LO2: Describe the structure and function of the brain, nervous system, limbic
system,and the sensorimotor system
OUTLINE MATERI(Sub-Topic):
Sistem Sensorimotor
Operasi dari sistem sensorimotor diibaratkan seperti sebuah perusahaan besar yang
efisien dikendalikan oleh perintah-perintah yang turun ke bawah melalui tingkatantingkatan hierarki (berjenjang) dari korteks asosiasi (diibaratkan seperti presiden
Operasi dari sistem sensorimotor diibaratkan seperti sebuah perusahaan besar yang efisien
dikendalikan oleh perintah-perintah yang turun ke bawah melalui tingkatan-tingkatan hierarki
(berjenjang) => dari korteks asosiasi (diibaratkan seperti presiden direktur) ke otot-otot
(tingkat terendah sebagai pekerja).
Sistem sensorimotor merupakan sistem hierarkis yang bersifat pararel -> sinyal-sinyalnya
mengalir diantara berbagai tingkat melalui banyak jalur. Struktur pararel ini memungkinkan
korteks asosiasi menerapkan kontrol atas tingkatan-tingkat hierarki yang lebih rendah melalui
berbagai cara.
Hal perumpaan tersebut diatas bukanlah suatu kebetulan, karena sistem sensorimotor
menerapkan hal yang sama dalam pengelolaan perusahaan besar yaitu terdiri dari :
1. Perintah dari atasan ke bawahan,
2. Bawahan melaksanakan perintah,
3. Controlling dari atasan terhadap hasil kerja bawahannya.
Hal tersebut terjadi pula dalam sistem sensorimotor yang merupakan 3 prinsip fungsi
sensorimotor, yaitu :
1. Sistem sensorimotor terorganisasi secara hierarkis, adanya pemberi perintah dari
otak.
2. Output motorik dipandu oleh input sensorik, output sensorik yaitu otot2,
melaksanakan perintah dari otak.
3. Belajar mengubah sifat dan lokus kontrol sensorimotor, kontrol gerakan yang
dilakukan.
Satu-satunya respons yang biasanya tidak dipengaruhi oleh umpan balik sensori adalah
gerakan balistik gerakan-gerakan pendek, berkecepatan tinggi seperti menepuk
nyamuk.
perilaku yang tidak disertai adanya salah satu jenis arus balik sensori arus balik yang
dibawa oleh saraf-saraf lengan.
Pada saat tahap-tahap awal belajar motorik, setiap respons individual dikerjakan dibawah
kontrol yang disadari setelah banyak latihan, respon-respon individual tersebut menjadi
terorganisasi membentuk sekuensi tindakan yang terintegrasi secara berkesinambungan
yang mengalir lancar dan disesuaikan oleh umpan balik sensori tanpa regulasi sadar.
KorteksAsosiasi Sensorimotor
Masing-masing terdiri atas beberapa daerah yang berbeda dan memiliki fungsi yang
berbeda pula.
Berperan penting dalam mengintegrasikan kedua macam informasi ini dan dalam
mengarahkan perhatian.
Banyak output korteks parietal posterior pergi ke daerah-daerah korteks motorik, yang
berlokasi di korteks frontal: ke korteks asosiasi prefrontal dorsolateral, ke berbagai
daerah korteks motorik sekunder, dan ke medan mata frontal sebuah daerah kecil
korteks prefrontal yang mengontrol gerakan-gerakan mata.
Bagian korteks ini terdiri atas mosaik daerah-daerah kecil, yang masing-masing
terspesialisasi untuk memandu gerakan mata, kepala, lengan, atau tangan tertentu.
Kerusakan pada bagian korteks ini akan menyebabkan berbagai defisit sensorimotor,
termasuk defisit dalam persepsi dan ingatan akan hubungan-hubungan spasial, defisit
dalam meraih dan memegang secara benar, defisit dalam pengontrolan gerakan mata dan
defisit dalam pemusatan perhatian.
Dampak kerusakan paling berat pada bagian korteks ini adalah apraksia (gangguan
gerakan disengaja yang tidak dapat diatribusikan pada sebuah defisit motorik sederhana
misalnya kelumpuhan/kelemahan) atau pada defisit apapun dlm komprehensi atau
motivasi) dan collateral neglect (gangguan pada kemampuan pasien untuk merespons
stimuli pada satu sisi tubuh yang berlawanan dengan sisi lesi otak, tanpa disertai adanya
defisit sensorik atau defisit motorik sederhana)
Bagian korteks ini menerima proyeksi-proyeksi dari korteks parietal posterior dan
mengirimkan proyeksi-proyeksi ke daerah-daerah korteks motorik sekunder, ke korteks
motorik primer dam ke medan mata frontal.
