Anda di halaman 1dari 17

MASERASI

Disusun Oleh:
Puja Naila Y. (173020006)
Afilina Yunas A. (173020007)
Hani Haswati (173020009)
MASERASI

Maserasi merupakan salah satu metode ekstraksi yang


dilakukan melalui perendaman serbuk bahan dalam larutan
pengekstrak. Metode ini digunakan untuk mengekstrak zat
aktif yang mudah larut dalam cairan pengekstrak dan tidak
mengembang dalam pengekstrak.
ALAT MASERASI

Keterangan :
A : Bejana untuk maserasi berisi bahan
yang sedang dimaserasi
B : Tutup
C : Pengaduk yang di gerakkan secara
mekanik
Metode ekstraksi dipilih berdasarkan beberapa faktor,
seperti sifat dari bahan mentah tanaman dan daya
penyesuaian dengan tiap macam metode ekstraksi dan
kepentingan dalam memperoleh ekstrak dari tanaman.
Sifat dari bahan mentah
tanaman merupakan faktor utama yang harus
dipertimbangkan dalam memperoleh metode ekstraksi.
VARIASI METODE MASERASI
• Digesti
Digesti merupakan maserasi menggunakanpemanasan
lemah (40-50°C).
• Maserasi pengadukan kontinyu
Maserasi pengadukan kontinyu merupakan maserasi
yang dilakukan pengadukan secara terus-menerus,
misalnya menggunakan shaker, sehingga dapat
mengurangi waktu hingga menjadi 6-24 jam.
• Remaserasi
Remaserasi merupakan maserasi yang dilakukan
beberapa kali.
• Maserasi melingkar
Maserasi melingkar merupakan maserasi yang cairan
pengekstrak selalu bergerak dan menyebar.
• Maserasi melingkar bertingkat
Maserasi melingkar bertingkat merupakan maserasi
yang bertujuan untuk mendapatkan pengekstrakan yang
sempurna.
KELEBIHAN METODE
MASERASI

• Biayanya yang murah


• Mudah untuk dilakukan
• Peralatannya sederhana
• Tanpa pemanasan sehingga tidak merusak
senyawa di dalamnya
CONTOH PENGAPLIKASIAN
METODE MASERASI
Contoh pengaplikasian metode ekstraksi menggunakan
metode maserasi yaitu salah satunya pada pengambilan
senyawa kurkumin pada ekstrak kunyit. Karena kebayakan
ekstraksi menggunakan bahan baku dari tumbuhan.
Tujuan dari pengaplikasian metode maserasi pada
pengambilan senyawa kurkumin pada ekstrak kunyit ini
adalah menentukan jenis pelarut yang tepat, sehingga
diperoleh senyawa kurkumin yang tinggi dari ekstrak
kunyit tersebut.
ALAT DAN BAHAN

• Bahan
Kunyit, metanol 98%, etanol 96% aseton 90%, dan
isopropanol 96% sebagai pelarut.
• Alat
Erlenmeyer, pengaduk, kertas saring, corong, dan
rotary vacuum evaporator.
GAMBAR ALAT :

Kunyit

Pengaduk

Rotary vacuum evaporator Erlenmeyer, Kertas Saring, Corong,


PROSEDUR PERCOBAAN

1.)Masing-masing bubuk kunyit ditimbang sebanyak 50 g

2.)Dilarutkan dengan pelarut sesuai dengan perlakuan


(methanol 98%, etanol 96%, aseton 90%, isopropanol
96%) sebanyak 250 ml, dan dimasukkan dalam erlemayer
500 ml.
3.) Campuran serbuk kunyit dengan pelarut kemudian di
shaker sebanyak 2 kali selama 5 menit dan dimaserasi
selama 2 x 24 jam

4.) Larutan disaring menggunakan kertas whatman no 42

5.) Filtrat yang didapat kemudian di evaporasi


menggunakan rotary vakum evaporator dengan tujuan
menguapkan pelarut yang bercampur dengan bahan saat
proses ektraksi
HASIL PROSES MASERASI

• Ekstrak Kurkumin
Dalam proses maserasi ini menggunakan variabel
pelarut dan ternyata pelarut mempengaruhi hasil ekstrak
kurkumin yang diperoleh, dapat dilihat pada grafik
berikut.
• Residu
Pelarut juga mempengaruhi hasil residu, hasil residu dapat
dilihat pada grafik berikut.
KESIMPULAN
• Pelarut dalam proses ekstraksi menggunakan metode
maserasi sangat berpengaruh jadi dalam proses
ekstraksi penentuan pelarut yang akan digunakan
sangat penting.
• Lama maserasi memengaruhi kualitas ekstrak yang
akan diteliti. Lama maserasi pada umumnya adalah 4-
10 hari (Setyaningsih, 2006).
• Menurut Voight (1995), maserasi akan lebih efektif jika
dilakukan proses pengadukan secara berkala karena
keadaan diam selama maserasi menyebabkan turunnya
perpindahan bahan aktif.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai