Anda di halaman 1dari 42

ANATOMI TERAPAN

SISTEM SARAF PUSAT


Pendahuluan
 Gangguan gerak dan fungsi pada kasus
neurologi ini dapat digolongkan sebagai
sesuatu yang unik, karena alat gerak tubuh
itu sendiri, dimana gerakan itu terjadi,
seperti otot, tendon dan tulang tempat
perlekatannya serta sendi, berada dalam
keadaan yang normal.
 Kelainan pd sistem saraf yaitu pengontrol
dan lintasan impuls gerak.
 Suatu gerakan terjadi dg proses sbb: (1)
ide, (2) perencanaan motorik, (3)
pengambilan keputusan, dan (4) eksekusi
gerakan.
Otak
 Berat otak 1200 – 1400 gram (2 % Berat Badan)
 Terbagi atas
 Otak besar (cerebrum)
 Otak kecil (cerebellum)
 Batang otak (brain stem, truncus cerebri)
 Otak besar terbagi menjadi 4 lobus
 Frontalis
 Parietalis
 Temporalis
 Occipitalis
Selaput Otak-Spinal (Meninx)
 Selaput otak-spinal terdiri dari 3 lapis, yaitu:
 Duramater
 Arachnoid
 Piamater
 Dengan adanya selaput ini, maka terbentuk
ruangan-ruangan
 Subdural
 Sub arachnoid (tempat mengalirnya cairan otak
spinal)
 Intra cerebral
Vaskularisasi Otak

1. Sistem Karotis sinistra dan dextra


- Masuk cavum cranii
Carotis Interna  Carotis Cerebri Media
2. Sistem Vertebra basilaris sinistra dan dextra
Sistem vaskularisasi yang terganggu menentukan
topis lesi pada stroke
CIRCLE OF WILLIS
CEREBRUM
 Cerebrum (otak besar)
merupakan bagian otak
manusia yang terbesar,
paling berkembang dan
memiliki fungsi luhur
yang paling utama.
 80% total berat otak.
 Bentuk seperti lipatan
lipatan
CEREBRUM
 Memerakan fungsi
yang sangat canggih.
1. Sebagai pusat
kontrol gerak
voluntair.
2. Sebagai pusat
kontrol sensorik.
3. Pusat kesadaran.
4. Bahasa.
5. Kepribadian.
6. Pusat pemikiran
dan itelegensia.
 Sedangkan bagian dalam otak merupakan substansia
putih (white matter) berisi “network” serabut-serabut
saraf yang memungkinkan antar bagian otak saling
berkomunikasi dan jaringan penyangga saraf yang
berfungsi memberi bentuk otak.
 Otak besar terdiri dari substansia abu-abu (grey mater)
setebal + 2 cm (cortex cerebri) yang berfungsi sebagai
pusat intelektual, pusat bicara, emosi, integrasi
sensorik dan motorik, kontrol gerak dan lain-lain.
CEREBELLUM
 Cerebellum (otak kecil)
merupakan bagian otak
terbesar kedua.
 Menjaga dan
mempertahankan posisi
tubuh/pengaturan
keseimbangan
 Pusat koordinasi gerak
motorik.
 Kontrol motorik
DIENCEPHALON
 Hipotalamus:
Kontrol banyak
fungsi homeostasis
penting dalam
menjaga stabilitas
lingkungan internal
 Thalamus:
Melakukan
beberapa
pengolahan
sensorik primitif,
dan memainkan
peran dalam
mengkoordinasikan
gerakan
BRAIN STEM
 Brain stem (batang otak)
merupakan jalur terakhir dari otak
yang menghubungkannya dengan
medulla spinalis.
 Bagian tertua dan terkecil dalam
sistem otak
 Pusat kehidupan, ketika jaringan
otak yang lain mati brain stem
kemungkinan masih bekerja.
 Batang otak ini bertanggung jawab
pada berbagai fungsi otonom
seperti kontrol pernapasan,
denyut jantung, tekanan darah,
bangun, rangsangan dan
perhatian.
Medula spinalis
 Grey matter (substansia grisea, abu2 , di dalam),
berbentuk kupu2 sel-sel saraf, terdiri dari:
- tanduk depan (kornu anterior/anterior horn
cell/AHC)
 berisi sel2 saraf motoris
- tanduk samping (kornu lateralis/lateral horn
cell/LHC)
 berisi sel2 saraf otonom
- tanduk belakang (kornu posterior/posterior horn
cell/PHC)
 berisi sel2 saraf sensoris
White matter (substantia alba, putih, di luar) serabut2 saraf, terdiri dari:
- serabut eferen/motoris :
 untuk kontraksi voluntary : traktus kortiko spinalis lateralis (di
funikulus lateralis) & anterior (di funikulus anterior)
 untuk posisi, keseimbangan, fasilitasi, inhibisi: traktus rubro spinalis &
tekto spinalis (di funikulus lateralis), traktus vestibulo spinalis (di
funikulus anterior)
- serabut aferen/sensoris:
 untuk proprioceptif diskriminasi sentuhan, getaran :fasikulus grasilis
& kuneatus (di funikulus anterior)
 untuk nyeri, suhu, sentuhan, geli, gatal: traktus spino talamikus
anterior (di funikulus anterior) & lateralis (di funikulus lateralis)
 untuk koordinasi, kontrol tonus involuntary:traktus spino serebralis
anterior & posterior (di funikulus lateralis)
FUNGSI UTAMA KOMPONEN OTAK
CEREBRAL CORTEX
 KONTROL GERAK SADAR.
 PUSAT KONTROL
PANCAINDERA.
 BAHASA
 PERSONALITY
 PUSAT MEMORI, BERFIKIR,
PENGAMBILAN KEPUTUSAN,
KREATIVITAS DAN KESADARAN
DIRI
FUNGSI UTAMA KOMPONEN OTAK
BASAL NUCLEI
 INHIBITOR OTOT.
 MEMPERLABAT GERAK
KOORDINASI DAN
GERAK
BERKELANJUTAN.
 MEMBENTUK POLA
GERAK
FUNGSI UTAMA KOMPONEN OTAK
THALAMUS
 Stasiun relay untuk
semua masukan
sinaptik
 Kesadaran
 Beberapa tingkat
kesadaran
 Peran dalam
kontrol motor
FUNGSI UTAMA KOMPONEN OTAK
HYPOTHALAMUS
 Peraturan banyak
fungsi homeostasis
(kontrol suhu, rasa
haus, air seni, dan
asupan makanan)
 Link penting antara
sistem saraf dan
endokrin
 Keterlibatan yang
luas dengan emosi
dan pola perilaku
dasar
FUNGSI UTAMA KOMPONEN OTAK
CEREBELLUM
 Maintenance of
balance
 Enhancement of
muscle tone
 Coordination
and planning of
skilled voluntary
muscle activity
FUNGSI UTAMA KOMPONEN OTAK
BRAIN STEM
 Origo dari saraf cranial dan saraf spinal
 Pusat kontrol respiratory, cardiovasculer
dan pencernakan
 Penerimaan dan integrasi semua masukan
sinaptik dari sumsum tulang belakang
dan aktivasi korteks serebral
 Pusat tidur
Fungsi Fisiologi
 Lobus frontalis
- Area 4 (pusat motorik primer)
komando gerak (sistem piramidal)  paresis
- Area 6 (area pra motor)
program (sistem ekstrapiramidal)  apraksia
- Area 8
pusat gerak bola mata  deviasi conjugee
- Perluasan area 6-8 (area motorik suplemen)
program gerak kompleks  respon postural
- Area broca (area 44-45)
pusat bicara motorik  afasia motorik
- Korteks prafrontal (area 9,10,11,12,46,47)
Regio orbital : aktivitas viseral dan emosional (11 + 47)
regio lateral : fungsi eksekutif (9, 10, 12, 46)
Kehilangan inisiatif dan pertimbangan
CORTICAL LOBES
shapes
Fungsi Fisiologi (lanjut)
 Lobus parietalis
- Area 1, 2, 3
somatosensoris primer  gangguan
operkulum (somatosensorik sekunder)
sensasi nyeri (asosiasi nyeri)
- Area 43 (korteks gustatori primer)  ageusia
- Area 5, 7, 39, 40 (area asosiasi parietal)
taktil, visual, pengenalan badan dan benda sekitar
astereognosis dan sindrom neglect
 Lobus temporal
- Area 41 dan 42 (korteks auditory primer)
suara : senandung, dengung, dering klik
tuli/kabur : jarak + arah bunyi
Area 22 (area auditori asosiasi)  afasia
Suara : bersiul, bel, peluit = area wernicke
Area 20,21,37 : area temporal posterior
mencatat dan gudang pengalaman
kiri (dominan)  agnosia verbal
kanan (non dominan)  agnosia visual
kanan +kirir  prosopagnosia
 Lobus oksipitalis
- Area 17 (area visual primer) = area striata  hemiapnosia
- Area 18 dan 19 (area asosiasi visualisasi)
persepsi warna, gerak dan arah objek
SENSORY HOMUNCULUS
ORGANISASI SISTEM SARAF

OTAK SISTEM SARAF PUSAT KORDA SPINALIS


(SSP)

DIVISI DIVISI
SISTEM SARAF TEPI
AFEREN EFEREN
(SST)

SIST.SARAF SIST.AUTONOM
RANGSANGAN RANGSANGAN SOMATIK
SENSORIK VISERAL
SIST. SARAF SIST. SARAF
PARASIMPATIS SIMPATIS

NEURON
MOTORIK
OTOT POLOS
OTOT JANTUNG
KELENJAR
OTOT RANGKA

ORGAN-ORGAN EFEKTOR
(JAR.OTOT DAN KELENJAR)
Upper motor neuron & Lower Motor
Neuron
Upper motor neuron
Rangkaian saraf motoris, mulai sel-sel
saraf motoris di girus pre sentralis lobus
frontalis s.d akan/ bersianap dengan sel-
sel saraf motoris di AHC medula spinalis
Lower Motor Neuron
Rangkaian saraf motoris, mulai dari sel-sel
saraf motoris di AHC medulla spinalis s.d
otot ybs (alfa dan gamma m.n)
Perbedaan LMN dan UMN :
- Perbedaan letak lesi
- Jenis paralisis
- Lesi individual otot
- Atrofi
- Tonus
- Refleks tendon
- Perubahan tropik
- Reaksi elektris
MENTAL PRACTICE

For many patients with stroke, the lesion


is sufficiently vast that actual
performance of motor tasks is very
difficult, sometimes impossible,
precluding early participation in an
active rehabilitation program. This figure
illustrates that a similar network of
cerebral structures (e.g., premotor
cortex) is activated when normal control
subjects execute physically or imagine a
sequence of up-down foot movements.
This sort of evidence thus suggests that
mental practice with motor imagery can
be used as a therapeutic approach to
keep active the neural circuits involved
in locomotion, for example, hence
facilitating the rehabilitation of patients
who sustained damage to the brain.
 These PET/MR images show
increased neural activity in the
superior temporal gyrus in
congenitally deaf subjects when
they viewed signs or sign-like
movements.These data
therefore suggest that auditory
cortical regions may contribute
to the processing of visual
information in the deaf.

Anda mungkin juga menyukai