Anda di halaman 1dari 33

Seksi P2 Penyakit Menular

Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit


Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa Barat
Tahun 2018
Latar Belakang
◦ Penyakit DBD masih menjadi masalah di Indonesia
◦ Nyamuk Aedes aegypti menularkan Dengue,
Chikungunya dan Zika
◦ Nyamuk Aedes aegypti hidup dan berkembang biak
hampir di seluruh wilayah Indonesia
◦ Resistensi insektisida semakin meluas
◦ Fenomena Transovarial semakin sering ditemukan

Pemberantasan jentik dengan cara


PSN 3 M Plus merupakan cara yang
paling efektif

◦ Strategi Pendekatan Keluarga dilakukan untuk


pencegahan dan pengendalian DBD

◦ Gerakan 1 rumah 1 Jumantik perlu diterapkan terutama


di daerah endemis DBD
◦ DBD pertama kali ditemukan di Filifina pada
tahun 1953
◦ Di Indonesia ditemukan pada tahun 1968
pertama kali di Surabaya akan tetapi konfirmasi
virologis baru didapatkan pada tahun 1972,
sejak itu penyakit DBD menyebar ke berbagai
daerah sehingga pada tahun 1980 seluruh
provinsi di Indonesia telah terjangkit DBD kecuali
Tim_Tim
◦ Sejak pertama kali ditemukan jumlah kasus
menunjukkan kecendrungan meningkat dari
tahun ke tahun baik dari segi jumlah maupun
luas wilayah yang terjangkit & secara sporadis di
beberapa daerah terjadi KLB.
IDENTIFIKASI PENYEBAB
◦ 1. Mobilisasi yang tinggi
◦ 2. Adanya pemukiman baru
◦ 3. PHBS masih rendah
◦ 4. PSN belum maksimal
◦ 5. Vektor nyamuk hampir di semua pelosok
◦ 6. 4 sel virus bersirkulasi sepanjang tahun (Tipe DEN 1 s/d 4
termasuk dalam grouf B Arthropoda borne viruses (arbovirus)).
Paling banyak tipe DEN 1 & 3
◦ 7. fenomena Transovarial
Program P2
DBD/CHIKUNGUNYA

DATA KASUS DBD


TAHUN 2013 : 53
TAHUN 2014 : 19
TAHUN 2015 : 67
TAHUN 2016 : 49
TAHUN 2017 : 51
INDIKATOR
DBD/CHIKUNGUNYA
◦PENDERITA DBD YANG DITANGANI 100 %
◦ANGKA BEBAS JENTIK (ABJ) 95 %
◦INSIDENT RATE (IR) < 50 / 100.000
PENDUDUK
◦CASE FATALITY RATE (CFR) < 1 %
DATA DBD
DARI TAHUN 2013 – 2017 KSB
80

70 67

60
53
51
49
50

40

30

19
20

10

0
1 2 3 4 5

DBD
Insidens Rate Penderita DBD Per
Sebaran Penderita DBD Kab.
100.000 Penduduk Di Kabupaten
Sumbawa Barat Tahun 2017 Sumbawa Barat Tahun 2017
Case Fatality Rate (CFR) DBD Kabupaten Proporsi Penderita DBD Yang Ditangani
Sumbawa Barat Tahun 2017 di Kab. Sumbawa Barat Tahun 2017

Jumlah Case
N Jumlah Kasus Fatality
Kecamatan Target
O Kasus Mening Rate
gal (%)

1 Seteluk 2 0 0

2 Taliwang 29 0 0

3 Brang Rea 4 0 0

4 Jereweh 0 0 0

5 Maluk 10 0 0
<1%
6 Sekongkang 2 0 0

7 Poto Tano 3 0 0

8 Brang Ene 1 0 0

9 Tongo 0 0 0

KSB 51 0 0
Angka Bebas Jentik
Kab. Sumbawa Barat Tahun 2017
RUMAH / BANGUNAN RUMAH / BANGUNAN
JUMLAH RUMAH /
YANG DIPERIKSA BEBAS JENTIK TARGET
NO PUSKESMAS BANGUN YANG
ABJ %
ADA

