Anda di halaman 1dari 17

Panduan Analisa Problem

Program Analisa Pelumas


“PAP“

S
SS

1
Pengertian Program Analisa Pelumas (PAP)

Gambaran yang jelas dari keadaan suatu komponen dan kemampuan ketahan pelumas
dapat dicapai melalui kombinasi antara analisa Spektrometric dan Analisa Fisik
Pelumas. Evaluasi secara profesional atas hasil - hasil test tersebut dapat membantu
menentukan bila bagian - bagian dalam yang dibasahi pelumas mengalami keausan
berlebihan, dan juga menunjukkan kerusakan - kerusakan pada sistem
perlengkapannya. Dengan mengetahui pada awal bila komponen berfungsi kurang baik
memungkinkan kita membuat rencana untuk pemeliharaan korektif dan dapat
mengurangi biaya pemeliharaan yang mahal bila terjadi kerusakan dengan tiba - tiba
sedang mesin - mesin dibutuhkan beroperasi.

Fungsi - Fungsi pelumas


- Membatasi gesekan ( Friction Control )
- Membatasi keausan ( Wear Control )
- Mengurangi korosif ( Corrosion Reduction )
- Mambatasi temperatur ( Temperature Control )
- Menyalurkan tekanan ( Force transmission )
- Mengurangi getaran ( Shock Control )
- Menutup kebocoran ( Sealing )

Manfaat Utama dari Analisa Pelumas dan Keausan


- Mengurangi kerusakan peralatan mesin dalam waktu operasi
- Merencanakan waktu perbaikan yang efisien
- Mengindentifikasikan pemeliharaan yang tak lengkap / kurang lengkap dan kesalahan
dari pihak operator
- Mempermudah kebijaksanaan untuk “membeli” atau “memperbaiki”
- Menentukan keadaan mesin kalau ini akan dijual atau mesin yang akan disewa

1. Sebagai Alat Pemeliharaan


- Mempertahankan produktivitas peralatan
- Menambah kepercayaan peralatan
- Mengurangi biaya perbaikan

2. Sebagai Alat Management


Laporan khusus yang bersifat rekapitulasi dapat memberikan indikasi rata - rata
mengenai keadaan teknis suatu armada. Juga dengan informasi yang spesifik dapat
memberikan indikasi adanya problem menyeluruh yang timbul dari suatu armada.
Informasi ini dapat dipakai untuk meneliti tipe komponen yang spesifik, keadaan
abnormal yang bisa terjadi, atau kesulitan - kesulitan khusus yang timbul pada
lapangan / lokasi tertentu, atau caranya alat harus berfungsi.

2
Keausan logam/Dasar Analisa
Dasar analisa pelumas digunakan untuk mengevaluasi dan mengukur kandungan keausan logam dan
kontaminasi pada oli. Trend hasil analisa keausan metal dapat menentukan secara tepat problem yang
sedang terjadi. Kontaminasi pada pelumas dapat digunakan untuk menentukan apakah pelumas tersebut
dapat digunakan kembali dan juga dapat digunakan untuk menentukan dengan tepat penyebab problem
yang terjadi dengan hasil tes analisa yang lain.
Berikut disajikan daftar produk-produk keausan secara umum dan ciri-ciri khas sumber-sumbernya
(sumber component ),dapat digunakan sebagai pegangan/pedoman untuk mengevaluasi hasil analisa
pelumas ( PAP )

IRON (Fe ) = Besi

- Engine :
Cylinder Wall (Liner), Cylinder Head, Block, Gear, Ring, Bearing, Crankshaft, Wrist, Pin, Camshaft,Valve
Train, Oil Pump

- Transmission :
Gears, Disc, Housing, Bearing, Brake, Bend, Shift Spool, Pump, PTO

- Differential :
Gears, PTO, Shaft, Bearing, Housing

- Planetary :
Gear, Shaft, Bearing, Housing

- Torque Converter :
Housing, Bearing, Shaft

- Hydraulic Power Steering :


Pump/Motor, Vanes, Gear, Piston, Cylinder Bore and Rod, Bearing, Valve, pump Housing

- Final Drive :
Gear, Bearing, Shaft, Housing

- Gear Box :
Gear, Shaft, Bearing

- Air Compressor :
Crankshaft, Block, Housing, Screw, Bearing, Shaft, Oil Pump, Piston Ring Cylinder.

