Anda di halaman 1dari 22

SEJARAH

INDONESIA

PERANG MELAWAN
KOLONIALISME DAN
IMPERIALISME
ANGGOTA KELOMPOK 4

Melisa Putri Rifqi Akmal Amel Susmiati

Aditya Putra Arizal Elce Anneke Pangloli


Orang-Orang Cina
Berontak
Yang Akan Dijelaskan Oleh:

Rifqi Akmal
Melisa Putri
Perlawanan Pangeran
Mangkubumi dan Mas
Said
Yang Akan Dijelaskan Oleh:

Elce Anneke Pangloli


Aditya Putra Arizal
Amel Susmiati
ORANG-ORANG CINA BERONTAK
Latar Belakang

Sejak abad ke-5, orang-orang cina sudah mengadakan hubungan dagang ke Jawa dan
jumlahnya semakin banyak. Banyak pedagang cina yang tinggal di daerah pesisir.
Bahakan tidak sedikit yang menikah dengan penduduk Jawa. VOC memang sengaja
mendatangkan orang-orang Cina dari Tiongkok dalam rangka mendukung kemajuan
perekonomian dan keamanan kota Batavia dan sekitarnya. Namun, orang-orang Cina
yang yang dating ke Jawa tidak semuanya yang memiliki modal, banyak diantara
mereka yang termasuk golongan orang muskin. Diantara dari mereka ada yang menjadi
pengemis, bahkan juga ada yang menjadi pencuri. Tentu hal ini sangat menganggu
kenyamanan dan keamanan di kota Batavia. Akhirnya VOC mengeluarkan kebijakan
yang membatasi imigran Cina. VOC mengeluarkan ketentuan bahwa setiap orang cina
yang tinggal di Batavia harus memiliki surat izin bermukim yang di sebut
permissiebriefjes atau masyarakat menyebutnya dengan surat pas.
TUJUAN

Karena terkekangnya suatu kebebasan berdagang di


wilayah Nusantara dan terjadi pungli di tubuh VOC (
seperti halnya surat izin bermukin yang disebut
permissiebriefjes atau surat pas) biaya resmi pembuatan
kartu tersebut hanya 2 ringgit. Namun, akibat dari
pungli tersebut menjadi naik dan karena tidak memiliki
kartu tersebut warga cina harus di deportasi ke
negaranya atau bekerja di Sri Langka.
PEMBERONTAKAN

Pada tahun 1740, kebakaran terjadi di Batavia. VOC menafsirkan peristiwa ini sebagai
Gerakan orang-orang cina yang akan melakukan pemberontakan. Para serdadu VOC mulai
beraksi dengan melakukan pembunuhan terhadap orang-orang cina yang ditemukan di setiap
rumah. Orang-orang cina yang berhasil meloloskan diri kemudian melakukan perlawanan di
berbagai daerah, seperti Jawa Tengah. Salah satu tokoh yang terkenal adalah Oey Panko
dikenal dengan sebutan Khe Panjang. Perlawanan orang-orang cina terhadap VOC
menumbuhkan kekacauan di berbagai tempat terutama daerah pesisir Jawa. Perlawanan ini
mendapat bantuan dan dukungan dari para Bupati di pesisir. VOC segera meningkatkan
kekuatan tantara dan persenjataan sehingga pemberontakan orang-orang cina dapat
dipadamkan. Pada kondisi yang demikian, Pangkubuwana II melakukan perundingan damai
dengan VOC . Sikap pangkubuwana II yang demikian ini telah menambah panjang barisan
orang yang kecewa dan sakit hati. Kondisi ini telah mendorong VOC kemudian melakukan
intervensi politik dilingkungan istana
TOKOH CINA YANG MELAKUKAN PERLAWANAN DI
BERBAGAI DAERAH

