yang lain, kepadatan rendah, kekuatan geser
kecil, dan sangat porous.

c). Gradasi buruk (poorly graded) :


Merupakan susunan butiran yang tidak lengkap, kepadatan
sedang, dan porous. 2
Analisa Ukuran Butir
• Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa distribusi
kandungan ukuran butir dari massa tanah akan
menentukan sifat-sifat fisis dan teknis tanah tersebut.
Tujuan dari analisa ukuran butir tanah yaitu untuk
mengetahui susunan/penyebaran/gradasi/distribusi
ukuran butir yang dikandung oleh massa tanah.
• Untuk mengetahui hal ini, yang biasa dilakukan
adalah:
• Analisa saringan (Sieve Analysis), untuk
butiran-butiran tanah kasar (> 0,074 mm);
• Analisa sedimentasi (Analisa Mekanis Basah),
dilakukan untuk butiran-butiran tanah halus (<0.074
mm) yang tidak bisa menggunakan ayakan .

3
Analisa Saringan (Sieve Analysis)
• Untuk penyaringan massa tanah menjadi berbagai fraksi ukuran
butir diperlukan seperangkat saringan yang terdiri dari berbagai
nomor saringan.
• Nomor saringan yang mempunyai ukuran lubang terbesar
diletakkan paling atas dan mengecil kebawah hingga pan.
• Beberapa susunan saringan yang biasa digunakan :
a). American Standard (AS)
# No. 4 10 20 40 60 100 200
diameter
4.76 2 0.841 0.42 0.25 0.149 0.075
lubang (mm)

b). British Standard (BS)


# No. 7 14 25 36 72 100 200
diameter
2.411 1.204 0.599 0.422 0.211 0.152 0.076
lubang (mm)

4
Prosedur Penyaringan
• Bila kandungan butiran lanau dan lempung cukup banyak maka
terlebih dahulu contoh tanah kering yang beratnya diketahui dicuci
untuk memisahkannya terhadap butiran kasar. Setelah itu butiran
kasar dioven kembali sampai berat tetap.
• Butiran kasar kering oven disaring dengan seperangkat saringan,
digetar di atas meja getar selama 10 menit. Butiran yang tertahan
pada masing-masing saringan ditimbang. Hasil penyaringan
dihitung dalam sebuah tabel kemudian digambar kurva distribusi
ukuran butirnya, prosentase lebih halus/kasar kumulatif sebagai
ordinat dan logaritma ukuran butir sebagai absis, lalu disimpulkan
mengenai : sifat gradasi, prosentasi lolos saringan no.200, fraksi-
fraksi jenis tanah dan klasifikasi tanah.

5
Perhitungan Analisa Saringan

6
Kurva Distribusi Ukuran Butir Tanah
100 0
j

60
% Kasar
% Halus
Kumulatif
Kumulatif m

30

10
o
0
p D10 D30 D608.41 100
10-3 10-2 -1
7.510 1.49 2.5 4.2 100 2 4.76 101

Log Diameter Butir (mm)

7
8
Analisa Sedimentasi
• Analisa ini dilakukan untuk mengetahui fraksi-fraksi butiran halus
seperti lanau, lempung dan koloid.
• Hasil analisa digabung dengan hasil analisa saringan sehingga
kurava distribusi ukuran butir tanah menjadi lebih lengkap.
• Fraksi tanah yang berukuran lebih halus dari 0.074 mm (# No.200)
yang berupa suspensi dimasukkan dalam tabung gelas jar,
didiamkan maka akan terjadi pengendapan butiran tanah, butiran
yang besar akan mengendap lebih dulu dan yang lebih kecil
belakangan.
• Didasarkan pada Hukum Stoke : butiran tanah dianggap bulat
dengan jari-jari R, kecepatan mengendap tergantung pada ukuran
dan berat butir (yang besar lebih cepat mengendap), butir-butir
tanah dianggap memiliki berat jenis yang sama untuk semua ukuran
butir.

9
Jika V = kecepatan mengendap, γs = berat isi butir dan η = viskositas absolut air, maka
persamaan stoke dapat diturunkan:

Pada saat butiran mulai mengendap terjadi keseimbangan:


W = Pup + F

Maka: Karena:

Skg: Ganti: dan &

Maka: ...............(1)

Dimana: D = diameter butir, cm η = viskositas air,


t = waktu, detik He = jarak mengendap, cm;literatur lain Zr

Dalam praktek: D = mm dan t = menit, maka

Jadi persamaan (1) berubah: dimana

10
Tabel M atau K

Sumber : Mektan I Braja M.Das Hal 20. 11


Contoh:
Pada temperatur 20oC, Gs = 2,68 ,
Maka diameter butir pada jarak 10 cm dari muka larutan pada waktu2 tertentu adalah
sbb:

Dengan pengambilan contoh larutan pada interval waktu yg berbeda pd


kedalaman He, akan memberikan kandungan butiran (partikel) berbagai ukuran.
Jika pd setiap interval waktu t, WD = berat butir per 1 cc.
Larutan dari semua partikel yg lebih kecil dari diameter D, masih tertinggal pd
ketinggian He maka prosentase yg lebih halus dari pd D adalah:

........(3)

Dimana: N = % lebih halus daripd D


Wd = berat kering (butiran) total contoh dalam larutan
V = volume larutan
Sehingga dg bantuan pers (2) dan (3) kita dapat memperoleh berbagai harga D &
N untuk setiap t tertentu.

