Anda di halaman 1dari 17

Ami Suryawati

Suwardi
Pendahuluan
• INDONESIA:
• Keanekaragaman hayati tinggi
• Letak di garis equator dengan iklim tropik
• Organisma tumbuh dan berkembang baik
• Dasawarsa terakhir:
keanekaragaman hayati menurun akibat:
1. eksploitasi berlebihan
2. pengelolaan bermasalah
3. masuknya jenis asing invasif
▫ 4. Penghalang alam tidak efektif karena
transportasi global, perdagangan bebas
dan wisata. Penghalang alam/hambatan alam
meliputi lautan, pegunungan, sungai dan gurun
menjadi isolasi alam berfungsi sebagai pergerakan
alami, sehingga jenis dan ekosistem terjaga.
Introduksi jenis asing
• Masuk secara disengaja melalui introduksi jenis
komoditas, perdagangan dan pariwisata

• Masuk secara tidak disengaja melalui


penempelan beberapa jenis makhluk hidup pada
kapal, kontainer, mobil, benih dan tanah
Definisi Introduksi Asing
• Menurut IUCN (International Union for
Conservation of Natural Resources), yaitu suatu
pergerakan, oleh kegiatan manusia, berupa
spesies , subspesies atau organisme pada
tingkatan takson yang lebih rendah, keluar dari
tempat asalnya. Pergerakan atau perpindahan
ini dapat terjadi di dalam atau antar negara.
Alasan introduksi
1. Aspek Ekonomi (bisnis).
Introduksi hewan dan tanaman hias
merupakan bisnis yang besar.

2. Memenuhi kebutuhan makanan.


Misalnya hewan ternak, ikan, tanaman.
Kriteria: pertumbuhan cepat, mudah
diangkut dan dipindahkan, gizi tinggi
3. Memanipulasi ekosistem.
Pada kasus introduksi musuh alami
organisme pengganggu. Contoh: introduksi
ikan grass carp atau koan
(Ctenopharyngodon idellus) di Indonesia
untuk mengendalikan gulma eceng gondok
(Eichornia crassipes) di Rawa Pening
 Yaitu jenis flora atau fauna termasuk
mikroorganisme yang hidup di luar habitat
alaminya, tumbuh dengan pesat karena
tidak mempunyai musuh alami, sehingga
menjadi gulma, hama, penyakit bagi jenis
asli.

 Disebut juga sebagai IAS (Invasive Alien


Species)

Jenis asing invasif


 Punahnya jenis asli
 Merusak ekosistem yang asli.
 Hasil menurun
 Perangkat hukum:
Peraturan Pemerintah No 27 th 1999 tentang
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, pasal
3 ayat (1) mengenai jenis usaha dan/atau
kegiatan yang kemungkinan menimbulkan
dampak besar dan penting terhadap
lingkungan hidup termasuk introduksi jenis
tumbuh2an, jenis hewan dan jasad renik.
Kegiatan introduksi wajib melaksanakan
AMDAL.
1.Jajagoan, gulma invasif
- menurunkan hasil padi 10-15% setara 50 juta
ton padi/th
- adaptasi tinggi, biji melimpah, daya saing
tinggi, penyebaran cepat, alelopati
- Bibit padi dan jajagoan sulit dibedakan, 1 tan
menghasilkan 40rb benih, daya tumbuh 70-
90%, masa dormansi 3-4 bulan, persaingan
dengan tan.padi 25-30%
- Perkembangbiakan dg biji, batang, bibit
kering
- Pengolahan tanah petani secara borongan,
tanah diratakan dilanjutkan penggenangan
air irigasi, biji susah dibedakan
- Dikendalikan dengan sistem pengolahan
tanah secara baik dan pengairan yang
tepat.Penggenangan petakan 1,3cm
menurunkan daya kecambah 28-38%

2. Eceng gondok
- Daya kecambah 90%, tumbuh agresif shg
menyumbat saluran air irigasi, meningkatkan
reproduksi nyamuk malaria
- Tempat sembunyi tikus, hama padi, produksi
ikan menurun
 Dikendalikan dengan herbisida Paraquat dan
2,4 D
 Menyerap polutan sungai atau sumber air
dari polusi bahan kimia.
 Dapat dimanfaatkan sbg bahan kertas,
kompos, biogas, bahan bakar
 Untuk bahan tas, dompet, sepatu dan sandal
dan media pertumbuhan jamur merang

3. Akasia di taman nasional Baluran


- Diintroduksi tahun 1969
- Percepatan pertumbuhan 100-200ha/th,
sehingga menginvasi kawasan savana 50%
 Dampak negatif bagi mamalia banteng dan
rusa, krn berkurangnya luasan savana sbg.
sumber pakan, terjadi kompetisi sumber
pakan.
 Ruang gerak satwa berkurang
 Upaya pemberantasan secara fisik, biologi
dan kimiawi.
 Secara fisik dengan cara menebang batang
pada pangkal akar 10-20cm di bawah
permukaan tanah
 Secara biologis dengan memasukkan jenis
serangga tertentu.
 Secara
kimiawi harus hati2, krn herbisida
mempunyai efek samping:
 Non selektif
 Stabil, lama dan beracun di dalam tanah.
 Transfer racun dalam jaringan tubuh dan
sepanjang rantai makanan
Pengendalian IAS dengan karantina

 Melalui UU no 5 dan 7/1994


1.Melalui tindakan berdasar komoditas.
 3 komoditas: hewan, perikanan dan pertanian
 Tindakan sanitari dan fitosanitari berdasar keilmuan merujuk
rekomendasi international.
 Karantina adl.tempat pengasingan dan/tindakan sbg upaya
pencegahan masuk dan tersebarnya hama, penyakit
hewan/ikan/OPT dari luar neg atau pindah area dlm neg atau
keluar wilayah Indonesia
2.Melalui tindakan berdasar spesies
• Pencegahan introduksi, pengendalian atau eradikasi AIS yang
mengancam ekosistem, habitat atau spesies
• Pengaturan introduksi GMO/LMO
Protokol Nagoya

 Aturan pemberian akses dan kemauan berbagi


keuntungan secara adil dan setara atas pemanfaatan
kekayaan sumber daya hayati
 Tahun 2010
 Ratifikasi oleh 50 neg 2Feb 1911-1Feb 1912

Anda mungkin juga menyukai