EKOLOGI GULMA
Difinisi gulma secara ekologi adalah :
tumbuhan pionir dari suksesi sekunder
terutama pd lahan pertanian.
Terdapat 200.000 atau lebih jenis tumb
yg ada dipermukaan bumi, hanya
sekitar 250 jenis gulma berbahaya.
Contoh :
Echinochloa crussgalli atau jajagoan pada
tan padi.
Portulaca oleraceae pd tan bawang
merah.
Kaidah dari ekologi tumb ialah bahwa
kenyataannya tumb sdh ada dan hidup
dipermukaan bumi sejak lama dan
telah beradaptasi dg lingk yg ada.
Lingk merupakan satu kesatuan dr
segala faktor :
Faktor yg hidup (biotis)
Faktor yg mati (abiotis)
IAS (INVASIF ALIEN SPESIES)
Pemasukan, penyebaran dan penggunaan
jenis asing baik dilakukan dengan sengaja
atau tidak disengaja yg kemudian mjd invasif
akan menyebabkan kerugian ekologi dan
ekonomi yg ckp besar.
Kerugian berupa rusaknya
lingkungan akibat invasi jenis asing
sangat sulit untuk di pulihkan lagi.
Contoh : Acasia nilotica di taman
nasional Wasur .sulit dikendalikan.
Invasi jenis asing merupakan
ancaman pada keberlangsungan
keanekaragaman hayati dan
ekosistem asli.
Contoh : chromolaena odoratana
(kirinyu) telah menggeser
pertumbuhan rumput sbg pakan
ternak.
Jenis asing invasif adalah jenis flora
yg tumbuh dengan pesat karena
tidak mempunyai musuh alami shg
menjadi gulma yg mampu
merambah semua bagian ekosistim
asli dan menyebabkan punahnya
jenis-jenis asli.
Introduksi : suatu pergerakan oleh
kegiatan manusia berupa
spesies,keluar dr tempat asalnya
yg terjadi pada suatu negara atau
antar negara.
INTRODUKSI DILAKUKAN MANUSIA
KRN ALASAN :
1. Aspek ekonomi (bisnis).
Introduksi hewan dan tanaman
hias. Contoh : kera ekor panjang
diintroduksi di pantai utara Papua
sbg ancaman krn memakan telur-
telur burung asli shg punah
,enceng gondok diintroduksi dr
Brasil sbg tan hias.
2. Memenuhi kebutuhan makanan,
sapi diintroduksi dr negara
Australia untuk memenuhi
kebutuhan bahan makanan.
3. Memanipulasi ekosistem : dilakukan pada kasus
introduksi musuh alami ikan grascarp untuk
mengendalikan gulma enceng gondok di rawa
pening jawa tengah.
BEBERAPA KASUS &
PENANGANANNYA GULMA ASING
DI INDONESIA
1. Di taman nasional Baluran .
Acasia nilotica di introduksi ke Taman
nasional Baluran th .1969 sebagai sekat
bakar. Ternyata pertumbuhannya pesat dan
meyebar dengan cepat serta menggeser
tumbuhan lain terutama kawasan savana.
Acasia mempunyai kandungan zat tanin
jika meresap dalam tanah mengalami
proses hidrolisa akan menghasilkan asam
garlic dan elagic yang merupakan senyawa
alelopati dalam proses piksasi nitrogen,
akibatnya tanaman disekitar tidak mampu
tumbuh.
Permaslahan yang timbut Acasia tersebut
menginvasi hampir seluruh area padang
rumput yang merupakan sumber paka
utama bagi beberapa satwa mamalia
banteng rusa kerbau liar
Tingkat percepatan tumbuh Acasia
100-200 hektar/tahun saat ini
menginvasi 50% dari luas savana
sekitar 5000 hektar
Dampak negatif berkurangnya satwa
mamalia yang dilindungi
Upaya pemberantasan Acasia
dengan cara fisik, biologi, dan
kimiawi. Fisik dengan penebangan/
pemotongan pangkal akar sedalam
10-20 cm dibawah permukaan
tanah, karena akar Acasia memiliki
tunas-tunas yang berada dalam
keadaan dorman dan bisa tumbuh
kembali.
Di Australia pernah
diadakan pemberantasan
secara biologis dengan
memasukkan jenis
serangga tertentu, tetapi
di Indonesia belum
memungkinkan karena
akan mengganggu
keaslian jenis dan
keutuhan ekosistem yang
ada.
Penggunaan herbisida
belum berhasil untuk
mengendalikan Acasia.
2. Enceng Gondok.
Berasal dari brasilia pada tahun 1902
di invasi dikebun raya bogor
Pertumbuhanya sangat cepat dan
agresif melalui stolon atau bagian
batang yang terlepas.
Gulma ini tergolong gulma jahat
Gulma ini menyebar hampir di semua
waduk sehingga menyumbat saluran
air , saluran navigasi, dan kolam-
kolam. Sehingga air mengalir dengan
lambat.
Dirawa pening danau yang luasnya 2500 hektar
sekitar 250 hektar sudah ditutupi oleh enceng gondok
dan telah menjadi pulau terapung.
Akibatnya produksi ikan menurun karena ikan
kekurangan oksigen, menghambat penetrasi cahaya,
sehingga menghanbat pertumbuhan fitoplankton
Tingkat evapotranspirasi dari enceng gondok berkisar
dari 2-8 kali lebih tinggi dari permukaan air bebas
enceng gondok
Cara pengendalian dengan cara menggunakan musuh
alami Neochetina eichhorniae dan N.Bruchi atau ulat
ngengat juga dapat dikendalikan dengan
menggunakan herbisida glifosat dan parakuat.
3. Kirinyuh (Chromolaena odorata)
Gulma berasal dari Argentina diinflasi di indonesia
sebagai tumbuhan penahan erosi.
Gulma ini sudah menginflasi diseluruh daerah
diindonesia. Ditaman nasional wasur dan taman
nasional pangandaran gulma ini teleah menggeser
pertumbuhan rumput sehingga hewan mamalia yang
dilindungi memakan gulma ini.
Kirinyuh mengandung nitrit apabila hewan mamalia
yang memakan gulma ini akan mengalami diare dan
tidak dapat menghasilkan susu.
Usaha pengendalian dengan metode pembabatan dan
pembakaran. Tetapi pada tahun 1998 telah dicoba
menggunakan musuh alaminya yaitu lalat puru
(procesidocharex conexa).