Anda di halaman 1dari 12

PERTEMUAN KE 3

ETIKA BISNIS

PRINSIP – PRINSIP
ETIKA BISNIS
PRINSIP – PRINSIP
ETIKA BISNIS
OTONOMI

HORMAT
PADA DIRI KEJUJURAN
SENDIRI

TIDAK
BERNIAT KEADILAN
JAHAT
PRINSIP OTONOMI

Perusahaan Secara Bebas Memiliki


Kewenangan Sesuai Dengan Bidang Yang
Dilakukan Dan Pelaksanaannya Sesuai
Dengan Visi Dan Misi Yang Dipunyainya

Perusahaan Tidak Tergantung Pada Pihak Lain


Untuk Mengambil Keputusan Tetapi Perusahaan
Memiliki Kekuasaan Tertentu Sesuai Dengan Misi
Dan Visi Yang Diambilnya Dan Tidak Bertentangan
Dengan Pihak Lain.

1. Dalam pengambilan keputusan bisnis.


2. Dalam tanggung jawab kepada : diri sendiri, para
pihak yang terkait dan pihak-pihak masyarakat
dalam arti luas.
Pemenuhan
Syarat-syarat
Perjanjian

Penawaran
Barang Dan
KEJUJURAN Jasa Dengan
Mutu Dan Harga
Yang Baik

Hubungan Kerja
Intern
Prinsip Keadilan
Keadilan Keadilan Keadilan
Legal Komutatif Distributif

Perlakuan Yang Mengatur Distribusi


Sama Terhadap Hubungan Yang Ekonomi Yang
Semua Orang Adil Antara Orang Merata Atau
Sesuai Dengan Yang Satu Dan Yang Dianggap
Hukum Yang Yang Lain Adil Bagi Semua
Berlaku Warga Negara
Prinsip Tidak Berbuat Jahat
Prinsip ini mengarahkan agar kita
secara aktif dan maksimal berbuat baik
atau menguntungkan orang lain, dan
apabila hal itu tidak bisa dilakukan, kita
minimal tidak melakukan sesuatu yang
merugikan orang lain atau mitra bisnis.
PRINSIP HORMAT PADA DIRI SENDIRI

Pinsip hormat pada diri sendiri dalam etika bisnis merupakan prinsip
tindakan yang dampaknya berpulang kembali kepada bisnis itu
sendiri. Dalam aktivitas bisnis tertentu ke masyarakat merupakan
cermin diri bisnis yang bersangkutan. Namun jika bisnis
memberikan kontribusi yang menyenangkan bagi masyarakat, tentu
masyarakat memberikan respon sama. Sebaliknya jika bisnis
memberikan image yang tidak menyenangkan maka masyarakat
tentu tidak menyenangi terhadap bisnis yang bersangkutan. Namun
jika para pengelola perusahaan ingin memberikan respek
kehormatan terhadap perusahaan, maka lakukanlah respek
tersebut para pihak yang berkepentingan baik secara langsung
maupun tidak langsung.
ETIKA UTILITARIANISME
Utilitarianisme berasal dari bahasa latin utilis, yang berarti berguna,
berfaedah, menguntungkan.
Utilitarianisme adalah paham dalam filsafat moral yang menekankan
manfaat atau kegunaan dalam menilai suatu tindakan sebagai prinsip moral
yang paling dasar, untuk menentukan bahwa suatu perilaku baik jika bisa
memberikan manfaat kepada sebagian besar konsumen atau masyarakat.

Utilitarianisme bisnis adalah apabila kegiatan


yang dilakukannya dapat memberikan manfaat
yang sebesar-besarnya pada konsumen dan
masyarakat.
3 (tiga) Kriteria Prinsip Etika Utilitarianisme

1. Manfaat, yaitu bahwa kebijakan atau tindakan itu mendatangkan manfaat


atau kegunaan tertentu. Suatu kebijakan atau tindakan adalah baik dan
tepat secara moral jika kebijaksanaan atau tindakan itu mendatangkan
manfaat atau keuntungan.
2. Manfaat terbesar, yaitu bahwa kebijakan atau tindakan itu mendatangkan
manfaat terbesar dibandingkan dengan alternatif lainnya. Di antara
berbagai kebijakan atau tindakan yang sama baiknya, kebijakan atau
tindakan yang mendatangkan manfaat terbesar adalah tindakan yang
paling baik.
3. Manfaat terbesar diterima oleh sebanyak mungkin orang. Di antara
berbagai kebijakan atau tindakan yang sama-sama mendatangkan
manfaat terbesar, kebijakan atau tindakan yang yang baik adalah kebijakan
atau tindakan yang bermanfaat bagi lebih banyak orang. Jadi, suatu
tindakan dikatakan baik, apabila tidak hanya mendatangkan manfaat
terbesar, tetapi juga manfaat terbesar bagi sebanyak mungkin orang.
Nilai Positif Etika Utilitarianisme

Rasional

Otonom

Universal
Kelemahan Etika Utilitarianisme

Untuk Selalu
Variabel Yang Mendatangkan
Konsep Manfaat Dinilai Tidak Keuntungan, Maka
Yang Begitu Luas Semua Bisa Tindakan Tersebut
Dikuantifikasi Dianggap Tidak
Etis
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai