Anda di halaman 1dari 10

Abstract Kompetensi

Penjelasan tentang sistem sensorimotor Mahasiswa mampu memahami sistem


sensorimotor

         Operasi dari sistem sensorimotor diibaratkan seperti sebuah perusahaan besar yang
efisien dikendalikan oleh perintah-perintah yang turun ke bawah melalui tingkatan-
tingkatan hierarki (berjenjang)  dari korteks asosiasi (diibaratkan seperti presiden
direktur) ke otot-otot (tingkat terendah yaitu pekerja)
         sistem sensorimotor merupakan sistem hierarkis yang bersifat pararel  sinyal-
sinyalnya mengalir diantara berbagai tingkat melalui banyak jalur.
         Struktur pararel ini memungkinkan korteks asosiasi menerapkan kontrol atas tingkatan-
tingkat hierarki yang lebih rendah melalui berbagai cara
         Perbedaan antara sistem sensori dengan sistem sensorimotor adalah arah aliran
informasi primernya.
         Dalam sistem sensori, informasi mengalir naik melalui hierarki, dalam sensorimotor,
informasi mengalir turun
         Sebelum membahas mengenai sensorimotor lebih jauh lagi, alangkah baiknya kita
mengetahui modalitas sensori kita sebagai berikut, mengingat ouptut motorik selalu
dipandu oleh input sensori

Modalitas Sensori Reseptor Alat Indera

Penglihatan Sel batang & kerucut Mata

Pendengaran Sel-sel rambut Telinga, organ corti

Penghidu Sel olfaktorius Hidung

Kecap Reseptor kecap/papila kecap Lidah

Percepatan Rotasional Sel-sel rambut Telinga (kanalis


semisiruler)
Percepatan Linier Sel-sel rambut Telinga (utrikulus
dan sakulus)
Raba, tekan Ujung-ujung saraf Variasi

Hangat Ujung-ujung saraf Variasi

Dingin Ujung-ujung saraf Variasi

         Mata, organ-organ keseimbangan, dan reseptor-reseptor di kulit, otot, dan persendian
semuanya memantau respons-respons tubuh dan mengumpanbalikkan informasi
tersebut ke dalam sirkuit-sirkuit sensorimotor
         Arus balik sensori berperan penting dalam mengarahkan kesinambungan berbagai
respons yang dihasilkannya.
         Satu-satunya respons yang biasanya tidak dipengaruhi oleh umpan balik sensori
adalah gerakan balistik  gerakan2 pendek, berkecepatan tinggi – seperti menepuk
lalat
         perilaku yang tidak disertai adanya salah satu jenis arus balik sensori  arus balik
yang dibawa oleh saraf-saraf lengan
         Pada saat tahap-tahap awal belajar motorik, setiap respons individual dikerjakan
dibawah kontrol yang disadari  setelah banyak latihan, respons2 individual tersebut
menjadi terorganisasi membentuk sekuensi2 tindakan yang terintegrasi secara
berkesinambungan yang mengalir lancar dan disesuaikan oleh umpan balik sensori
tanpa regulasi sadar

Korteks Asosiasi Sensorimotor

         Berada di puncak hierarki sensorimotor


         Terdapat 2 daerah korteks asosiasi sensorimotor utama:
1.    Korteks parietal posterior
2.    Korteks prefrontal dorsolateral
         Masing2 terdiri atas beberapa daerah yang berbeda dan memiliki fungsi yang berbeda
pula
1.    Korteks parietal posterior
           Merupakan porsi neokorteks parietal yang letaknya posterior terhadap korteks
somatosensori primer
           Berperan penting dalam mengintegrasikan kedua macam informasi ini dan dalam
mengarahkan perhatian
           Banyak output korteks parietal posterior pergi ke daerah2 korteks motorik, yang
berlokasi di korteks frontal: ke korteks asosiasi prefrontal dorsolateral, ke berbagai
daerah korteks motorik sekunder, dan ke medan mata frontal – sebuah daerah kecil
korteks prefrontal yang mengontrol gerakan2 mata
           Bagian korteks ini terdiri atas mosaik daerah2 kecil, yang masing2 terspesialisasi untuk
memandu gerakan mata, kepala, lengan, atau tangan tertentu
           Kerusakan pada bagian korteks ini akan menyebabkan berbagai defisit sensorimoto,
termasuk defisit dalam persepsi dan ingatan akan hubungan2 spasial, defisit dalam
meraih dan memegang secara benar, defisit dalam pengontrolan gerakan mata dan
defisit dalam pemusatan perhatian
           Dampak kerusakan paling berat pada bagian korteks ini adalah apraksia (gangguan
gerakan disengaja yang tidak dapat diatribusikan pada sebuah defisit motorik
sederhana misalnya kelumpuhan/kelemahan) atau pada defisit apapun dlm
komprehensi atau motivasi) dan collateral neglect (gangguan pada kemampuan pasien
untuk merespons stimuli pada satu sisi tubuh yang berlawanan dengan sisi lesi otak,
tanpa disertai adanya defisit sensorik atau defisit motorik sederhana)

2.    Korteks asosiasi prefrontal dorsolateral


           Bagian korteks ini menerima proyeksi2 dari korteks parietal posterior dan mengirimkan
proyeksi2 ke daerah2 korteks motorik sekunder, ke korteks motorik primer dam ke
medan mata frontal
           Bagian korteks ini berperan dalam evaluasi stimuli eksternal dan inisiasi reaksi2 yang
disengaja terhadapnya
           Properti2 respons neuron prefrontal dorsolateral menunjukkan bahwa keputusan untuk
menginisiasi gerakan yang disengaja dapat diambil didaerah korteks ini, tetapi
keputusan2 ini bergantung pada interaksi kritis dengan korteks parietal posterior

Korteks Motorik Sekunder

         Daerah2 di korteks ini adalah daerah2 yang menerima banyak inputnya dari korteks
asosiasi dan mengirimkan banyak outputnya ke korteks motorik primer
         Terdapat 2 daerah korteks motorik sekunder yang diketahui yaitu daerah motorik
suplementer dan korteks premotorik
         Kedua daerah besar ini terlihat dengan jelas di permukaan lateral lobus frontal, tepat
pada posisi anterior terhadap korteks motorik primer
         Studi2 pencitraan-otak fungsional mutakhir menunjukkan bahwa korteks motorik
sekunder manusia mirip dengan yang ditemukan pada primata2 lainnya
         Secara umum, daerah2 korteks ini diduga terlibat dalam pemrograman pola2 gerakan
tertentu setelah menerima instruksi umum dari korteks prefrontal dorsolateral
         Mirror neurons adalah neuron2 yang menembak ketika seorang individu melakukan
gerakan tangan tertentu yang mengarah ke tujuan atau ketika ia melihat gerakan
mengarah tujuan yang sama yang dilakukan oleh orang lain
         mirror neurons ini diidentifikasi berkaitan dengan mekanisme untuk kognisi sosial
(pengetahuan tentang persepsi, ide dan intensi orang lain)  memetakan tindakan
orang lain ke dalam repertoar tindakan sendiri akan memfasilitasi pemahaman sosial,
kerjasama dan imitasi/peniruan.

Korteks Motorik Primer

         Korteks ini terletak di girus prefrontal lobus frontal


         Korteks ini merupakan titik konvergensi utama dari sinyal2 sensorimotor kortikal dan
merupakan titik awal utama, tetapi bukan satu-satunya, dari sinyal2 sensorimotor dari
korteks serebral
         Sebagian besar korteks ini digunakan untuk mengontrol bagian2 tubuh yang mampu
melakukan gerakan2 ruwet seperti tangan dan mulut
         Setiap lokasi dalam korteks ini menerima umpan balik sensori dari reseptor2 dalam
otot dan persendian yang dipengaruhi oleh lokasi tersebut
         Masing2 neuron dalam korteks ini diduga mengode arah gerakan  adanya penemuan
bahwa setiap neuron di daerah lengan korteks motorik primer menembak secara
maksimal saat lengan menjangkau kearah tertentu; masing2 neuron memiliki arah
preferensi yang berbeda2
         Kerusakan ekstensif pada korteks ini dapat mendisrupsi kemampuan pasien untuk
menggerakkan salah satu bagian tubuhnya (misal salah satu jarinya) secara
independen, yang dapat mengakibatkan astereognosia (defisit dalam stereognosis) dan
dapat mengurangi kecepatan, keakuratan, dan kekuatan gerakan pasien

