“PENGEMBANGAN
ORGANISASI”
(ORGANIZATIONAL
DEVELOPMENT)
PENGEMBANGAN ORGANISASI
(ORGANIZATION DEVELOPMENT)
ANALISIS ORGANISASI
INTERVENSI PELAKSANAAN
UMPAN BALIK
TAHAPAN PENGEMBANGAN
ORGANISASI
Tinggi
Manajemen Manajemen
1.9 9.9
PERHATIAN Manajemen
PADA
PERHUBUNGAN 5.5
ORANG
Manajemen Manajemen
1.1 9.1
Rendah Tinggi
PERHATIAN PADA TUGAS
KETERANGAN:
Manajemen 1.1 = Melaksanakan dengan usaha yang minimum. Dalam
menyelesaikan pekerjaan sesuai atau hanya sekedar untuk
memelihara keanggotaan organisasi
Manajemen 1.9 = Penuh perhatian terhadap kebutuhan orang demi
kepuasan perhubungan yang mengakibatkan iklim organisasi dan
kerja yang enak dan ramah
Manajemen 5.5 = Performance organisasi dalam tingkat wajar dengan
cara membuat seimbang kebutuhan kerja dan pemeliharaan
semangat pekerja pada tingkat yang memuaskan
Manajemen 9.1 = Efesiensi dalam operasi sebagai akibat dari
pengaturan kondisi-2 kerja sedemikian rupa sehingga unsur
mencampuri manusia sangat minimum
Manajemen 9.9 = Penyelesaian pekerjaan dilakukan oleh orang-orang
kompeten dan committed; mereka saling tergantung karena adanya
resiko bersama (common stake) dalam tujuan organisasi, sehingga
ada perhubungan kepercayaan dan respek
PERSYARATAN KEMAMPUAN
DALAM OD
1. Kemampuan mengelola sistem sosial
dan segi teknisnya (art)
2. Kemampuan mengembangkan
organisasi secara lebih organik (akibat
tuntutan masyarakat yang semakin
komplek)
3. Kemampuan mengelola dan mengatasi
konflik (organisasi)
4. Kemampuan untuk mengendalikan
organisasi secara demokratis
5.Kemampuan mengelola perubahan secara
seimbang dan fleksibel
6.Toleransi terhadap ketidak jelasan dan
ketidak pastian dalam arti masih ada
kemauan dan kemampuan untuk
berprestasi dengan baik
7.Kemampuan dan sikap untuk mau
melakukan penilaian dan perbaikan
terhadap perubahan kegiatan organisasi
sesuai tuntutan perubahan secara
profesional
BIDANG SASARAN OD (GOAL DOMAIN)
INTERNAL EKSTERNAL
EFESIENSI INTERNAL: EFESIENSI EKSTERNAL :
E Fokus: Input – Output Fokus: Posisi/kekuatan organisasi
Ukuran : dalam lingkungan
F
E • Jumlah produksi/jam kerja Ukuran:
S • Tingkat keuntungan investasi • Ongkos modal/kapital
I • Ongkos produksi per unit produk •Besar pasar yang dikuasai (market
• Bahan terbuang per unit produk share)
E
N • Omset/ongkos promosi • Ongkos bahan baku
S • Ongkos buruh
I • Pengembangan produk baru
• Keuntungan
E EFEKTIVITAS INTERNAL : EFEKTIVITAS EKSTERNAL :
F Fokus: Kepuasan karyawan Fokus: Kepuasan Konstituensi
E Ukuran: Ukuran:
K • Turn over karyawan • Kepuasan lingkungan terhadap
T organisasi
• Sikap karyawan
I • Kepuasan leveransir terhadap
• Iklim kerja organisasi
V organisasi
• Komitmen karyawan
I • Kepuasan konsumen tanggung
• Hubungan intern personal
T jawab sosial organisasi
A • Kualitas hidup dalam lingkungan
S sebagai akibat eksistensi organisasi
TIPE IDEAL MANAJER
PROFESIONAL
MANAJER
ADMINISTRATOR PROBLEM
SOLVER
FASE TINDAKAN
PENGEMBANGAN ORGANISASI
FASE
FASE FASE FASE
PENILAIAN
PEMECAHAN PELAKSANAAN EVALUASI
(Evaluasi
MASALAH OD KEDUA
Pertama)
UMPAN BALIK
PENDEKATAN SOSIOTEKNIS DALAM OD
Evaluasi Kaderisasi
MANAJER
Adaptasi Inovasi
KERANGKA KETERGANTUNGAN
(CONTINGENCY) DALAM PENGUKURAN
EFEKTIVITAS ORGANISASI
KEJELASAN
OUTPUT Kriteria Proses Kriteria Sosial:
Internal: Iklim Kepuasan
Tidak Jelas Organisasi dan Konstituensi
Kepuasan
Karyawan
Sumber: Hari Lubis dan Martani Huseini, 1987:69, Teori Organisasi, Suatu Pendekatan Makro
Susunan organisasi tata kerja dinas kesehatan kota M, menempatkan unit
perencanaan dibawah pengawasan subag perencanaan dan anggaran.
Subag perencanaan dan anggaran ini berada dibawah kontrol sekretaris
dinas kesehatan.
Salah satu tupoksi unit perencanaan adalah mengkoordinasi seluruh data
dan informasi dari seluruh bidang-bidang di dinkes, yaitu: bidang PMK,
bidang PSDM, bidang Jamsarkes, dan bidang Yankes, serta Sekretaris.
Dibawah pengawasan bidang-bidang itu terdapat masing-masing tiga (3)
seksi. Setiap seksi melaporkan data dan informasi ke bidang, dan bidang
seharusnya menyerahkan data dan informasi ke unit perencanaan untuk
direkap menjadi data dan informasi milik dinkes yang dapat diakses secara
transparan oleh setiap bidang, seksi dan unit di dinkes tersebut jika
membutuhkan.
Tetapi pada kenyataannya, pengumpulan data dan informasi dari bidang ke
unit perencanaan tidak terimplementasi, sehingga data dan informasi tetap
berada di masing-masing bidang. Unit perencanaan tidak memiliki wewenang
untuk ‘memaksa’ setiap bidang di dinkes untuk memberikan data dan
informasi yang dimiliki setiap bidang. Unit perencanaan hanya dianggap
sebagai unit kecil, sehingga tidak mungkin mengurusi sesuatu yang lebih
besar dan memiliki wewenang yang lebih tinggi dari unit tersebut. Hal ini
menyebabkan tidak adanya transparansi data dan informasi yang
menyulitkan proses sinkronisasi perencanaan program-program terpadu
dinkes.
TERIMA KASIH
DAN SUKSES
a have good work