12
Rumus kedalaman efektif He pd t

Bila cairan itu larutan tanah maka kedalam efektif butiran He dapat diturunkan:

Jadi: (cm)...........(1)
13
Perhitungan D & N:
Ukuran diameter butir: dimana: D = mm, t = menit, He = cm.
Persentase lebih halus daripd D yaitu N dihitung sbb:
Tinjau 1 cc larutan pd waktu t pd kedalaman He. Jika WD = berat butir2 dalam 1
cc larutan maka:
• , Tw = 1 gr/cc


karena density larutan , maka:
.........(5)

GS = spesifik gravity butiran


Dg memasukkan WD ke dalam pers dimana V = 1000cc dan
WD = berat butir total dalam larutan maka:
Persentase lebih halus N: .......(6)

Untuk analisa gabungan = An Saringan + An Hidrometer maka persentase lebih


halus terhadap contoh total (= N’) dicari sbb:

..........(7)
Dimana: W’= berat butir lolos #No. 200
W = berat contoh total
14
Contoh hasil percobaan:
berat contoh total W = 100 gr
berat butir lolos # No. 200 N’ = 55 gr
berat butir dalam larutan WD = 35 gr
kalibrasi hidrometer He = -0,362R + 22,5 (cm)
specific gravity GS = 2,65
t, menit Rh T oC C R He, cm M.10
-5
D, mm N, % N', %
0 - - - - - - - - -
1/2 20,25 26 -0,5 19,75 15,39 1273 0,0710 90,6 49,8
1 19,00 26 -0,5 18,50 15,84 1273 0,0510 84,9 46,7
2 17,50 26 -0,5 17,00 16,38 1273 0,0360 78,0 42,9
5 15,50 26 -0,5 15,00 17,10 1273 0,0240 68,8 37,8
10 12,50 26 -0,5 12,00 18,18 1273 0,0170 55,1 30,3
20 10,00 26 -0,5 9,50 19,08 1273 0,0120 43,6 24,0
40 6,50 26 0,0 6,50 20,16 1273 0,0090 29,8 16,4
60 4,50 26 0,5 5,00 20,70 1273 0,0075 22,9 12,6
180 2,00 27 1,0 4,00 21,06 1259 0,0043 18,4 10,1
1440 2,35 25 1,0 3,25 21,33 1288 0,0016 14,9 8,2

Keterangan: R = Rh ± C

M.10-5 → tabel

, He = cm, t = menit

Berat butir tertahan # No. 200 = 100 – 55= 45 gr → An Saringan


15
Bila cairan itu larutan tanah maka kedalaman efektif butiran He dapat diturunkan:
Jadi: .......(1)
Hubungan R & ρ:
R = (ρ – 1)1000 atau ...........(2)

Contoh: untuk ρ = 1,010 → R = (1,010 – 1)1000 = 10


Kalibrasi hidrometer:
Tujuan: untuk mendapatkan kedalaman efektif He setiap saat dalam larutan.
Caranya:
•ukur = .....cm (c selisih MA, cairan berupa aquadest)
•ukur h = .....cm
•hitung = .....cm → nilainya tetap untuk berbagai nilai R
•ukur R = 0 → H = .....cm (pakai pers (1))
ukur R = 10 → H = .....cm (pakai pers (1))
ukur R = 20 → H = .....cm (pakai pers (1))
ukur R = 30 → H = .....cm (pakai pers (1))
Buat grafik kalibrasi: atau buat persamaan garisnya: .....(3)
m & n konstanta
Prosedur test

Cara menyiapkan contoh sama spt pd cara pipete, hanya volume larutan =
1000 cc (glas jar II). Siapkan pula glas jar I, isi dg aquadest + DA juga 1000
cc lalu dikocok rata. Jumlah DA yg dimasukkan ke dalam glas jar I harus
sama dg glas jar II.
Glas jar II dikocok rata diantara & telapak tangan lalu diletakkan di atas
meja. Perlahan2 hidrometer dicelupkan, pd interval waktu , 1, 2 menit
lakukan pembacaan Rh. Celupkan pula hidrometer itu ke dalam glas jar I
dapatkan bacaan c (correction). Pembacaan Rh & C berikutnya pd interval
5, 10, 20, 40, 60, 180, dan 1440 menit. Ukur pula temperatur larutan
Setiap waktu2 tsb.
Nilai C = koreksi akibat pengaruh penggunaan DA, temperatur & meniskus.
Jadi nilai yg dimasukkan dalam pers. (3) adalah:
.....(4)
17
An. Saringan thd contoh seberat 45 gr
No. # / Ø Berat
% Kasar % Halus
Lubang Tertahan
Kumulatif Kumulatif
(mm) (gr)
4 / 4,76 0 0 100
+
10 / 2,00 4 4 96
20 / 0,841 6 = 10 90
40 / 0,420 8 18 82
60 / 0,250 14 32 68
100 / 0,140 9 41 59
Pengganti #
No. 200
4 45 55
→Pan /
0,074

18
Latihan
Buatlah grafik penyebaran ukuran butir tanah dan tentukanlah fraksi-fraksinya untuk data-data analisa saringan
dan hydrometer berikut ini.
Berat contoh kering = 100 gr Pembagian jenis tanah menurut USC :
Berat butir lolos # no. 200 = 65 gr
Berat butir tanah dalam larutan = 45 gr
Kalibrasi hydrometer : He = -0.36R + 21.5 (cm)
Berat jenis tanah = 2.65

Pembacaan Hidrometer : Data2 berat butir tanah yang tertahan saring :

Lihat Papan Tulis


23
22
21
3
19.5 7
18
10
17
14 12
12
9
5 19

Anda mungkin juga menyukai