Anda di halaman 1dari 29

KULIAH 2

EKOLOGI GULMA
 Difinisi gulma secara ekologi adalah :
tumbuhan pionir dari suksesi sekunder
terutama pd lahan pertanian.
 Terdapat 200.000 atau lebih jenis tumb
yg ada dipermukaan bumi, hanya
sekitar 250 jenis gulma berbahaya.
Contoh :
 Echinochloa crussgalli atau jajagoan pada
tan padi.
 Portulaca oleraceae pd tan bawang
merah.
 Kaidah dari ekologi tumb ialah bahwa
kenyataannya tumb sdh ada dan hidup
dipermukaan bumi sejak lama dan
telah beradaptasi dg lingk yg ada.
 Lingk merupakan satu kesatuan dr
segala faktor :
 Faktor yg hidup (biotis)
 Faktor yg mati (abiotis)

Dpt mempengaruhi pertumb,


perkembangbiakan dan penyebaran
semua jenis tumbuhan.
 Lingkungan dikelompokan mjd 2 :
 1. Lingkungan makro :keadaan lingk
skala daerah luas misal : iklim,tanah
,intensitas cahaya, kelembaban dan
suhu.
 2. Lingkungan mikro : keadaan lingk
skala daerah kecil atau sempit,misal :
batuan, pohon, hara, bahan organik dll.
 Penyebaran dari suatu jenis tumbuhan
dapat secara vertical dan dapat secara
horizontal.
 Penyebaran secara vertical dipengaruhi
oleh perbedaan intensitas cahaya
matahari.
 Jenis dengan tajuk daun yang
menjulang tinggi paling atas berada
dalam keadaan cahaya penuh(100%),
sedang kan jenis-jenis dengan tajuk
daun yang rendah dekat dengan
permukaan tanah dalam keadaan
intensitas cahaya yang sangat kurang.
 Penyebaran scr horizontal sgt komplek:
 Pada komunitas alami setiap jenis
tumbuhan biasanya dijumpai tersebar
secara acak , tidak pernah dijumpai
penyebaran yang sangat teratur,
dengan jarak yang relative sama dari
individu satu ke individu lainya( kondisi
seperti ini hanya ada pada komunitas
tanaman pertanian/tanaman budidaya).
 Pola penyebaran tersebut
mepengaruhi interaksi antar individu
dalam memanfaatkan sumberdaya
alam yang ada dan menimbulkan
kompetisi
 Suksesi adalah proses perubahan
Komposisi jenis yang ada dalam suatu
komunitas tumbuhan sejalan dengan
waktu.
 Fase akhir dari suksesi disebut dengan
klimaks yang biasanya ditandai dengan
komposisi jenis yang tetap.
 Perubahan komposisi suatu jenis dipengaruhi
oleh iklim mikro.
 Jika kondisi iklim mikro dari suatu habitat
relative tidak berubah maka perubahan
komposisi suatu jenis akan berjalan sangat
lambat atau tidak mengalami perubahan
sama sekali.
 Pada lahan pertanian yang setiap musim
dilakukan pengolahan tanah( untuk tanaman
semusim) maka gulma semusim akan
mendominasi dan mampu menghambat
tumbuhnya gulma tahunan.
 Suksesi dibedakan menjadi dua
Yaitu
 Suksesi Primer dan
suksesiSekunder.
 Suksesi Primer yaitu munculnya
dan tumbuhnya berbagai jenis
tumbuhan disuatu daerah yang
sebelumnya tidak pernah dijumpai
adanya vegetasi.
 Contohnya pada proses
pendangkalan danau atau sungai
menjadi daratan, atau perubahan
batu-batuan menjadi tanah pada
proses pelapukan batuan
 Suksesi sekunder merupakan pola perubahan
suatu tipe vegetasi akibat adanya gangguan
lingkungan, misalnya api, banjir atau angin
ribut yang menyebabkan daerah tersebut
menjadi tidak bervegetasi untuk kemudian
ditumbuhi lagi secara berlahan –lahan.

