Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

BAB II
PERANG MELAWAN
KOLONIALISME & IMPERIALISME

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK V
1. RIZKY ALITSAH BUNAYYA
2. LAMTORANG ERLANDO SIMBOLON

KELAS : XI MIA 1
6. RAKYAT RIAU ANGKAT SENJATA

Rakyat riau angkat senjata adalah sebuah sebutan untuk


gerakan perlawanan yang dilakukan oleh rakyat Riau terhadap
kesewenang-wenangan VOC (Veererigde Oost Indische
Compagrie). Hal ini dipelopori oleh kerajaan siak Sri Indrapura
yang dipimpin Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah (1723 – 1744)
dan dilanjutkan putranya, Muhammad Abdul Jalil Muzafar Syah
(1746 – 1760).

➢ LATAR BELAKANG
Ketika VOC menguasai Makala, VOC juga mengincar
Kepulauan Riau dengan devide et impera. Dengan politik ini,
pengaruh VOC mulai terasa di Riau, kerajaan kecil seperti Siak,
Indragiri, Rokan, kampar semakin terdesak akibat pemaksaan
monopoli VOC. Hal ini membuat beberapa kerajaan melakukan
perlawanan, salah satunya kerajaan Siak Sri Indrapura. Sultan
Abdul Jalil Rahmat Syah setelah berhasil merebut johor, ia
membangun benteng pertahanan di Bintan, Dari sinilah beliau
mengirim pasukan dibawah Komando Raja Lela Muda untuk
menyerang Makala. Dalam hal ini, Raja Lela Muda selalu
mengikutsertakan Raja India pahlawan yang masih remaja.
Dalam suasana itu, Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah wafat.
Kemudian ia digantikan putranya, Muhammad abdul Jalil
Muzafar Syah. Raja ini bersama kamandonya Raja India
pahlawan memiliki naluri yang sama untuk memelangi VOC.

➢ STRATEGI & SIASAT PERANG


Tahun 1751 berkobarlah perang melawan VOC. Dalam hal
ini, VOC melakukan dua siasat menghadapi Siak, yakni
memutus jalur pedagangan menuju siak dan mendirikan
benteng pertahanan menghubungkan sungai indragiri sampai
pulau guntung. Hal ini membuat Muhammad Abdul Jalil Muzafar
Syah mempersiapkan kekuatan dan membuat Raja India dan
Panglima besar Tengku Muhammad sebagai pemimpin
pasukan. Mereka diperkuat dengan kapal “Harimau Buas”.
Terjadilah perang sengit di Pulau Guntung (1752 – 1753) namun
Siak kesulitan menembus benteng VOC yang berlapis dan
dilengkapi meriam besar. Namun di pihak VOC juga banyak
yang gugur membuat Belanda mendatangkan bantuan dari
orang China, karena hal ini, Siak mundar lalu Raja Indra
pahlawan mengusulkan agar Sultan berpura-pura ingin damai
dan memberi hadiah pada Belanda, siasat ini dikenal sebagai
“Siasat Hadiah Sultan”. VOC setuju dan kedua pihak berunding
di Loji Pulau Guntung. Pada saat perundingan dimulai, VOC
memaksa Sultan tunduk. Sultan segera mengirim kode lalu anak
buahnya menyerang dan membunuh orang Belanda itu. Loji
segera dibakar dan rombongan Siak pulang dengan
kemenangan. Hal ini tidak terlepas dari jasa Raja Indra
pahlawan. Oleh sebab itu ia di angkat sebagai Paglima besar
dengan gelar “Panglima Besar Raja Indra pahlawan Datuk Lima
Puluh”.
7. ORANG-ORANG CHINA BERONTAK

Orang-orang china sudah mengadakan hubungan dagang


ke Jawa mulai zaman Hindu-Buddah hingga datangnya VOC.
Untuk membatasi kedatangan orang China ke Batavia, VOC
mengeluarkan bahwa orang China di Bataviya harus memiliki
surat izin (permissibriefjes). Apabila tidak punya surat izin maka
akan di buang ke Sri Langka. Untuk mendapatkan surat itu,
biaya yang dikenakan 2 ringgit per orang. Namun sering terjadi
penyelewengan dengan tarif yang lebih mahal sehingga banyak
yang tidak punya surat izin. Tidak sedikit dari mereka melarikan
diri dan membentuk gerombolan. Tahun 1740 terjadi
kebakakaran di Batavia, VOC menafsirkan ini adalh bentuk
pemberontakan orang China. Oleh sebab itu serdadu VOC mulai
beraksi dengan melakukan penyisiran memasuki rumah-rumah
orang China, dan melakukan pembunuhan terhadap orang
China di setiap rumah, sementara yang berhasil lolos melakukan
pemberontakan di setiap daerah seperti Jawa Tengah. Salah
satu tokoh Tionghoa yang terkenal adalah Oey Panko atau lebih
dikenal dengan Khe Panjeng, biasanya Ki sepanjang nama ini
sangat dikenal memimpin perlawanan disepanjang pesisir Jawa.
Perlawnan orang China meluas ke berbagai tempat.
Perlawanan orang China ini mendapat bantuan dari Bupati di
pesisir, bahkan Raja Pakubuwono II juga ikut mendukung
pemberontakan orang-orang China tersebut. Pada tahun 1741
benteng VOC kartasura diserang hingga korban
berjatuhan.VOC segera meningkatkan kekuatan persenjataan
hingga pemberontakan dapat di padamkan. Pada kondisi ini,
Raja Pakubuwono II bertindak dan akhirnya melakukan
perundingan damai dengan VOC.

➢ AKIBAT DARI KEJADIAN

Bagi bangsa Indonesia, kerugian yang didapat karena wilayah


Batavia porak-poranda akibat pemberontakan. Sementara VOC
mendapat untung karena penyelawengan surat serta rugi karena
benteng VOC di kartasura di serang orang-orang China.

8. PERLAWANAN PANGERAN
MANGKUBUMI DAN MAS SAID
Perlawanan kepada VOC
tidak hanya dilakukan oleh
rakyat pribumi saja. Namun,
para bangsawan di Nusantara
juga Raja Pakubuwono II
menjalin hubungan dengan
VOC, namun VOC menekan dan melakukan interuensi
terhadap urusan internal kerajaan Mataram. Hal ini
menyebabkan kekecewaan bagi rakyat. Hal itu mendorong
perlawanan oleh Raden Mas Said dan pangeran Mangkubumi.

Raden Mas Said adalah putra dari Raden Mas Riya yang
merupakan adik Raja Pakubuwowno II. Sedang Mangkubumi
adalah adik Pakubuwono II. Umur 14 tahun Mas Said sudah di
angkat jadi gandek keraton (pegawai rendahan), lalu ia
mengajukan permohonan untuk naik pangkat. Akibatnya ia
mendapat hina cercaan dari keluarga kepatihan. Mas Said
yang sakit hati dengan hal itu keluar dari keraton menuju
Nglaroh untuk memulai perlawanan pada VOC dan kerajaan. Ia
diangkat oleh pengikutnya sebagai raja baru dengan gelar
Pangeran Adipati Anom Hamengku Negara Senopati
Sadibyaning Prang, lebih dikenal pangeran
sambernyawa.Perlawanan Mas Said menimbulkan keresahan
yang mengancam eksistensi pakubuwono II. Ia membuat
sayembara bahwa siapa yang dapat meredam pemberontakan
diberi tanah seluas 3.000 hektare di Sukowati. Pangeran
Mangkubumi lalu menerima sayembara dan menekan
perlawanan Mas Said. Namun Pakubuwono II ingkar janji atas
hasutan Patih Pringgalaya. Hal ini membuat Mangkubumi Raja,
namun dalam konflik itu Gubernur Jendral Van Imhoff
menghina Mangkubumi. Mangkubumi yang kecewa pada raja
yang didikte oleh VOC segera meninggalkan istana, lalu
menemui Mas Said di Sukowati, keduanya bersekutu melawan
VOC, Mas Said juga dijadikan menantu oleh Mangkubumi.
Mereka membagi daerah, Mas Said bergerak di bagian timur
yakni Surakarta ke Ponorogo. Sedangkan Mangkubumi
dbagian Barat Surakarta hingga ke Plaret. Disebutkan
Mangkubumi membawahi 13.000 perajurit termasuk 2.500
kavaleri.

➢ AKHIR PERLAWANAN
✓ Sebuah perjanjian antara Mataram dan VOC tahun
1743 berisi pasal-pasal
✓ Pakubuwowno II menyerahkan Mataram pada VOC
secara de facto dan de jure
✓ Hanya keturunan Pakubuwono II yang berhak jadi
Raja Mataram
✓ Tanggal 15 Desember 1749 Baronuan Hehendorff
mengangkat putera mahkota sebagai susuhunan
Pakubuwono III.

Akibat perjanjian itu, Mangkubumi dan Mas Said kecewa


hingga memperkuat perlawanannya, namun perlawanan
keduanya segera berakhir. Perlawanan Pangeran Mangkubumi
berakhir setelah perjanjian salatiga pada 17 maret 1757 yang
berisi bahwa daerah surakarta Barat diserahkan pada
Pakubuwono III, wilayahnya disebut kasunanan, dan daerah
kerajaan Surakarta Timur diserahkan pada Mas Said dengan
gelar Pangeran Adipati Arya Mangkubumi.

Anda mungkin juga menyukai