Anda di halaman 1dari 56

PUSDIKLAT MIGAS

ASPEK KESELAMATAN &


KESEHATAN KERJA DAN
LINDUNGAN LINGKUNGAN
(K3LL) MIGAS
PUSDIKLAT MIGAS

• Menurut Undang-Undang Republik


Indonesia nomor 1 tahun 1970
tentang keselamatan kerja, dalam
undang-undang ini yang dimaksud
dengan tempat kerja ialah tiap
ruangan atau lapangan, tertutup atau
terbuka, bergerak atau tetap dimana
tenaga kerja bekerja
Dalam Bab II
PUSDIKLAT MIGAS
Ruang Lingkup, Pasal 2 ayat
1.Yang diatur oleh Undang-undang ini ialah
keselamatan kerja dalam segala tempat kerja,
baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air,
di dalam air maupun di udara, yang berada di
dalam wilayah kekuasaan hukum Republik
Indonesia
2. Ketentuan-ketentuan dalam ayat (1)
tersebut berlaku dalam tempat kerja yang
potensi menimbulkan kecelakaan kerja
Keselamatan migas adalah ketentuan
PUSDIKLAT MIGAS

tentang Standarisasi peralatan, SDM,


pedoman umum instalasi migas dan
prosedur kerja agar instalasi migas dapat
beroperasi dengan andal, aman, dan
akrab lingkungan.
kondisi yang tercipta harus:
•Aman dan sehat bagi pekerja (K3)
•Aman bagi masyarakat umum (KU)
•Aman bagi lingkungan (KL)
•Aman dan andal bagi instalasi migas sendiri (KI)
PUSDIKLAT MIGAS
SUMBER BAHAYA
• Bahaya adanya Gas-Gas di Lapangan/area
sampling

• Gas Hidrokarbon yaitu Metana (CH4),


Etana (C2H6), Propana (C3H8), iso-
Butana (i-C4H10), Butana (C4H10), iso-
Pentana (i-C5H12), C6+
• 2. Gas-gas lain seperti : Karbon
monoksida (CO2), Hidrogen Sulfida (H2S),
Nitrogen (N2)

PUSDIKLAT MIGAS Bahan yang mudah meledak, mudah terbakar,
menggigit, beracun, menimbulkan infeksi,
bersuhu tinggi;
• Kondisi di bawah tekanan udara atau suhu
yang tinggi atau rendah;
• Suhu, kotoran, api, asap, uap, gas, hembusan
angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara atau
getaran; putaran mesin
• Listrik
• Udara bertekanan
• Gas
PUSDIKLAT MIGAS Jenis bahaya dan kecelakaan dalam
laboratorium kimia

• Keracunan
• Iritasi
• Kebakaran/ Luka Bakar
• Luka Kulit
• Bahaya lain ( Sengatan Listrik, bahaya
radiasi dan pencemaran lingkungan)
Penanganan Bahan Kimia di
Laboratorium
PUSDIKLAT MIGAS

Suatu bahan kimia dikatakan berbahaya bila


tergolong dari salah satu atau lebih bahan berikut :
 Toksik,
 Korosif,
 Flammable,
 Explosive,
 Oksidator,
 Reaktif,
 Gas Bertekanan tinggi
 Bahan radioaktif
Bahan – bahan beracun (Toxic)
PUSDIKLAT MIGAS

• Toksik material adalah setiap bahan yang memiliki


efek terhadap tubuh manusia, baik yang sifatnya
akut atau kronis.
• Threshold Limit Value (TLV- TWA) Time Weight
Average / Nilai Ambang Batas(NAB) adalah kadar
dimana pekerja sanggup menghadapinya tanpa
menunjukkan penyakit atau kelainan dalam
pekerjaan sehari-hari untuk waktu 8 jam sehari /
40 jam seminggu. (Chronis Effect)
TLV – STEL (Short Term Exposure Limit)
PUSDIKLAT MIGAS

Ditentukan berdasarkan “acute irritan effect” dari


suatu bahan bila seseorang terpapar selama 15
menit. Angka ini lebih tinggi dari TLV – TWA, dan
seseorang masih dibenarkan pada lingkungan
tadi selama periode tersebut namun hanya boleh
berulang selama 4 kali dalam sehari.
TLV – C (Ceiling) / Kadar Tertinggi
Diperkenankan (KTD)
Adalah nilai tertinggi dari kadar suatu zat dimana
pekerja tidak menderita penyakit atau gangguan
kesehatan karenanya
Toxicity Rating
PUSDIKLAT MIGAS