COOPER ( Cu ) = Tembaga

- Engine :
Wrist Pin Bushing, Bearing ( Near Failure ), Cam Bushing, Oil Cooler, Valve Train Bushing, Governor, Oil
Pump

- Transmission :
Clutches, Steering Disc, Bushing / Thrust, Washer, Oil Cooler

- Differential :
Bushing, Thrust Washer, Oil Pump ( Jika ada )
3
Keausan logam/Dasar Analisa

- Planetary : Bushing, Thrust Washer

- Torque Converter : Bushing, Thrust Washer ( Jika ada )

- Hydraulic Power Steering :


Pump Thrust Plate, Pump Piston, Cylinder Gland Guide, Bushing, Oil Cooler ( beberapa tipe )

- Final Drive : Bushing, Thrust Washer

- Gear Box : Bushing, Thrust Washer

- Air Compressor : Wear Plate, Bushing, Wrist Pin Bushing, Bearing ( Recp ), Thrust Washer

ALUMUNIUM ( Al ) = Alumunium

- Engine :
Piston, Bearing, Bushing, Block, Housing ( Tipe Tertentu ), Oil Pump Bushing, Blower, Thrust Bearing,
Cam Bearing ( Tipe Tertentu )

- Transmission : Pump, Clutch ( Tipe Tertentu ), Thrust Washer, Bushing

- Differential : Thrust Washer, Bushing Pump ( Tipe tertentu )

- Torque Converter : Impeller, Turbine, Pump ( Tipe Tertentu )

- Hydraulic Power Steering : Pump/Motor Housing Cylinde Gland ( Tipe Tertentu )

- Final Drive : Oil Pump, Thrust Washer

- Gear Box : Thrust Washer, Bushing, Oil Pump ( Tipe Tertentu )

- Air Compressor : Rotor, Piston, Bearing, Thrust Washer, Block, Housing

4
Keausan logam/Dasar Analisa

CHROMIUM ( Cr ) = Kromium
- Engine :
Ring, Roller/Tapper Bearing ( Tipe Tertentu ), Liner, Exhaust Valve, Water Treatment ( Tipe Tertentu )

- Transmission : Roller/Tapper Bearing, Water Treatment ( Oil Cooler )

- Differential : Roller / Taper Bearing ( Oil Cooler )

- Torque Converter : Roller / Tapper bearing ( Oil Cooler )

- Hydraulic Power Steering : Rod, Spool, Roller / Tapper Bearing ( Tipe tertentu )

- Final Drive : Roller / Tapper Bearing ( Tipe tertentu )

- Gear Box : Roller / Tapper Bearing ( Tipe tertentu

- Air Compressor : Ring, Roller / Tapper Bearing ( Tipe Tertentu ), Water Treatment ( Oil Cooler )

TIN ( Sn ) = Timah

- Engine : Piston ( Overlay ), Bearing, Bushing

- Air Compressor : Piston ( Overlay ), Bearing ( Overlay ), Bushing

LEAD ( Pb ) = Timah Hitam


- Engine :
Bearing, Gasoline, Octane Improver
- Transmission :
Oil Additive ( Tipe Tertentu )
- Differential :
Oil Additive ( Tipe Tertentu )
- Planetary :
Oil Additive ( Tipe Tertentu )
- Final Drive :
Oil Additive ( Tipe Tertentu )
- Gear Box :
Oil Additive ( Tipe Tertentu )
- Air Compressor :
Bearing