Serebelum dan Ganglia Basalis


         Keduanya merupakan struktur sensorimotor yang penting, tetapi bukan merupakan
bagian utama jalur yang dilalui sinyal2 yang turun melalui hierarki sensorimotor
         Interkoneksi antara daerah2 sensori dan motorik melalui serebelum dan ganglia basalis
diduga menjadi salah satu alasan mengapa kerusakan yang terjadi pada penghubung
kortikal diantara daerah korteks visual dan daerah motorik frontal tidak meniadakan
respon2 yang dipandu secara visual

Serebelum

         Serebelum menerima informasi dari korteks motorik primer dan sekunder, informasi
tentang sinyal2 motorik yang turun dari nuklei motorik batang otak, dan umpan balik
dari respons2 motorik melalui sistem somatosensorik dan vestibuler
         Serebelum diduga membandingkan ketiga sumber input ini dan mengoreksi gerakan2
yang sedang berlangsung, yang menyimpang dari sumber yang diinginkan  diyakini
memainkan peran utama dalam belajar motorik, khususnya dalam mempelajari
sekuensi2 gerakan yang timing-nya merupakan faktor kritis
         Kerusakan serebelum menyebabkan pasien kehilangan kemampuannya untuk
mengontrol secara tepat arah, kekuatan, kecepatan, dan amplitudo gerakan dan
kemampuannya untuk mengadaptasikan berbagai pola output motorik dengan kondisi
yang berubah2. Mereka kesulitan untuk mempertahankan postur tetap (misalnya
berdiri) dan usaha untuk melakukannya sering menimbulkan tremor. Selain itu akan ada
kerusakan berat pada keseimbangan, cara berjalan dan kontrol gerakan mata.
Mempelajari sekuensi2 motorik baru sangat sulit dilakukan

Ganglia Basalis

         Bagian ini tidak mengandung neuron sebanyak serebelum, namun dalam arti tertentu
mereka lebih kompleks
         Berbeda dengan serebelum yang diorganisasikan secara sistematis dalam berbagai
lobus, kolom, dan lapisan, ganglia basalis merupakan sekumpulan nuklei heterogen
yang saling terhubung secara kompleks
         Seperti halnya serebelum, ganglia basalis berperan dalam modulasi output motorik
         Ganglia basalis diduga terlibat dalam berbagai fungsi kognitif  dalam studi dengan
tikus, ganglia basalis ditemukan berpartisipasi dalam belajar melakukan respons
habitual secara tepat, sebuah tipe belajar respons yang ditandai dengan perkembangan
secara gradual.

Jalur-jalur motorik yang mengalir dari atas ke


bawah
         Sinyal2 neural dikonduktasikan dari korteks motorik primer ke neuron2 motorik
sumsum tulang belakang melalui 4 jalur yang berbeda
         Dua jalur berjalan dari atas ke bawah di daerah dorsolateral sumsum tulang belakang
dan dua berjalan dari atas ke bawah di daerah ventromedial sumsum tulang belakang
         Sinyal2 di kedua jalur ini bekerja bersama2 dalam mengontrol gerakan yang disengaja
         Sistem sensorimotor tidak akan dapat bekerja dengan baik kecuali ada jalur
komunikasi yang baik antara korteks, sirkuit2 sumsum tulang belakang dan otot2
Traktus kortikospinal dorsolateral dan Traktus kortikorubrospinal dorsolateral

         Kebanyakan akson dari Traktus kortikospinal dorsolateral bersinapsis di interneuron2


kecil gray matter (jaringan berwarna kecokelat2an-abu2) spinal, yang bersinapsis di
neuron2 motorik otot2 distal pergelangan tangan, telapak tangan, jari2 tangan, dan jari2
kaki
         Primata dan beberapa mamalia lain yang mampu menggerakkan jari2nya secara
independen (misalnya hamster dan rakun) memiliki neuron2 Traktus kortikospinal
dorsolateral yang bersinapsis secara langsung di neuron2 motorik jari
         Kelompok kedua yang turun dari korteks motorik primer bersinapsis di red nucleus otak
tengah. Akson2 neuron di red nucleus ini kemudian berdekusasi dan berjalan turun
melalui medula, yang sebagian besar diantara mereka berakhir di nuklei2 saraf-saraf
kranial yang mengontrol otot2 wajah. Sisanya terus berjalan turun di porsi dorsolateral
sumsum tulang belakang. Jalur ini disebut dengan Traktus kortikorubrospinal
dorsolateral (rubro mengacu pada red nucleus)
         Akson2 di Traktus kortikorubrospinal dorsolateral bersinapsis di interneuron2 yang
pada gilirannya bersinapsis di neuron2 motorik yang berproyeksi ke otot2 distal lengan
dan tungkai