• LC 50 konsentrasi bahan di udara dalam ppm, yang


dapat menyebabkan kematian 50% hewan percobaan
setelah menghirup selama 4 jam
• LD 50 : angka dalam mg bahan per kg berat
badan yang menunjukkan bahwa apabila bahan
tersebut terserap melalui kulit ke saluran darah ,
50 % hewan percobaan akan mati.
Iritasi : bahaya kesehatan akut setelah seseorang
menghirup , menelan atau kulitnya terkena bahan
tertentu.
Karsinogenik : bahan yang dapat memiliki atau
diduga memiliki potensi bahaya penyebab kanker
Bahan kimia dapat masuk ke dalam tubuh
PUSDIKLAT MIGAS

melalui :
Kulit (Absorbsi)
Pencernaan (Ingestion)
Pernafasan (Inhalasi)

Efek bahan –bahan beracun :


 Irritan
 Systemic Poison
 Asphyxiant
 Carcinogen
Tabel 1 : Bahan Beracun yang banyak digunakan di laboratorium, NAB
PUSDIKLAT MIGAS
dan efeknya bila terpapar pada tubuh manusia berdasarkan ACGIH

No. Nama Bahan NAB (ppm) NAB (mg / m3)

1. Air Raksa - 0.05


2. Amoniak 25 18
3. Anilin 2 10
4. Asam Bromida 3C 10 C
5. Asam Klorida 5 7
6. Asam Flourida 3C 2.5 C
7. Asam Nitrat 2 5
8. Asam Sianida 10 C 10 C
9. Asam Sulfat - 1
10. Asam Sulfida 10 14
11. Asbes - 5
12. Aseton 750 1.780
No. Nama Bahan NAB (ppm) NAB (mg / m3)
PUSDIKLAT MIGAS
13. Benzena 10 30
14. Brom 0.1 0.7
15. DDT - 1
16. Etil Asetat 400 1.400
17. Etil Eter 400 1.200
18. Fenol 5 19
19. Flour 1 2
20. Formaldehida 1 1.5
21. Heksana 100 360
22. Iod 0.1 C 1C
23. Cadmium (uap, debu) - 0.05
24. Karbon dioksida 5.000 9.000
25. Karbon disulfida 10 30
26. Karbon monoksida 50 55
27. Karbon tetra chlorida 5 30
28. Klor 1 3
29. Kloroform 10 50
30. Metanol 200 260
31. Nitrobenzena 1 5
32. Nitrogen Oksida 3 6
33. Ozon 0.1 0.2
34. Sulfur dioksida 2 5
35. Timbal (uap, debu) - 0.15
36. Timbal tetra etil - 0.1
37. Vinil Chlorida 5 10
Bahan Kimia Korosif/ Iritant
PUSDIKLAT MIGAS

• Adalah asam dan basa keras seperti asam sulfat, asam


klorida, natrium hidroksida, kalium hidroksida, Natrium
Silikat, Amonium Karbonat, Kalsium Oksida/hidroksida,
Kalsium karbida.Kalsium Sianida, Fenol. Perak Nitrat dsb
• Bahan tersebut bila terkena kulit akan menyebabkan
rangsangan atau iritasi dan peradangan kulit dan dapat
pula merusak bahan dari logam
• Cara pencegahannya dengan menghindarkan
kontak terhadap tubuh, seperti pemakaian alat
pelindung diri misal sarung tangan, kacamata
pelindung atau pelindung pernapasan serta
ventilasi yang baik dalam ruangan
PUSDIKLAT MIGAS Bahan-bahan yang Mudah Terbakar
(Flammable)

• Flammable material adalah bahan cair yang memiliki flash


point kurang dari 38 C (100 F), bahan ini bila sedikit saja
dipanasi akan segera berubah menjadi uap dan dengan
udara akan mudah membentuk campuran yang dapat
terbakar
• Tingkat bahaya kebakaran suatu bahan tergantung pada
flash point , semakin rendah flash point semakin berbahaya
PUSDIKLAT MIGAS

Bahan kimia yang mudah terbakar/ menyala


dikelompokkan :
a. Sifat Mudah terbakar dan menyala
dengan sendirinya
b. Sifat mudah terbakar dan meledak bila
basah atau kena air
c. Sifat mudah menyala dan meledak bila
bereaksi dengan asam atau uapnya.
A. Sifat Mudah terbakar dan menyala dengan sendirinya
PUSDIKLAT MIGAS

• Prosen volume terendah dan tertinggi dari bahan bakar


(Fuel) dalam suatu campuran antara fuel dengan udara
pada tekanan 1 atmosfir untuk dapat terbakar.
• Perbedaan batas terendah (LFL) dengan batas tertinggi
UFL) ini disebut Flammability Limit
• Ditinjau dari aspek keselamatan kerja LFL lebih penting
dibandingkan dengan UFL, karena menunjukkan
konsentrasi terendah dimana pembakaran dapat terjadi.
• Auto Ignition Temperature (AIT) Temperatur terendah
dimana campuran bahan bakar dan udara akan terbakar
tanpa adanya api dari luar dan terbakar secara terus
menerus.
2. Sifat mudah terbakar dan meledak bila basah atau kena
PUSDIKLAT MIGAS
air
• Bahan yang mempunyai sifat seperti ini bila
bereaksi dengan air, uap air atau larutan yang
banyak mengandung air, akan menghasilkan
gas yang mudah menyala, panas atau gas yang
mudah meledak.
• Contoh : Lithium, Natrium, Kalium, Rubidium,
Cesium, alloy apabila beraksi dengan uap air
(moisture) akan menyebabkan reaksi eksotermis
yang kuat dan diikuti dengan pembebasan gas
hidrogen
PUSDIKLAT MIGAS

3. Bahan Mudah Menyala dan Meledak Bila Bereaksi


dengan Asam
• Asam atau uapnya bila bereaksi dengan
bahan tertentu, akan dapat menimbulkan
panas/ gas hidrogen/ gas lain yang mudah
menyala atau meledak.
• Bahan-bahan tersebut ialah Lithium, natrium,
kalium, kalsium, rubidium,cesium, alloy,
hidrida, nitrida, sulfida, karbida, borida,
arsenida, phospida, sianida, basa pekat dan
logam-logam tertentu seperti : Se, Te
Untuk pencegahan hal tersebut maka perlu
PUSDIKLAT MIGAS
diketahui beberapa sifat yang menentukan
kemudahan tidaknya terbakar, diantaranya :
• Titik Nyala (Flash Point) yaitu suhu terendah dimana
suatu cairan menghasilkan uap yang dapat membentuk
campuran dengan udara yang dapat menyala dalam
sekejap.
• Ignition Temperature adalah suhu minimum suatu zat
yang diperlukan agar zat tersebut dapat terbakar tanpa
adanya sumber nyala. Eter dan karbon disulfida
mempunyai suhu bakar yang rendah , yaitu 180 C dan
100 C, ini berarti bahwa bahan tersebut dapat menyala
dengan sendirinya pada suhu 180 C dan 100 C
• Daerah konsentrasi mudah terbakar (Flammable range)
PUSDIKLAT MIGAS
adalah daerah konsentrasi dimana di bawah dan di atas
konsentrasi tersebut, uap tidak dapat terbakar. Semakin
lebar daerah tersebut semakin besar kemungkinan
bahaya untuk terbakar
• Titik Didih adalah suhu dimana tekanan uap zat tersebut
sama dengan tekanan luar. Semakin rendah titik didih
suatu pelarut organik semakin banyak uap yang
dihasilkan diatas permukaannya, sehingga besar
kemungkinannya dapat terbakar.
• Berat jenis uap relatif terhadap udara, menentukan
kecenderungan gerakan uap dalam udara. Berat jenis
uap yang lebih berat daripada udara , menunjukkan
kecenderungan gerakan uap berada dibawah dan
sebaliknya
PUSDIKLAT MIGAS

• Berat jenis cairan relatif terhadap air, menunjukkan


dapat tidaknya kebakaran pelarut tersebut dapat
disiram dengan air. Pelarut organik dengan berat
jenis lebih besar dari air, dapat disiram dengan air
bila tejadi kebakaran, sebaliknya penyiraman dengan
air akan memperluas dan menambah besarnya api
bila berat jenis zat organik lebih kecil dari air
PUSDIKLAT MIGAS

