ANALYTICAL HIERARCHY

PROCESS (AHP)

Prof. Dr. Syamsul Maarif

 ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

ALAT ANALISIS MANAJEMEN STRATEJIK DENGAN PENDEKATAN SISTEM

• MENGAPA SISTEM TOTAL ?

• SUATU TOTALITAS SISTEM SEPERTI:

- lingkungan
- ekonomi
- pemerintahan TIDAK BISA DIANALISIS PADA
- organisasi BAGIAN-BAGIANNYA

HARUS DIFAHAMI SEBAGAI

SATU KESATUAN

PERUBAHAN agar seluruh sistem bekerja efektif

 Sejak tahun 80-an, telah berkembang metoda holistik
Untuk penelitian sistem sosial

• lebih dipentingkan penelusuran daripada teknik

• cenderung pada penyusunan konsep dasar & definisi persoalan

POLICY ACTION

METODA HOLISTIK:

Definisi elemen
Dari sistem total

Batasan sistem

Keterkaitan dengan sistem lain

METODA KUALITATIF DALAM KONTEKS
SOFT SYSTEM METHODOLOGY:
• Total System Intervention (TSI)
• Viable System Models (VSM)
• Analytical Hierarchy Process (AHP)
• Interpretative Structural Modelling (ISM)

Mengawinkan informasi kualitatif dan

proses pengolahan numerik
menggunakan manipulasi matriks
dari skala ordinal
 TEKNIK AHP
PENGAMBILAN KEPUTUSAN:
Tidak lagi berusaha mengoptimalkan tujuan tunggal

MENCAPAI TINGKAT KEPUASAN

ATAS TERAIHNYA BERBAGAI TUJUAN:
• tingkat keuntungan
• tanggung jawab sosial
• hubungan masyarakat
• hubungan dengan serikat pekerja
• perlindungan terhadap lingkungan
AHP: • teori tentang pengukuran
• menentukan skala ratio (perbandingan berpasangan
diskret dan kontinyu)

MENCERMINKAN:
• KEKUATAN PERASAAN
• PREFERENSI RELATIF

APLIKASI AHP: • PENGAMBILAN KEPUTUSAN BANYAK KRITERIA

• PERENCANAAN DAN PREDIKSI
• ALOKASI SUMBERDAYA
 DASAR-DASAR AHP
SKALA • ukuran panjang (m)
• temperatur (derajat)
• waktu (detik)
• uang (rupiah)

Apakah mampu mencerminkan persoalan sosekpol ?

Diperlukan skala yang luwes:

(berlaku untuk semua dimensi)

BOBOT
(prioritas)
 BEBERAPA PRINSIP DASAR

1. Dekomposisi :
Memecah persoalan yang telah didefinisikan menjadi
unsur-unsurnya beberapa tingkatan (HIRARKI)

2. Comparative judgement
Penilaian kepentingan relatif 2 elemen pada suatu tingkat dalam
konteks tingkat diatasnya

MARTIKS PAIRWISE COMPARISON

Penyusunan skala kepentingan:
• elemen mana yang lebih (penting/disukai/mungkin/ …………)
• berapa kali lebih (penting/disukai/ ……………….)

PERLU PENGERTIAN MENYELURUH:

• elemen-elemen yang dibandingkan
• relevensi terhadap kriteria/tujuan studi
 CONTOH HIRARKI: STRATEGI PENGEMBANGAN SDM
A
MELALUI PELATIHAN

SDM teknologi manajemen B

pemilik Tenaga kerja pimpinan konsultan depnaker C

Peningkatan Peningkatan Pengemb. Agen

produktivitas omzet karir pembangunan D

Tindak E
materi metoda pelaksanaan
lanjut

A = FOKUS B= FAKTOR C= AKTOR D= TUJUAN E= ALTERNATIF

SKALA DASAR (T.L. SAATY)
Tingkat definisi
Kepentingan
1 Sama pentingnya dibanding yang lain

3 Moderat pentingnya dibanding yang lain

5 Kuat pentingnya dibanding yang lain

7 Sangat kuat pentingnya dibanding yang lain

9 Ekstrem pentingnya dibanding yang lain

2, 4, 6, 8 Nilai antara 2 penilaian yang berdekatan

reciprocal Jika elemen i memiliki salah satu nilai diatas

ketika dibandingkan elemen j,maka j memiliki nilai
kebalikannya dibanding elemen i
3. Sintesa prioritas
Sintesa dari prioritas lokal menjadi prioritas global
untuk setiap tingkatan

Pengurutan menurut tk. kepentingan

Priority setting

4. Logical consistency

• objek serupa dikelompokkan (keseragaman & relevansi):

kelereng & anggur: bentuk : ok !
rasa: no !
• tingkat hubungan antara objek (kriteria tertentu)
madu : 5x lebih manis dari gula
madu: 10x sirop
gula : 2x lebih manis dari sirop
Langkah-langkah penggunaan AHP
A
MULAI
TIDAK
CR
REVISI
MEMENUHI
IDENTIFIKASI SISTEM
YA

PENYUSUNAN
PENYUSUNAN
MATRIKS GABUNGAN
HIRARKI

PENGOLAHAN VERTIKAL
PENGISIAN MATRIKS
PENDAPAT INDIVIDU
MENGHITUNG PRIORITAS

A
SELESAI
 ILUSTRASI AHP

Pelita IV  Ekonomi Indonesia menghadapi masalah :

 Pengangguran
 Mempertahankan pertumbuhan ekonomi
 Mengendalikan inflasi

Tiga alternatif kebijakan :

 Fiskal
 Moneter
 Industri Perdagangan

Kebijakan mana yang harus diprioritaskan ??

Hirarkhi pemilihan kebijakan

Fokus : Stabilisasi ekonomi Pelita IV

Kriteria /faktor: Inflasi Growth Employment

(0.14) (0.29) (0.57)

Alternatif : Fiskal Moneter Ind dagang

(0.2296) (0.2505) (0.5199)
 HASIL PENILAIAN : matriks pairwise comparison

Fokus I G E Prioritas
Inflasi (I) 1 ½ ¼ 0.14
Growth (G) 2 1 ½ 0.29 CR=0
Employment (E) 4 2 1 0.57

Interpretasi:

E=4xI
G=2xI
E=2xG
Bobot pada kriteria INFLASI
Inflasi F M Id Prioritas
Fiskal (F) 1 ½ ¼ 0.13
Moneter (M) 2 1 ¼ 0.21 CR=0.08
Indag (Id) 4 4 1 0.66

Bobot pada kriteria GROWTH

Vektor prioritas : (0.10; 0.33; 0.57)

Prioritas lokal
Bobot pada kriteria EMPLOYMENT

Vektor prioritas : (0.32; 0.22; 0.46)

SINTESA SELURUH SKALA PRIORITAS

I G E

F 0.13 0.10 0.32 I 0.14 0.2296 F

M 0.21 0.33 0.22 G 0.29 = 0.2505 M
Id 0.66 0.57 0.46 E 0.57 0.5199 Id

Prioritas global
 CONTOH PERHITUNGAN BOBOT DAN CR

Faktor A B C D E VE VP VA VB
A 1 3 1/3 1/3 1 0.80 0.14 0.85 6.07
B 1/3 1 1 1/3 3 0.80 0.14 0.84 6.00
C 3 1 1 1 5 1.72 0.30 1.60 5.33
D 3 3 1 1 3 1.93 0.34 1.72 5.00
E 1 1/3 1/5 1/3 1 0.47 0.08 0.44 5.50
∑ 5.72 27.96
BOBOT
CONTOH PERHITUNGAN:
n n
1. VE1 = √ ∏ aij
J=1
n
VE1 = √(1 x 3 x 1/3 x 1/3 x 1) = 0.80
 VE
2. VP = VP1 = 0.80/5.72 = 0.14
∑VE

3. VA = aij x VP

VA1 = 1(0.14) + 3(0.14) + 1/3(0.30) + 1/3(0.34) + 1(0.08) = 0.85

VA
4. VB = VB1 = 0.85/0.14 = 6.07
VP

∑VB
5. ð max = = 27.96/5 = 5.59
n

ð max -n
6. CI = = (5.59-5)/(5-1) = 0.147
n-1
 CI
7. CR = = 0.147/1.12= 0.13
RI

1.12 diperoleh dari tabel RI pada n=5

TABEL RI (T. L. SAATY)

n RI n RI
1 0.00 9 1.45
2 0.00 10 1.49
3 0.58 11 1.51
4 0.90 12 1.48
5 1.12 13 1.56
6 1.24 14 1.56
7 1.32 15 1.59
8 1.41
Tk. Konsistensi  hasil sah ?

CR  10 %
a12 a23
Contoh :
A B C
A 1 9 7 0.77  W1
matriks A= B 1/9 1 1/5 0.06  W2
C 1/7 5 1 0.17  W3

vektor prioritas (W1, W2, W3) = (0.77, 0.06, 0.7)

CR = 18,97 %  matriks A perlu direvisi
Selisih absolut terbesar antara a12 & w1/w2
aij wi/wj
a12  w1/w2 = 0.77 = 13
0.06

1 13 7 vektor prioritas :
matriks A= 1/13 1 1/5 (0.81, 0.04, 0.15)
1/7 5 1 CR = 3.5 %
(konsisten)

Revisi berlebihan untuk memaksa konsistensi


menyimpang dari jawaban asli
CONTOH PERHITUNGAN MATRIKS PENDAPAT GABUNGAN:

RESPONDEN 1

Faktor A B C D E
A 1 1/7 1/5 1 1
B 7 1 5 7 7
C 5 1/5 1 7 5
D 1 1/7 1/7 1 3
E 1 1/7 1/5 1/3 1

RESPONDEN 2

Faktor A B C D E
A 1 5 1 3 5
B 1/5 1 1/5 1 3
C 1 5 1 5 5
D 1/3 1 1/5 1 3
E 1/5 1/3 1/5 1/3 1
RESPONDEN 3

Faktor A B C D E
A 1 1/5 1 1/7 3
B 5 1 1 1/3 7
C 1 1 1 1/7 3
D 7 3 7 1 7
E 1/3 1/7 1/3 1/7 1

RESPONDEN 4

Faktor A B C D E
A 1 3 1/3 1/3 1
B 1/3 1 1 1/3 3
C 3 3 1 1 5
D 3 3 1 1 3
E 1 1/3 1/5 1/3 1
 MATRIKS PENDAPAT GABUNGAN:

gij = √ ∏ aij = √ (1/7 x 5 x 1/5 x 3) = 0.81

Faktor A B C D E
A 1 0.81 0.51 0.61 1.97
B 1.24 1 1 0.94 4.58
C 1.96 1 1 1.50 4.40
D 1.34 1.06 0.67 1 3.71
E 0.51 0.22 0.23 0.27 1

DARI MATRIKS INI HANYA DIHITUNG VEKTOR PRIORITAS (BOBOT)