Anda di halaman 1dari 28

ADMINISTRASIPERKARADAN

PERSIDANGANSECARA
ELEKTRONIK(E-COURT)
Kalianda, 16 Oktober 2019
REGULASI:

PERMA NOMOR 1 TAHUN 2019 TENTANG


ADMINISTRASI PERKARA DAN
PERSIDANGAN DI PENGADILAN SECARA
ELEKTRONIK
2
REGULASI:
SURAT KEPUTUSAN KETUA MAHKAMAH
AGUNG RI NOMOR 129/KMA/SK/VIII/2019
TENTANG PETUNJUK TEKNIS ADMINISTRASI
PERKARA DAN PERSIDANGAN DI PENGADILAN
SECARA ELEKTRONIK
3
1. PERMA No. 1 TAHUN2019 Modernisasi sistem peradilan:
2. SK. KMA No.129/KMA/SK/VIII/2019 • tidak hanya sebatas pada wilayah
administrasi saja akan tetapi telah
memperluas pelaksanan persidangan
• tidak hanya sebatas pada pengiriman
dokumen persidangan secara online

E-Court Pengembangan e-Court:


Menuju e-Litigasi yang melibatkan
pengembangan SIPP sebagai aplikasi
manajemen perkara
5
LATAR BELAKANG DAN PRINSIP
E-COURT DAN E-LITIGASI
Prinsip:
Latar belakang atas persetujuan kedua pihak

Persetujuan Penggugat secara hukum telah


Untuk memenuhi asas peradilan sederhana, diberikan pada saat Penggugat mendaftarkan
cepat, biaya ringan perkara secara elektronik
Mengatasi kendala & hambatan proses
penyelenggaraan peradilan dengan Persetujuan Tergugat diberikan pada saat mediasi
memanfaatkan keunggulan teknologi informasi dinyatakan tidak berhasil, dalam hal perkara tidak
dan komunikasi memerlukan mediasi persetujuan Tergugat diberikan
pada sidang yang dihadiri keduapihak
Bagian dari upaya meningkatkan kemudahan
berusaha, indikator penegakan kontrak
(enforcing contract) Intervensi terhadap perkara yang disidangkan secara
elektronik wajib mengikuti persidangan secara
elektronik, jika tidak maka hakim dengan penetapan
menyatakan tidak dapat diterima
PERLUASAN SUBJEK E-COURT:
PENGGUNA TERDAFTAR
+
PENGGUNA LAIN:
 Biro Hukum Pemerintah/TNI/Polri/
 Jaksa Pengacara Negara/
Kejaksaan
 Direksi/Pengurus/ Karyawan yang ditunjuk oleh badan hukum
 Kuasa Insidentil yang ditentukan undang-undang
7
TATA CARA MENDAFTARKAN AKUN
E-COURT
PENGGUNA TERDAFTAR PENGGUNA LAIN

• Mengakses Aplikasi e court. • Datang Langsung ke Pengadilan tempat perkara


akan diajukan untuk pertama kalinya.
• Melakukan registrasi dengan mengisi • Menghadap pada petugas meja e-Court (ditunjuk
nama lengkap, alamat e mail dan kata oleh KPN berdasarkan Surat Keputusan ).
kunci. • Membawa data sesuai dengan persyaratan untuk
menjadi pengguna lain.
• Melakukan aktivasi akun pada alamat • Verifikasi oleh Pengadilan Negeri.
e mail.
• Melakukan login kedalam aplikasi.
• Melengkapi data advocat.
• Verifikasi oleh Pengadilan Tinggi.
VERIFIKASI PENGGUNA
PENGGUNA TERDAFTAR:
• KTP
• KARTU TANDA ANGGOTAADVOKAT
• BA SUMPAH ADVOKAT DI PENGADILAN
TINGGI

