Anda di halaman 1dari 29

Metode Inversi

Arti dari masalah inversi

• Untuk mengetahui secara utuh arti dari masalah


inversi, maka kita perlu tahu terlebih dahulu
maksud dari masalah forward. Secara tradisional,
interpretasi dari data geofisika (misalnya
resistivity depth sounding data) dilakukan dengan
cara membandingkan antara data observasi
terhadap kurva master yang diturunkan
berdasarkan rumusan teoritik. Rumusan teoritik
tersebut tak lain adalah model bumi (dalam
model matematika) yang dibuat ideal.
• Cara membuat kurva master adalah dengan
memberikan sejumlah informasi parameter (misalnya,
jumlah lapisan, nilai hambatan jenisnya dan juga
ketebalannya) untuk dibuatkan model bumi hipotetis.
Lalu setelah itu kita tentukan bentuk model
matematika yang akan men-generate data simulasi
pengukuran (misalnya hambatan jenis semu dan fase).
Kemudian, parameter tadi diumpankan kedalam model
matematika sehingga diperoleh data sintetik (berupa
hambatan jenis semu) yang dapat diplot sebagai kurva
master. Cara seperti ini disebut pendekatan forward
atau lebih dikenal sebagai pemodelan forward
• Lain hal-nya pada cara pemodelan inversi, dengan
bermodalkan data lapangan dan model matematika
berikut rumusan inversi, kita mencoba memperkirakan
struktur bumi yang diwakili oleh nilai-nilai parameter
• Kita bisa ilustrasikan perbedaan antara pemodelan
forward dan pemodelan inversi dengan menggunakan
contoh yang sangat sederhana. Anggaplah kita
memiliki data distribusi temperature didalam bumi.
Lalu kita berasumsi - berdasarkan konsep bumi - bahwa
distribusi temperatur tersebut berubah secara linear
terhadap kedalaman yang mana dapat dimodelkan
secara matematik sebagai berikut
T(x) = a + bz
(Persamaan 2.1)
dimana a dan b adalah konstanta. Misalnya a dan b telah ditentukan (katakanlah -
1,5 dan 4), lalu kita hitung nilai temperatur T berdasarkan kedalaman z. Pada saat
kita menghitung T, kita sedang melakukan pemodelan forward. Jika sebaliknya,
misalnya kita mengukur T pada kedalaman z di lubang sumur, lalu kita bermaksud
menghitung konstanta a dan b, ini disebut pemodelan inversi. Persamaan (2.1)
yang menghubungkan antara T dan z adalah persamaan garis.
Maka pemodelan inversi ini disebut fitting a straight line terhadap data sumur.
Contoh-contoh pemodelan inversi

• Dalam geofisika, banyak sekali kita jumpai


masalah-masalah inversi, diantaranya adalah
penentuan struktur bumi berdasarkan data
observasi, dekonvolusi seismogram, penentuan
lokasi gempa bumi berdasarkan waktu datang
gelombang, penentuan trend pada time-series
analysis, penentuan waktu cuplik (sampling rate)
yang optimal, estimasi time reversals dari medan
magnetik bumi yang nantinya akan digunakan
pada geo-kronologi, penentuan distribusi
temperatur bawah permukaan berdasarkan data
sumur, dan lain sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai