Anda di halaman 1dari 7

PERTEMPURAN LIMA HARI

DI PALEMBANG
KELOMPOK 4
- Anissa Sri Noviani
- Jefrino Willy Ferdinand
- Maharani Nur anika
- Irsyad Syifa Iswara
- Regina Oktavia Zahra
- Yuci Carry Aulia
Latar Belakang Pertempuran Lima Hari di
Palembang
Seperti kita ketahui dari buku -buku literatur sejarah, bahwa Belanda sangat berhasrat untuk menguasai
Pulau Jawa dan Sumatera. Kekayaan alam yang ada di kedua pulau tersebut menjadi daya tarik tersendiri
bagi bangsa asing. Salah satunya Sumatra Selatan menjadi kebanggaan sekaligus ancaman bagi bangsa
asing .
Di Sumatera terkenal dengan perang 5 hari 5 malam, pertempuran ini terjadi dari tanggal 1 hingga 5
Januari 1947. Pertempuran Lima Hari Lima Malam di Palembang merupakan perang tiga matra yang
pertama kali kita alami, begitu pula pihak Belanda. Perang tersebut terjadi melibatkan kekuatan darat,
laut, dan udara.
Belanda sangat berkepentingan untuk menguasai Palembang secara total karena tinjauan Belanda
terhadap Palembang dari aspek politik. ekonomi dan militer. Dalam aspek politik, Belanda berusaha untuk
menguasai Palembang karena ingin membuktikan kepada dunia internasional bahwa mereka benar-benar
telah menguasai Jawa dan Sumatera.
Proses Kronologi Pertempuran Lima Hari di
Palembang
• 1 Januari 1947
Pertempuran pertama terjadi pada hari Rabu 1 Januari 1947
Belanda melancarkan serangan dan tembakan yang terus menerus diarahkan ke lokasi pasukan RI yang ada di
sekitar RS Charitas. RS Charitas berada di tempat yang strategis karena berada di atas bukit sehingga menjadi
basis pertahanan yang baik bagi Belanda.
• 2 Januari 1947
Diperkuat dengan Panser dan Tank Canggih Belanda bermaksud menyerbu dan menduduki markas Tentara
Indonesia di Masjid Agung Palembang. Pasukan Batalyon Geni dibantu oleh Tokoh Masyarakat bahu membahu
memperkuat barisan mengobarkan semangat jihad yang akhirnya dapat berhasil mempertahankan Masjid
Agung dari serangan sporadis Belanda.
• 3 Januari 1947
Pertempuran yang semakin sengit kembali memakan korban perwira penting Lettu Ahmad Rivai yang tewas
terkena meriam kapal perang belanda di Sungai Seruju. Keberhasilan gemilang diraih oleh Batalyon Geni
pimpinan Letda Ali Usman yang sukses menghancurkan Tiga Regu Kaveleri Gajah Merah Belanda. Meskipun
Letda Ali Usman terluka parah pada lengan.
• 4 Januari 1947
Belanda mengalami masalah amunisi dan logistik akibat pengepungan hebat dari segala penjuru oleh tentara
dan rakyat, sedangkan tentara kita mendapat bantuan dari tokoh masyarakat dan pemuka adat yang
mengerahkan pengikutnya untuk membuka dapur umum dan lokasi persembunyian serta perawatan umum.
Pasukan Mayor Nawawi yang mendarat di Keramasan terus melaju ke pusat kota melalui jalan Demang Lebar
Daun. Bantuan dari pasukan ke Masjid Agung terhadang di Simpang empat BPM, Sekanak, dan Kantor
Keresidenan oleh pasukan Belanda sehingga bantuan belum bisa langsung menuju ke wilayah Charitas dan
sekitarnya.