VERIFIKASI
PENGGUNA PENGGUNA LAINNYA:
• KARTU IDENTITAS PEGAWAI/KARTU TANDA
ANGGOTA/SURAT KUASA DAN/ATAU SURAT
TUGAS DARI KEMENTRIAN/LEMBAGA/BADAN
USAHA
• KTP/PASPOR DAN IDENTITAS LAIN N YA BAGI
PERORANGAN
• PENETAPAN KETUA PEN GADILAN UNTUK
KUASA INSIDENTIL
ADMINISTRASI PERKARA E-COURT:
 Pendaftaran gugatan/ permohonan/keberatan/
bantahan/perlawanan/intervensi
 Penerimaan pembayaran panjar biaya perkara
 Penyampaian panggilan/pemberitahuan
 Penambahan dan pengembalian panjar biaya perkara
 Penerimaan upaya hukum banding, kasasi, dan PK (untuk perkara yang sudah
dilaksanakan secara elektronik di tingkat pertama)
 Penyampaian dan penyimpanan dokumen perkara

10
PERSIDANGAN SECARA ELEKTRONIK
(E-LITIGASI):
 Penyampaian gugatan/permohonan/keberatan/ bantahan/perlawanan/intervensi disertai
bukti surat dalam bentuk dokumenelektronik
 Penyampaian jawaban disertai bukti surat dalam bentuk dokumenelektronik
 Penyampaian replik, duplik, dan kesimpulan
 Intervensi wajib ikuti persidangan secara elektronik
 Pemeriksaan saksi dan ahli dapat dilaksanakan melalui telekonferensimenggunakan
infrastruktur pengadilan, yang memungkinkan semua pihak berpartisipasi dalamsidang
 Pengucapan putusan/penetapan

11
TAHAPAN PEMBAYARAN

• TAHAPAN E-COURT:
1. memperoleh taksiran panjar biaya perkara (e-SKUM) yang disertai kode Akun Virtual saluran pembayaran
elektronik;
2. melakukan pembayaran sesuai dengan taksiran panjar biaya perkara (e-SKUM);
3. menunggu konfirmasi otomatis dari sistem, melakukan pengecekan pembayaran secaraotomatis atau
konfirmasi pembayaran secaramanual dengan mengisi formulir yang disediakan oleh Aplikasi e-Court; dan
4. setelah mendapatkan konfirmasi dari sistem, Pengguna Terdaftar dan Pengguna Lain akanmendapatkan
Nomor Perkara setelah diregister dalam Sistem Informasi Penelusuran Perkara.

• Pengguna Terdaftar dan Pengguna Lain melakukan penambahan panjar biaya perkara melalui aplikasi SIPP.
• Pengguna Terdaftar dan Pengguna Lain mendapatkan notifikasi secaraelektronik atassisapanjar biaya perkara
setelah jurnal keuangan SIPPditutup.
• Meja 1 melakukan login pada aplikasi SIPPberdasarkan nama pengguna dan kata kunci yang
diberikan oleh Administrator.
• Memilih klasifikasi perkara dan memberi nomorperkara pada aplikasi SIPP.
• Perkara sudah terdaftar pada register SIPP maka sejak itu akan terjadi komunikasi data
antara SIPP dan ecourt.
WAKTU PENDAFTARAN

• Pengadilan memproses perkara yang sudah terdaftar secara elektronik


berakhir pada pukul 15.00 waktu setempat.

• Pendaftaran perkara secara elektronik yang dilakukan di luar jam yang


ditentukan (15.00) akan diproses pada hari kerja berikutnya.
PANGGILAN & PEMBERITAHUAN

• Panggilan pertama untuk Penggugat/Kuasa dilaksanakan secara elektronik,


sedangkan Panggilan pertama untuk Tergugat dilaksanakan secara manual.
• Bagi Tergugat yang sejak awal tidak diketahui alamatnya, maka panggilan
dilaksanakan melalui panggilan umum,
• Panggilan disampaikan secara elektronik dilakukan kepada: Penggugat/Kuasa yang
melakukan pendaftaran secara elektronik, Tergugat yang telah menyatakan
persetujuannya secara tertulis.
• Biaya Panggilan Elektronik adalah nihil, namun pengadilan dapat mengembangkan
dan menerapkan panggilan elektronik berbayar antara lain melalui layanan pesan
singkat atau layanan lainnya
PERSIDANGAN ELEKTRONIK

