Anda di halaman 1dari 14

ETIKA PROFESI

PERAN, FUNGSI DAN


KOMPETENSI AHLI GIZI
SEBAGAI PENYULUH GIZI

Kelompok 5 :
1. Anggi Okticah
2. Meiza Qoneta
3. Sonia Noptriani
4. Ulfa Anatri Lingga
• Memasuki era globalisasi yang ditandai dengan
adanya persaingan pada berbagaiaspek,
diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang
LATAR
berkualitas tinggi agarmampu bersaing dengan
negara lain.
BELAKANG
• Profesi gizi dan profesi kesehatan lain, dalam
sejarahnya merupakan cabang dari profesi
kedokteran. Profesi gizi dituntut untuk mampu
menunjukkan profesionalisme yang lebihtinggi bila
ingin ditempatkan sejajar dengan profesi lain.
Sebagai tenaga profesi yangmelakukan
kegiatan/praktik kegizian tentunya mempunyai
pedoman yang bertujuan untukmencegah
terjadinya tumpang tindih kewenangan antar
profesi kesehatan.
• Profesi gizi adalah suatu pekerjaan di bidang gizi yang
dilaksanakan berdasarkan suatu keilmuan(body of
knowledge), memiliki kompetensi yang diperoleh melalui
pendidikan yang berjenjang, memiliki kode etik dan
bersifat melayani masyarakat. Sebagai profesi, ahli gizi
dituntut memiliki pengetahuan sikap dan keterampilan
yang dibutuhkan dalam melaksanakan: asuhan gizi klinik,
penyelenggaraan makananinstitusi, pelayanan gizi
masyarakat, penyuluhan gizi serta menyediakan pelatih
sebagai konsultan gizi
Rumusan masalah

• Apa saja peran ahli gizi sebagai


penyuluh gizi?
• Apakah fungsi dari ahli gizi
sebagai penyuluh gizi?
• Bagaimana kompetensi yang
ada di ahli gizi sebagai
penyuluh?
Tujuan

• Untuk mengetahui peran ahli


gizi sebagai penyuluh gizi
• Untuk memahami fungsi dari ahli
gizi sebagai penyuluh gizi
• Untuk mengetahui dan
memahami kompetensi yang ada
di ahli gizi sebagai penyuluh.
Peran Ahli Gizi Sebagai
Penyuluh Gizi

• Penyuluh gizi yakni seseorang yang


memberikan penyuluhan gizi yang
merupakan suatu upaya menjelaskan,
menggunakan, memilih, dan mengolah
bahan makanan untuk meningkatkan
pengetahuan, sikap, dan perilaku
perorangan atau masyarakat
dalammengonsumsi makanan sehingga
meningkatkan kesehatan dan gizinya
(Kamus Gizi, 2010).
• Penyuluhan gizi sebagian besarnya dilakukan
dengan metode ceramah (komunikasi satu arah),
walaupun sebenarnya masih ada beberapa
metode lainnya yang dapat digunakan. Berbeda
dengan konseling yang komunikasinya dilakukan
lebih pribadi, penyuluhan gizi disampaikan lebih
umum dan biasanya dapat menjangkau sasaran
yang lebih banyak.
peran ahli gizi juga dapat
dikaji pada rincian di bawah
ini:
A. Ahli Gizi
1. Pelaku tatalaksana/asuhan/pelayanan gizi klinik.
2. Pengelola pelayanan gizi di masyarakat.
3. Pengelola tatalaksana/asuhan/pelayanan gizi di
RS.
4. Pengelola sistem penyelenggaraan makanan
institusi/masal.
5. Pendidik/penyuluh/pelatih/konsultan gizi.
6. Pelaksana penelitian gizi.
7. Pelaku pemasaran produk gizi dan kegiatan
wirasuara.
8. Berpartisipasi bersama tim kesehatan dan tim
lintas sektoral.
9. Pelaku praktik kegizian yang bekerja secara
profesional dan etis.
B. Ahli Madya Gizi
1. Pelaku tatalaksana/asuhan/pelayanan
gizi klinik.
2. Pelaksana pelayanan gizi masyarakat.
3. Penyelia sistem penyelenggaraan
makanan Institusi/massal.
4. Pendidik/penyuluh/pelatih/konsultan
gizi.
5. Pelaku pemasaran produk gizi dan
kegiatan wirasuara.
6. Pelaku praktik kegizian yang bekerja
secara profesional dan etis
Fungsi Ahli Gizi Sebagai
Penyuluh Gizi

• Ahli gizi adalah tenaga spesialis yang


bertugas memberikan saran dan
informasi kepada pasien tentang
penatalaksanaan gizi dan masalah
kesehatan. Adapun fungsi penyuluh
ahli gizi sebagai penyuluh gizi itu
sendiri adalah melakukan promosi gizi,
mengembangkan pelayanan gizi
kepada masyarakat, dan memelihara
hubungan persahabatan yang harmonis
dengan masyarakat.
• Melalui ahli gizilah salah satu cara
masyarakat dapat mengetahui berbagai
informasi dan isu-isu kesehatan,
khususnya yang berhubungan dengan
gizi.
Standar Kompetensi Ahli
Gizi
• Standar kompetensi ahli gizi disusun berdasarkan
jenjang kualifikasi dan jenisnya. Jenisahli gizi
yang ada saat ini yaitu ahli gizi dan ahli madya
gizi dimana wewenang dan tanggung jawabnya
berbeda. Mengingat bahwa untuk menanggulangi
hal tersebut, dibutuhkan tenaga dan ilmuwanyang
dinamis, mandiri dan menjunjung etik profesional
yang tinggi sehingga dapatmemberikan kontribusi
dalam upaya berbagai pengembangan ilmu dan
pelayanan kesehatandi berbagai bidang termasuk
bidang gizi. Keberadaan seorang ahli gizi sangat
diperlukan untukmeningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Pelayanan gizi berada dimana-mana
dan kapan sajaselama masyarakat dan individu
masih mau untuk hidup sehat dalam siklus
kehidupanmanusia.
Standar Kompetensi Ahli
Gizi sebagai Penyuluh Gizi
KESIMPULAN
• Peran ahli gizi sebagai enyuluh gizi yakni
seseorang yang memberikan penyuluhan gizi
yang merupakan suatu upaya menjelaskan,
menggunakan, memilih, dan mengolah bahan
makanan untuk meningkatkan pengetahuan,
sikap, dan perilaku perorangan atau masyarakat
dalam mengonsumsi makanan sehingga
meningkatkan kesehatan dan gizinya.
• Fungsi penyuluh ahli gizi sebagai penyuluh gizi itu
sendiri adalah melakukan promosi gizi,
mengembangkan pelayanan gizi kepada
masyarakat, dan memelihara hubungan
persahabatan yang harmonis dengan
masyarakat.
• Kompetensi yang dimiliki ahli gizi sebagai
penyuluh gizi ialah mampu menggali dan bertukar
informasi secara verbal dan non -verbal dengan
klien pada semua usia, mampu memanfaatkan
teknologi informasi program gizi masyarakat,
penyelenggaraan makanan, danclinicalnutrition.
Saran

• Sebagai ahli gizi sudah


seharusnya menerapkan peran,
fungsi dan kompetensi yang ada,
selain itu perlu adanya
peningkatan standarisasi
kompetensi ataupun standarisasi
praktek professional.
Sumber

• Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia. 2018. Etika
Profesi. Badan Pengembangan
Dan Pemberdayaan Sumber
Daya Manusia Kesehatan. Hal :
49-53
• Persagi, AIPGI, AIVOGI.
2018.StandarKompetensiNutrisio
nis. Jakarta.

Your Text Here

TRANSITIONAL PAGE

Anda mungkin juga menyukai