Bahan-bahan oxydator
Bahan kimia oksidator dibedakan menjadi :
• Oksidator anorganik : permanganat, perklorat,
hidrogen peroksida
• Peroksida Organik : benzil peroksida, asetil
peroksida, eter oksida
Bahan-bahan Explosive
PUSDIKLAT MIGAS

• Bahan kimia tidak boleh dicampur atau diencerkan


kecuali dalam label jelas-jelas menyatakan hal
tersebut dapat dilakukan dengan aman.
• Pencampuran bahan kimia berbahaya harus
dilakukan pada ruang terpisah yang diberi tanda
“Dilarang Masuk” dan hanya boleh dilakukan oleh
orang yang menggunakan APD yang benar dan
baik.
• Bahan kimia yang perlu diencerkan atau dicampur
sebelum digunakan, perlu diketahui selama proses
berlangsung mungkin akan terjadi reaksi yang
hebat/ timbul fume .
PUSDIKLAT MIGAS

• Ketinggian platform dan lantai kerja harus sesuai


agar kontainer mudah dipindahkan tempat tersebut
juga harus bersih dan tidak ada “ Tripping Hazards”.
• Bila mengencerkan bahan kimia , selalu tambahkan
bahan kimia ke air bukan sebaliknya, kecuali dalam
label menyatakan dengan jelas demikian.
• Bila memindahkan bahan kimia, kontainer yang baru
diisi harus diberi label, dan orang yang menggunakan
bahan kimia harus faham bahaya yang ditimbulkan
dan pencegahan yang harus dilakukan.
• Selalu sediakan emergency shower dan eye bath
PUSDIKLAT MIGAS

Sebagai tindakan pencegahan agar tidak terjadi


kecelakaan maka hal-hal berikut harus diikuti :

 Jas/ Pakaian laboratorium harus dikenakan setiap saat.


 Pelindung mata yang sesuai , pelindung wajah, sarung
tangan tahan kimia, respirator yang cocok (bila dibutuhkan)
dan pakaian pelindung yang sesuai .harus senantiasa
digunakan bila menangani bahan kimia berbahaya.
 Jaga agar kemasan zat kimia tertutup erat-erat bila tidak
sedang dipakai , dan simpanlah bahan kimia dan solvent di
container yang tepat di tempat yang telah di tentukan
(bersih, kering / jauh dari panas yang berlebihan).
Kontainer bahan kimia yang baik biasanya didisain
sehingga bahan kimia tersebut bila dipindahkan tanpa
percikan, semburan berlebihan,dan kontaminasi lainnya
Kalau terjadi tumpahan kimia, siramlah daerah tersebut dengan air
PUSDIKLAT MIGAS
dan bersihkan secepatnya.

a Apabila terjadi tumpahan kimia ke kulit, siramlah sebanyak-banyaknya


dengan air yang mengalir selama 15 menit, dan mintalah pertolongan
medis.

a Tidak boleh membuang bahan kimia berbahaya ke sistim saluran


pembuangan air. Bahan kimia berbahaya harus dibuang dengan cara
aman di bawah pengawasan orang yang kompeten.

a Jangan membakar bahan apapun sampai anda yakin bahwa


pembakaran itu tidak akan menimbulkan asap beracun.

a Merokok, makan dan minum tidak diperkenankan di laboratorium,


hanya diperbolehkan pada tempat yang telah ditentukan.

 Jika bekerja dengan bahan-bahan beracun , sarung tangan plastic


yang bisa dibuang harus dikenakan pekerja untuk mencegah bahan –
bahan berbahaya kontak dengan kulit atau kuku.
PUSDIKLAT MIGAS

Bahan-bahan Radioaktif

Bahaya radiasi di kelompokkan menjadi 2 :


• Radiasi Electromagnetik, seperti
Gelombang Radio, Inframerah, Sinar Tampak
dan Ultraviolet, Sinar X, Sinar Gamma () dan
Sinar Kosmik
• Sinar-sinar particle yang mengandung
partikel seperti Alpha (), Betta () dan
Neutrons.
PUSDIKLAT MIGAS

Bahaya radiasi tergantung pada :


• Jenis radiasi, intensitas sumber dan
lama paparan.
Cara pengendalian paparan radiasi :
• Penggunaan alat bantu
• Pengurangan waktu paparan
• Pemasangan shielding, pada
sumbernya
PUSDIKLAT MIGAS

Untuk mengetahui tingkat pemaparan


seseorang dari sumber radiasi digunakan
Personal Monitoring of Radiation Dose yang
berupa :
• pocket dosimeter atau
• film badge
TANDA – TANDA BAHAYA LAB
PUSDIKLAT MIGAS
PUSDIKLAT MIGAS
PUSDIKLAT MIGAS
PUSDIKLAT MIGAS
SARANA KESELAMATAN KERJA
PUSDIKLAT MIGAS

• Alat Pemadam Api Ringan (APAR)


• Fire Blangket (selimut api) dan Fire
Bucket (Ember pasir)
• Fire alarm
• Fire Escape
• Safety Shower
• Eye Washes
• Safety Shields
TINDAKAN PENCEGAHAN
PUSDIKLAT MIGAS

Sebagai tindakan pencegahan agar tidak terjadi


kecelakaan maka hal-hal berikut harus diikuti :
 Gunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang sesuai
 Apabila terjadi tumpahan kimia ke kulit, siramlah
sebanyak-banyaknya dengan air yang mengalir selama 15
menit, dan mintalah pertolongan medis.
 Tidak boleh membuang bahan kimia berbahaya ke sistim
saluran pembuangan air. Bahan kimia berbahaya harus
dibuang dengan cara aman di bawah pengawasan orang
yang kompeten.
 Jika bekerja dengan bahan-bahan beracun , sarung tangan
plastic yang bisa dibuang harus dikenakan pekerja untuk
mencegah bahan – bahan berbahaya kontak dengan kulit
atau kuku
PUSDIKLAT MIGAS

• Safety Containers
• Fume Cupboards
• Fasilitas Tempat Penyimpanan
• Alat Pelindung Diri
PUSDIKLAT MIGAS
KODIFIKASI INSTALASI
PERPIPAAN

Referensi
• BRITISH STANDARDS INSTITUTE
• BS 1710 Identification of Pipelines and
Services
• BS 381C Colours for Identification, Coding
and Special Purposes
• BS 4800 Paint Colours for Building Purposes
• BS 5499 Graphic Symbols and Signs – Safety
Signs, incl. Fire Safety Signs, Part 5. Signs
With Specific Safety Meanings
1.Warna Kelompok Identifikasi Pertama
PUSDIKLAT MIGAS

atau Primary Identification Band


(PIB)
• BS 1710 menetapkan biru sebagai warna
PIB untuk udara, hijau untuk air, warna
coklat untuk minyak, oker untuk gas,
warna ungu untuk asam dan basa, abu-
abu perak untuk uap air, hitam untuk
sistem pengeringan dan merah untuk
sistem pemadam api
PUSDIKLAT MIGAS
Tabel 1. Basic Identification Colours
PUSDIKLAT MIGAS

Tabel 2. Safety Colours


Tabel 3. Colour Code Indications For Pipework And
PUSDIKLAT MIGAS
Valves
PUSDIKLAT MIGAS Contoh Pipework Colour Coding Band Layout
PUSDIKLAT MIGAS
Contoh- Contoh Valve Colour Coding Layout
PUSDIKLAT MIGAS

5. Warna Kelompok Identifikasi Kedua


6. Pengaturan pengkodean warna identifikasi
jaringan pipa
7. Kerangan dan tutup lobang keluar masuk orang
untuk mengakses kerangan
8. Pelabelan isi dan tanda peringatan
keselamatan.
9. Garis penomoran.
10. Ukuran huruf dan panah arah.
11. Spesifikasi cat.
12. Perlindungan umum pipa saluran
PUSDIKLAT MIGAS
SEGITIGA API

OKSIGEN

API

BAHAN BAKAR PANAS


PUSDIKLAT MIGAS

TEORI LEBIH LANJUT TENTANG API


DIGAMBARKAN DALAM BENTUK
TETRAHYDRON YAITU DENGAN
MEMPERHITUNGKAN RANTAI REAKSI YG
TERJADI, SEHINGGA UNSUR API :
• BAHAN BAKAR
• PANAS
• OKSIGEN
• RANTAI REAKSI
PERSYARATAN UNSUR-UNSUR
PUSDIKLAT MIGAS

