GEOLOGI STRUKTUR

JURUSAN GEOFISIKA UNIVERSITAS INDONESIA

FORCE, STRESS, AND DEFORMATION
Last week…

Kekar Sesar Lipatan

This Week:
1.Perubahan apa yang dialami oleh batuan tersebut?
(Deformation)
2.Apa yang menyebabkannya?
(Stress)
3.Apa itu Stress?
(Gaya yang diterapkan pada suatu objek)
 Deformasi Batuan
(Fossen, Ch. 2)

• Deformasi dalam arti umum adalah

“alteration of form or shape”
(Merriam-Webster Dictionary)

http://graphics.uni-bielefeld.de/research/deformation/
 Deformasi Batuan
(Fossen, Ch. 2)

Translasi
• Deformasi dalam arti umum adalah
“alteration of form or shape”
(Merriam-Webster Dictionary)

• Deformasi dalam geologi struktur Rotasi

adalah
“perubahan geometri yang terjadi
pada batuan yang dapat diakibatkan
oleh: Strain/Distorsi
•
•
Translasi
Rotasi }
Rigid body deformation
• Strain/Distorsi Dilasi/
• Dilatasi” }
Non-rigid body deformation Volumetric
Strain
 Deformasi Batuan
(Fossen, Ch. 2)

Translasi
• Deformasi dalam arti umum adalah
“alteration of form or shape”
(Merriam-Webster Dictionary)

• Deformasi dalam geologi struktur Rotasi

adalah
“perubahan geometri yang terjadi
pada batuan yang dapat diakibatkan
oleh: Strain/Distorsi
•
•
Translasi
Rotasi }
Rigid body deformation
• Strain/Distorsi Dilasi/
• Dilatasi” }
Non-rigid body deformation Volumetric
Strain
 Deformasi Batuan

Translasi

Rotasi

Strain/Distorsi

Dilatasi/
Volumetric
Strain
 Homogeneous and Heterogeneous
deformation (Fossen, pg 25)

• Deformasi homogen
jika deformasi terjadi
secara merata di
seluruh tubuh batuan
yang terdeformasi
• Deformasi heterogen
ketika tidak terjadi
secara merata

http://www.geology.sdsu.edu/visualstructure/vss/htm_hlp/hom_het.htm
This Week:
1.Perubahan apa yang dialami oleh batuan tersebut?
(Deformation)
2.Apa yang menyebabkannya?
(Stress)
3.Apa itu Stress?
(Gaya/Force yang diterapkan pada suatu objek)
Kaitan Gaya dan Deformasi
(Twiss and Moore pg 161)(Davis, pg 95)

• Gaya (Kamus Besar Bahasa Indonesia):

• dorongan atau tarikan yang akan menggerakkan benda bebas (tak terikat)
• suatu interaksi yang bila bekerja sendiri menyebabkan perubahan keadaan gerak benda
• Gaya atau Force (F) merupakan suatu besaran vektor yang memiliki arah tertentu
• Deformasi merupakan respon batuan terhadap stress yang diakibatkan oleh
Force/gaya

Translasi Rotasi Dilasi Distorsi

FORCE
• Gaya (Kamus Besar Bahasa Indonesia):
• dorongan atau tarikan yang akan menggerakkan benda bebas (tak terikat)
• suatu interaksi yang bila bekerja sendiri menyebabkan perubahan keadaan gerak benda
• Dinamika: Studi tentang gerak dengan memperhatikan gaya (F) penyebab gerak
tersebut.
• Hubungan massa yang bergerak dengan gaya dikenal dengan hukum Newton

Hukum Newton 1 : Sebuah benda akan berada dalam

keadaan diam atau bergerak lurus beraturan apabila F = 0
gaya resultan yang bekerja pada benda sama dengan nol
Hukum Newton 2 : Benda akan mengalami percepatan,
jika ada gaya yang bekerja pada benda tersebut dimana
gaya ini berbanding lurus dengan massa dan
percepatan. F = ma
Hukum Newton 3 : Dua benda yang berinteraksi akan
timbul gaya pada masing-masing benda tsb yang
arahnya berlawanan dan besarnya sama.
Faksi = -Freaksi
Stress/Tegasan (Davis pg 106) (Fossen, Ch 4)

• Stress (σ )adalah gaya yang diterapkan pada suatu objek

• Stress merupakan besaran vektor yang didefinisikan sebagai Gaya per
satuan Luas

𝐹
Stress σ =
𝐴
Stress pada Suatu Bidang (Fossen, Ch 4)

