Anda di halaman 1dari 10

KIMIA MEDISINAL

“HUBUNGAN STRUKTUR, SIFAT KIMIA FISIKA


DENGAN PROSES PENEMBUSAN MEMBRAN
BIOLOGIS DAN INTERAKSI OBAT
BIOPOLIMER

OLEH :
M O H A M M A D S YA U Q I E ( G 7 0 1 1 6
122)
HUBUNGAN STRUKTUR, SIFAT KIMIA FISIKA DENGAN PROSES ABSORPSI, DISTRIBUSI
DAN EKSKRESI OBAT

Setelah masuk ke tubuh melalui cara tertentu, misal melalui oral, parenteral, anal, dermal
atau cara lainnya, obat akan mengalami proses absorpsi, distribusi, metabolisme dan
ekskresi. Selain proses di atas, kemungkinan obat akan mengalami modifikasi fisika yang
melibatkan bentuk sediaan atau formulasi obat, dan modifikasi kimia yang melibatkan
perubahan struktur molekul obat, dan hal ini dapat mempengaruhi respons biologis.

Tiga fasa yang menentukan terjadinya aktivitas biologis obat adalah :


Fasa farmasetik, yang meliputi proses pabrikasi, pengaturan dosis, formulasi, bentuk
sediaan, pemecahan bentuk sediaan dan terlarutnya obat aktif. Fasa ini berperan dalam
ketersediaan obat untuk dapat diabsorpsi ke tubuh.
Fasa farmakokinetik, yang meliputi proses absorpsi, distribusi, metabolisme dan ekskresi
obat (ADME). Fasa ini berperan dalam ketersediaan obat untuk mencapai jaringan
sasaran (target) atau reseptor sehingga dapat menimbulkan respons biologis.
Fasa farmakodinamika, yaitu fasa terjadinya interaksi obat-reseptor dalam jaringan
sasaran. Fasa ini berperan dalam timbulnya respon biologis obat.
    HUBUNGAN STRUKTUR, SIFAT KIMIA FISIKA DENGAN PROSES ABSORPSI OBAT

Proses absorpsi merupakan dasar yang penting dalam menentukan


aktivitas farmakologis obat. Kegagalan ata kehilangan obat selama proses
absorpsi akan mempengaruhi efek obat dan menyebabkan kegagalan
pengobatan.

Absorpsi Obat melalui Saluran Cerna


Pada pemberian secara oral, sebelum obat masuk ke
peredaran darah dan didisribusikan ke seluruh tubuh,
terlebih dulu harus mengalami proses absorpsi pada
saluran cerna.
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap proses absorpsi
obat pada saluran cerna antara lain adalah bentuk
sediaan, sifat kimia fisika, cara pemberian, faktor biologis
dan faktor lain-lain.
 HUBUNGAN STRUKTUR, SIFAT KIMIA FISIKA DENGAN PROSES DISTRIBUSI OBAT

Pada umumnya distribusi obat terjadi dengan cara menembus membran biologis melalui proses
difusi. Mekanisme difusi dipengaruhi oleh struktur kimia, sifat kimia fisika obat dan sifat
membran biologis.

Setelah masuk ke peredaran sistemik, molekul obat secara serentak didistribusikan ke seluruh
jaringan dan organ tubuh. Melalui proses distribusi ini molekul obat aktif mencapai jaringan
sasaran atau reseptor obat. Proses distribusi dan eliminasi obat berlangsung secara bersamaan
dan pada umunya proses distribusi obat lebih cepat dibanding proses eliminasi.

Kecepatan dan besarnya distribusi obat dalam tubuh bervariasi dan tergantung pada faktor-
faktor sebagai berikut :

Sifat kimia fisika obat, terutama kelarutan dalam lemak


a.       Sifat membran biologis.
b.      Kecepatan distribusi aliran darah pada jaringan dan organ tubuh
c.       Ikatan obat dengan sisi kehilangan
d.      Adanya pengangkutan aktif dari beberapa obat
e.       Masa atau volume jaringan
  HUBUNGAN STRUKTUR, SIFAT KIMIA FISIKA DENGAN PROSES METABOLISME OBAT 

Suatu obat dapat menimbulkan respons biologis dengan melalui dua


jalur, yaitu :
Obat aktif yang dalam bentuk bebas berinteraksi dengan reseptor sel
khas dan menimbulkan respon biologis.
Pra-obat setelah masuk ke peredaran darah mengalami proses
metabolism menjadi obat aktif, berinteraksi dengan reseptor dan
menimbulkan respons biologis ( bioaktivasi ).

Secara umum tujuan metabolisme obat adalah mengubah obat


menjadi metabolit tidak aktif dan tidak toksik ( bioinaktivasi atau
detoksifikasi), mudah larut dalam air dan kemudian diekskresikan
dari tubuh. Hasil metabolisme beberapa obat bersifat lebih toksik
disbanding dengan senyawa induk (biotoksifikasi), da nada pula hasil
metabolism obat yang mempunyai efek farmakologis berbeda dengan
senyawa induk.
   HUBUNGAN STRUKTUR, SIFAT KIMIA FISIKA DENGAN PROSES EKSKRESI OBAT

 a.      Ekskresi obat melalui Paru 


Obat yang diekskresikan melalui paru terutama obat yang
digunakan secara  inhalasi. Sifat fisik yang menentukan kecepatan
ekskresi obat melalui paru adalah koefisien partisi darah/udara. 

 b.      Ekskresi obat melalui Ginjal


Ekskresi obat melalui Ginjal melibatkan tiga proses:
 Penyaringan Glomerulus
 Absorpsi Kembali secara Pasif pada Tubulus Ginjal
 Sekresi Pengangkutan Aktif pada Tubulus Ginjal
 Ekskresi Obat melalui Empedu
LANJUTAN
Obat dengan berat molekul lebih dari 150 dan obat yang
telah dimetabolisis menjadi senyawa yang lebih polar,
dapat diekskresikan dari hati, melewati empedu menuju ke
usus dengan mekanisme pegangkutan aktif. Obat tersebut
biasanya dalam bentuk terkonjugasi dengan asam
glukuronat, asam sulfat atau glisin.  Di usus bentuk
terkonjugat tersebut secara langsung diekskresikan melaui
tinja, atau dapat mengalami proses hidrolisis oleh enzim
atau bakteri usus menjadi senyawa yang bersifat non
polar, sehingga diabsorpsi kembali ke plasma darah,
kembali ke hati, dimetabolisis, dikeluarkan lagi melaui
empedu menuju ke usus,demikian seterusnya sehingga
merupakan suatu siklus yang dinamakan siklus
enterohepatik. Siklus ini menyebabkan masa kerja obat
menjadi lebih panjang.
INTERAKSI OBAT DENGAN BIOPOLIMER
- Semua mol org asing masuk ke tubuh kemudian berikatan
dengan konst jaringan or biopolimer : protein, lemak, as.
nukleat, mukopolisakarida, enzim biotransformasi &
reseptor
- Ikatan Obat-Biopolimer dipengaruhi bentuk konformasi mol.
Obat & pengaturan ruang dari gugus fungsional
- Besar & tipe interaksi Obat – Biopolimer tergantung pada
SFKO & 69 karakteristik Biopolimer
- Mol Obat berinteraksi dengan lebih dari satu biopolimer
yang berada dlam CES, m.sel & CIS
- Interaksi Obat – Biopolimer mempengaruhi asal kerja, masa
kerja obat dan efek biologis yg ditimbulkannya

Anda mungkin juga menyukai