Anda di halaman 1dari 4

Nama : Endah Purnamasari

Npm : 7420118064
Semester : 7 Pidana
Mata Kuliah : Hukum Perjanjian Internasional
Dosen Pengampu : Hilman Nur, SH.,MH.

1. Contoh bentuk Perjanjian internasional ( Perjanjian Gianti )


Perjanjian Gianti adalah perjanjian antara VOC dan Kerjaan Mataram
yang ditandatangani pada 13 Februari 1755. Perjanjian Gianti dikenal juga
dengan siasat VOC memecah belah Kerajaan Mataram. Perjanjian Gianti
dianggap menguntungkan Belanda di tanah Jawa karena Kerajaan
Mataram terpecah menjadi Kasunanan Hadiningrat dan Kasultanan
Ngayogyakarta Hadiningrat.
Sejarah Perjanjian Gianti bermula dari konflik yang terjadi di
Kerajaan Mataram. Konflik berawal dari pertikaian tiga calon pewaris
Kerajaan Mataram yakni Pangeran Pakubuwono II, Pangeran Mangkubumi,
dan Raden Mas Said atau Pangeran Sambernyawa. Dalam silsilahnya,
Pangeran Pakubuwono dan Mangkubumi adalah anak dari Amangkurat IV,
penguasa Mataram pada 1719-1726. Sedangkan Raden Mas Said
merupakan cucu dari Amangkurat IV.
Saat itu, VOC mengangkat Pangeran Pakubuwono II sebagai raja.
Pengangkatan ini menimbulkan kecemburuan Pangeran Mangkubumi dan
Raden Mas Said. VOC juga memaksa Pangeran Pakubuwono II untuk
memberikan mandat penunjukan raja dan petinggi kerajaan harus dengan
persetujuan Belanda. Raden Mas Said dan Pangeran Mangkubumi
memberikan perlawanan kepada VOC dan Pakubuwono II sebagai bentuk
protes.
Serangan itu membuat Pakubuwono II meninggal dunia.
Sepeninggal Pakubuwono II, Pengeran Mangkubumi naik menjadi raja.
Namun, VOC tidak mengakui status Pangeran Mangkubumi ini. Situasi
semakin memanas saat VOC mengangkat putra Pakubuwono II, Raden Mas
Soerjadi atau Pakubuwono III yang masih remaja sebagai Raja Mataram.
Raden Mas Said dan Pangeran Mangkubumi kembali melancarkan
serangan pada VOC dan Raden Mas Soerjadi.
Untuk meredam serangan itu, VOC menjalankan siasat licik dengan
memecah belah Raden Mas Said dan Pengeran Mangkubumi. VOC
mengirimkan utusan khusus untuk menghasut Raden Mas Said agar
berhati-hati terhadap Pangeran Mangkubumi yang bisa mengkhianatinya.
Di sisi lain, VOC juga mengirim utusan ke Pangeran Mangkubumi. VOC
membujuk Mangkubumi dengan menjanjikan setengah wilayah kekuasaan
Mataram yang dipegang Raden Mas Soerjadi.
VOC kemudian mengundang kedua orang tersebut untuk
merundingkan pembagian kekuasaan. Perundingan terjadi pada 22-23
September 1754 membahas pembagian wilayah kekuasaan Mataram, gelar
yang akan digunakan, kerja sama VOC dengan kesultanan, dan sebagainya
Hasil pertemuan itu kemudian dituangkan dalam Perjanjian Gianti
ditandatangani pada 13 Februari 1755. Dan dilakukan oleh tiga pihak
yakni Pemerintah Hindia-Belanda atau VOC oleh Nicolas Hartingh,
Kasunanan Surakarta oleh Pangeran Pakubuwono III dan
Kasultanan Ngayogyakarta oleh Pangeran Mangkubumi.
Dampak dari Perjanjian Gianti memecah belah Kerajaan Mataram.
Kerajaan Mataram terbagi menjadi dua yakni Kasultanan Ngayogyakarta
Hadiningrat dan Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Mimpi Kerajaan
Mataram yang ingin menyatukan seluruh kerajaan di tanah Jawa pun tak
terwujud karena penjajah.
Tokoh di Balik Perjanjian Giyanti Perjanjian yang diadakan di Desa
Jantiharjo ini dihadiri oleh tiga pihak yakni VOC, Kasunanan Surakarta
dan Kasultanan Ngayogyakarta. Para tokoh itu adalah
1. VOC:
a. Nicolaas Hartingh (Gubernur Jenderal VOC)
b. Breton
c. Kapten C. Donkel.
d. W.Fockens
e. Pendeta Bastani
2. Kasultanan Ngayogyakarta
a. Pangeran Mangkubumi
b. Pangeran Natakusuma
3. Kasunanan surakarta
a. Pangeran Pakubuwono III
2. Subjek hukum
 Pangeran Pakubuwono II,
 Pangeran Mangkubumi,
 Raden Mas Said atau Pangeran Sambernyawa
 Hindia-Belanda atau VOC oleh Nicolas Hartingh,
 Breton
 Kapten C. Donkel.
 W.Fockens
 Pendeta Bastani

3. Isi Perjanjian Gianti


1. Pangeran Mangkubumi diangkat sebagai Sultan Hamengkubuwono
dengan separuh kekuasaan Kerajaan Mataram.
2. Hak kekuasaan itu diberikan atau diwariskan secara turun-temurun.
3. Rakyat kesultanan harus bekerja sama dengan rakyat yang berada di
bawah kekuasaan VOC.
4. Para bupati atau pejabat eksekutif (gubernur) harus bersumpah setia
pada VOC.
5. Pengangkatan bupati atau pejabat eksekutif harus mendapat
persetujuan VOC.
6. Sultan harus mengampuni bupati atau pejabat eksekutif yang memihak
VOC dalam peperangan.
7. Sultan tidak akan menuntut hak Pulau Madura atau daerah pesisir lain
yang telah diberikan Pakubuwono II kepada VOC. Sebagai gantinya VOC
akan memberi uang ganti rugi sebesar 10.000 real setiap tahunnya.
8. Sultan Hamengkubuwono akan memberi bantuan jika Sultan
Pakubuwono III membutuhkan.
9. Sultan akan menjual bahan makanan dengan harga yang ditentukan
VOC.
Perjanjian Gianti ini secara garis besar berisi tentang pembagaian
kerajaan Mataram menjadi dua bagian, yaitu kerajaan Yogyakarta
dan Surakarta.

4. Jumlah Peserta
Ada 2 peserta yaiyu:
 Indonesia (Pangeran Pakubuwono II, Pangeran Mangkubumi,
Raden Mas Said atau Pangeran Sambernyawa.
 Belanda (Nicolas Hartingh)

Anda mungkin juga menyukai