 Penebangan hutan akan mengakibatkan


terjadinya suksesi sekunder, jenis yang
tumbuh setelah penebangan akan berbeda
dengan jenis sebelumnya. Pada kondisi
tertentu sering kali jenis-jenis tumbuhan
pioneer mempunyai daya
persaingan(kompetisi) yang sangat tinggi
sehingga tidak memberi kesempatan pada
jenis lainya untuk tumbuh selama berpuluh-
puluh tahun
 Contonya pada daerah perladangan berpindah,
alang-alang( Imperata cylindrica) mendominasi
setelah ditinggalkan peladangnya dan sulit
digantikan oleh jenis-jenis lainnya.
Konsep terjadinya suksesi :
 Pada habitat yang telah mengalami
gangguan lingkungan yang hebat, jenis-
jenis yang opurtunis dengan kemampuan
pemencaran biji yang luas, pertumbuhan
yang cepat , mempunyai daur hidup
yang singkat biasanya akan muncul dan
tumbuh sebagai pemula dan menempati
ruang yang kosong( tidak bervegetasi),
tidak menempati habitat yang telah
ditumbuhi oleh individu dewasanya atau
jenis lainya. Jenis –jenis yang akan
menggantikan jenis terdahulu dapat
ditentukan dengan salah satu dari model
berikut :
1. Model fasilitasi :
 masuk dan tumbuhnya jenis-jenis
yang kemudian membutuhkan jenis
yang terdahulu untuk
mempersiapkan lokasi tumbuhnya.
Setelah terjadi perubahan lingkungan
mikro yang menguntungkan, jenis-
jenis yang kemudian dapat hidup.
Model ini banyak dijumpai pada
suksesi primer.
2. Model toleransi :
 Jenis-jenis yang datang kemudian
dapat menginvasi dan tumbuh menjadi
dewasa meskipun jenis-jenis
terdahulunya masih ada. Ini disebabkan
jenis-jenis yang datang kemudian dapat
hidup dan toleran terhadap keadaan
lingkungan/ sumberdaya yang
terbatas(minimal) dibandingkan jeni-
jenis yang terdahulu.
3.Model penghambatan : Semua jenis
tumbuhan termasuk yang datang
lebih awal dapat bertahan hidup
meskipun terjadi persaingan dengan
jenis-jenis yang datang kemudian.
 Jenis- jenis yang datang lebih dulu
tetap menduduki ruang yang sudah
dikuasinya dan terus berusaha untuk
menekan atau memusnahkan jenis-
jenis yang datang kemudian sampai
jenis yang terdahulu kalah, rusak dan
mati sehingga digantikan yang datang
kemudian untuk tumbuh dan menjadi
dewasa.
 Pergantian jenis-jenis tumbuhan/gulma sejalan
dengan waktu dapat terjadi secara acak atau
sebagai akibat adanya perubahan lingkungan dari
musim kemusim atau adanya perubahan praktek
–praktek agronomi yang dilakukan.
 Pengaruh Manusia Terhadap Evolusi Gulma
 Evolusi gulma merupakan suatu proses yang
sangat dinamis. Suatu jenis gulma yang saat ini
tidak dianggap berbahaya pada saat yang lain
akan menjadi berbahaya dan menimbulkan
masalah yang serius. Ini terjadi karena adanya
perubahan lingkungan yang terus –menerus dari
cara-cara bercocok tanam.
 Setiap jenis gulma mempunyai adaptasi fisiologi
dan morfologi yang berbeda sehingga setiap
perubahan yang terjadi pada cara-cara bercocok
tanam atau adanya gangguan fisikal akan
menimbulkan munculnya jenis-jenis yang mampu
beradaptasi dengan perubahan tersebut.
 Gulma yg tdnya tdk penting stlh terjd perubahan
lingkungan mjd penting dan berbahaya.Contoh
Boreria alata dan Asystasia intrusa pada
kebun karet, Oxalis corymbosa di kebun sayuran

 
 
