Governance (GCG)
and Stakeholders
8
“
Tujuan etika bisnis bagi
pengusaha adalah untuk
mendorong kesadaran moral dan
memberikan batasan-batasan
bagi para pengusaha atau pelaku
bisnis untuk menjalankan good
business dan tidak melakukan
monkey business atau dirty
business. Di mana, hal itu dapat
merugikan banyak pihak yang
terkait.
9
Landasan moral bisnis dalam
islam
Posisi strategis bisnis
“bekerja mencari yang halal itu kewajiban
setelah kewajiban beribadah” (HR.Ath
Thabrani & Baehaqi)
“sesungguhnya di dunia perdagangan itu ada
sembilan dari sepuluh pintu rezeki” (HR.
Ahmad) 10
ETIKA
Economic Legal
Responsibility Responsibility
Spiritual 11
Responsibility
Social
Responsibility
tanggung jawab sosial : menyeimbangkan
komitmen kepada para pemangku kepentingan.
12
• Tanggung jawab terhadap lingkungan
1. Polusi udara
2. Polusi air
3. Polusi tanah
1. Limbah beracun
2. Mendaur ulang
13
Tanggung jawab terhadap
pelanggan
Hak konsumen
14
15
Sikap obstruktif
Norma sopan santun atau yang disebut norma etiket, adalah norma
yang mengatur pola perilaku dan sikap lahiriah manusia.
19
Egoisme etis
Utilitarianisme
Egoisme adalah
Nilai moral dari
bahwa tindakan dari
tindakan/kebijakan
setiap orang pada
didasarkan pada
dasarnya bertujuan
akibat
untuk mengejar
/konsekwensi/tujua
kepentingan pribadi
n yang ingin
dan kemajuan
dicapainya.
dirinya sendiri.
Etika Deontologi
Konsep Good Corporate Governance (GCG) bertujuan agar para pihak mampu memahami manfaat atau
dampak positif dari penerapan konsep tersebut. Salah satu maksud dan tujuan dari Good Corporate
Governance (GCG) adalah mengharapkan berbagai perusahaan yang berada di suatu negara mampu
menjalankan aktivitas bisnis secara baik dan ikut serta dalam mendorong pertumbuhan ekonomi
nasional yang beretika tinggi.
Definisi Good Corporate Governance dari Cadbury Committee yang berdasarkan pada teori stakeholder
adalah sebagai berikut :
“Seperangkat aturan yang mengatur hubungan antara para pemegang saham, manajer, kreditur,
pemerintah, karyawan, dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya baik internal maupun eksternal
lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka”.
21
Good Corporate
Governance (GCG) dan
Manajemen Perusahaan
Melaporkan kepada
Melakukan
pihak principal Membuat laporan
income
bahwa dibutuhkan keuangan ganda
smoothing
dana tambahan
Praktik yang dilakukan oleh manajemen (agen) dengan mengabaikan berbagai pihak
seperti para pemegang saham, kreditur (peminjam dana), pemerintah dan lainnya
disebabkan pihak manajemen ingin memperoleh keuntungan lebih bahkan ingin
memindahkan posisinya dari posisi manajemen (agen) menjadi pemilik (principal).
Secara umum ada dua yang paling dituntut oleh pihak komisaris perusahaan kepada
pihak manajemen perusahaan, yaitu:
25
Stakeholders adalah orang-orang yang dipengaruhi oleh kinerja
perusahaan dan memiliki klaim atas kinerja perusahaan.
The
monitoring The bonding
The residual
expenditures expenditures
loss
by the by the agent
principle
Pendekatan Stakeholder
Pendekatan skateholder adalah cara mengamati dan menjelaskan secara
analitis bagaimana berbagai unsur dipengaruhi dan mempengaruhi
keputusan dan tindakan bisnis.. Pada umumnya, ada dua kelompok
stakeholders:
• Kelompok primer
• Kelompok sekunder
30
Ancaman terhadap Tata Kelola
yang Baik dan Akuntabilitas
Slippery
Kesalahpahaman slope
Contoh Kasus
Fakta yang sering terjadi dan dukungan teori telah memberi penjelasan bahwa hubungan antara
komisaris dan manajemen perusahaan memiliki potensi timbulnya benih-benih konflik. Ini terjadi diantaranya
karena komisaris sering mengharapkan agar pihak manajemen memenuhi target perolehan keuntungan yang
dipersyaratkan.
Sementara seringkali syarat perolehan target tersebut di luar kemampuan pihak manajemen
perusahaan. Analisa pihak manajemen perusahaan sering melihat pada kondisi realistis yang terjadi di lapangan
berdasarkan kondisi dan situasi yang berlangsung, seperti kondisi mikro dan makro ekonomi baik domestik dan
internasional. Namun pihak komisaris perlu memperoleh target keuntungan yang dipersyaratkan tersebut,
dengan alasan membutuhkan keuntungan untuk mempergunakan pada investasi di tempat yang lain yang
memiliki nilai profitable. Profitable artinya memungkinkan untuk memperoleh keuntungan yang terus semakin
meningkat setiap waktunya. Apalagi jika ternyata komisaris telah memiliki business plan yang tidak bisa ditunda
lagi, dengan kata lain jika ditunda maka akan menimbulkan kerugian yang besar, karena bagi komisaris moment
ini tidak akan datang dua kali.
Realita seperti ini menyebabkan pihak manajemen melakukan pekerjaan yang ekstra keras atau
bekerja di bawah tekanan (under pressure), apalagi itu menyangkut citranya di mata publik sebagai manajer yang
professional. Kondisi ini lebih jauh telah menyebabkan manajer perusahaan bekerja tidak atas dasar keputusan
dan mekanisme bisnis yang independent namun pada konsep dan persyaratan dari komisaris. Dan komisaris bisa
saja menggantikan manajer perusahaan dengan orang lain jika target keuntungannya tidak tercapai sesuai
dengan yang dipersyaratkan.
33
Solusi
Pada kasus seperti di atas memang memperlihatkan sikap komisaris perusahaan yang begitu
arogan dalam mengambil keputusan. Dan keputusan yang sangat ditekankan pada profit, padahal profit bukan
semata-mata yang harus dipertahankan. Namun ada yang lain yang jauh lebih penting yaitu keberlanjutan
usaha. Karena ini menyangkut dengan sejumlah dana yang telah ditempatkan dan harus aman selama beberapa
waktu hingga terjadinya break even point (BEP) atau pulang pokok. Hitungan BEP tersebut bisa saja 5 s/ d 8
tahun atau bahkan lebih dari itu.
Sehingga keputusan menekan atau menerapkan under pressure secara berlebihan kepada
manajemen perusahaan menjadi tidak tepat dan itu melanggar nilai-nilai etika bisnis. Ada berbagai bentuk
risiko yang bisa timbul seperti kecurangan yang akan dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan dengan
memalsukan data laporan keuangan. Dalam bentuk melaporkan keuntungan yang tinggi dan mengubah
berbagai informasi lainnya, dimana semuanya ini bertujuan mengelabui pihak komisaris perusahaan.
Risiko lain yang bisa timbul bisa saja pihak manajemen perusahaan seperti direktur berfikir untuk keluar dari
perusahaan sewaktu-waktu. Dan jika ia keluar selanjutnya masuk ke perusahaan pesaing maka berbagai
strategi yang telah diterapkan dan dipelajari selama ini pada perusahaan tersebut pasti akan dijual ke
perusahaan pesaing.
Oleh karena itu, pemahaman tentang konsep GCG tidak boleh dilihat setengah-setengah namun
harus dilihat secara komplek. Karena pemahaman secara komplek akan menghasilkan kesimpulan secara
komplek namun pemahaman secara setengah-setengah akan menghasilkan kesimpulan secara setengah-
setengah.
34
“
Kesimpulan
Etika bisnis dan konsep Good Corporate Governance (GCG)
merupakan hubungan berkesinambungan antara keduanya.
Kode etik (komponen etika bisnis) harus ada dalam penerapan
konsep Good Corporate Governance. Dunia usaha dan praktek
bisnis pada umumnya perlu memperhatikan prinsip-prinsip GCG,
agar warga masyarakat dan konsumen pada khususnya
memperoleh pelayanan yang baik, berkualitas, profesional dan
proporsional. Disadari atau tidak, penerapan Good Corporate
Governance dalam implementasi etika dalam bisnis memiliki
peran yang sangat besar. Pada intinya etika bisnis bukan lagi
merupakan suatu kewajiban yang harus dilakukan oleh pelaku
bisnis tetapi menjadi suatu kebutuhan yang harus terpenuhi.
Dunia usaha tidak hanya berorientasi keuntungan semata,
tetapi juga harus memberikan layanan konsumen yang prima.
Salah satu contohnya pada prinsip-prinsip GCG mencerminkan
etika bisnis yang dapat memenuhi keinginan
seluruh stakeholdernya. Etika bisnis yang baik dan sehat
menjadi kunci bagi suatu perusahaan untuk membuatnya tetap
berdiri kokoh dan tahan terhadap segala macam serangan
ketidakstabilan ekonomi.
35