DISUSUN OLEH :
KETUA :
M Rere Arrozaqqu
ANGGOTA :
- Ilham Ramadani
- M Dwiyan Cahya M. Nur
- M Fatryn Trichel Varas
- M Feiryal Indrawan
- M Rava Nugraha
- M Syahreza Akbar
GURU PEMBIMBING :
Dra. Lismawati
Sultan Hasanudin pada awal 1668 membatalkan perjanjian Bongaya yang sangat merugikan
Gowa-Tallo. Pada 1669, Arung Palaka menyerang benteng Somba Opu dengan kekuatan sekitar
7.000-8.000 pasukan. Arung Palaka dapat menaklukan benteng Somba Opu dan Sultan
Hasanudin beserta pasukannya melarikan diri hingga meninggal pada tahun 1670.
- 1749: Pakubuwana II jatuh sakit dan atas usulnya kepemimpinan kerajaan diserahkan kepada Von
Hohendorff, seorang Gubernur VOC untuk wilayah timur laut. Pada tanggal 11 Desember 1749
ditandatanganilah sebuah kesepakatan yang isinya menyerahkan seluruh kedaulatan kerajaan
kepada VOC.
- 12 Desember 1749: di markas besarnya di Yogyakarta, Mataram, Mangkubumi juga memakai gelar
Susuhunan Pakubuwana (1749-1792). Tapi kemudiamn Mangkubumi memakai gelar
Hamengkubuwana (I), yang kemudian dipakai oleh semua penerusnya. Dengan demikian, sejak akhir
1749, Jawa sekali lagi terbagi antara seorang orang raja pemberontak dan seorang raja yang
disukung oleh VOC.
- 1750: Mas Said, yang kini menjabat sebagai patih Mangkubumi menyerang Surakarta dan
menimbulkan kerugian yang besar dipihak VOC.
- 13 Februari 1755: Ditandatangani Perjanjian Gianti, dan VOC mengakui Mangkubumi sebagai Sultan
Hamengkubuwono I, penguasa separuh wilayah Jawa Tengah.
- 1755: Hamengkubuwono I pindah ke yogya dan mendirikan sebuah istana disana pada tahun 1756,
dan memberikan nama baru kepada kota ini, Yogyakarta.
- Februari 1756: Mas Said hampir berhasil membakar istana baru di Yogyakarta.
-Pangeran Mangkubumi merasa tersinggung atas tindakan Gubernur Jenderal Van Imhoff
yang turut campur tangan dalam permasalahan antara Pangeran Mangkubumi dengan Paku
Buwono III.
Akhir Perlawanan
Pangeran Adipati Arya Mangkunegara I
Perlawanan Pangeran Mangkubumi dan Mas Said disebut juga Perang Suksesi III. Perang ini
disebabkan oleh penyerahan Mataram kepada VOC. Perlawanan berlangsung dari 1946
sampai 1957, dan berakhir dengan adanya Perjanjian Giyanti dan Perjanjian Salatiga.
Dilahirkan di Surakarta tanggal 28 desember 1795.
Pada usia 14 tahun sudah diangkat sebagai gendek keraton (pegawai rendahan di istana).Ia
menikah dengan seorang wanita petani bernama Raden Ayu Kusuma Patahati, yang terkenal
dengan julukannya "Matah Ati". Mangkunegara dalam usia 22 tahun, dinikahkan untuk
kedua kalinya dengan Raden Ayu Inten, putri Pangeran Mangkubumi.
Dijuluki “Pangeran Sambernyawa”, karena dianggap oleh musuh-musuhnya sebagai penyebar maut.
Kehebatan Mangkunegoro dalam strategi perang bukan hanya dipuji pengikutnya melainkan juga
disegani lawannya. Mangkunegara I meninggal di Surakarta, 28 Desember 1795. Lahir di Yogyakarta,
6 Agustus 1717 dengan nama Raden Mas Sujana, merupakan adik Susuhunan Mataram II Surakarta.
Akibat berselisih dengan Pakubuwono II mengenai masalah pergantian tahta yang dipandang terlalu
dicampuri Belanda, ia mulai menentang Pakubuwono II yang mendapat dukungan Belanda (VOC)
pada tahun 1747. Pangeran Mangkubumi yang dibantu Raden Mas Said memiliki siasat perang yang
hebat dan membawa kerugian besar bagi Belanda.
Setelah pihak Belanda beberapa kali gagal mengajak Pangeran Mangkubumi berunding
menghentikan perang, akhirnya diadakan perjanjian di Giyanti (sebelah timur kota Surakarta) antara
Pangeran Mangkubumi dan Belanda serta Susuhunan Pakubuwono III pada tahun 1755.
Menurut Perjanjian Giyanti, Mataram dipecah menjadi dua, yaitu Surakarta yang tetap dipimpin oleh
Susuhunan Pakubuwono III dan Yogyakarta dengan Pangeran Mangkubumi diakui sebagai Sultan
Hamengkubuwono I. Sri Sultan Hamengku Buwono I meninggal pada tahun 1792 dan dimakamkan di
imogiri.
Perlawanan Raden Mas Said berakhir setelah tercapai Perjanjian Salatiga pada 17 Maret 1757. Isi
Perjanjian Salatiga :
1. Daerah kerajaan Surakarta bagian barat diserahkan kepada Sunan Paku Buwono III. Wilayahnya
disebut Kesunanan.
2. Daerah Kerajaan Surakarta bagian timur diserahkan kepada Mas Said. Wilayahnya disebut
Mangkunegara.
Perlawanan Pangeran Mangkubumi berakhir setelah tercapai Perjanjian Giyanti pada 13 Februari
1755.
Isi pokok dari Perjanjian Giyanti :
Perundingan ini akhirnya mencapai kesepakatan dengan ditandatanganinya Perjanjian Giyanti pada
13 Februari 1755 yang membagi kerajaan Mataram Islam menjadi dua bagian yaitu Kasunanan
Surakarta dan Kasultanan Ngayogyakarta.