PANGGILAN SIDANG

Atas dasar perintah Hakim, Jurusita/Jurusita Pengganti mengirimkan surat


panggilan persidangan kepada para pihak secara elektronik sesuai dengan
domisili elektronik
PROSES PEMERIKSAAN PERKARA E-COURT
- Sidang pertama dihadiri oleh Penggugat dan Tergugat.
- Pernyataan kesediaan secara elektronik dengan menandatangani akte
kesediaan ( TEMPLATE)
- Apabila Tergugat diwakili oleh Advocat, maka persetujuan beracara secara
elektronik tidak diperlukan.
- Proses mediasi sesuai PERMA Nomor 1 Tahun 2016.
- Mediasi gagal, sidang dilanjutkan dengan agenda penetapan court calendar.
- Perubahan gugatan, jawaban, replik, duplik, kesimpulan dikirim secara
elektronik menurut jadwal sidang sesuai jam kantor.
- Sebelum acara pembuktian, para pihak mengunggah fotocopy bukti yang
bermeterai cukup kedalam sistem informasi pengadilan dan pada saat sidang
berlangsung ASLI BUKTI tersebut diperlihatkan di muka sidang

17
PROSES PEMERIKSAAN PERKARA E-COURT

 Pembuktian dengan keterangan saksi melalui prosedur biasa,


namun apabila para pihak sepakat maka dapat dilakukan melalui
audio visual
 Panggilan selama sidang berlangsung tetap dilaksanaka secara
elektronik.
 Apabila terjadi penggantian kuasa, maka penggantian kuasa
tersebut disampaikan secara elektronik dengan melampirkan scan
asli surat kuasa kepada Kepaniteraan.
 Kepaniteraan mengganti data elektronik pada data perkara yang
bersangkutan.
PEMERIKSAAN SETEMPAT

• JIKA DALAM PEMERIKSAAN SUATU PERKARA


DIPERLUKAN PEMERIKSAAN SETEMPAT, MAKA
DILAKUKAN SESUAI HUKUM ACARA YANG BERLAKU.

• BERITA ACARA PEMERIKSAAN SETEMPAT DIUNGGUAH


OLEH PANITERA PENGGANTI KEDALAM SISTIM
INFORMASI PENGADILAN
INTERVENSI

• PIHAK KETIGA YANG MENGAJUKAN GUGATAN INTERVENSI WAJIB MEMENUHI


PERSYARATAN SEBAGAI PENGGUNA TERDAFTAR / PENGGUNA LAIN.
• GUGATAN INTERVENSI DIAJUKAN MELALUI MEJA E COURT.
• PETUGAS MEJA E COURT MENDAFTARKAN PERKARA MELALUI AKUN YANG
SUDAH DISIAPKAN DENGAN MENGUNDUH GUGATAN INTERVENSI.
• PRESES PEMERIKSAAN GUGATAN INTERVENSI DILAKUKAN SECARA
ELEKTRONIK SESUAI HUKUM ACARA INTERVENSI.
• PIHAKJ DITERIMA MELALUI PENETAPAN DAN TERHADAP PENETAPAN INI TIDAK
ADA UPAYA HUKUM.
PERSIDANGAN ELEKTRONIK (E-COURT)

PUTUSAN

1. Putusan/penetapan diucapkan oleh Hakim/Hakim Ketua secara


elektronik.
2. Pengucapan putusan/penetapan sebagaimana dimaksud ,secara
hukum telah dilaksanakan dengan menyampaikan putusan/
penetapan elektronik dalam format pdf kepada para pihak melalui
Sistem Informasi Pengadilan.
3. Pengucapan putusan/penetapan sebagaimana dimaksud ,secara
hukum dianggap telah dihadiri oleh para pihak.
PERSIDANGAN ELEKTRONIK (E-COURT)

SALINAN PUTUSAN

1. Dalam hal para pihak meminta Salinan putusan dapat


diberikan dalam bentuk cetak.
2. Salinan putusan dalam bentuk cetak maupun elektronik
dikenakan PNBP dan meterai yang dapat dibayarkan
secara elektronik.
PERSIDANGAN ELEKTRONIK (E-COURT)

