Chapter 8
(FORMULATOR PERENCANAAN SUMBER DAYA MANUSIA)
Dosen Pengampu:
Hendra Lukito, SE, MM, Ph.D.
Dr. Harif Amali Rivai, SE, M.Si.
Prof. Nor Azilah Husin. PhD
Disusun Oleh:
Kelompok 1
Sel A Sel B
Sel C Sel D
Metode Analisis
Setidaknya tiga metode analisis lainnya, selain analisis kondisi/kriteria empat faktor,
dapat digunakan sebagai alat konseptual untuk membantu mengembangkan Grand
Strategy SDM. Ini termasuk analisis WOTS-UP dan analisis portofolio.
Analisis WOTS-UP
Analisis WOTS-UP adalah sebuah alat analisis yang digunakan dalam manajemen
organisasi untuk memahami faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi
organisasi. Singkatan WOTS-UP ini merujuk pada faktor-faktor berikut:
1. Weaknesses (Kelemahan): Ini mencakup faktor-faktor internal yang
melemahkan organisasi, seperti masalah internal, kurangnya sumber daya,
atau proses yang tidak efisien.
2. Opportunities (Peluang): Ini merujuk pada faktor-faktor eksternal yang
dapat dimanfaatkan oleh organisasi. Peluang dapat berupa tren pasar,
perubahan regulasi, atau kebutuhan pelanggan yang baru.
3. Threats (Ancaman): Ancaman adalah faktor-faktor eksternal yang dapat
mengancam kesuksesan atau keberlanjutan organisasi, seperti persaingan yang
kuat, perubahan teknologi, atau risiko lingkungan.
4. Strengths (Kekuatan): Ini adalah faktor-faktor internal yang memberikan
keunggulan kepada organisasi. Kekuatan bisa berupa keahlian khusus, sumber
daya yang kuat, atau reputasi yang baik.
5. Uniqueness (Keunikan): Ini mungkin bukan bagian standar dari analisis
SWOT tradisional, tetapi beberapa organisasi memasukkan faktor keunikan
untuk menyoroti elemen yang membedakan mereka dari pesaing.
Analisis WOTS-UP membantu organisasi untuk mengidentifikasi area-area di
mana mereka perlu memperbaiki kelemahan mereka, memanfaatkan peluang yang ada,
menghadapi ancaman potensial, dan memaksimalkan kekuatan dan keunikan mereka.
Dengan pemahaman yang lebih baik tentang faktor-faktor ini, organisasi dapat
merancang strategi yang lebih efektif untuk mencapai tujuan mereka.
Analisis WOTS-UP didasarkan pada tiga asumsi utama tentang sifat strategi yang efektif.
Asumsi pertama adalah bahwa strategi mengidentifikasi kompetensi khusus yang
menjadikan perusahaan lebih kuat dibandingkan perusahaan lain dalam industri. Hal ini
kadang-kadang disebut kompetensi inti. Jika diterapkan pada SDM disebut kompetensi
inti SDM. Asumsi kedua adalah bahwa strategi yang efektif harus menemukan ceruk
pasar (niche), suatu situasi yang cocok bagi perusahaan. Asumsi ketiga adalah bahwa
strategi yang efektif harus sesuai dengan kompetensi dan niche. Inti dari analisis WOTS-
UP adalah untuk menemukan kecocokan terbaik antara tren dan kemampuan organisasi.
Analisis portofolio
Analisis portofolio adalah proses evaluasi investasi yang dimiliki oleh organisasi atau
perusahaan. Dalam pengelolaan keuangan yang terdiri dari kelompok saham, obligasi,
dan sekuritas lainnya. Ide dasarnya adalah menyebarkan risiko investasi diseluruh asset
sehingga resiko keseluruhan berkurang. Tentu saja menyebar resiko juga berarti
mengurangi kemungkinan laba atas investasi.
Analisis portofolio ada 2 bentuk yang pertama, disebut siklus hidup produk atau jasa,
yang kedua, disebut matriks pertumbuhan atau pangsa BCG.
Pertama, Siklus hidup produk atau jasa mengansumsikan bahwa permintaan
suatu produk atau jasa bervariasi berdasarkan lamanya produk atau jasa
tersebut berada di pasar. Ada 4 tahap siklus hidup antara lain:
1. Tahap Pengenalan, Selama fase ini produk atau layanan di perkenalkan ke
Pasar. Biaya menjalankan bisnis tinggi karna produktifitas Sebagian itu
merupakan fungsi manajemen dan pengalaman karyawan terhadap produk
atau layanan.
2. Tahap pertumbuhan, Permintaan terhadap produk atau jasa meningkat
smenetara biaya yang terkait dengan pemenuhan permintaan menurun.
3. Tahap kedewasaan, manajer dan karyawan berpengalaman dengan produk
atau layanan. Produktifitas berada pada puncaknya dan profitabilitas
paling baik pada tahap ini.
4. Tahap penurunan, pesaing tertarik dengan permintaan pasar terhadap
produk atau jasa. Perusahaan yang awalnya memperkenalkan produk
menghadapi penurunan pendapatan karena perusahaan lain muai
memenuhi permintaan pasar dengan produk dan jasa pengganti. Banyak
pesaing dapat menyingkirkan pesaing yang kurang kompetitif atau
produktif.
Kedua, Pendekatan Matrik pertumbuhan atau pangsa PCG, Matriks
pertumbuhan atau pangsa PCG (Boston Consulting Group) Seperti hal siklus
hidup produk atau jasa, hal ini dapat disesuaikan dengan pengklasifikasian
asset manusia hal ini telah digunakan secara luas dalam perencanaan bisnis
strategi dan tetap menjadi metode portofolio yang banyak digunakan. Manfaat
utama dari pendekatan ini adalah memungkinkan pengambil keputusan untuk
melihat secara sekilas kualitas relative dan pentingnya setiap perusahaan.
Matriks ini juga dapat diterapkan pada individu, area praktik Departemen
SDM.
Setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangan yang berbeda. Dalam kebanyakan
Kasus kombinasi dua atau lebih kemungkinan akan menghasilkan prediksi yang lebih
akurat dan menghasilkan keputusan yang lebih baik. Proses menghasilkan dan
mengevaluasi alternatif hal ini penting karena semakin besar keterlibatan para penyusun
strategi dalam pengambilan keputusan maka semakin besar pula kemungkinan mereka
berkomitmen pada pilihan yang akhirnya dipilih.
STUDI KASUS
Perencanaan Sumber Daya Manusia Pada PT. ABC
PT. ABC merupakan perusahaan manufaktur yang telah berdiri sejak tahun 1989
saat ini PT. ABC mempunyai Kapasitas Produksi 24 ribu Ton Per tahun dan produksinya
di ekspor kesejumlah negara di asia, afrika , timur tengah . prosedur perencanaan SDM
PT. ABC Sebagai berikut:
1. Perencanaan,
a. Berdasarkan rencana bisnis Perusahaan, kepala seksi SDM
membuat dan mendistribusikan surat pengantar untuk perencanaan
kebutuhan SDM beserta Form perencanaan SDM ( Man Power
Planing), dan dokumen pendukung ke semua kepala bagian
b. Kepala Seksi SDM juga mengirim data perencanaan SDM yang
belum terpenuhi, setiap awal bulan oktober kepada semua kepala
bidang.
2. Pelaksanaan
a. Kepala Bagian mnegisi form perencanaan SDM berdasarkan
rencana bisnis perusahaan dan data pendukung dari kepala seksi
SDM.
b. Berdasarkan data perencanaan SDM yang belum di penuhi dalam
kurun waktu berjalan, jika masih dibutuhkan wajib dicantumkan
Kembali pada form perencanaan SDM
c. Form perencanaan SDM yang sudah dibuat oleh kepala bagian
dikirimkan Kembali pada ke kepala Seksi SDM.
d. Berdasarkan form perencanaan SDM yang sudah diterima dari
kepal bagian, kepla seksi SDM melakukan rekpitulasi sementara
dengan menggunakan form perencanaan SDM dan selanjutnya
diserahkan kepada kepala bagian umum dan SDM untuk dilakukan
pemeriksaan dan peninjau Perencanaan SDM
e. Kepala Bagian Umum dan SDM memeriksa serta meninjau rekap
perencanaan SDM sebelum diajukan persetujuan ke direksi dengan
mempertimbangkan hal berikut:
1). Rencana pengembangan Karyawan mutasi atau promosi
2). Masa persiapan Pensiun
3). Masa perjanjian Kerja Waktu Tertentu Karyawan
4). Analisis Man Power Ratio atau jumlah karyawan optimal sesuai
sesuai dengan proses bisnis atau rencana perubahan proses bisnis
yang telah disetujui organisasi
f. berdasarkan pemeriksaan dan peninjauan perencanaan SDM,
apabila tidak sesuai dengan point (e) kepala bagian dan SDM
mengembalikan kepada seksi SDM untuk dilakukan rekapitulasi
ulang dan penyesuaian
g. Rekapitulasi perencanaan SDM yang telah sesuai selanjutnya
dimintakan persutujuan Direksi untuk dapat dilaksanakan
3. Tantangan dan kendala-kendala Pelaksanaan Perencanaan SDM di PT.
ABC
Dalam pelaksanaan perencanaan sumber daya manusia seringkali di
temukan tantangan dan kendala-kendala
a. Alat uji yang digunakan tidak mampu untuk benar-benar dapat
mengungkapkan kompetensi rill yang dimiliki kandidat, hal ini
yang berdampak pada ketidaksesuaian kompetensi karyawan
dwngan yang dibutuhkan perusahaan
b. Terbatasnya jumlah persediaan kandidat sesuai standart yang
ditetapkan perusahaan. Hal ini akan berdampak pada
ketidaksesuaian jumlah (kuantitas) dengan yang dibutuhkan
perusahaan Kendala yang sering dihadapi antara lain:
a. Sistem Penerimaan karyawan melalui jalur kolusi korupsi
nepotisme (KKN) seringkali berdampak pada ketidaksesuaian
perencanaan SDN baik secara kualitas maupun kuantitas
b. Gaji yang tidak kompetitif di tunjang lokasi perusahaan yang
dianggap bukan merupakan kota yang potensial untuk
mengembangkan karir. Hal ini menyebabkan kandidat yang
sudah lolos seleksi mengundurkan diri. Dan untuk karyawan,
gaji yang tidak kompetitif berdampak pada daya kreatifitas
yang rendah serta tingginya turn over karyawan.
c. Pemanfaatan SDM yang belum optimal pada saat jam kerja
berlangsung. Hal ini berdampak pada ketidakakuratan dalam
pembuatan perencanaan SDM.