5
Keausan logam/Dasar Analisa
SILICON ( Si ) = Silikon
- Engine :
Anti Foam Additive, External Dirt ( Kotoran / Debu ), Sealant
- Transmission :
Disc Lining
- Differential :
External Dirt ( Kotoran / Debu )
- Torque Converter :
External Dirt ( Kotoran / Debu )
- Hydraulic Power Steering :
External Dirt ( Kotoran / Debu ), Sealant ( Tipe Tertentu )
- Final Drive :
External Dirt ( Kotoran / Debu )
- Gear Box :
External Dirt ( Kotoran / Debu )
- Air Compressor :
External Dirt ( Kotoran / Debu )

SODIUM ( Na ) = Sodium
- Engine :
Oil Additive ( Tipe Tertentu ), Anti Freeze, Road Salt, External Dirt ( Kotoran / Debu )
- Transmission :
Oil Additive, Anti Freeze, Road Salt, External Dirt ( Kotoran / Debu )
- Differential :
External Dirt ( Kotoran / Debu )
- Planetary :
External Dirt ( Kotoran / Debu )
- Torque Converter :
Oil Additive, External Dirt ( Kotoran / Debu )
- Hydraulic Power Steering :
Oil Additive, Anti Freeze, External Dirt ( Kotoran / Debu ), Sealant ( Tipe Tertentu )
- Final Drive :
Oil Additive, Road Salt, External Dirt ( Kotoran / Debu )
- Gear Box :
Oil Additive, External Dirt ( Kotoran / Debu )
- Air Compressor :
Oil Additive, Anti Freeze, External Dirt ( Kotoran / Debu )

6
Keausan logam/Dasar Analisa

NICKEL ( Ni ) = Nikel
Tipe bearing tertentu, valve, dan guide valve

SILVER ( Ag ) = Silver
Tipe bearing tetentu, Solder dengan perak di oil cooler tertentu

MOLYBDENUM ( Mo ) = Molybdenum
Sebagai lapisan pengeras pada bearing dan ring tertentu

MAGNESIUM ( Mg ) = Magnesium
Keausan pada case dan body tipe mesin tertentu, Case dari accessory gear box tertentu, Sebagai additive dalam
pelumas ( biasanya sebagai zat detergent - dispersant )

BORON ( Br ) = Boron
Sebagai zat anti keausan, Anti oksidasi, Sebagai campuran dalam cutting oil, Grease, Minyak Rem

CALCIUM ( Ca ) = Kalsium
Sebagai Zat Detergent, Dispersant, dan sebagai zat yang dapat menyerap asam

BARIUM ( Ba ) = Barium
Zat anti korosi, Detergent, Anti Karat

ZINC ( Zn ) = Zink
Zat Anti Oksidasi, Anti Korosi, Anti Keausan, Detergent, Tahan Tekanan Tinggi ( Extreeme Pressure )

PHOSPHOR ( P ) = Pospor
Zat Anti Karat, Zat yang dapat mengurangi endapan pada spark-plug dan dalam combustion chamber

POTASSIUM ( K ) = Potasium
Coolant Additive

7
Viscosity

Viscositas adalah salah satu properti


SEBAB
yang penting dari sekian banyak properti. Viscositas tinggi
Viscositas itu sendiri adalah ukuran Kontaminasi dengan fuel soot
ketahanan mengalirnya pelumas pada Pembakaran yang tidak sempurna
temperatur spesifik dalam hubungannya Penurunan Oksidasi
dengan waktu. Temperatur yang Kebocoran pada gasket cylinder head
digunakan untuk mengukur viscositas Pemakaian umur oli yang berlebihan
tersebut adalah 40C dan 100C. Temperatur kerja yang tinggi
Viscositas biasanya diukur dalam Penggunaan SAE oli yang salah
centistokes ( cSt ), Saybolt Universal Viscositas rendah
Second ( SUS ) atau equivalent dari Penurunan fungsi additives
kelompok viscositas SAE. Viscositas Tercampur dengan solar
dapat ditentukan dengan cara kinematic Penggunaan SAE oli yang salah
yang menggunakan bola yang dijatuhkan
melewati sample pelumas, atau dengan
alat - alat pemeriksaan viscositas
kinematik yang lain. Perubahan dalam
viscositas dapat menunjukan banyaknya
terjadi kontaminasi oleh produk - produk
AKIBAT
terbentuk karena oksidasi pelumas, atau High viscosity
oleh bahan bakar. Biaya operasi yang tinggi
Alat yang digunakan untuk mengukur Engine overheating
viscositas adalah Infrared Pelumasan yang tidak sempurna
Keausan metal yang cepat
Oil filter by passed
Adanya endapan/kotoran yang berbahaya
Low viscosity
Engine overheating
Pelumasan yang tidak sempurna
Gesekan antara metal dengan metal
Biaya operasi yang tinggi