API 
• BAHAN BAKAR
HARUS BERBENTUK FASE GAS SEHINGGA
UNTUK RESIDU PERLU PEMANASAN AWAL
• PANAS
HARUS MENCAPAI TITIK NYALA (FLASH
POINT)
• OKSIGEN
HARUS MENGANDUNG MINIMAL 10 %
PUSDIKLAT MIGAS FLAMMABLE RANGE
(DAERAH YANG DAPAT TERBAKAR)

DERAH BISA TERBAKAR VAPOUR


ADALAH BATAS
KONSENTRASI CAMPURAN
UAP BAHAN BAKAR DAN UFL
OKSIGEN YG DIBATASI OLEH
FLAMMABLE
UFL DAN LFL
RANGE
UFL : UPPER FLAMMABLE
LFL
LIMIT
LFL : LOWER FLAMMABLE 21 % OKSIGEN 10%
LIMIT
PUSDIKLAT MIGAS

PROTEKSI KEBAKARAN
A. SISTEM PEMADAMAN BUSA (FOAM SYSTEM)
SUATU SISTEM UNTUK MENANGGULANGI KEBAKARAN
DENGAN MENGGUNAKAN BUSA YANG BERFUNGSI UNTUK
MENUTUP PERMUKAAN CAIRAN YANG TERBAKAR
SISTEM INJEKSI BUSA DAPAT DILAKUKAN DENGAN :
- BASE INJECTION
- FOAM CHAMBER
B. COOLING SYSTEM
UNTUK MENCEGAH RAMBATAN PANAS DARI TANGKI
SEKITARNYA YG TERBAKAR DAN UNTUK MEMPERCEPAT
PROSES PAMADAMAN
PUSDIKLAT MIGAS PEMADAM KEBAKARAN
• HARUS TERSEDIA REGU PEMADAM
KEBAKARAN YANG SELALU SIAP SIAGA
DALAM KEADAAN DARURAT
• PERSONIL REGU PEMADAM HARUS PERNAH
MENGIKUTI PENDIDIKAN DAN LATIHAN
FIRE & SAFETY
PUSDIKLAT MIGAS

PERALATAN PEMADAM KEBAKARAN


PERALATAN PEMADAM MINIMUM YANG
PERLU DISEDIAKAN :
• 1 BH APAR CO2 (YC 10) DI RUANG POMPA
• 1 BH APAR CO2 (YC 10) DI RUANG PANEL
• 2 BH APAR DRY CHEMICAL (20 LBS) DI KAWASAN
BOILER
• ALAT PEMADAM INI MAKSIMUM SETIAP 6 BULAN
SEKALI HARUS DIPERIKSA ULANG
PUSDIKLAT MIGAS
ALAT PELINDUNG DIRI
• DEMI TERLAKSANANYA PEKERJAAN SECARA
AMAN DAN SELAMAT MAKA DIPERLUKAN
PERALATAN PELINDUNG DIRI, ANTARA LAIN :

1. TOPI KESELAMATAN (SAFETY HELMET)


DIGUNAKAN UNTUK MENCEGAH BENTURAN DAN
JATUHAN BENDA PADA BATOK KEPALA

2. SEPATU KESELAMATAN (SAFETY SHOES)


UNTUK MENCEGAH BENTURAN PADA KAKI DAN
TERPELESET
3. SARUNG TANGAN (GLOVES)
PUSDIKLAT MIGAS

UNTUK MENCEGAH GORESAN, IRITASI, KOTOR


DAN PANAS

4. ALAT PELINDUNG TELINGA (EAR PROTECTOR)


UNTUK MELINDUNGI TELINGA DARI INTENSITAS
KEBISINGAN YG MELEBIHI NAB, PELINDUNG
TELINGA DAPAT BERUPA EAR PLUG (SUMBAT
TELINGA) ATAU EAR MUFF (TUTUP TELINGA)

5. ALAT PELINDUNG PERNAFASAN (GAS MASKER)


UNTUK MENHINDARI UAP BAHAN BAKAR YANG
MENGANDUNG HIDROKARBON DAN SULFUR
PUSDIKLAT MIGAS

SEKIAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai