Anda di halaman 1dari 47

AGREGAT

Adalah matrial granular misalnya pasir, kerikil atau batu pecah


yang dipakai bersama sama untuk membentuk suatu beton
Berdasarkan ukuran besar butirnya
• BATU ------------ > 40 mm
• KERIKIL --------- 5 – 40 mm
• PASIR ----------- 0,15 – 5 mm
• DEBU / LUMPUR -----  < 0,15 mm

1
BERDASARKAN PEROLEHANNYA

1) Agregat alami
2) Agregat buatan

2
AGREGAT ALAMI

1) Pasir alami
a) Pasir sungai
b) Pasir galian
c) Pasir pantai ------- dari sungai atau laut

2) Kerikil alami
3) Pumise( batu yg terbentuk ketika
lava panas ketemu dg air)/batu
apung/ dsb

3
AGREGAT BUATAN
• Batu pecah (split, kericak)
• Pasir dari pecahan batu
• Pecahan batu bata, pecahan genteng, tanah liat bakar
• Tanah liat jenis shale dibakar  di Cilacap
dinamakan “batu bekah” karena membekah ketika dibakar
• Abu terbang (fly ash) dari pembakaran batu bara - di PLTU
Suralaya, Paiton.
• Kerak pembakaran besi
• Robekan kaleng bekas
• Sampah padat
• Lain-lain
4
BERDASARKAN
BERAT JENIS
Berat Jenis agregat adl rasio antara
massa padat agregat dan massa air dgn
volume sama
• Agregat berat -------- bj > 2,8
• Agregat normal ------ 2,5 – 2,7
• Agregat ringan ------- bj < 2,0
• Agregat sangat ringan - bj <1,0
5
Berat Satuan

Berat Satuan agregat adl berat agregat


dalam satu satuan volume bejana,
dinyatakan dalam kg/liter atau ton/m3

6
BENDA CURAH

Bsat = Wb/Vt
Berat butir agregat dalam bejana = Wb
Volume total (vol tempatnya) = Vt
Vol butir-butir (vol padat) = Vb
Vol pori (vol rongga) = Vp

Vt = Vb + Vp

7
BENDA CURAH
• Wt = penjumlahan semua berat a gr
• Wb = berat butir agregat dlm bejana
• Vt = penjumlahan semua volume
agregat + semua volume pori
• = Vol agregat2 + Vol pori2

• Berat satuan = Wsat = Wt / Vt

• Berat jenis = bj = Wb / Vb( vol butir)

• karena Wt = Wb dan Vt > Vb


maka : Bsat < bj
8
KESIMPULAN:
BENDA CURAH
Berat satuan = Wsat = Wt / Vt

Kepadatan K = (Vb / Vt ) x 100 % = …. %

Porositas P = (Vp / Vt ) x 100 % = …. %

Kepadatan + porositas = 100 %


9
VARIASI BESAR BUTIR

• Besar butir seragam (besarnya sama)


Bagaimana pengaruh besar butir terhadap
kepadatan ? Misalnya antara kelereng dalam
kotak atau bola sepak dalam kotak ? Besar
kotak sama, misal kubus dgn sisi 1 mtr.
• Besar butir bervariasi.
Bagaimana kepadatannya jika besar butir
bervariasi (besarnya) ?

10
BOLA-SEPAK DAN KELERENG
DALAM 1 M KUBIK KOTAK

11
Manakah yang volume porinya lebih besar ?
GRADASI CAMPURAN

• Diharapkan butiran yg kecil masuk di antara butiran yg


besar sehingga pori2 terisi butiran kecil, berarti volume
pori mengecil dan volume butir (zat padat) bertambah,
lalu kepadatan (Vb / Vt ) bertambah.

12
Butir kecil mengisi pori diantara butir besar

13
Kepadatan gradasi campuran
• Jadi kepadatan gradasi campuran > kepadatan
gradasi seragam.
• Makanya, agar padat digunakan gradasi
campuran
• Dalam praktek : kerikil dicampur pasir

14
Bahan dasar beton

1) Air
2) Semen Portlland
3) Agregat halus (pasir)
4) Agregat kasar (kerikil)
Fungsi masing2 bahan
• Air dan semen Portland :
– bereaksi menjadi pasta yg pelan-pelan mengeras menjadi
perekat.
– merekatkan butir-butir pasir dan kerikil (agregat), yg
semula lepas-lepas menjadi satu massa yg solid.
– mengisi pori-pori antar butir (berada di sela-sela butir pasir
dan kerikil)
Fungsi agregat :

• Agregat (pasir dan kerikil)


– berfungsi sebagai bahan pengisi utama ( sekitar 70 %).

