Anda di halaman 1dari 32

Aktualisasi Pancasila

 AKTUALISASI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN


 AKTUALISASI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN KAMPUS
 TRIDARMA PERGURUAN TINGGI
 BUDAYA AKADEMIK

Abdul fattah
Erina Indrianti
Musyfia Adla
Regina
Wayan Bayu Sumandika
Pengertian Aktualisasi
Pancasila

AKTUALISASI PANCASILA BERARTI


PENJABARAN NILAI-NILAI PANCASILA
DALAM BENTUK NORMA-NORMA, SERTA
MEREALISASIKANNYA DALAM KEHIDUPAN
BERBANGSA DAN BERNEGARA.
AKTUALISASI PANCASILA

SUBYEKTIF OBYEKTIF

realisasi penjabaran nilai-nilai


Pancasila dalam bentuk
norma-norma dalam setiap
aspek penyelenggara negara,
Realisasi penjabaran nilai- baik dibidang legislatif,
nilai Pancasila dalam bentuk eksekutif, yudikatif maupun
norma-norma dalam setiap semua bidang kenegaraan
pribadi, perseorangan, setiap lainnya.
warga negara, setiap individu,
setiap penduduk, setiap
penguasa dan setiap orang
Indonesia.
Implementasi Pancasila
dengan Aspek Kehidupan

PANCASILA HARUS DIIMPLEMENTASIKAN DALAM SEGALA


TINGKAT KEHIDUPAN, MULAI DARI KEHIDUPAN
PRIBADI, BERMASYARAKAT, BERBANGSA DAN
BERNEGARA (PANCASILA), DAN DALAM SEGALA ASPEK
MELIPUTI POLITIK, EKONOMI, SOSIAL BUDAYA, DAN
HUKUM SEBAGAI BERIKUT
BIDANG POLITIK

 Landasan aksiologis (sumber nilai) system politik


Indonesia adalah dalam pembukaan UUD 1945
alenia IV
 system politik Indonesia adalah Demokrasi
pancasila.
 demokrasi pancasila itu merupakan system
pemerintahan dari rakyat dalam arti rakyat adalah
awal mula kekuasaan Negara sehingga rakyat harus
ikut serta dalam pemerintahan untuk mewujudkan
suatu cita-cita
BIDANG POLITIK II

 segala unsur-unsur dalam organisasi sosial politik


seperti para ASN dan petinggi negara wajib
mengamalkan ideologi pancasila agar terhindar dari
ideologi lain
 mereka warga negara Indonesia, juga sebagai abdi
masyarakat, dengan begitu maka segala kendala
akan mudah dihadapi dan tujuan serta cita-cita
hidup bangsa Indonesia akan terwujud.
BIDANG EKONOMI

 Ekonomi menurut pancasila adalah berdasarkan asas


kebersamaan, kekeluargaan artinya walaupun terjadi
persaingan namun tetap dalam kerangka tujuan bersama
sehingga tidak terjadi persaingan bebas yang mematikan.
 Dengan demikian pelaku ekonomi di Indonesia dalam
menjalankan usahanya tidak melakukan persaingan
bebas, meskipun sebagian dari mereka akan mendapat
keuntungan yang lebih besar dan menjanjikan.
 Hal ini dilakukan karena pengamalan dalam bidang
ekonomi harus berdasarkan kekeluargaan. Jadi interaksi
antar pelaku ekonomi sama-sama menguntungkan dan
tidak saling menjatuhkan.
Pilar Sistem Ekonomi Pancasila yang meliputi :

• ekonomika etik dan ekonomika


humanistik
• nasionalisme ekonomi & demokrasi
ekonomi
• ekonomi berkeadilan sosial.
BIDANG EKONOMI II

KENYATAAN PAHIT EKONOMI INDONESIA


pada kenyataannya, sejak pertengahan 1997 krisis
ekonomi yang menimpa Indonesia masih
terasa hingga hari ini. Di tingkat Asia, Indonesia
yang oleh sebuah studi dari The World Bank (1993)
disebut sebagai bagian dari Asia miracle economics,
the unbelieveble progress of development, ternyata
perekonomiannya tidak lebih dari sekedar
economic bubble, yang mudah sirna begitu
diterpa badai krisis (World Bank, 1993).
KENYATAAN PAHIT EKONOMI INDONESIA

 Fakta yang menyedihkan adalah Indonesia sudah


mencapai tingkat ketergantungan (kecanduan) yang
sangat tinggi terhadap utang luar negeri. Sampai sejauh
ini belum ada resep yang manjur untuk bisa keluar dari
belitan utang.
 Keputusan pemerintah yang terkesan tergesa-gesa dalam
mengambil kebijakan untuk segera memasuki
industrialisasi dengan meninggalkan agraris, telah
menciptakan masalah baru bagi national economic
developmen
 Jika hingga saat ini kualitas perekonomian belum
menampakkan perubahan yang signifikan, tidak
menutup kemungkinan, akan mendapat pukulan
mahadasyat dari arus globalisasi.
KENYATAAN PAHIT EKONOMI INDONESIA