Bagian korteks ini berperan dalam evaluasi stimuli eksternal dan inisiasi reaksi-reaksi
yang disengaja terhadapnya.
Daerah-daerah di korteks ini adalah daerah yang menerima banyak inputnya dari korteks
asosiasi dan mengirimkan banyak outputnya ke korteks motorik primer.
Terdapat 2 daerah korteks motorik sekunder yang diketahui yaitu daerah motorik
suplementer dan korteks premotorik.
Kedua daerah besar ini terlihat dengan jelas di permukaan lateral lobus frontal, tepat pada
posisi anterior terhadap korteks motorik primer.
Secara umum, daerah-daerah korteks ini diduga terlibat dalam pemrograman pola-pola
gerakan tertentu setelah menerima instruksi umum dari korteks prefrontal dorsolateral.
mirror neurons ini diidentifikasi berkaitan dengan mekanisme untuk kognisi sosial
(pengetahuan tentang persepsi, ide dan intensi orang lain) memetakan tindakan orang
lain ke dalam repertoar tindakan sendiri akan memfasilitasi pemahaman sosial, kerjasama
dan imitasi/peniruan.
Korteks ini merupakan titik konvergensi utama dari sinyal-sinyal sensorimotor kortikal
dan merupakan titik awal utama, tetapi bukan satu-satunya, dari sinyal-sinyal
sensorimotor dari korteks serebral.
Sebagian besar korteks ini digunakan untuk mengontrol bagian-bagian tubuh yang
mampu melakukan gerakan-gerakansulit sepertipada tangan dan mulut.
Setiap lokasi dalam korteks ini menerima umpan balik sensori dari reseptor-reseptor
dalam otot dan persendian yang dipengaruhi oleh lokasi tersebut.
Masing-masing neuron dalam korteks ini diduga mengode arah gerakan adanya
penemuan bahwa setiap neuron di daerah lengan korteks motorik primer menembak
secara maksimal saat lengan menjangkau kearah tertentu; masing-masing neuron
memiliki arah preferensi yang berbeda-beda.
Kerusakan ekstensif pada korteks ini dapat mendisrupsi kemampuan pasien untuk
menggerakkan salah satu bagian tubuhnya (misal salah satu jarinya) secara independen,
yang dapat mengakibatkan astereognosia (defisit dalam stereognosis) dan dapat
mengurangi kecepatan, keakuratan, dan kekuatan gerakan pasien.
Interkoneksi antara daerah-daerah sensori dan motorik melalui serebelum dan basal
ganglia diduga menjadi salah satu alasan mengapa kerusakan yang terjadi pada
penghubung kortikal diantara daerah korteks visual dan daerah motorik frontal tidak
meniadakan respon2 yang dipandu secara visual.
Cerebellum
Cerebellum menerima informasi dari korteks motorik primer dan sekunder, informasi
tentang sinyal-sinyal motorik yang turun dari nuklei motorik batang otak, dan umpan
balik dari respon-respon motorik melalui sistem somatosensorik dan vestibuler.
Cerebellum diduga membandingkan ketiga sumber input ini dan mengoreksi gerakangerakan yang sedang berlangsung, yang menyimpang dari sumber yang diinginkan
diyakini memainkan peran utama dalam belajar motorik, khususnya dalam mempelajari
sekuensi gerakan yang timing-nya merupakan faktor kritis.
Kerusakan
cerebellum
menyebabkan
pasien
kehilangan
kemampuannya
untuk
mengontrol secara tepat arah, kekuatan, kecepatan, dan amplitudo gerakan dan
kemampuannya untuk mengadaptasikan berbagai pola output motorik dengan kondisi
yang berubah-ubah. Mereka kesulitan untuk mempertahankan postur tetap (misalnya
berdiri) dan usaha untuk melakukannya sering menimbulkan tremor. Selain itu akan ada
kerusakan berat pada keseimbangan, cara berjalan dan kontrol gerakan mata.
Mempelajari sekuensi motorik baru sangat sulit dilakukan.
Lobus flocculo nodular terletak di ujung kaudal cerebellum, menerima masukan dari
sistem vestibular dan menjulurkan akson-akson ke nukleus vestibular.
Vermis terletak di garis tengah, menerima informasi auditorius dan visual dari tektum
serta informasi kulit dan kinestetik dari urat saraf tulang belakang.
Basal Ganglia
Bagian ini tidak mengandung neuron sebanyak cerebellum, namun dalam arti tertentu
mereka lebih kompleks.
Berbeda dengan serebelum yang diorganisasikan secara sistematis dalam berbagai lobus,
kolom, dan lapisan, basal ganglia merupakan sekumpulan nuklei heterogen yang saling
terhubung secara kompleks.
Seperti halnya cerebellum, basal ganglia berperan dalam modulasi output motorik.
Basal ganglia diduga terlibat dalam berbagai fungsi kognitif dalam studi dengan tikus,
basal ganglia ditemukan berpartisipasi dalam belajar melakukan respons habitual secara
tepat, sebuah tipe belajar respons yang ditandai dengan perkembangan secara gradual.
Sinyal neural dikonduktasikan dari korteks motorik primer ke neuron motorik sumsum
tulang belakang melalui 4 jalur yang berbeda.
Dua jalur berjalan dari atas ke bawah di daerah dorsolateral sumsum tulang belakang dan
dua berjalan dari atas ke bawah di daerah ventromedial sumsum tulang belakang.
Sinyal-sinyal di kedua jalur ini bekerja bersama-sama dalam mengontrol gerakan yang
disengaja.
Sistem sensorimotor tidak akan dapat bekerja dengan baik kecuali ada jalur komunikasi
yang baik antara korteks, sirkuit-sirkuitsumsum tulang belakang dan otot-otot.
Kebanyakan akson dari Traktus kortikospinal dorsolateral bersinapsis di interneuroninterneuron kecil gray matter (jaringan berwarna abu-abu) spinal, yang bersinapsis di
neuron-neuron motorik otot-otot distal pergelangan tangan, telapak tangan, jari-jari
tangan, dan jari-jari kaki.
Primata dan beberapa mamalia lain yang mampu menggerakkan jari-jarinya secara
independen (misalnya hamster dan rakun) memiliki neuron-neuron Traktus kortikospinal
dorsolateral yang bersinapsis secara langsung di neuron-neuron motorik jari.
Kelompok kedua yang turun dari korteks motorik primer bersinapsis di red nucleus otak
tengah. Akson-akson neuron di red nucleus ini kemudian berdekusasi dan berjalan turun
melalui medula, yang sebagian besar diantara mereka berakhir di nuklei-nuklei sarafsaraf kranial yang mengontrol otot-otot wajah. Sisanya terus berjalan turun di porsi
dorsolateral sumsum tulang belakang. Jalur ini disebut dengan Traktus kortikorubrospinal
dorsolateral (rubro mengacu pada red nucleus).
Akson-akson di Traktus kortikorubrospinal dorsolateral bersinapsis di interneuroninterneuron yang pada gilirannya bersinapsis di neuron-neuron motorik yang berproyeksi
ke otot-otot distal lengan dan tungkai.
Traktus kortiko spinal ventromedial dan Traktus korteks batang otak sum-sum tulang
belakang
Traktus korteks-batang otak-sumsum tulang belakang ventromedial terdiri atas aksonakson korteks motorik yang masuk ke dalam jaringan struktur-struktur batang otak.
Terdapat 4 struktur batang otak yang berinteraksi dengan Traktus korteks-batang otaksumsum tulang belakang ventromedial, antara lain:
Tektum menerima informasi auditori dan visual tentang lokasi spasial.
Nukleus vestibuler menerima informasi tentang keseimbangan darireseptor-reseptor
dikanal-kanal semisirkuler telinga dalam.
Formasi retikuler yang diantara lainnya berisi program-program motorik
yangmengaturgerakan-gerakan tipikal spesies kompleks seperti berjalan,berenang dan
melompat.
Nuklei motorik saraf-saraf kranial yang mengontrol otot-otot wajah.
Jalur dorsolateral
Jalur ventromedial
Kedua traktusnya berakhir di Kedua traktusnya lebih terdifusi
paruh kontralateral di salah
satu segmen sumsum tulang
belakang kadang-kadang
langsung
disebut
dengan
neuron motorik
ke
kedua
traktusnya
ke
otot-otot
otot-otot berproyeksi
Otot-Otot
Setiap unit motorik terdiri atas sebuah neuron motorik tunggal dan semua serabut otot
skeletal individual yang diinervasinya.
yangdipersatukandalamsebuahselaputkuatdandilekatkanpadatulangolehsebuahtendon.
Banyak otot skeletal yang tidak jelas menjadi bagian dari mana fleksor atauekstensor.
Fleksor
bekerja
untuk
membengkokkan
atau
melenturkan
sendi,
dan
ekstensorbekerjauntukmeluruskanataumengulurkannya.
Otot bisep dan trisep masing-masing adalah fleksor dan ekstensor sendi siku
Untuk memahami bagaimana otot bekerja, penting untuk disadari bahwa otot memiliki
properti / sifat mirip kabel yang elastis, bukan tidak fleksibel
Aktivitas-aktivitas otot skeletal dipantau oleh 2 jenis reseptor yaitu organ-organ tendon
Golgi dan gelendong otot. Berikut perbedaannya:
Aspek
pembeda
Perlekatan
Gelendong Otot
Melekat pada tendon yang menghubungkan Melekat pada jaringan otot itu
setiap otot skeletal ke tulang
sendiri
10
Kontraksi otot Merespon peningkatan ketegangan otot yaitu Tidak merespon ketegangan otot
penarikan otot di tendon yang bersangkutan
Perubahan
panjang otot
otot
Fungsi
tentang
ketegangan
otot
KESIMPULAN
Sistem sensorimotor merupakan sistem hierarkis yang bersifat pararel sinyal-sinyalnya
mengalir diantara berbagai tingkat melalui banyak jalur.Struktur pararel ini memungkinkan
korteks asosiasi menerapkan kontrol atas tingkatan-tingkat hierarki yang lebih rendah melalui
berbagai cara.Perbedaan antara sistem sensori dengan sistem sensorimotor adalah arah aliran
informasi primernya.Dalam sistem sensori, informasi mengalir naik melalui hierarki, dalam
sensorimotor, informasi mengalir turun. Terdapat 2 daerah korteks asosiasi sensorimotor
utama:Korteks parietal posterior dan Korteks prefrontal dorsolateral.
Korteks parietal posterior, merupakan porsi neokorteks parietal yang letaknya posterior terhadap
korteks somatosensori primer. Kerusakan pada bagian korteks ini akan menyebabkan berbagai
defisit sensorimotor, termasuk defisit dalam persepsi dan ingatan akan hubungan-hubungan
spasial, defisit dalam meraih dan memegang secara benar, defisit dalam pengontrolan gerakan
mata dan defisit dalam pemusatan perhatian. Dampak kerusakan paling berat pada bagian
korteks ini adalah apraksia (gangguan gerakan disengaja yang tidak dapat diatribusikan pada
sebuah defisit motorik sederhana misalnya kelumpuhan/kelemahan) atau pada defisit apapun dlm
komprehensi atau motivasi) dan collateral neglect (gangguan pada kemampuan pasien untuk
merespons stimuli pada satu sisi tubuh yang berlawanan dengan sisi lesi otak, tanpa disertai
adanya defisit sensorik atau defisit motorik sederhana).Korteksasosiasi prefrontal dorsolateral,
11
bagian korteks ini menerima proyeksi-proyeksi dari korteks parietal posterior dan mengirimkan
proyeksi-proyeksi ke daerah-daerah korteks motoric sekunder, ke korteks motorik primer dam ke
medan mata frontal. Korteksasosiasi prefrontal dorsolateral, bagian korteks ini berperan dalam
evaluasi stimuli eksternal dan inisiasi reaksi-reaksi yang disengaja terhadapnya.
Korteks Motorik Sekunder, daerah-daerah di korteks ini adalah daerah yang menerima banyak
inputnya dari korteks asosiasi dan mengirimkan banyak outputnya ke korteks motorik
primer.Terdapat 2 daerah korteks motorik sekunder yang diketahui yaitu daerah motorik
suplementer dan korteks premotorik. KorteksMotorik Primer, korteks ini terletak di girus
prefrontal lobus frontal. Korteks ini juga merupakan titik konvergensi utama dari sinyal-sinyal
sensorimotor kortikal dan merupakan titik awal utama, tetapi bukan satu- satunya, dari sinyalsinyal sensorimotor dari korteks serebral.
Cerebellum dan Basal Ganglia, keduanya merupakan struktur sensorimotor yang penting, tetapi
bukan merupakan bagian utama jalur yang dilalui sinyal-sinyal yang turun melalui hierarki
sensorimotor. Jalur-jalur
motorik
yang
mengalir
dari
atas
kebawahSinyal
neural
dikonduktasikan dari korteks motorik primer ke neuron motorik sumsum tulang belakang
melalui 4 jalur yang berbeda. Dua jalur lainnya berjalan dari atas ke bawah di daerah dorsolateral
sumsum tulang belakang dan dua berjalan dari atas ke bawah di daerah ventromedial sumsum
tulang belakang.
Traktus kortikospinal dorsolateral dan Traktus, kebanyakan akson dari Traktus kortikospinal
dorsolateral bersinapsis di interneuron-interneuron kecil gray matter (jaringan berwarna abuabu) spinal, yang bersinapsis di neuron-neuron motorik otot-otot distal pergelangan tangan,
telapak tangan, jari-jari tangan, dan jari-jari kaki. Primata dan beberapa mamalia lain yang
mampu menggerakkan jari-jarinya secara independen (misalnya hamster dan rakun) memiliki
neuron-neuron Traktus kortikospinal dorsolateral yang bersinapsis secara langsung di neuronneuron motorik jari.
Terdapat 4 struktur batang otak yang berinteraksi dengan Traktus korteks-batang otak-sumsum
tulang belakang ventromedial, antara lain:
12
13