• 5 Januari

Akibat kesulitan tentara Belanda di bidang logistik dan kesulitan yang lebih besar pada pihak pejuang pada
bidang amunisi akhirnya dibuat kesepakatan untuk mengadakan  gencatan senjata (cease fire) antara kedua
belah pihak, dimana TRI/Lasykar harus kelur dari Kota Palembang sejauh 20 Kilometer kecuali Pemerintah Sipil
RI dan ALRI masih tetap berada di dalam kota. Sedangkan pos-pos Belanda hanya boleh sejauh 14 Km dari
pusat kota. Jalan raya di dalam kota dijaga pasukan Belanda dengan rentang wilayah 3 Km ke kiri dan kanan
jalan. Hasil perundingan ini selanjutnya segera disampaikan ke markas besar TRI di Yogyakarta.
Siasat Pertemputan Lima Hari di
palembang
Suasana kota Palembang makin tegang dan insiden-insiden bersenjata seringkali terjadi. Ketika Belanda
menuntut supaya kota Palembang dikosongkan dan pemuda-pemuda menolak tuntutan tersebut, maka
meletuslah pertempuran. Untuk mengulur waktu guna mendatangkan bala bantuan, Belanda mengajak
berunding.
Pada saat perundingan sedang berjalan pada tanggal 1 Januari 1947 pertempuran meletuslah kembali.
Dalam pertempuran ini, Belanda menggunakan pesawat terbang, tembakan altileri dari sungai dengan
meriam-meriam kapal dan berbagai senjata berat.
Tetapi, para pejuang kemerdekaan RI di Palembang dengan persenjataan yang sederhana telah
memberikan perlawanan yang gigih dan berhasil membuat kerugian yang cukup besar pada fihak Belanda.
Sebuah kapal pemburu dan beberapa buah perahu motor Belanda tenggelam di sungai Musi. Gedung radio
dan peralatannya di Talang Betutu hancur, sehingga tak dapat dipakai lagi. Begitu pula beberapa buah tank
telah dapat dilumpuhkan.
Setelah pertempuran berlangsung selama 5 hari 5 malam, seperlima kota Palembang hancur serta korban
berjatuhan di kedua belah pihak. Pada tanggal 6 Januari 1947, akhirnya dicapai persetujuan gencatan
senjata antara Belanda dan pimpinan Pemerintah RI di Palembang.
Akhir Pertempuran Lima Hari di
Palembang
Akhirnya pertempuran 5 hari 5malam di akhiri dengan gencatan senjata
(case fire) antara kedua belah pihak,dimana TRI atau lasikar harus
keluar dari kota Palembang sejauh 20km kecuali pemerintah sipil RI dan
Alri masih tetap berad di dalam kota. Sedangkan pos-pos belanda
hanya boleh sejauh 14km dari pusat kota.jalan raya di dalam kota dijaga
pasukan belanda dengan retang wilayah 3km ke kiri dan kanan
jalan.Hasil perundingan ini selanjutnya segara disampaikan ke markas
besar tri di Yogyakarta.
Dampak Pertempuran Lima Hari di palembang
• Aspek politik, Belanda berusaha untuk menguasai Palembang karena ingin
membuktikan kepada dunia internasional bahwa mereka benar-benar telah
menguasai Jawa dan Sumatera. Ditinjau dari aspek ekonomi berarti jika Kota
Palembang dikuasai sepenuhnya maka berarti juga dapat menguasai tempat
penyulingan minyak di Plaju dan Sei Gerong. Selain itu, dapat pula perdagangan karet
dan hasil bumi lainnya untuk tujuan ekspor.
• Aspek militer, sebenarnya Pasukan Tentara Rakyat Indonesia (TRI) dan pejuang yang
dikonsentrasikan di Kota Palembang merupakan pasukan yang relatif mempunyai
persenjataan yang terkuat, jika dibandingkan dengan pasukan-pasukan di luar kota.
Front Pertempuran Lima Hari Lima Malam 1. Front Seberang Ilir Timur Front
Seberang Ilir Timur meliputi kawasan mulai dari Tengkuruk sampai RS Charitas –
Lorong Pagar Alam – Jalan Talang Betutu – 16 Ilir – Kepandean – Sungai Jeruju –
Boom Baru – Kenten.

Anda mungkin juga menyukai