IAS (INVASIF ALIEN SPESIES)
 Pemasukan, penyebaran dan penggunaan
jenis asing baik dilakukan dengan sengaja
atau tidak disengaja yg kemudian mjd invasif
akan menyebabkan kerugian ekologi dan
ekonomi yg ckp besar.
 Kerugian berupa rusaknya
lingkungan akibat invasi jenis asing
sangat sulit untuk di pulihkan lagi.
 Contoh : Acasia nilotica di taman
nasional Wasur .sulit dikendalikan.
 Invasi jenis asing merupakan
ancaman pada keberlangsungan
keanekaragaman hayati dan
ekosistem asli.
 Contoh : chromolaena odoratana
(kirinyu) telah menggeser
pertumbuhan rumput sbg pakan
ternak.
 Jenis asing invasif adalah jenis flora
yg tumbuh dengan pesat karena
tidak mempunyai musuh alami shg
menjadi gulma yg mampu
merambah semua bagian ekosistim
asli dan menyebabkan punahnya
jenis-jenis asli.
 Introduksi : suatu pergerakan oleh
kegiatan manusia berupa
spesies,keluar dr tempat asalnya
yg terjadi pada suatu negara atau
antar negara.
 INTRODUKSI DILAKUKAN MANUSIA
KRN ALASAN :
 1. Aspek ekonomi (bisnis).
Introduksi hewan dan tanaman
hias. Contoh : kera ekor panjang
diintroduksi di pantai utara Papua
sbg ancaman krn memakan telur-
telur burung asli shg punah
,enceng gondok diintroduksi dr
Brasil sbg tan hias.
2. Memenuhi kebutuhan makanan,
sapi diintroduksi dr negara
Australia untuk memenuhi
kebutuhan bahan makanan.
 3. Memanipulasi ekosistem : dilakukan pada kasus
introduksi musuh alami ikan grascarp untuk
mengendalikan gulma enceng gondok di rawa
pening jawa tengah.
BEBERAPA KASUS &
PENANGANANNYA GULMA ASING
DI INDONESIA
 1. Di taman nasional Baluran .
 Acasia nilotica di introduksi ke Taman
nasional Baluran th .1969 sebagai sekat
bakar. Ternyata pertumbuhannya pesat dan
meyebar dengan cepat serta menggeser
tumbuhan lain terutama kawasan savana.
 Acasia mempunyai kandungan zat tanin
jika meresap dalam tanah mengalami
proses hidrolisa akan menghasilkan asam
garlic dan elagic yang merupakan senyawa
alelopati dalam proses piksasi nitrogen,
akibatnya tanaman disekitar tidak mampu
tumbuh.
 Permaslahan yang timbut Acasia tersebut
menginvasi hampir seluruh area padang
rumput yang merupakan sumber paka
utama bagi beberapa satwa mamalia
banteng rusa kerbau liar
 Tingkat percepatan tumbuh Acasia
100-200 hektar/tahun saat ini
menginvasi 50% dari luas savana
sekitar 5000 hektar
 Dampak negatif berkurangnya satwa
mamalia yang dilindungi
 Upaya pemberantasan Acasia
dengan cara fisik, biologi, dan
kimiawi. Fisik dengan penebangan/
pemotongan pangkal akar sedalam
10-20 cm dibawah permukaan
tanah, karena akar Acasia memiliki
tunas-tunas yang berada dalam
keadaan dorman dan bisa tumbuh
kembali.
Di Australia pernah
diadakan pemberantasan
secara biologis dengan
memasukkan jenis
serangga tertentu, tetapi
di Indonesia belum
memungkinkan karena
akan mengganggu
keaslian jenis dan
keutuhan ekosistem yang
ada.
Penggunaan herbisida
belum berhasil untuk
mengendalikan Acasia.
 2. Enceng Gondok.
 Berasal dari brasilia pada tahun 1902
di invasi dikebun raya bogor
 Pertumbuhanya sangat cepat dan
agresif melalui stolon atau bagian
batang yang terlepas.
 Gulma ini tergolong gulma jahat
 Gulma ini menyebar hampir di semua
waduk sehingga menyumbat saluran
air , saluran navigasi, dan kolam-
kolam. Sehingga air mengalir dengan
lambat.
 Dirawa pening danau yang luasnya 2500 hektar
sekitar 250 hektar sudah ditutupi oleh enceng gondok
dan telah menjadi pulau terapung.
 Akibatnya produksi ikan menurun karena ikan
kekurangan oksigen, menghambat penetrasi cahaya,
sehingga menghanbat pertumbuhan fitoplankton
 Tingkat evapotranspirasi dari enceng gondok berkisar
dari 2-8 kali lebih tinggi dari permukaan air bebas
enceng gondok
 Cara pengendalian dengan cara menggunakan musuh
alami Neochetina eichhorniae dan N.Bruchi atau ulat
ngengat juga dapat dikendalikan dengan
menggunakan herbisida glifosat dan parakuat.
 3. Kirinyuh (Chromolaena odorata)
 Gulma berasal dari Argentina diinflasi di indonesia
sebagai tumbuhan penahan erosi.
 Gulma ini sudah menginflasi diseluruh daerah
diindonesia. Ditaman nasional wasur dan taman
nasional pangandaran gulma ini teleah menggeser
pertumbuhan rumput sehingga hewan mamalia yang
dilindungi memakan gulma ini.
 Kirinyuh mengandung nitrit apabila hewan mamalia
yang memakan gulma ini akan mengalami diare dan
tidak dapat menghasilkan susu.
 Usaha pengendalian dengan metode pembabatan dan
pembakaran. Tetapi pada tahun 1998 telah dicoba
menggunakan musuh alaminya yaitu lalat puru
(procesidocharex conexa).

Anda mungkin juga menyukai