 Kekhawatiran ini muncul, karena pemerintah dalam proses


pemberdayaan masyarakat lemah masih parsial dan cenderung
dualisme, antara kemanjaan (ketergantungan) pemerintah
kepada IMF, sementara keterbatasan akomodasi bentuk
perekonomian masyarakat yang tersebar (diversity of economy
style) di seluruh pelosok negeri tidak tersentuh.
 terlihat jelas pada kebijakan-kebijakan pemerintah yang tidak
proporsional, tidak mencerminkan model perekonomian yang telah
dibangun oleh para Founding Father terdahulu.
 Contohnya :
pencabutan subsidi di tengah masyarakat yang sedang sulit mencari
sesuap nasi, mengelabuhi masyarakat dengan raskin (beras untuk rakyat
miskin), atau jaring pengaman sosial (JPS) lain yang selalu salah alamat.
BIDANG SOSIAL BUDAYA

Sikap yang harus ditunjukkan oleh masyarakat


Indonesia sebagai pengamalan dari Pancasila dalam
menghadapi nilai-nilai globalisasi, terutama dalam
kehidupan sosial budaya.
Berikut sikap pengamalan dari pancasila dalam
menghadapi kehidupan sosial saat ini:
1. Gaya hidup masyarakat harus diselaraskan dengan
nilai, norma, estetika, terutama yang berkaitan dengan
mode pakaian, pergaulan dan kebiasaan hidup, serta
adat istiadat.
BIDANG SOSIAL BUDAYA

2. Sikap individualisme yang memengaruhi budaya


masyarakat Indonesia yang biasa bergotong-royong
dan kekeluargaan. Hal tersebut perlu diperhatikan
dalam kehidupan sosial masyarakat Indonesia.
3. sikap yang lebih mementingkan nilai materi
daripada yang lainnya dapat merusak sendi-sendi
kehidupan yang menjunjung keadilan dan moralitas.
Selain itu, sekularisme perlu juga diwaspadai karena
Indonesia sebagai negara yang menjunjung tinggi
nilai-nilai Ketuhanan.
BIDANG SOSIAL BUDAYA

tetapi dimasa yang akan datang kemajemukan


masyarakt Indonesia yang sangat heterogen ditandai
dengan adanya sinergi dari peran, fungsi dan
profesionalisme individu atau kelompok.
mengapa bisa terjadi? Dikarnakan filter Pancasila
tidak berperan optimal, itu terjadi karena pengamalan
Pancasila tidak sepenuhnya dilakukan oleh bangsa
Indonesia.
BIDANG HUKUM

prinsip-prinsip yang berbasis pada filosofi kemanusiaan dalam nilai-


nilai Pancasila, antara lain:
 Perdamaian—bukan perang.
 Demokrasi—bukan penindasan.
 Dialog—bukan konfrontasi.
 Kerjasama—bukan eksploitasi.
 Keadilan—bukan standar ganda.
Namun saat ini betapa rapuhnya sistem dan penegakkan hukum (law
enforcement) di negeri ini dan karena itu merupakan salah satu
kendala utama yang menghambat kemajuan bangsa, sistem hukum
yang masih banyak mengacu pada sistem hukum kolonial,
penegakkan hukum yang masih terkesan tebang pilih, belum
konsisten merupakan mega pekerjaan rumah serta jalan panjang yang
harus ditempuh dalam bidang hukum, Kepercayaan masyarakat
terhadap supremasi hukum, termasuk lembaga-lembaga penegak
hukum, kian terpuruk .
Aktualisasi Pancasila
Dalam Kehidupan Kampus

REALISASI PENJABARAN NILAI-NILAI


PANCASILA DALAM BENTUK NORMA- NORMA
DALAM SETIAP ASPEK KEHIDUPAN KAMPUS
Kampus sebagai Moral Force Pengembangan
Hukum

Dalam bidang hukum, kampus dapat memberikan bekal


pengetahuan dan pengertian hukum secara benar kepada
masyarakat, melalui tiga tingkatan yaitu:
a. Interpretasi, bertujuan untuk mengetahui pengertian obyektif dari
apa yang termaktub dalam peraturan hukum.
b. Kontruksi, adalah pembentuka juridis, yang terdiri atas bagian-
bagian atau unsur yang tertentu, dengan tujuan agar apa yang termaktub
dalam pembentukan itu merupakan pengertian yang jelas dan terang.
c. Sistematik, adalah mengadakan sistem dalam suatu bagian hukum
pada khususnya atau seluruh bidang hukum pada umumnya.
Ketika kampus , melalui kegiatan akademik dan pengabdian
pada masyarakat mampu memberikan penerangan dan
pengertian yang benar kepada masyarakat, maka itu merupakan
sumbangan yang sangat besar dalam pengembangan dan
penegakan supremasi hukum di Indonesia.
Kampus sebagai Moral Force Pengembangan
HAM

Hak asasi manusia adalah hak-hak dasar yang dimiliki


setiap orang, yang diberikan oleh Tuhan, dan dijamin oleh
PBB. Pernyataan umum tentang hak –hak asasi manusia
harus disebarkan, diinformasikan , dan dilaksanakan oleh
setiap negara.
Kampus perlu terus memberikan pelajaran dan pengkajian
akademis mengenai hak-hak dasar manusia yang dijamin
oleh Pancasila (undang-undang) dan piagam HAM PBB.
Mayarakat kampus, masyarakat umum, dan juga
pemerintah perlu memperjuangkan tegaknya HAM di
tanah air. Warga kampus dapat menjadi inisiator,
fasilitator, pengawas atas pengembangan HAM. Dalam
konteks inilah kampus dapat menjadi moral force
pengembangan HAM.
Contoh Penerapan Pancasila Dalam
Kehidupan Kampus

Contoh penerapan sila “Ketuhanan Yang Maha Esa” di


masyarakat dan di kampus
 Percaya dan Taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai
dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut
dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
 Hormat menghormati dan bekerjasama antar pemeluk agama
dan kepercayaan yang berbeda-beda.
 Membina kerukunan hidup antar dan sesama umat beragama.
 Hormat-menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai
dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
 Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada
orang lain.
Contoh Penerapan Pancasila Dalam
Kehidupan Kampus

Sila “Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab”


Contohnya di masyarakat dan di kampus
 Mengakui dan mempelakukan manusia sesuai harkat
dan martabatnya sebagai makhluk ciptaan Tuhan.
 Mengakui dan menghargai kesamaan drajat antar umat
manusia.
 Mengembangkar rasa saling mencintai dan menyayangi
sesama manusia.
 Tidak berlaku semena-mena terhadap orang lain.
 Harus berani membela kebenaran.
 Saling menghormati dan bekerjasama sesama manusia.
Contoh Penerapan Pancasila Dalam
Kehidupan Kampus

Sila “Persatuan Indonesia”


Contohnya di masyarakat dan di kampus
Apabila ada kerja bakti atau gotong royong di
masyarakat atau di kampus hendaknya semua warga
atau mahasiswa ikut melaksanakanya dan
menyangkut seluruh elemen masyarakat, tidak
memandang kedudukan jabatan, ekonomi, atau
bahkan pendidikan.
Contoh Penerapan Pancasila Dalam
Kehidupan Kampus

Sila “kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam


permusyawaratan perwakilan”
 Setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang
sama
 Mengutamakan musyawarah diliputi oleh semangat kekeluargaan dalam
mengambil keputusan untuk kepentingan bersama serta tidak
memaksakan kehendak kepada orang lain.
 Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai
sebagai hasil musyawarah serta melaksanakan hasil keputusan
musyawarah dengan penuh rasa tanggung jawab.
 Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadi dan golongan serta bertanggung jawab kepada Tuhan
Yang Maha Esa.
 Mempergunakan akal sehat sesuai dengan hati nurani yang luhur dalam
bermusyawarah.
 Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk
melaksanakan pemusyawaratan.
Contoh Penerapan Pancasila Dalam
Kehidupan Kampus

Sila “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”


Nilai Keadilan sosial
 Suka bergotong-royong serta mengembangkan sikap
kekeluargaan dan adil terhadap sesama.
 Menghormati hak orang lain serta menjaga
keseimbangan antara hak dan kewajiban.
 Suka menolong orang lain dan menghindari sikap
pemerasan.
 Menyadari bahwa hak milik berfungsi sosial dan
mempraktekkan dalam kehidupan sosial.
 Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan
kemajuan dan kesejahteraan yang merata dan
berkeadilan sosial
TRI DHARMA PERGURUAN
TINGGI

TRI DHARMA PERGURUAN TINGI MERUPAKA


SALAH SATU TUJUAN PENCAPAIN YANG
HARUS DILAKUKAN OLEH PERGURUAN
TINGGI TERSEBUT.
Tri Dharma Perguruan Tinggi terdiri dari 3 poin

Pendidikan Penelitian Pengabdian


Dan Dan Kepada
Pengajaran pengembangan Masyarakat
1.Pendidikan dan Pengajaran.

