Anda di halaman 1dari 15

DINAMIKA ROTASI DAN

KESETIMBANGAN
BENDA TEGAR
ANGGOTA :
• ALVIAN NUGROHO (04)
• DINNA PUSPITA ARUM (10)
• SEPTIAN ADNAN FATHONI (31)
• TEUKU NYAK ADAM (32)
• ZAID FAITH HIBATULLAH (33)
A. TORSI

• Torsi disebut juga momen gaya dan merupakan besaran vektor.Torsi adalah hasil perkalian silang
antara vektor posisi r dengan gaya F, dapat dituliskan

dimana:
adalah torsi atau momen gaya (Nm)
r adalah lengan gaya (m)
F adalah gaya yang diberikan tegak lurus dengan lengan gaya (N)
Jika gaya yang bekerja pada lengan gaya tidak tegak lurus, maka besar torsinya adalah:
• Jika torsi bergerak searah dengan putaran jarum, maka torsi bernilai negative. Sebaliknya
jika torsi bergerak berlawanan arah dengan putaran jarum, maka torsi bernilai positif.
• Torsi total pada benda dengan gaya yang lebih dari satu dapat ditentukan dengan:
B. MOMEN INERSIA
• Konsep momen inersia pertama kali diberikan oleh Leonhard Euler. Momen
inersia didefinisikan sebagai kelembaman suatu benda untuk berputar pada
porosnya, atau dapat dikatakan ukuran kesukaran untuk membuat benda berputar
atau bergerak melingkar.
• Besaran momen inersia bersifat scalar, yaitu hasil pekalian antara massa partikel
(m) terhadap kuadrat jarak (r) dari pusat rotasinya.

I= m r2 Keterangan:
I= momen inersia (kg m2)
m = massa benda (kg)
r= lengan gaya (meter)
• Momen inersia partikel
• Momen inersia berbagai benda tegar homogen
HUBUNGAN ANTARA MOMEN GAYA DENGAN
PERCEPATAN SUDUT
Menurut hukum II Newton persamaan momen gaya dapat dinyatakan

Dengan
∑τ = momen gaya total pada benda (Nm)
I = momen inersia benda (kgm²)
α = percepatan sudut gerak rotasi (rad/s²)

Karena formulasi momen gaya adalah hasil kali gaya dengan lengan gaya, ∑τ=∑Fr, maka akan
diperoleh hubungan sebagai berikut
ENERGI DAN USAHA DALAM GERAK ROTASI
• Energi Kinetik Rotasi
Energi kinetik rotasi adalah energi kinetik yang dimiliki oleh benda yang bergerak rotasi yang
dirumuskan dengan:

• Gerak Menggelinding
Merupakan kombinasi gerak translasi dan rotasi.
dimana:
Ekt = Energi kinetik total benda
Ek = energi kinetik translasi
Ekr = energi kinetik rotasi
m = massa benda (kg)
v =kecepatan linear (m/s)
I =momen inersia benda (kgm2)
𝝎 = kecepatan sudut benda (rad/s)
• Usaha dalam gerak rotasi
W = F.s
Karena s = r . θ dan τ = r . F, maka:
W=τ.θ
dengan:
W = usaha ( J)
τ = momen gaya (Nm2)
θ = sudut yang ditempuh
Usaha yang dilakukan oleh momen gaya ini akan mengubah energi kinetik rotasi benda menurut
hubungan.
𝑤 = 𝜏𝜃 = 𝐸𝑘rot 2 − 𝐸𝑘rot 1
W = Δ Ekrot = ½ I. ω22 – I. ω12
MOMENTUM SUDUT
• Momentum sudut merupakan hasil kali antara momen inersia dengan kecepatan sudut benda pada
saat benda berputar. Secara matematis, momentum sudut dirumuskan seperti berikut ini.

L= | ω
Keterangan:
| = momen inersia ( kg m2 )
ω = kecepatan sudut ( rad/s )
L = momentum sudut ( kg m2/s )
• Hukum kekekalan momentum sudut
𝑳𝟏 = 𝑳𝟐
𝑰𝟏 𝝎 𝟏 = 𝑰𝟐 𝝎 𝟐
KESEIMBANGAN BENDA TEGAR

• Keseimbangan statik (keseimbangan benda ketika benda diam)


• Keseimbangan dinamik (keseimbangan benda ketika bergerak dengan kecepatan konstan)
• Syarat keseimbangan partikel
𝜮𝑭 = 𝟎
𝜮𝑭𝒙 = 𝟎 𝒅𝒂𝒏 𝜮𝑭𝒚 = 𝟎

resultan gaya yang bekerja pada pada partikel tersebut sama dengan nol
• Syarat keseimbangan benda tegar
resultan gaya dan resultan momen gaya terhadap suatu titik sembarang sama dengan nol.
𝜮𝑭 = 𝟎 𝒅𝒂𝒏 𝜮𝝉 = 𝟎
𝜮𝑭𝒙 = 𝟎, 𝜮𝑭𝒚 = 𝟎, 𝒅𝒂𝒏 𝜮𝝉 = 𝟎

• Keseimbangan tiga gaya


𝑭𝟏 + 𝑭𝟐 + 𝑭𝟑
𝑭𝟏 𝑭𝟐 𝑭𝟑
= =
𝒔𝒊𝒏 𝜶 𝒔𝒊𝒏 𝜷 𝒔𝒊𝒏 𝜸
• Momen kopel
Kopel merupakan pasangan dua buah gaya yang sejajar dan sama besar, namun arahnya
berlawanan.
𝑴 = 𝑭𝒅
M = momen kopel
F = gaya
d = jarak antara kedua gaya
MENENTUKAN LETAK TITIK BERAT
• Benda homogen satu dimensi
𝒙𝟏 𝒍𝟏 +𝒙𝟐 𝒍𝟐 +𝒙𝟑 𝒍𝟑
x=
𝒍𝟏 +𝒍𝟐 +𝒍𝟑
𝒚𝟏 𝒍𝟏 +𝒚𝟐 𝒍𝟐 +𝒚𝟑 𝒍𝟑
Y=
𝒍𝟏 +𝒍𝟐 +𝒍𝟑
• Benda homogen dua dimensi
𝒙𝟏 𝑨𝟏 +𝒙𝟐 𝑨𝟐 +𝒙𝟑 𝑨𝟑
x= 𝑨𝟏 +𝑨𝟐 +𝑨𝟑
𝒚𝟏 𝑨𝟏 +𝒚𝟐 𝑨𝟐 +𝒚𝟑 𝑨𝟑
Y= 𝑨𝟏 +𝑨𝟐 +𝑨𝟑

• Benda homogen tiga dimensi


𝒙𝟏 𝑽𝟏 +𝒙𝟐 𝑽𝟐 +𝒙𝟑 𝑽𝟑
x= l= panjang benda
𝑽𝟏 +𝑽𝟐 +𝑽𝟑
𝒚𝟏 𝑽𝟏 +𝒚𝟐 𝑽𝟐 +𝒚𝟑 𝑽𝟑
Y= A= luas benda
𝑽𝟏 +𝑽𝟐 +𝑽𝟑

V = volume benda
TRIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai