Anda di halaman 1dari 11

Perlawanan

Pangeran
Mangkubumi
dan Mas Said
Raden Mas Said putera dari Raden Mas
Riya. mendapat gelar gandek keraton
(pegawai rendahan). Setelah beberapa
tahun dia mengajukan permohonan untuk
kenaikan pangkat namun dia malah
mendapat hinaan dari keluarga sampai
dituduh membantu pemberontakan orang-
orang China. Raden Mas Said merasa sakit
hati dan munculah niat untuk melawan
VOC
Bentuk perlawanan tersebut diikuti oleh R.
Sutawijaya dan Suradiwangsa. Mereka pergi keluar
kota untuk menyusun kekuatan. Perlawanan
pertama dilakukan di Nglaroh. Pada saat itu Raden
Mas Said mendapat dukungan kuat dari masyarakat
sehingga dia dikenal dengan sebutan Pangeran
Sambernyawa. Hal tersebut menjadi ancaman bagi
Kerajaan Mataram. Oleh karena itu Raja Mataram
yaitu Pakubuwana II mengumumkan barang siapa
yang dapat mengalahkan perlawanan Mas Said
akan di hadiahi sebidang tanah.
Pangeran Mangkubumi yang merupakan adik dari
Pakubuwana II ingin mencoba sayembara itu. Singkat
cerita Raden Mas Said kalah. Ternyata Pakubuwana II
ingkar janji dan tidak memberikan sebidang tanah itu.
Terjadilah pertentangan antara Raja Pakubuwana II
dengan Pangeran Mangkubumi. Dalan konflik itu
Gubernur Jenderal Van Imhoff menuduh Mangkubumi
terlalu berambisi mencari kekuasaan. Mangkubumi pun
kecewa dan dia menyadari bahwa pejabat VOC juga
ikut campur dalam kerajaan. Pangeran Mangkubmi
segera meninggalkan istana dan mencari Mas Said.
Kedua pihak ini bersepakat untuk melawan VOC.
Raden Mas Said dijadikan menantu oleh Pangeran
Mangkubumi supaya semakin kokoh.
Mereka membagi wilayah perjuangan.
Raden Mas Said di wilayah Timur ( daerah
Surakarta ke selatan, Madiun, Ponorogo
dengan pusatnya Sukowati ) sedangkan
Mangkubumi berfokus di bagian barat
Surakarta denga pusat Hutan Beringin dan
Desa Pacetokan. Diberitakan pada saat itu
Mangkubumi memiliki 13.000 prajurit.
Perlawanan keduanya sangat kuat dan
meluas. Ditengah-tengah kejayaannya
terdengar berita pada tahun 1749 bahwa
Pakubuwana II sakit keras. Pakubuwana II
sangat mengharapkan kehadiran ppimpinan
VOC ke kerajaan. Datanglah Gubernur
Semarang Gijsbert Karel Van Hogendorp sambil
menyodorkan perjanjian. Tercapailah Het
Allerbelangrijkste Contract yang isinya sebagai
berikut
1. Susuhunan Pakbuwana II menyerahkan Kerajaan
Mataram baik secara de facto maupun de jure
kepada VOC
2. Hanya keturunan Pakubuwana II yang berhak
naik tahta dan akan dinobatkan oleh VOC
menjadi raja Mataram dengan tanah Mataram
sebagai pinjaman dari VOC
3. Putera mahkota akan segera dinobatkan.
Setelah Pakubuwana II wafat, kemudian tanggal
15 Desember 1749 Van Hohendorff
mengumumkan pengangkatan putera mahkota
sebagai Susuhunan Pakubuwana III.
Pada saat perjanjian antara Pakubuwana II
dan VOC di tanda tangani, Mataram
mengalami kekosongan kekuasaan, oleh
karena itu, para pengukit Mangkubumi
mengangkat Mangkubumi sebagai Raja
dengan nama Susuhunan/ Sultan Kabanaran.
Pada tahun 1750 banyak kemenangan yang
diraih oleh Pangeran Mangkubumi sebagai
contoh berhasil menghancurkan De Clerq,
berhasil menguasai daerah Pekalongan
Van Hogendorp yang bertanggung jawab
untuk memadamkan perlawanan Mangkubumi
dan Mas Said mulai frustasi dan putus asa. Oleh
karena itu, dia mengundurkan diri dan
digantikan oleh Nicolas Hartingh. Gubernur
Jendral VOC pun diganti lagi. VOC putus asa
dan terus membujuk Pangeran Mangkubumi
menyudahi perlawanan. Dengan bantuan
Ulama Besar Syeikh Ibrahim akhirnya
Mangkubumi mau berunding dengan VOC.
Tercapai sebuah perjanjian pada 13 Februari
1755 yang dikenal dengan Perjanjian Giyanti.
Isi dari Perjanjian Giyanti adalah, Mataram
dibagi dua, wilayah bagian barat diberikan
kepada Pangeran Mangkubumi dan
berkuasa sebagai Sultan dengan sebutan
Sri Sultan Hamengkubuwana I sedangkan
bagian Timur tetap diperintah oleh
Pakubuwana III dengan sebutan
Kasunanan Surakarta.
Dalam praktiknya Perjanjian Giyanti hanya
menghentikan peperangan militer namun
peperangan dalam budaya yang
tercermin dalam budaya Jawa yang
berkembang di Yogyakarta dan Surakarta
dalam konsep dan kepercayaan “Dewa-
Raja”. Pada tanggal 17 Maret 1757 Mas
Said diangkat sebagai penguasa Surakarta

Anda mungkin juga menyukai