PEMECAHANNYA
Check perbandingan udara dan bahan bakar Evaluasi beban kerja unit

Check SAE oli yang digunakan Evaluasi kondisi operasi

Check internal sealing Adakan training operator

Check temperatur kerja Ganti oli dan filter oli

Check kelas oli yang digunakan Check for loose fuel crossover lines

Check kebocoran injector


8
Kontaminasi dengan air/coolant

Adanya air di dalam engine


SEBAB
mengindikasikan terjadinya kontaminasi
Unit operasi dibawah temperatur kerja
dari luar, karena kondensasi embun, atau
Kebocoran pada gasket / o-ring
kebocoran air pendingin.Kontaminasi air
Oli terkontaminasi air sejak baru
dalam pelumas dapat mempercepat
Terkontaminasi dengan bahan pendingin
terjadinya oksidasi ( karat ) pada
Penyimpanan oli baru yang tidak baik
komponen. Air dapat diperiksa dengan
Cylinde head retak
alat absorpsi infra merah atau dengan
Cuaca / Pengembunan
tetrasi Air biasanya dilaporkan dalam %
Hasil dari pembakaran
volume atau bagian perjuta ( part per
Oil cooler bocor
million by weight )

AKIBAT
Engine rusak
Viscositas oli tinggi
Pelumasan yang tidak baik
Terjadinya karat
Engine over heat
Pembentukan asamyang berlebihan
Terbentuknya noda / bintik pada metal
Mengurangi daya tahan additive

PEMECAHANNYA
Retorque bolt cylinder head
Evaluasi spesifikasi alat / unit yang
digunakan
Check gasket cylinder head
Hindari pemakaian unit yang tidak
Check keretakan cylinder head
continue
Check kebocoran oil cooler dan alat
Check sumber pemasukan air / embun dari
penukar panas
luar
Evaluasi kondisi operasi
Ganti oil filter 9
Terkontaminasi dengan solar

Pengenceran adalah penyebab utama dari


SEBAB
penurunan viscositas dalam pelumas yang
Perbandingan campuran udara dan bahan
dipakai oleh mesin construction. Keausan
bakar tidak tepat
mesin yang disebabkan pengenceran
Engine sering hidup pada putaran rendah
pelumas oleh bahan bakar dapat
atau idling
memperpendek umur dari mesin. Fuel
Engine dihidupkan langsung operasi
( bahan bakar ) didalam pelumas biasanya
( dibebani ) tanpa dilakukan pemanasan
ditentukan dengan gas chromatography
terlebih dahulu
dan dilaporkan dalam % volume. Juga
Nozzle rusak
dapat ditentukan melalui titik nyala
Kebocoran pada FIP atau salurannya
( flashpoint )
Pembakaran yang tidak sempurna
Timing tidak tepat

AKIBAT
Kontak langsung antar metal
Pelumasan yang tidak sempurna
Cepat terjadinya keausan pada metal
Terjadinya keausan pada ring cylinder
Mengurangi ketahanan additive
Bahaya terjadinya kebakaran dan
ledakan
Mengurangi MPG
Oil pressure rendah
Performance engine turun
Biaya operasi yang tinggi
Lifetime engine berkurang

PEMECAHANNYA
Check saluran bahan bakar, keausan piston Ganti oli dan filter
ring, kebocoran injector / seal, pompa
Eva;uasi spesifikasi unit yang digunakan
Analisa kondisi pengoperasian
Check kualitas solar yang digunakan
Check timing
Perbaiki dan ganti komponen yang aus
Hindari engine berputar pada putaran
rendah / idling
10
Fuel soot/arang bakar

Jumlah jelaga dalam pelumas mesin diesel


SEBAB
adalah ukuran terbaik untuk mengetahui Perbandingan campuran udara dan bahan
efisiensi dari pembakaran. Kenaikan kadar bakar tidak tepat
jelaga dalam pelumas disebabkan “air Penyetelan injector / nozzle tidak benar
intake” yang tersumbat atau kekurangan Kualitas solar yang jelek
dalam sistem bahan bakarnya ( fuel Pembakaran yang tidak sempurna
system ). Atau terjadi perubahan - Air cleaner buntu / tersumbat
perubahan cara operasi dari mesin. Jelaga Injector / nozzle rusak
biasanya dilaporkan dengan satu Pengoperasian unit yang tidak benar
angkanumerik atau ukuran absorpsi atau Tekanan kompresi yang rendah
% transmisi cahaya. Keausan pada ring piston

AKIBAT
Performance engine yang rendah
Pemakaian solar yang boros
Biaya operasi yang tinggi
Terjadinya endapan kotoran / lumpur
yang berbahaya
Cepat terjadi keausan
Lifetime oli yang rendah, pelumasan
yang tidak baik
Terbentuknya lak
Terjadinya endapan carbon
Oil filter buntu

PEMECAHANNYA
Pastikan injector / nozzle berfungsi dengan Hindari engine berputar rendah / idling
baik
Analisa kondisi pengoperasian
Check air cleaner
Check kualitas solar yang digunakan
Ganti oli
Eva;uasi spesifikasi unit yang digunakan
Evaluasi interval penggantian oli
Evaluasi pengalaman operator / training
Check kompresi
11
Oxidation

Oksidasi adalah proses terpenting yang


SEBAB
mempengaruhi umur dan service ability
Overheating
dari satu pelumas. Besarnya oksidasi
Lifetime oli yang berlebihan /
dapat dilaporkan dengan angka ( numeric
diperpanjang
value ). Akibat dari proses oksidasi pada
Salah menggunakan oli
satu pelumas adalah kenaikan viscositas
Produk pembakaran / blow by
dan terbentuknya endapan ( sludge dan
varnish )

AKIBAT
Lifetime komponen yang rendah
Terbentuknya lak
Oil filter buntu
Viscositas oli yang tinggi / berlebihan
Terjadinya karat pada metal
Biaya operasi yang naik / tinggi
Terjadinya keausan komponen yang
cepat
Performance engine yang rendah

PEMECAHANNYA
Gunakan oli yang dilengkapi additive anti Check kualitas solar yang digunakan
oksidasi
Evaluasi spesifikasi unit yang digunakan
Evaluasi interval penggantian oli
( diperpendek ) Evaluasi kondisi pengoperasian

Check temperatur pengoperasian

12
Nitration

Produk dari proses nitrasi dalam satu


SEBAB
pelumas adalah produk organik
Temperatue pengoperasian yang rendah
sampingan dari proses pembakaran
Gasket / seal rusak
( combustion ) dalam mesin. Dan produk
Perbandingan campuran udara dan bahan
nitrasi ini di golongkan sebagai salah satu
bakar yang tidak tepat
kontaminan yang berasal dari dalam
Abnormal blow - by
mesin itu sendiri. Nitrasi dilaporkan
dengan satu angka numerik dan biasanya
menunjukkan terjadinya blow - dry yang
abnormal. Pada sistem tertentu yang lain
( non combustion ), terjadinya kebocoran.

AKIBAT
Cepat terjadinya oksidasi
Terbentukanya keasaman
Terjadinya keausan pada cylinder dan
valve yang dipercepat
Pengentalan oli
Terjadinya endapan pembakaran
Naiknya TAN ( Keasaman )

PEMECAHANNYA
Naikan temperatur kerja Pastikan campuran udara dan bahan bakar
tepat / sesuai
Check saluran pernapasan ( venting hose
and valve ) pada crankcase Lakukan check kompresi atau kebocoran
pada cylinder

13
Total Acid Number (TAN)

Manfaat pemeriksaan ini adalah untuk


SEBAB
mengukur kadar bahan yang bersifat asam
Overheating
dalam pelumas. Pengukuran biasanya
Lifetime oli yang berlebihan
dilakukan dengan potentiometer
Salah menggunakan tipe oli
( perubahan dalam beda potensial ) atau
Terjadinya oksidasi yang berlebihan
dengan cara titrasi colorimetric
( perubahan dalam warna indicator ). TAN
dilaporkan dalam satu angka yang
menggambarkan kandungan asam korosif.
Peningkatan dari angka TAN dikaitkan
dengan peningkatan proses oksidasi yang
terjadi pada pelumas, atau terjadi
kontaminasi dengan produk asam.

AKIBAT
Kemampuan oli menurun
Teradinya peningkatan keausan
Terjadinya karat pada komponen metal
Peningkatan keasaman pada oli
Penurunan kemampuan additive

PEMECAHANNYA

Ikuti petunjuk rekomendasi yang Gunakan tipe oli dengan benar / uji
dikeluarkan oleh pabrik mengenai interval spesifikasi TAN pada oli baru
lifetime pemakaian oli dan kurangi interval
lifetime pemakaian oli jika engine beroperasi Ganti oli
melebihi batas standard-nya / over

14
Total Base Number (TBN)

Angka ini menggambarkan banyaknya


SEBAB
bahan bersifat basa dalam pelumas. TBN
Kandungan sulfur yang tinggi pada solar
ditentukan dengan cara titrasi
Overheating
potentiometric ( perubahan dalam beda
Lifetime oli yang berlebihan
potensial ). Angka ini menunjukkan (
Salah menggunakan tipe oli
menggambarkan ) kemampuan dari
pelumas untuk menyerap ( menetralkan )
asam korosif seperti asam mineral yang
terbentuk dari sulfur, chlorine, dan
bromine. Penurunan yang cukup besar
dari TBN, dikaitkan dengan terjadinya
korosi pada bagian mesin seperti ring dan
cylinder liner dan akan meningkatkan
terjadinya endapan varnish.

AKIBAT
Terjadinya kenaikan TAN
Kemampuan oli menurun
Teradinya peningkatan keausan
Terjadinya karat pada komponen metal
Peningkatan keasaman pada oli

PEMECAHANNYA
Gunakan solar dengan kandungan sulfur Gunakan tipe oli dengan benar / uji
yang rendah spesifikasi TBN pada oli baru

Ikuti petunjuk rekomendasi yang Ganti oli


dikeluarkan oleh pabrik mengenai interval
lifetime pemakaian oli dan kurangi interval Tes spesifikasi solar yang digunakan
lifetime pemakaian oli jika engine beroperasi
melebihi batas standard-nya / over

15
Langkah Awal

Langkah Awal Untuk Meningkatkan Kualitas


Program Analisa Pelumas

1. Ambil sample oli secara berkala

2. Pastikan proses sampling dilakukan secara konsisten

3. Sajikan informasi mengenai unit dan pelumas berdasarkan data


yang jelas / fakta

4. Jangan tunda pengiriman sample untuk dianalisa

5. Periksa, analisa dan pergunakan hasil analisa pelumas

6. Informasikan ke Technical Officer / Oil Analysis jika didapatkan


masalah dan ketidakjelasan perihal analisa pelumas

7. Berikan informasi ke pengguna analisa pelumas ( maintenance )


dan pergunakan manual ( Kowa Book ), material, dan alat yang telah
distandardkan

8. Ingat! Ini adalah suatu program dimana akan bermanfaat jika


informasi dari laporan tersebut digunakan.

16
Daftar Pustaka

- Understanding oil analysis ( Oil Lab 2000 )

- Handbook Pennzoil ( WGI Version )

- Handbook oil analysis ( Corelab Indonesia )

- Handbook Trust ( Lubricants Handbook )

17

Anda mungkin juga menyukai