• Pasir disebut agregat halus


• Kerikil disebut agregat kasar
Tujuan pencampuran kerikil dan pasir

• Agr kasar dan halus dicampur agar kepadatannya


tinggi (pori-pori di antara agregat kasar diisi oleh
agregat halus).

• Kepadatan tinggi berarti


persentase volume butiran besar
persentase volume pori antar agregat kecil.
Butir-butir pasir mengisi sela-sela di antara
butir kerikil

Pasta (campuran air dan semen mengisi sela-


sela pasir)

Setelah pasta mengeras, pasta menjadi perekat


antar butir-butir pasir/kerikil
ANALISIS KEBUTUHAN BAHAN
Contoh uraian volume dan berat
Tiap 1 m3 beton terdiri dari:
air,
semen Portland,
pasir (agregat halus), dan
kerikil (agregat kasar).
Berat satuan pasir (agr hls) = 1,6
Berat satuan kerikil (agr ksr) = 1,6
Berat satuan semen Portland= 1,25

Berat 1 m3 beton = 2300 kg


Misalnya beton dibuat dengan
perbandingan sebagai berikut:

SP : Psr : Krk = 1:2:3 (perb.volume)


Faktor air semen = Wair / Wsmn = 0,6
Diketahui :
Berat 1 m3 beton = 2300 kg,
Berat satuan pasir (agr hls) = 1,6
Berat satuan kerikil (agr ksr) = 1,6
Berat satuan semen Portland= 1,25
Fas = 0,6

• Berapa berat masing2 bahan tiap 1 m3 beton ?


Penyelesaian
Perbandingan volume :
SP : Psr : Krk = 1 : 2 : 3
Perbandingan berat :
SP : Psr : Krk = (1x1,25) : (2x1,6) : (3x1,6)
= 1,25 : 3,2 : 4,8
= 1 : 2,56 : 3,84
Berat air : berat semen = 0,6 : 1 (karena faktor air
semen=0,6)
Perb.berat dari 4 bahan :
Wair : W sp : Wpsr : Wkrk = 0,6 : 1 : 2,56 :3,84
Penyelesaian (lanjutan)
Perb.berat dari 4 bahan :
Wair : W sp : Wpsr : Wkrk = 0,6 : 1 : 2,56 :3,84
Jika dijumlah = 8,00

Tiap m3 beton :
Berat beton : 2300 kg
Berat air = (0,6/8) x 2300 kg = 172,5 kg=172,5 ltr
Berat SP = ( 1/8 ) x 2300 kg = 287,5 kg
Berat psr = (2,56/8) x 2300 kg = 736 kg
Berat krk = (3,84/8) x 2300 kg = 1104 kg
Penyelesaian (lanjutan)
• Cek : Jumlah berat bahan :
• Jumlah = 172,5 + 286,5 + 736 +1104 = 2299
kg ~ 2300 kg
Tinjauan volume
• Tiap 1 m3 beton terdiri atas:
1) Butir-butir agregat (pasir dan kerikil) yang menempati
sekitar 70% volume beton.
2) Pasta (hasil reaksi air dan semen) yg berada di antara butir-
butir agregat, sekitar 27%-29% vol.
3) Udara, berupa gelembung udara yang terperangkap dalam
adukan beton, berada di dalam pasta, atau di antara pasta
dan permukaan agregat, sekitar 1%-3% vol. beton.
Kesimpulan:
• Cara 1 : Penjumlahan volume
– Vol beton 1m3 = vol air + vol semen + vol pasir + vol kerikil +
vol udara
– Harus hati-hati, karena volume bahan disini adalah volume butir,
bukan volume total atau volume takaran.
• Cara 2 : Penjumlahan berat
– Berat beton 1 m3 = brt air + brt semen + brt pasir + brt kerikil
3.5. UKURAN BUTIR AGREGAT

Butir agregat tidak bulat, maka sebaiknya tidak


disebut diameter.
Karena besar butir bervariasi, maka dikelompokan
menurut besar butirnya (lolosnya butiran pada
ukuran lubang ayakan).
Lubang ayakan boleh bulat atau segi-4 (lihat Gb. Pada
tayangan berikutnya)

Ukuran lubang ayakan sbb :


29
LUBANG AYAKAN
• Lubang ayakan
– bujur sangkar (screen)
– bulat (sieve)

30
Dalam Tabel 3.1. terlihat ukuran lubang ayakan serta
berat butir agregat yang tertinggal di ayakan.

Lubang 80 mm, 0 gram


Fraksi 40-80 mm

Lubang 40 mm, 450 gram


Fraksi 20-40 mm

Lubang 20 mm, 400 gram


Fraksi 10-20 mm
Lubang 10 mm, 400 gram

Pada alas = 20 gram ( < 0,15 mm ]