OEY PANKO/KI SAPANJANG


TOKOH PENDUKUNG ORANG-ORANG CINA
BERONTAK

RAJA PAKUBUWANA II
PERLAWANAN PANGERAN MANGKUBUMI DAN MAS
SAID
Latar Belakang

Perlawanan terhadap VOC di Jawa kembali terjadi. Perlawanan ini dipimpin


oleh bangsawan kerajaan yakni Pangeran Mangkubumi dan Mas Said yang
berlangsung sekitar 20 tahun. Pada uraian terdahulu sudah disinggung bahwa
beberapa raja Mataram pasca Sultan Agung merupakan raja-raja yang lemah
bahkan bersahabat dengan kaum penjajah. Begitu juga pada saat pemerintahan
Pangkubuwana II terjadi persahabatan dengan VOC. Bahkan VOC berani
untuk menekan dan melakukan intervensi terhadap jalannya pemerintahan
Pangkubuwana II. Wilayah pengaruh kerajaan mataram juga semakin
berkurang. Persahabatan antara Pakubuwana II dengan VOC ini telah
menimbulkan kekecewaan para bangsawan kerajaan ,apalagi VOC melakukan
intervensi dalam urusan pemerintahan kerajaan. Hal ini mendorong munculnya
berbagai perlawanan misalnya perlawanan Raden Mas Said.
Perlawanan Pangeran Mangkubumi dan
Mas Said
Raden Mas Said adalah putera dari Raden Mas Riya yang bergelar Adipati Arya Mangkunegara
dengan Raden Ayu Wulan Putri dari Adipati Blitar. Di usia 14 tahun ia diangkat sebagai gandek
kraton (pegawai rendahan di istana) diberi gelar R.M.Ng Suryokusumo. Karena merasa sudah
berpengalaman, Raden Mas Said mengajukan permohonan untuk kenaikan pangkat. Raden Mas
Said justru mendapat cercaan dan hinaan dari keluarga kepatihan. Mas Said merasa sakit hati
dengan hal tersebut,muncullah niat untuk melakukan perlawanan terhadap VOC yang telah
membuat kerajaan kacau. Hal ini merupakan bentuk protes dan perlawanan terhadap penguasa
mataram yang bersekutu dengan VOC. Raden Mas Said pergi menuju nglaroh untuk memulai
perlawanan. Perlawanan Mas Said cukup kuat karena mendapat dukungan dari masyarakat
sehingga menjadi ancaman serius bagi eksitensi Pakubuwana II sebagai raja di Mataram. Pada
tahun 1745 Pakubuwana II mengumumkan barang siapa yang dapat memadamkan perlawanan
Mas Said akan di beri hadiah sebidang tanah di Sukowati. Mendengar hal tersebut, Pangeran
Mangkubumi ingin mencoba sekaligus menakar seberapa jauh komitmen dan kejujuran
Pangkubuwana II. Singkat cerita Pangeran Mangkubumi dan pengikutnya berhasil memadamkan
perlawanan Mas Said, namun ternyata Pakubuwana II ingkar terhadap janjinya.
Perlawanan Pangeran Mangkubumi dan
Mas said

Karena bujukan Patih Pringgalaya, Pakubuwana II tidak jadi memberikan tanah Sukowati kepada
Pangeran Mngkubumi. Akibatnya, terjadilah pertentangan antara kedua belah pihak. Dalam suasana
konflik, tiba-tiba dalam pertemuan terbuka di istana Gubernur Jendral Van Imhoff (1743-1750)
mengeluarkan kata-kata yang menghina dan menuduh Pangeran Mangkubumi terlalu berambisi
mencari kekuasaan. Pangeran Mangkubumi sangat kecewa dengan hal tersebut. Tidak ada pilihan lain
kecuali angkat senjata untuk melawan VOC yang telah semena-mena ikut campur tangan dalam
politik pemerintahan kerajaan. Pangeran Mangkubumi dan pengikutnya pertama kali pergi ke
Sukowati untuk menemui Mas Said,keduanya sepakat untuk bersatu melawan VOC. Raden Mas Said
dijadikan menantu oleh Pangeran Mangkubumi. Keduanya sepakat membagi wilayah perjuangan.
Mangkubumi dan Mas Said sepakat untuk membagi wilayah perjuangan. Raden Mas Said bergerak di
bagian timur, Daerah Surakarta ke selatan terus ke Madiun, Ponorogo dengan pusatnya Sukowati.
Sedangkan Mangkubumi konsentrasi dibagian barat Surakarta terus ke barat dengan pusat di Hutan
Beringin dan Desa Pacetokan, dekat Pleret (termasuk daerah Yogyakarta sekarang). Diberitakan pada
saat itu Pangeran Mangkubumi membawahi sejumlah 13.000 prajurit, termasuk 2.500 prajurit
kavaleri.
PERLAWANAN PANGERAN
MANGKUBUMI DAN MAS SAID
Perpaduan perlawanan Pangeran Mangkubumi dan Mas Said sangat kuat dan meluas hampir di seluruh
Jawa Timur dan Jawa tengah. Pada tahun 1749, Pakubuwana II sakit keras. Ia mengharapkan kehadiran
pimpinan VOC untuk datang ke istana. Melihat kondisi Pakubuwana II, Gubernur Jendral Baron van
Imhoff memerintahkan Gubernur Semarang Gijsbert Karel Van Hogendrop (1762-1834) untuk menemui
Pakubuwana II dan membuat perjanjian. Tercapailah Het Allerbelangrijkste Contract, perjanjian sangat
penting antara Pangkubuwana II dengan pihak VOC yang diwakili oleh Gubernur VOC untuk wilayah
pesisir timur laut, Baron Van Hohendorft. Isi perjanjian ini sangat menyakitkan rakyat dan para
punggawa kerajaan, karena Pangkubuwana II telah menyerahkan Kerajaan Mataram kepada VOC.
Perjanjian ditandatangani pada tanggal 11 Desember 1749 yang isinya antara lain sebagai berikut.
1. susuhunan Pakubuwana II menyerahkan Kerajaan Mataram baik secara de facto maupun de jure
kepada VOC
2. Hanya keturunan Pakubuwana II yang berhak naik tahta dan akan dinobatkan oleh VOC menjadi raja
Mataram dengan tanah mataram sebagai pinjaman dari VOC
3. Putera mahkota akan segera dinobatkan. Setelah Pangkubuwana II wafat, kemudian tanggal 15
Desember 1749 Van Hohendorff mengumumkan pengangkatan putera mahkota sebagai Susuhunan
Pakubuwana II
PANGERAN MANGKUBUMI DAN MAS SAID

PANGERAN MANGKUBUMI RADEN MAS SAID


TOKO-TOKOH DALAM PERLAWANAN PANGERAN
MANGKUBUMI DAN MAS SAID

JENDRAL BARON VAN IMHOFF GIJSBERT KAREL VAN HOGENDORP


TOKO-TOKOH DALAM PERLAWANAN PANGERAN
MANGKUBUMI DAN MAS SAID

VAN HOGENDORP NICHOLAS HARTINGH JACOB MOSSEL


PERLAWANAN PANGERAN MANGKUBUMI DAN
MAS SAID

Tahun 1750 merupakan tahun kemenangan bagi Pangeran Mangkubumi dan juga Mas Said.
Sebagai contoh pasuka Mangkubumi berhasil menghancurkan De Clerq dan pasukannya di
daerah kedu. Dari kedu pasukan Mangkubumi bergerak ke utara dan berhasil menguasai
daerah Pekalongan dan beberapa daerah pesisir lainnya. Van Hogendorp yang diberi
tanggung jawab oleh VOC untuk memadamkan perlawanan Mangkubumi dan Mas Said
mulai putus asa. Oleh karena itu, Van Hogendorp kemudian mengundurkan diri. Ia
digantikan oleh Nicolas Hartingh. Begitu juga Van Imhpff selaku Gubernur Jendral VOC
digantikan oleh Jacob Mosel. Keduanya berusaha keras untuk menyelesaikan perlawanan
Mangkubumi dan juga Mas Said. Perang dan kekacauan telah menghabiskan dana yang
begitu besar, sementara perlawanan Mangkubumi dan Mas Said belum ada tanda-tanda mau
berakhir. Oleh karena itu, penguasa VOC terus membujuk Mangkubumi untuk berunding.
Pada akhirnya Mangkubumi mau ikut berunding dengan penguasa VOC dengan perantara
ulama besar yaitu Syeikh Ibrahim. Dengan demikian perlawanan Mangkubumi pun berakhir,
tercapailah sebuah perjanjian yang dikenal dengan Perjanjian Giyanti, yang ditandatangani
pada tanggal 13 Februari 1755 di Desa Giyanti.
PERLAWANAN PANGERAN MANGKUBUMI DAN
MAS SAID

ISI POKOK PERJANJIAN GIYANTI :

1. Mataram dibagi dua


2. Wilayah bagian barat (derah Yogyakarta) diberikan kepada pangeran Mangkubumi
dan berkuasa sebagai sultan dengan sebutan Sri Sultan Hamengkubuwana I
3. Bagian timur (daerah Surakarta) tetap diperintah oleh Pakubuwana III dengan
sebutan Kasunanan Surakarta.
4. Perjanjian ini dinamakan “Palihan Negari”

Sementara itu, perlawanan Mas Said berakhir setelah tercapai Perjanjian Salatiga
pada tanggal 17 Maret 1757 yang isinya Mas Said diangkat sebagai penguasa di
Sebagian wilayah Surakarta dengan gelar Pangeran Adipati Arya Mangkunegara I.
SEKIAN PRESENTASI DARI
KAMI

TERIMA KASIH
SESI PERTANYAAN KAMI
BUKA

Anda mungkin juga menyukai