• Stress terhadap suatu

bidang dapat
dibedakan menjadi
dua:
• Normal Stress, Stress
vektor yang tegak lurus
terhadap bidang
• Shear Stress, Stress
vektor yang parallel
terhadap bidang

Illustration by Fossen
Normal Stress dan Shear Stress (Fossen, Ch 4)

• Normal Stress,
Stress vektor yang
tegak lurus
terhadap bidang

• Shear Stress, Stress

vektor yang parallel
terhadap bidang

Illustration by Fossen
Illustration by Fossen
 (Pluijm, pg 47)

State of Stress pada Suatu Titik (Fossen, Ch 4)

Komponen Komponen
Normal Stress: Shear Stress:
•σxx •σxy
•σxz
•σyy •σyx
•σyz
•σzx
•σzz
•σzy
Illustration by Fossen
 (Pluijm, pg 47)

• Untuk memudahkan perhitungan,

kesembilan komponen stress
tersebut ditampilkan dalam bentuk
matriks, yang disebut dengan
stress tensor:

Illustration by Fossen
• Untuk memudahkan studi geologi, (Pluijm, pg 47)
stress tensor yang memiliki 9
komponen disederhanakan
menjadi principal stresses yang
hanya memiliki 3 komponen
• Caranya dengan mengubah
orientasi stress tensor hingga
semua komponen shear stress = 0
dan hanya tersisa komponen
normal stress

Illustration by Fossen
 Pluijm, pg 47

• Dengan asumsi gaya resultan = nol,

berdasarkan hokum newton
ketiga, gaya yang bekerja dengan
arah yang berlawanan pada kubus
adalah sama:
𝝈12=-s21 ; 𝝈23=-s32 ; 𝝈13=-s31
• Jika komponen ini tidak sama,
maka kubus akan bergerak

Illustration by Fossen
 (Pluijm, pg 47)

• Pada suatu state of stress pasti akan

ada setidaknya 1 orientasi dimana
semua shear stress = 0
• Untuk semakin menyederhanakan
matriks, kubus tersebut akan diputar
hingga semua shear stress=0
𝝈12 = 𝝈23 = 𝝈13 = 0

Illustration by Fossen
 (Pluijm, pg 47)

• Untuk semakin menyederhanakan ← Principal

matriks, stress tensor tersebut Stress
akann diputar hingga semua shear ← Principal
stress = 0 Principal Axis
Plane
𝝈12 = 𝝈23 = 𝝈13 = 0

9 komponen stress disederhanakan

menjadi 3 komponen
𝝈1 ,𝝈2 , 𝝈3 = Principal Stress (Tegasan Utama)
𝝈1 > 𝝈2 > 𝝈3 Illustration by Fossen
Principal Stresses and Principal Planes by Engineers
• Engineers most often wants to determine
maximum normal stress induced at a given point
for their design purpose. But there can be infinite
number of planes passing through a point, and
normal stress on each plane will be different
from one another.
• There will be one plane on which normal stress
value is maximum, this plane is known as
Principal plane ( more precisely maximum
principal plane) and normal stress on this plane is
known as principal stress (more precisely
maximum principal stress).
• Similarly there will be one more plane on which
normal stress value is minimum, this is also a
principal plane (minimum principal plane) and
normal stress on this plane is known as Principal
stress (minimum principal stress).
Stress boundary conditions in a 3 dimensional body
and normal stress values induced in it
http://www.learnengineering.org/2013/01/principal-stress-plane-mohr-circle.html
• Lebih lanjut:
• https://youtu.be/20oIAoZyb0s Principal stress with maths
• https://youtu.be/Mhhnd543QjI Principal stress w/o maths
• http://www.learnengineering.org/2013/01/principal-stress-plane-mohr-
circle.html

• Engineering: Tensor = (+) Compression = (-)

• Geoscience: Tensor = (-) Compression = (+)
Stress Ellipsoid (Fossen, Ch 4)

• Stress dapat divisualisasikan

sebagai suatu stress ellipsoid yang
merepresentasikan 3 tegasan
utama
• stress ellips, jika hanya
merepresentasikan 2 tegasan
utama (Stress dalam 2D)

𝝈1 ,𝝈2 , 𝝈3 = Principal Stress (Tegasan Utama)

𝝈1 > 𝝈2 > 𝝈3

Illustration by Fossen
Mean Stress and Deviatoric Stress
(Pluijm, Ch 3.9)

Illustration by Fossen
 (contoh aplikasi tegasan utama)
Relationships between the orientation of the principal stresses (stress regimes) and
faulting according to Anderson (1951)

Normal Fault Reverse Fault Strike-slip Fault

Illustration by Fossen
 (contoh aplikasi tegasan utama)

σ3 σ3

σ1 σ1 σ1 σ1

σ3 σ3

Illustration by Fossen
 Stress in Litosphere
(Davis, ch 5)

Spalling of rock fragments in certain parts of a tunnel gives Volcanic vent and fracture alignments
information about the orientation of the principal stresses and (Davis, pg 81)
the differential stress

One of the principal stresses will always be

perpendicular to the free surface of the
Earth, because the shear stress is zero
along any free surface. Thus, a non-planar
surface causes the orientation of the
stresses to rotate as shown on the figure.
Note that these deviations occur near the
surface only, but must be considered when
stress is measured at or near the surface or
other free surfaces (tunnel walls, etc.).
Stress Regime (Red Arrow) and Tectonic Movement (Blue Arrow)
Stress Regime (Red Arrow) and Tectonic Movement (Blue Arrow)
Stress Regime (Red Arrow) and Tectonic Movement (Blue Arrow)
Stress Regime (Red Arrow) and Tectonic Movement (Blue Arrow)
Stress Regime (Red Arrow) and Tectonic Movement (Blue Arrow)
 Tectonic Setting and Contraction or Extension Regimes

Different types of extension connected with an orogenic cycle. Modified from Fossen (2000). (Fossen, pg. 348)
Mohr Diagram
• Adalah diagram untuk merepresentasikan stress yang dialami pada
suatu titik
• Nilai tegasan utama diplot dalam grafik
• Tegasan utama yang terbesar dan terkecil diplot sebagai lingkaran,
yang disebut dengan Mohr circle
 • • •
σ3 σ2 σ1

Illustration by Fossen
Illustration by Fossen
Three different fracture criteria combined in Mohr space. Different styles of fracturing
are related to confining pressure: (a) Tensile fracture, (b) hybrid or mixedmode fracture,
(c) shear fracture, (d) semi-ductile shear bands, (e) plastic deformation (Fossen, pg 129)
 Dynamic analysis
Dynamic analysis The development of an
understanding of stress and its relation to
deformation. This activity includes the
use of tools for measuring the present-
day state of stress in the Earth, and the
application of techniques for interpreting
the state of stress responsible for
microstructures in rocks.

Fossen, page 92
STRAIN
• STRESS : Gaya yang diterapkan pada suatu objek
• STRAIN: Hasil dari deformasi non-rigid (dilasi dan distorsi)

𝐹 𝐵𝑒𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑡𝑒𝑟𝑑𝑒𝑓𝑜𝑟𝑚𝑎𝑠𝑖
Stress = Strain =
𝐴 𝐵𝑒𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑎𝑠𝑙𝑖

Translasi Rotasi Dilasi Distorsi

Pure Shear

© Rod Holcombe
Pure Shear

© Rod Holcombe
Simple Shear

© Rod Holcombe
Simple Shear

© Rod Holcombe
Simple, subsimple, and pure shear strain
(Fossen, Ch. 2.14-2.16)

Rigid rotation involves perfect rotation without strain, while pure shear is simply strain
with no rotation. Note that ISA are generally oblique to the flow apophyses for Wk > 0
Particle Path:
Simple Shear Strain

Pure Shear Strain

Strain Ellipsoid (Fossen, pg 31)
• Strain ellipsoid is an imaginary
sphere that has been deformed
along with the rock. It depends
on homogeneous deformation
• Described by:
• three vectors, e1, e2 and e3,
defining the principal axes of
strain (X, Y and Z), and
• Orientation of the ellipsoid
Strain Ellipsoid (Fossen, pg 31)
• Strain ellipsoid is an
imaginary sphere that has
been deformed along with
the rock. It depends on
homogeneous deformation
• Described by:
• three vectors, e1, e2 and e3,
defining the principal axes of
strain (X, Y and Z), and
• Orientation of the ellipsoid
Strain Ellipsoid sebelum dan sesudah deformasi
Simple Shear Strain

Pure Shear Strain

Particle Path:

Strain
Ellipsoid:
Contoh Strain Ellipsoid dalam Proses Perlipatan
Contoh Strain Ellipsoid dalam Proses Penyesaran
 Strain analysis
(Fossen, Ch. 3)
• The development of mathematical
tools for quantifying the strain in a
rock. This activity includes the
search for features in rock that can
be measured to define strain

Distorted trilobite in Cambrian shale, Maentwrog, Wales. The width of

the fossil is 3 cm (Davis, pg 18)
Rheology
(Fossen, Ch. 6)(Pluijm, Ch. 5)