31
3.7. UKURAN MAKSIMUM
BUTIR AGREGAT

Pertimbangan :
Agregat yang disukai jika ukurannya besar-besar
(karena murah dan memerlukan semen sedikit),
namun karena harus dapat masuk ke dlm jarak
antar tulangan dan masuk ke dalam cetakan
beton maka besar butir harus dibatasi.
32
3.7. UKURAN MAKSIMUM
BUTIR AGREGAT
Ukuran besar butir agregat dibatasi sbb :
a) =< ¾ jarak bersih antar tulangan
b) =< 1/3 tebal plat
c) =< 1/5 jarak terkecil bid. Samping cetakan.

Disediakan pilihan : 40 mm, 20 mm, 10 mm.


Pada beton massa tdk ada batasan tsb, maka
dapat 75 mm atau 150 mm.
33
3.8. PEMBAGIAN AGREGAT HALUS
BERDASARKAN GRADASINYA

Berdasarkan gradasinya agregat halus


(pasir) dibagi menjadi 4 jenis, yaitu:

34
3.8. PEMBAGIAN AGREGAT HALUS
BERDASARKAN GRADASINYA

1)Kasar
2)Agak kasar
3)Agak halus
4)Halus

35
36
37
PEMBAGIAN AGREGAT KASAR
BERDASARKAN
BESAR BUTIR NYA

1) Ukuran maks. butir 40 mm


2) Ukuran maks. butir 20 mm
Lubang % berat butir yang lewat ayakan
Berat butir maksimum
(mm) 40 mm 20 mm
40 95-100 100
20 30-70 95-100
10 10-35 25-55
4.8 0-5 0-100
38
3.9.Gradasi Agregat Campuran

Seperti telah diuraikan di depan, dengan butiran


campuran (kasar dan halus, diharapkan terjadi
susunan butir yang padat/rapat/mampat,
(butiran kecil mengisi rongga antar butiran yg besar,
shingga pori antar butirnya sedikit).

39
Gb.3.3.A. Gradasi agregat campuran 40 mm
40
Gradasi agregat campuran (30 mm) 41
3.11. MODULUS HALUS BUTIR

mhb ialah suatu indeks untuk mengukur


kehalusan butir-butir agregat.

Agr halus mempunyai mhb = 1,5 – 3,8


Agr kasar mempunyai mhb = 6,0 – 8,0

Cara menghitung mhb


42
TABEL 3.8. DI HALAMAN III.18.(Agr.halus)
Lubang ayakan Brt btr yg lwt Brt btr yg
(mm) ayakan (%) tertinggal (%)
9,6 100 0
4,8 89 11
2,4 77 23
1,2 58 42
0,6 35 65
0,3 20 80
0,15 6 94
Sisa 0 ---
Jumlah --- 315
Modulus halus butir = 315 / 100 = 3,15 43
TABEL 3.10. DI HAL.III.19.(Agr.kasar)

44
3.12. AGREGAT CAMPURAN (hal.36)
Hubungan mhb dan perbandingan berat
adalah sbb :

Wh : Wk = (mk – mc) : (mc – mh)

Nilai mhb pasir -- 1,5 – 3,8


Nilai mhb kerikil -- 6,0 – 8,0
Nilai mhb campuran --- coba hitung dari Gb.3.3.

Contoh hitungan lihat hal.III.20.dan III.21.

45
Contoh:
• Agregat halus dari gunung merapi dgn mhb=2,75
dan agregat kasar dari Purworejo dgn mhb=7,54
akan dicampur untuk agregat beton. Diketahui
mhb agregat campuran 6,0. Berapakah
perbandingan berat antara agregat halus dengan
agregat kasar?
Wh : Wk = (mk – mc) : (mc – mh)
Wh : Wk = (7,54 – 6,0) : (6,0 – 2,75)
Wh : Wk = 1,54 : 3,25
Wh : Wk = 32% : 68% atau dibulatkan 30% : 70%
46
Latihan:
• Agregat halus dari gunung merapi dgn mhb=2,15
dan agregat kasar dari Purworejo dgn mhb=7,75
akan dicampur untuk agregat beton. Diketahui
mhb agregat campuran 5,5. Berapakah
perbandingan berat antara agregat halus dengan
agregat kasar?
Wh : Wk = (mk – mc) : (mc – mh)

47

Anda mungkin juga menyukai