Traktus kortikospinal ventromedial dan Traktus korteks-batang otak-sumsum


tulang belakang ventromedial

         Traktus kortikospinal ventromedial merupakan jalur ventromedial langsung sedangkan


Traktus korteks-batang otak-sumsum tulang belakang ventromedial adalah jalur tidak
langsung
         Akson2 panjang Traktus kortikospinal ventromedial berjalan turun secara ipsilateral
dari korteks motorik primer, langsung ke daerah ventromedial white matter sumsum
tulang belakang
         Traktus korteks-batang otak-sumsum tulang belakang ventromedial terdiri atas akson2
korteks motorik yang masuk ke dalam jaringan struktur2 batang otak
         Terdapat 4 struktur batang otak yang berinteraksi dengan Traktus korteks-batang otak-
sumsum tulang belakang ventromedial, antara lain:
1.              Tektum  menerima informasi auditori dan visual tentang lokasi spasial
2.              Nukleus vestibuler  menerima informasi tentang keseimbangan dari reseptor2
di kanal-kanal semisirkuler telinga dalam
3.              Formasi retikuler  yang diantara lainnya berisi program2 motorik yang mengatur
gerakan2 tipikal spesies kompleks seperti berjalan, berenang dan melompat
4.              Nuklei motorik saraf2 kranial yang mengontrol otot2 wajah

Perbandingan kedua jalur motorik dorsolateral dan kedua jalur motorik


ventromedial

No Jalur dorsolateral Jalur ventromedial


1 Kedua traktusnya berakhir di Kedua traktusnya lebih terdifusi
paruh kontralateral di salah satu
segmen sumsum tulang belakang
 kadang2 langsung disebut
dengan neuron motorik
2 Neuron2 motorik yang diaktifkan Neuron2 motorik yang diaktifkan
kedua traktusnya berproyeksi ke kedua traktusnya berproyeksi ke
otot2 distal misalnya otot2 jari otot2 proksimal batang tubuh dan
anggota badan misalnya otot2
pundak

Sirkuit-sirkuit sumsum tulang belakang sensorimotor


         sirkuit2 sumsum tulang belakang sensorimotor menunjukkan kompleksitas yang cukup
tinggi dalam fungsinya, terlepas dari sinyal2 yang datang dari otak

Otot-Otot
         Unit2 motorik adalah unit2 terkecil aktivitas motorik
         Setiap unit motorik terdiri atas sebuah neuron motorik tunggal dan semua serabut otot
skeletal individual yang diinervasinya
         Sebuah otot skeletal terdiri atas ratusan ribu serabut otot seperti benang yang
dipersatukan dalam sebuah selaput kuat dan dilekatkan pada tulang oleh sebuah
tendon
         Banyak otot skeletal yang tidak jelas menjadi bagian dari mana fleksor atau ekstensor.
         Fleksor bekerja untuk membengkokkan atau melenturkan sendi, dan ekstensor bekerja
untuk meluruskan atau mengulurkannya
         Otot bisep dan trisep masing2 adalah fleksor dan ekstensor sendi siku
         Untuk memahami bagaimana otot bekerja, penting untuk disadari bahwa otot memiliki
properti2 mirip kabel yang elastis, bukan tidak fleksibel
         Aktivitas-aktivitas otot skeletal dipantau oleh 2 jenis reseptor yaitu organ2 tendon Golgi
dan gelendong otot. Berikut perbedaannya:

Aspek
Organ Tendon Golgi Gelendong Otot
pembeda
Perlekatan melekat pada tendon yang melekat pada jaringan otot itu
menghubungkan setiap otot sendiri
skeletal ke tulang
Kontraksi otot Merespon peningkatan Tidak merespon ketegangan
ketegangan otot yaitu otot
penarikan otot di tendon
yang bersangkutan
Perubahan Tidak sensitif terhadap Merespon ketegangan otot
panjang otot perubahan panjang otot
Fungsi Memberikan informasi Merespon perubahan2 kecil
kepada sistem saraf pusat pada panjang otot
tentang ketegangan otot ekstrafusalnya
dan menjalankan fungsi
protektif

Daftar Pustaka
Pinel, John P.J. (2009). Biopsikologi: edisi ketujuh (Terj). Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Anda mungkin juga menyukai