• Rheology, the study of the response of rocks to stress (Engelder and Marshak,
1988, cited in Davis). Rheology mempelajari kaitan antara stress dan strain
• Batu dapat mengalir selayaknya fluida dengan viskositas amat tinggi, terutama
pada suhu tinggi. Ketika batu mengalir, strain akan diakumulasi perlahan-lahan
tanpa membentuk kekar atau diskontinuitas (Fossen, pg 98)
• Its aim is to to describe the ability of stressed materials to deform or to flow,
using fundamental parameters such as strain rate, elasticity, and viscosity (Pluijm
page 107)
• Dalam Rheology, kita ingin tahu sedetil mungkin bagaimanakah tubuh batuan
merespon ketika mengalami pada lingkungan yang berbeda (temperatur,
confining pressure, pore fluid pressure, loading rate, etc)
• Jika kita bisa mengetahui jumlah strain yang dibutuhkan untuk membentuk suatu
struktur geologi, kita bisa merekonstruksi deformasinya dengan tepat dan
menginterpretasi pada kondisi geodinamik seperti apakah struktur tersebut
terbentuk (Davis, pg 120)
 Brittle and Ductile Deformations (Davis, pg 121)

• Ductile rock bodies tend to accommodate deformation without loss of cohesion; they do
this by distributing the deformation throughout the body, or at the very least within broad
zones
• Brittle rock bodies, on the other hand, accommodate deformation in ways marked by
pronounced loss of cohesion along through-going fractures. Instead of being distributed,
the deformation is highly concentrated in narrow zones (Davis, pg 121)
 Brittle and Ductile Transition in Nature

Ductile

Fossen Ch.2
Davis, pg 133
 Elastic, Plastic, and Viscous Behaviours
Terminologi ‘deformasi brittle’ and ‘deformasi ductile’ fokus kepada strain
dan produk akhir dari suatu deformasi.
Sementara itu Rheologi fokus kepada Stress dan juga Strain. Digunakan
istilah lain: elastic, plastic, and viscous behavior
Untuk mempelajari konsep respon batuan ketika mengalami stress kita
dapat mempelajar tiga sifat dasar: elastic, plastic, and viscous behavior (Davis
pg 122)
 Elastic Behavior
• Adalah deformasi dimana terjadi
perubahan bentuk yang tidak
pemanen dan dapat kembali seperti
semula (reversible) ketika stress
dihilangkan
• Kenapa reversible? Karena tidak
merusak ikatan antar atom
• Didefinisikan dengan:
• Modulus Young (E) : rasio antara stress
dan deformasi elastis yang dihasilkan
E= σ/e = stress/strain
• Poisson Ratio (v) : rasio strain tranversal
dengan strain longitudinal
v= elat / elong
 Elastis Sempurna dan Hysteresis
• Pada kondisi elastis sempurna, deformasi elastis akan mengikuti path yang
tidak linear, dimana proses loding dan rebound melewati path yang sama
• Pada umumnya, batuan akan menunjukkan sifat hysteresis, dimana parh
ketika elastic rebound berbeda dengan path ketika elastic deformation
Plastic Behavior Deformasi Elastis
(Davis, pg 122)

• Adalah deformasi dimana terjadi

perubahan bentuk yang pemanen dan
tidak dapat kembali seperti semula
(ireversible) ketika stress dihilangkan
• Permanen karena terjadi pemutusan
ikatan antar atom
• Perubahan dari deformasi elastis
ke deformasi elastis disebut
elastic limit. Nilainya disebut Deformasi Plastis
sebagai yield strength

• Perubahan permanen tersebut tidak

diikuti oleh pembentukan fraktur
• Didefinisikan dengan:
Stress–strain curve for elastic–plastic deformation
(Fossen, pg 106)

Figure 6.9 Stress–strain curve for elastic–plastic deformation. (a) Elastic strain is replaced by plastic strain as the
yield stress (sy) is reached. When stress is removed the elastic strain is released, and the plastic or permanent
strain remains. (b) In this case the stress is increased to the point where brittle rupture occurs.
 Strain Softening dan Strain Hardening
Strain Softening: Material menjadi lebih
mudah terdeformasi ketika terdeformasi
plastis
Strain Hardening: Material lebih sulit
terdeformasi terdeformasi ketika
terdeformasi plastis