UPAYA HUKUM

1. Bagi pihak yang sejak awal beracara secara elektronik, dapat


mengajukan upaya hukum secara elektronik dalam tenggang waktu
sesuai ketentuan yang berlaku.
2. Pemohon membayar biaya perkara upaya hukum secara elektronik
3. Panitera pengadilan yang bersangkutan menerbitkan akta
pernyataan upaya hukum secara elektronik.
4. Pemberitahuan pernyataan banding/kasasi/PK, penyerahan memori
banding/kasasi/PK, kontra memori banding/kasasi/PK maupun inzage
dilakukan secara elektronik.
5. Pengiriman bundel A dan B secara elektronik.
PERSIDANGAN ELEKTRONIK (E-COURT)

UPAYA HUKUM

6. Pengadilan Tingkat Banding/Mahkamah Agung mengunduh dokumen


elektronik dari Pengadilan Tingkat Pertama sebagai backup data.
7. Pemberitahuan putusan banding/kasasi/PK diberitahukan oleh
pengadilan pengaju secara elektronik paling lambat 14 (empat belas
hari) setelah pengucapan putusan secara elektronik.
8. Semua dokumen yang diajukan secara elektronik wajib dalam format
pdf dan rtf/doc.
TATAKELOLA ADMINISTRASI PERKARA
E-COURT

1. Panitera Pengadilan merupakan pejabat yang bertanggungjawab untuk melakukan


pengelolaan Sistem Informasi Pengadilan sebagai register perkara elektronik.
2. Panitera menunjuk petugas yang melakukan notifikasi terkait dengan setiap
tahapan perkara.
3. Panitera Muda terkait melakukan pencatatan dan perekaman informasi perkara
pada Sistem Informasi Pengadilan.
4. Informasi perkara yang ada di dalam Sistem Informasi Pengadilan memiliki
kekuatan hukum yang sama dengan register perkara sebagaimana dimaksud
dalam peraturan perundang-undangan.
5. Sekretaris Pengadilan memastikan Sistem Informasi Pengadilan dapat berjalan
sebagaimana mestinya dengan dukungan pemeliharaan, pengadaan infrastruktur,
sumber daya manusia dan anggaran yang memadai.
TATAKELOLA ADMINISTRASI PERKARA
E-COURT
6. Pengadilan wajib menerapkan Aplikasi Monitoring Implementasi SIPP (MIS)
7. Pengadilan dilarang memodifikasi Sistem Informasi Pengadilan dengan
alasan apapun.
8. Pengadilan yang telah sepenuhnya melaksanakan pencatatan dan register
perkara secara elektronik sesuai dengan standar penilaian Aplikasi MIS
tidak perlu lagi menggunakan buku register manual atau dalam bentuk
cetak.
9. Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum melakukan verifikasi secara
elektronik terhadap kesesuaian nilai pada Evaluasi Implementasi SIPP
(EIS) sesuai dengan validitas data yang diunggah.
10. Badan Urusan Administrasi melakukan pengelolaan perangkat teknologi
informasi.
TATAKELOLA ADMINISTRASI PERKARA
E-COURT

11. Panitera Muda terkait mengelola informasi, data dan dokumen elektronik
perkara
secara terpadu.
12. Panitera Muda Hukum mengarsipkan data dan dokumen elektronik perkara yang
telah diputus dan telah berkekuatan hukum tetap.
13. Semua dokumen yang dihasilkan secara elektronik dicetak untuk keperluan
pemberkasan oleh Panitera Muda terkait.
14. Ketua Pengadilan bertanggung jawab atas pelaksanaan dan pengawasan proses
serta Layanan administrasi perkara secara elektronik.
TERIMA KASIH

UNTU MEMAHAMI SECARA SELUR


RANGKAIAN PROSES
K E-COURT, MAKA
BENAR UH KITA
PERLU MELUANGKAN WAKTU UNTUK
MEMBACA PERATURAN MAHKAMAH AGUNG RI
NOMOR 1 TAHUN 2019 DAN SK KETUA
MAHKAMAH AGUNG RI NOMOR 129 TAHUN
2019 DENGAN TUJUAN AGAR MENGETAHUI,
MEMAHAMI DAN DAPAT MELAKSANAKANNYA
SERTA UNTUK MENJADI SUMBER INFORMASI
BAGI ORANG LAIN.

Anda mungkin juga menyukai