JUMLAH % JUMLAH %

1 Poto Tano 2.635 2.160 82 1.744 80,74

2 Seteluk 4.469 2.664 60 2.402 90,17

3 Taliwang 11.248 3.808 34 3.566 93,64

4 Brang Ene 1.548 1.632 97,86


105 1.597

5 Brang Rea 3.634 2.988 82 2.972 99,46


95%
6 Jereweh 2.226 2.010 90 1.995 99,25

7 Maluk 3.578 3.434 96 3.324 96,80

Sekongkan
8 1.463 240 16 236 98,33
g

9 Tongo 1.395 1.307 94 804 61,51

Kabupaten 32.196 20.243 63 18.640 92,08


◦ 1. UU No. 4 tahun 1989 tentang ASPEK
wabah penyakit menular HUKUM
PEMBERAN
◦ 2. permenkes no. 560 tahun 1989 TASAN
tentang jenis penyakit tertentu DBD
yang dapat menimbulkan wabah
◦ 3. PP no. 25 tahun 2000 ttg
kebijakan dan strategi
desentralisasi bid. Kes
◦ 4. kepmenkes no 581 tahun 1992
ttg pemberantasan penyakit DBD
◦ 5. kep Dirjen PPM & PLP Depkes RI
n0. 914 – 1/1992 ttg juknis
pemberantasan DBD
Terima

Seksi P2 Penyakit Menular


Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa Barat
Tahun 2018
A. DEFINISI
1.Jumantik
Juru pemantau jentik atau Jumantik adalah orang
yang◦ melakukan pemeriksaan, pemantauan dan
pemberantasan jentik nyamuk khususnya
Aedes aegypti dan Aedes albopictus

2. Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik


Adalah peran serta dan pemberdayaan masyarakat
dengan melibatkan setiap keluarga dalam pemeriksaan,
pemantauan dan pemberantasan
jentik nyamuk untuk pengendalian penyakit tular vektor
khususnya DBD melalui pembudayaan PSN 3M PLUS
Ilustrasi Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik

Jumantik Rumah & Jumantik Lingkungan


Jumantik Rumah
 Adalah kepala keluarga /anggota
keluarga/penghuni dalam satu rumah
yang disepakati untuk melaksanakan
kegiatan pemantauan jentik di
rumahnya

 Kepala Keluarga sebagai penanggung


jawab Jumantik Rumah
Jumantik Lingkungan
 Adalah satu atau lebih petugas yang ditunjuk (oleh Ketua RT/pengelola
gedung/instansi) untuk melaksanakan pemantauan jentik di tempat – tempat
umum (TTU) atau di tempat – tempat institusi (TTI).
 TTU, antara lain
 Pasar,
 terminal,
 pelabuhan,
 bandara,
 stasiun,
 tempat ibadah,
 tempat pemakaman,
 tempat wisata.
 TTI, antara lain
 perkantoran,
 sekolah,
 rumah sakit.
Supervisor Jumantik
 Supervisor Jumantik adalah satu atau lebih anggota dari Pokja DBD/Tim
PGPGR yang ditunjuk oleh Ketua RW/Kepala Desa/Lurah untuk melakukan
pembinaan, pemantauan dan pengolahan data Koordinator Jumantik di
wilayahnya.
 Tugas dan tanggung jawab:
a. Melatih Koordinator Jumantik mengisi formulir hasil pemantauan jentik
b. Melakukan pembinaan dan peningkatan keterampilan/pelatihan kegiatan
PSN 3M Plus kepada Koordinator Jumantik
c. Melatih masyarakat/anggota keluarga/jumantik rumah tentang cara
mengisi kartu pemeriksaan jentik
d. Melakukan pengolahan data pemantauan jentik menjadi data Angka
Bebas Jentik (ABJ)
e. Melaporkan ABJ ke puskesmas setiap bulan
Skema Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik

Membuat analisa
data ABJ dan SUPERVISOR
melaporkan ke JUMANTIK
Puskesmas

Memantau kinerja
Jumatik
rumah/lingkungan KOORDINATOR KOORDINATOR
JUMANTIK JUMANTIK
Mencatat hasil
pemantauan jentik

Melakukan
pemantauan jentik/
JUMANTIK JUMANTIK JUMANTIK JUMANTIK
minggu dan RUMAH/LINGKUN RUMAH/LINGKUN RUMAH/LINGKUN RUMAH/LINGKUN
GAN GAN
mencatat pada GAN GAN

kartu jentik
Koordinator Jumantik
 Adalah kader jumantik yang ditunjuk oleh Ketua RT untuk
melakukan pembinaan dan pemantauan (crosscheck)
pelaksanaan jumantik rumah dan lingkungan
 Tugas dan tanggung jawab:
o Melakukan sosialisasi PSN 3M Plus secara kelompok kepada
masyarakat
o Melakukan kunjungan dan pembinaan ke rumah /tempat
tinggal/TTU serta TTI setiap 2 minggu
o Merekapitulasi hasil pemeriksaaan jumantik dan melaporkan
hasil kerja jumantik kepada supervisor setiap bulan
o 1 (satu) koordinator dapat membina 20 – 25 jumantik
rumah/lingkungan
PELAKSANAAN PEMANTAUAN JENTIK
 Hari pemantauan :
o Seminggu sekali
o Hari Sabtu/Minggu/Libur
o Cukup 15 menit
 Tempat yang dipantau
o Toren
o Bak mandi
o Vas bunga
o Tempat minum burung
o Tatakan dispenser
o dll
PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK
 Menguras (Membersihkan)
o Bak mandi
o Vas bunga
o Tempat minum binatang piaraan
o Tatakan dispenser
 Menutup rapat tempat penampungan air
o Bagi tempat penampungan air yang tidak mungkin di kuras atau
ditutup, berikan larvasida
 Memanfaatkan/Mendaur ulang barang bekas
 Ban bekas
 Botol plastik
 Kaleng bekas
PSN…..
Plus :
 Memberantas larva :
o Larvasidasi
o Memelihara ikan pemakan jentik
o Memasang ovitrap/larvitrap/mosquitotrap
 Menghindari gigitan nyamuk
o Menanam pohon pengusir nyamuk
o Kelambu
o Repelent
o dll
Pencatatan dan pelaporan
 Jumantik rumah dan Jumantik Lingkungan mencatat hasil
pemantauan jentik pada kartu jentik rumah/bangunan
 Kartu jentik rumah/bangunan diletakkan di tempat yang mudah
dilihat oleh Koordinator Jumantik
 Koordinator jumantik melakukan rekapitulasi dan melaporkan
kepada Supervisor Jumantik/Pokja DBD sebulan sekali
 Supervisor jumantik/Pokja DBD melakukan penghitungan ABJ
dan melaporkan kepada Puskesmas setiap bulan
 Petugas Puskesmas melakukan rekapitulasi dan analisis ABJ lalu
melaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
Peran Puskesmas
 Melakukan rekapitulasi ABJ yang dilaporkan oleh Supervisor
Jumantik.
 Melaporkan ABJ ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setiap
bulan.
 Melakukan monitoring dan evaluasi melalui kegiatan
Pemantauan Jentik Berkala (PJB) minimal 3 bulan sekali.
 Melakukan peningkatan keterampilan/pelatihan dan
pembinaan kegiatan PSN 3M Plus kepada Supervisor
Jumantik, Koordinator Jumantik, dan masyarakat
Terima

Anda mungkin juga menyukai