Strain Softening Strain Hardening

Viscous Behavior
• Adalah sifat resistensi fluida untuk
mengalir
• Merupakan sifat kunci dalam
reologi
• Viskositas diukur dalam poises
 Material Behavior (Pluijm, pg 109)
• Brittle behaviour
Response of a solid material to stress during which the rock loses continuity (cohesion). Brittle behavior
reflects the occurrence of brittle deformation mechanisms. It occurs only when stresses exceed a critical
value, and thus only occurs after the body has already undergone some elastic and/ or plastic behavior. The
stress necessary to induce brittle behavior is affected strongly by pressure (stress-sensitive behavior); brittle
behavior generally does not occur at high temperatures.
• Ductile behaviour
A general term for the response of a solid material to stress such that the rock appears to flow
mesoscopically like a viscous fluid. In a material that has deformed ductilely, strain is distributed, i.e., strain
develops without the formation of mesoscopic discontinuities in the material. Ductile behavior can involve
brittle (cataclastic flow) or plastic deformation mechanisms.
• Elastic behaviour
Response of a solid material to stress such that the material develops an instantaneous, recoverable strain
that is linearly proportional to the applied stress. Elastic behavior reflects the occurrence of elastic
deformation mechanisms. Rocks can undergo less than a few percent elastic strain before they fail by brittle
or plastic mechanisms, and conditions of failure are dependent on pressure and temperature during
deformation.
• Plastic behaviour
Response of a solid material to stress such that when stresses exceed the yield strength of the material, it
develops a strain without loss of continuity (i.e., without formation of fractures). Plastic behavior reflects the
occurrence of plastic deformation mechanisms, is affected strongly by temperature, and requires time to
accumulate (strain rate–sensitive behavior).
• Viscous behaviour
Response of a liquid material to a stress. As soon as the differential stress becomes greater than zero, a
viscous material begins to flow, and the flow rate is proportional to the magnitude of the stress. Viscous
deformation takes time to develop.
(Fossen, pg 122)
Figure 7.15 Fossen pg 129 Three different fracture criteria combined in Mohr
space. Different styles of fracturing are related to confining pressure: (a) Tensile
fracture, (b) hybrid or mixedmode fracture, (c) shear fracture, (d) semi-ductile
shear bands, (e) plastic deformation.
Brittle Deformation in Geology
(Fossen, Ch. 7)(Pluijm, Ch. 6)
Ductile Deformation in Geology (Pluijm, Ch. 9)

Hornblenda schist - minerva.union.edu

 Fault in Brittle and Ductile Deformation
• Britle Deformation • Ductile Deformation
Factors that can affect mechanical behavior
of rocks (Davis
• Lithology and Rock Composition
• Komposisi mineral, semen, tekstur batuan, dan keberadaan rock fabric akan mempengaruhi sifat
mekanik batuan
• Confining Pressure and Pore Fluid Pressure
•  Confining pressure =  ductility dan  strength
•  Fluid pressure =  ductility dan  strength
• Effective Stress = confining pressure - fluid pressure
• Temperature (Davis, page 140)
•  Temperatur =  strength,  ductility ,  viscousity
• Strain Rate (Davis, page 141)
• A rock can be forced to deform plastically at slow rate when the rate of loading is slow
• Preexisting Weakness (Davis, page 145)
• Fractures yang sudah ada decrease the strength
• Tetapi fractures yang sudah terisi penuh oleh vein (kuarsa atau kalsit) akan lebih kuat
• Size and scale (Davis, page 146)
• Deformasi pada batuan dengan skala kilometer terjadi pada clay model dengan skala desimeter
• Bacaan lebih lanjut: : Davis, Chapter 4 (Deformation
Mechanism and Microstructure)
Pluijm, Chapter 3 (Force and Stress)
• Bacaan untuk minggu depan : Davis, Chapter 5 (Joints)
• Praktikum: Akan diadakan hari Kamis pukul 17.00-19.00
(Perkenalan proyeksi stereografi). Persiapkan:
• Kertas Kalkir
• Stereonet
• Pensil dan Penghapus
• Paku payung
• Tugas:
• Jelaskan definisi force, stress, deformation, dan strain, dan jelaskan
kaitan di antara keempat istilah tersebut
• Temukan definisi pure shear dan simple shear dalam buku texbook
• Jelaskan juga kaitan antara force, stress, dan strain dengan pembentukan
sesar, joint, dan lipatan. Berdasarkan pemahaman anda dan dari materi
perkuliahan, jawab juga:
• Dalam pembentukan joint, deformasi tipe apa yang lebih berperan? Brittle,
ductile, atau keduanya sama? jelaskan
• Dalam pembentukan sesar, deformasi tipe apa yang lebih berperan? Brittle,
ductile, atau keduanya sama? jelaskan
• Dalam pembentukan lipatan, deformasi tipe apa yang lebih berperan? Brittle,
ductile, atau keduanya sama? jelaskan
• Apakah stress ellipsoid sama saja dengan strain ellipsoid? Jelaskan.