Pendidikan dan pengajaran yang baik akan


menghasilkan bibit unggul dari suatu perguruan tinggi
yang akan mampu membawa bangsa ini kearah
bangsa yang lebih maju .Sesuai dengan pembukaan
undang – udang dasar 1945 yang berbunyi,
mencerdaskan kehidupan bangsa. Maka pendidikan
dan pengajaran harus menjadi pokok dan sumber
utama dalam mencapaitujuan dari perguruan tinggi.
2.Penelitian dan Pengembangan

Dari penelitian dan pengembangan maka mahasiswa


mampu mengembangkan ilmu dan teknologi .
Mahasiswa harus mampu memanfaatkan penelitian
dan pengembangan ini dalam suatu proses
pembelajaran untuk memporoleh suatu perubahan –
perubahan yang akan membawa Indonesia kearah
yang lebih maju dan terdepan.
3.Pengabdian Kepada Masyarakat

Pengabdian kepada masyarakan dapat dilakukan


dengan berbagai kegiatan positif. Seperti yang kita
ketahui selama ini bahwasannya mahasiswa adalah
penyambung lidah rakyat, agent of change dan lainya.
Maka dari itu mahasiwa haru mengetahui porsi dari
tugas meraka masing – masing dalam mengabdi
kepada masyarakat.
BUDAYA AKADEMIK

BUDAYA AKADEMIK, TIDAK DAPAT DILEPASKAN


DARI PROSES BELAJAR MENGAJAR DAN
PENELITIAN DALAM ARTI LUAS.
Empat tahap belajar

1. Mahasiswa berorientasi tehadap unsur-unsur ilmu


yang penting, termasuk cara-cara penalaran yang khas
untuk bidang itu.
2. Mahasiswa berlatih melakukan kegiatan-kegiatan
bernalar itu, melalui kaitannya satu dengan yang lain.
3. Mahasiswa mendapat kesadaran tentang hasil
belajar yang telah ia capai.
4. Mahasiswa melanjutkan proses belajar dengan
cara orientasi latihan pemeriksaan.
Secara lebih luas, budaya akademik akan
tercermin dalam fungsi-fungsi belajar yaitu:

1. Fungsi kognitif
2. Fungsi afektif
3. Fungsi motorik
Budaya akademik dapat diciptakan bila kondisi, semangat dan
perilaku civitas akademika untuk mendapatkan ilmu pengetahuan
begitu intens, hidup dan berjalan tanpa gangguan. Budaya akademik
berintikan proses belajar mengajar dan kegiatan penelitian ilmiah
untuk mendapatkan pengetahuan baru melalui beragam kegiatan
akademik.
Budaya akademik, dengan budaya belajar sebagai intinya, tidak boleh
terlepas dari tuntutan Tuhan Yang Maha Esa dalam:
1. Menyusun suatu dasar pemikiran
2. Melihat suatu masalah
3. Merumuskan jawaban dan pemecahan serta
4. Memberikan penjelasan yang berdasar dan mendasar
Yang terpenting adalah bagaimana rakyat, terutama kalangan elite nasional,
melaksanakan Pancasila dalam segala sendi kehidupan berbangsa dan bernegara.
Jangan lagi menjadikan Pancasila sekadar rangkaian kata-kata indah tanpa makna.
Jika begitu, maka Pancasila tak lebih dari rumusan beku yang tercantum dalam
Pembukaan UUD ’45. Pancasila akan kehilangan makna bila para elite tidak mau
bersikap atau bertindak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Bila Pancasila tidak
tersentuh dengan kehidupan nyata, Pancasila tidak akan bergema. Maka, lambat-laun
pengertian dan kesetiaan rakyat terhadap Pancasila akan kabur dan secara perlahan-
lahan menghilang.
Presiden Soekarno menegaskan bahwa ideologi Pancasila tidak berdasarkan faham
liberalisme ala dunia Barat dan faham sosialis ala dunia Timur. Juga bukan
merupakan hasil kawinan keduanya. Tetapi, ideologi Pancasila lahir dan digali dari
dalam bumi Indonesia sendiri. Secara singkat Pancasila berintikan Ketuhanan Yang
Maha Esa (sila pertama), nasionalisme (sila kedua), internasionalisme (sila ketiga),
demokrasi (sila keempat), dan keadilan sosial (sila kelima)
Pancasila bukan hanya sekadar fondasi nasional negara Indonesia, tetapi berlaku
universal bagi semua komunitas dunia internasional. Kelima sila dalam Pancasila telah
memberikan arah bagi setiap perjalanan bangsa-bangsa di dunia dengan nilai-nilai
yang berlaku universal. Tanpa membedakan ras, warna kulit, atau agama, setiap
negara selaku warga dunia dapat menjalankan Pancasila dengan teramat mudah. Jika
demikian, maka cita-cita dunia mencapai keadaan aman, damai, dan sejahtera, bukan
lagi sebagai sebuah keniscayaan, tetapi sebuah kenyataan. Karena cita-cita Pancasila
sangat sesuai dengan dambaan dan cita-cita masyarakat dunia.

Anda mungkin juga menyukai