Anda di halaman 1dari 16

DEPARTEMEN KEUANGAN DIT.

SISTEM PENGANGGARAN

TRAINING
PENYUSUNAN KERANGKA ACUAN KERJA (TOR)
DAN RINCIAN ANGGARAN BIAYA (RAB)
SEBAGAI DOKUMEN PENDUKUNG

DEPARTEMEN KEUANGAN R.I.


DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN
2008
OUTLINE

1. DASAR HUKUM
2. PENGERTIAN
3. FUNGSI TOR
4. KOMPONEN TOR
5. CONTOH
6. PERMASALAHAN
7. SOLUSI
8. PENUANGAN RAB DALAM RKA-KL
DASAR HUKUM (1)
Pasal 10 Ayat (5) PP 21 Tahun 2004 tentang
Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran
Kementerian Negara/Lembaga (RKA-KL)
menyatakan bahwa Kementerian Keuangan (c.q
DJA) melakukan penelaah RKA-KL meliputi :
 Kesesuaian RKA-KL hasil pembahasan DPR dengan
SE tentang Pagu Sementara;
 Kesesuaian RKA-KL dengan Prakiraan maju yang
telah disetujui;
 Kesesuaian RKA-KL dengan Standar Biaya yang telah
ditetapkan;
DASAR HUKUM (2)
Pasal 3 PMK No.80/PMK.05/2007 tanggal
18 Juli 2007 tentang Petunjuk Penyusunan
dan Penelaahan RKA-KL tahun 2008
menyatakan dalam hal Standar Biaya belum
ditetapkan maka, Kerangka Acuan
Kerja/Term of Reference (TOR) dan Rincian
Anggaran Biaya (RAB) menjadi salah satu
acuan dalam penelaahan RKA-KL.
PENGERTIAN (1)
Kerangka Acuan Kerja/Term of Reference (TOR)
adalah suatu dokumen yang berisi penjelasan/
keterangan mengenai kegiatan yang diusulkan untuk
dianggarkan dan perkiraan biayanya. Komponennya
terdiri dari uraian mengenai apa (what), mengapa
(why), siapa (who), kapan (when), lokasi (where),
bagaimana (how), dan berapa perkiraan biaya (how
much) yang dibutuhkan suatu kegiatan.
PENGERTIAN (2)
Rincian Anggaran Biaya (RAB) adalah penjabaran
lebih lanjut dari unsur perkiraan biaya (how much)
yang dibutuhkan dalam TOR dan sekurang-
kurangnya memuat :
Komponen-komponen input dari kegiatan;
Perhitungan biaya satuan, volume dan jumlah
biaya masing-masing komponen;
Jumlah total biaya yang menunjukkan biaya
keluaran/output.
FUNGSI TOR

Informasi yang disajikan dalam TOR dapat


berfungsi sebagai :
1. Alat bagi pimpinan untuk melakukan pengendalian
kegiatan yang dilakukan oleh bawahannya.
2. Alat bagi para Perencana Anggaran untuk menilai
urgensi pelaksanaan kegiatan tersebut dari sudut
pandang keterkaitan dengan Tupoksi.
3. Alat bagi pihak-pihak pemeriksa untuk melakukan
pemeriksaan realisasi kegiatan tersebut.
KOMPONEN TOR (1)
1. What, menguraikan mengenai kegiatan dan output apa
yang akan dihasilkan. Berarti tujuan yang akan dicapai oleh
kegiatan tersebut secara eksplisit sudah dijelaskan dalam
TOR. Apa yang mau dicapai, apa yang akan dihasilkan
sudah barang tentu menjadi target dari pelaksanaan
kegiatan dimaksud.
2. Why, menerangkan tentang alasan perlunya kegiatan
tersebut dilaksanakan dalam hubungannya dengan tugas
pokok dan fungsi Satuan Kerja (Satker) tersebut. Kegiatan
yang dilakukan oleh suatu Satker, harus mengacu pada
Tupoksi–nya.
3. Who, menjelaskan tentang penanggung jawab kegiatan dan
siapa sasaran yang akan menerima layanan tersebut.
KOMPONEN TOR (2)
4. When, menjelaskan rencana waktu pelaksanaan kegiatan.
5. Where, menerangkan tentang lokasi penyelenggaraan
kegiatan.
6. How Long, menjelaskan tentang waktu yang diperlukan
untuk menjalankan kegiatan.
7. How, menjabarkan tentang bagaimana kegiatan tersebut
akan dilaksanakan termasuk metode yang akan digunakan.
8. How Much menguraikan tentang rencana biaya yang
diperlukan untuk melaksanakan kegiatan tersebut yang
dirinci dalam Rincian Anggaran Biaya (RAB).
CONTOH TOR
CONTOH RAB
PERMASALAHAN
1. TOR yang diajukan K/L sebagai dasar penelaahan RKA-
KL belum memenuhi norma/aturan yang ada.
2. Bahkan usulan kegiatan dalam RKA-KL tidak disertai
dengan TOR.
Dampak Permasalahan:
1. Jika TOR tidak sesuai norma/aturan atau tidak
disertakan dalam usulan RKA-KL maka, alokasi dana
suatu kegiatan akan diberi tanda bintang.
2. Tanda bintang pada RKA-KL dan DIPA menjadi indikator
bahwa perencanaan belum sempurna dan akan
berimbas pada keterlambatan proses pencairan dana.
Namun apabila tidak diberi tanda bintang akan menjadi
temuan Itjen (Dep. Keu) yang mengindikasikan adanya
pengalokasian dana tanpa data dukung yang memadai.
SOLUSI
1. Setiap satker telah mempersiapkan diri dengan usulan
kegiatan yang akan dilaksanakan.
2. Usulan tersebut telah dilengkapi dengan TOR dan RAB
sebagai dasar untuk disetujuinya alokasi anggaran dari
Kementerian/Lembaga pada level pusat.
3. Tahapan berikutnya adalah Penuangan RAB dalam
RKA-KL.
4. Bila hal ini telah dilakukan oleh setiap satker maka
masalah kekurangan data dukung tidak akan terjadi
lagi pada saat penelaahan dengan DJA.
5. Disamping itu pada saat penelaahan sebaiknya
softcopy (disket) TOR dan RAB dibawa sehingga apabila
ada koreksi setelah penelaahan dapat diganti/
diperbaiki.
PENUANGAN RAB DALAM RKA-KL (1)

SWAKELOLA
Mencantumkan seluruh komponen yang
tertuang dalam RAB dengan memperhatikan
kode Bagan Akun Standar (dahulu disebut
MAK) yang sesuai dengan jenis belanjanya.
PENUANGAN RAB DALAM RKA-KL (2)
KONTRAKTUAL :
Pencantuman dalam RKA-KL hanya menggunakan satu
Bagan Akun Standar yang sesuai dengan jenis
kegiatannya.
Dalam contoh kasus RAB Kegiatan Atase tersebut,
Penuangan dalam RKA-KL menjadi satu baris saja yaitu :
Kegiatan Asistensi pada Kantor
ATDIKBUD
Sub Kegiatan Asistensi pada Kantor
ATDIKBUD

Akun Belanja Jasa Rp 1.000.000.000,-


' I

I
I
I \

' ''
,
I

Anda mungkin juga menyukai