Anda di halaman 1dari 12

AKUNTANSI

KLIRING

EKO SUDARMANTO, SE. MM.


FEB – UMT INDONESIA
AKUNTANSI KLIRING
Pengertian Kliring

- Kliring merupakan sarana atau cara penghitungan hutang piutang


dalam bentuk surat-surat berharga atau surat dagang dari suatu bank
peserta yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia atau pihak lain
yang ditunjuk.
- Kliring merupakan pertukaran warkat atau data keuangan elektronik
[DKE] antarbank baik atas nama bank maupun nasabah yang hasil
penghitungannya diselesaikan dalam waktu tertentu.
- Kliring merupakan suatu tata cara penagihan surat-surat berharga /
warkat dari satu bank peserta kliring terhadap bank peserta kliring
lainnya dalam satu wilayah kliring yang diselenggarakan oleh Bank
Indonesia.
Sistem dan Peserta Kliring

Sistem kliring:
a. Sistem manual
b. Sistem semi otomasi
c. Sistem otomasi
d. Sistem elektronik

Peserta kliring:
a. Peserta langsung
b. Peserta tidak langsung
Warkat dan Dokumen Kliring

1. Warkat
Adalah alat pembayaran bukan tunai yang diperhitungkan atas beban
atau untuk untung rekening nasabah atau bank melalui kliring.
Warkat yang diperhitungkan:
- Cek
- Bilyet giro
- Wesel bank untuk transfer [WBUT]
- Surat bukti penerimaan transfer [SBPT]
- Nota debet
- Nota kredit

2. Dokumen kliring
Adalah dokumen yang berfungsi sebagai alat bantu dalam proses
penghitungan kliring di tempat penyelanggara.
SKNBI, Sistem BI-RTGS, Sistem Kliring Warkat Luar Wilayah

Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia [SKBNI]


Adalah sistem kliring Bank Indonesia yang meliputi kliring debet dan kliring kredit
yang penyelesaian akhirnya dilakukan secara nasional.

Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement [BI-RTGS]


Adalah proses penyelesaian akhir transaksi [settlement] pembayaran yang dilakukan
per transaksi [individually processed / gross settlement] dan bersifat real time
[electronically processed] dimana rekening peserta dapat didebet / dikredit berkali-kali
dalam sehari sesuai dengan perintah pembayaran dan penerimaan pembayaran.

Sistem Kliring Warkat Luar Wilayah


Adalah penyelenggaraan kliring atas Cek dan Bilyet Giro yang diterbitkan oleh kantor
bank yang bukan peserta wilayah kliring dimana Cek dan Bilyet Giro tersebut
dikliringkan.
Kliring Elektronik dan Otomasi

Transaksi kliring dengan sistem ini pada prinsipnya sama dengan kliring manual.
Yang membedakan adalah penggunaan teknologi yang lebih canggih.
Kliring sistem ini, harus didukung oleh:

• SPKE [Sistem Pusat Komputer Kliring Rlektronik], yaitu seperangkat sistem


komputer pada penyelenggara yang berfungsi menerima dan mengolah data
keuangan elektronikserta menghasilkan informasi2 hasil kliring.

• TPK [Terminal Pusat Kliring], yaitu perangkat sistem komputer yang dipasang
di peserta untuk mengirim DKE ke SPKE serta menerima informasi2 hasil
perhitungan kliring.

• JKD [Jaringan Komunikasi Data], yaitu seperangkat sistem yang berfungsi


sebagai sarana penghubung antara TPK dan SPKE.
Peserta Kliring

Peserta langsung, yaitu : bank-bank yang sudah tercatat sebagai


peserta kliring dan dapat memperhitungkan warkat atau notanya
secara langsung dengan B I atau melalui PT Trans Warkat sebagai
perantara dengan B I.

Peserta tidak langsung, yaitu : bank-bank yang belum terdaftar


sebagai peserta kliring akan tetapi mengikuti kegiatan kliring melaui
bank yang telah terdaftar sebagai peserta kliring.
ANGGOTA KLIRING DAN SYARAT WARKAT DAPAT DIKLIRINGKAN

 Anggota Kliring aktif : Anggota kliring yang namanya tercatat sebagai anggota di Bank
Indonesia.

 Anggota Kliring Pasif : Anggota Kliring yang namanya tidak tercatat di Bank Indonesia,
tetapi melakukan kegiatan kliring dengan cara meng-induk pada cabang pusat Bank yang
bersangkutan.

 Syarat-syarat Warkat Dapat Dikliringkan:


 - Ber valuta Rupiah.
 - Bernilai nominal penuh.
 - Telah jatuh tempo pada saat dikliringkan, dan
 - Telah dibubuhi cap kliring.
SISTEM KLIRING ELEKTRONIK
Contoh soal 1:

Tanggal 1 Maret 2019 Tn, Amir nasabah giro bank Sejahtera di Jakarta membeli
barang kepada Tn. Budi nasabah bank Makmur di Tangerang senilai Rp
10.000.000,- Tn. Amir membayarnya dengan cek no. 011 bank Sejahtera Jakarta.
Dan pada tanggal yang sama, Tn. Budi menyetorkan cek tersebut (setoran kliring)
di bank Makmur.

a. Buatlah jurnal atas transaksi kliring tersebut:


1. Jurnal di Bank Makmur
2. Jurnal di Bank Indonesia
3. Jurnal di Bank Sejahtera
Jika kliring tersebut berhasil (efektif / tidak ditolak).

b. Dan buatlah jurnal yang diperlukan, jika kliring tersebut ditolak.


Contoh soal 2:

Tanggal 5 Maret 2019 Tn, Amir nasabah giro bank Sejahtera di Jakarta membeli
barang kepada Tn. Chandra nasabah bank Sejahtera Cabang Semarang senilai
Rp 5.000.000,- Tn. Amir membayarnya dengan cek no. 012 bank Sejahtera
Jakarta. Dan pada tanggal 8 Maret 2019 Tn. Chandra menyetorkan cek tersebut di
bank Sejahtera Cab. Semarang.

Buatlah jurnal yang diperlukan atas transaksi tersebut baik di bank Sejahtera cab.
Semarang maupun cab. Jakarta!
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai