Anda di halaman 1dari 30

EKOSISTEM ESTUARIA-2

Dr. Sri Wahyuni Rahim, ST, MSi


Dr. Ir. Budiman Yunus, MS
Dr. Ir. Nadiarti, MSc.
Dr. Ir. Basse Siang Parawansa, MP
ADAPTASI ORGANISME ESTUARIA

1. Adaptasi Morfologis
2. Adaptasi Fisiologis
3. Adaptasi Tingkah Laku
1. Adaptasi Morfologis
• Mempunyai rumbai-rumbai
halus agar jalan pernafasannya
tidak tersumbatorganisme
yang mendiami Lumpur
• Ukuran badan relative lebih
kecil
• Berkurangnya jumlah ruas
tulang punggung diantara ikan-
ikan
• Perkembangbiakan lebih
lambat dan penurunan
kesuburan bahkan ada yang
steril.
2. Adaptasi Fisiologis
• Mempertahankan keseimbangan
ion cairan tubuh dengan
osmoregulasi
• Pengaturan osmosis
dikembangkan Nereis
diversicolor
Lanjutan Adaptasi Fisiologis…
• Moluska bivalve,
osmoregulator yang buruk 
menutup diri dalam
cangkang.
• Ex : Hydrobia
Lanjutan Adaptasi Fisiologis…
• Kepiting, pengaturan osmosis berkembang
dengan baik.
• Ex : Australoplax tridentata
3. Adaptasi Tingkah Laku
• Membuat Lubang ke dalam Lumpur
(mempunyai 2 keuntungan : variasi salinitas
dan suhu kecil; menghindari pemangsa)
• Mengubah posisi pada substrat (bergerak ke
hulu atau ke hilir)
Lanjutan Adaptasi Tingkah Laku…
• Melakukan migrasi pada musim pemijahan
kepiting
• Spesies tertentu mengambil
keuntungan dari banyaknya
makanan dan relative langkanya
pemangsa memanfaatkan
estuaria sebagai daerah asuhan
anak-anaknya, ex : Ikan (Mugil
sp, Roccus saxatilis, Platichthys
flesus)
• Spesies estuaria lebih banyak
terdapat pada daerah tropis.
Kinne (1963) : tampaknya
terdapat Korelasi antara suhu
dan kemampuan mengatur
osmosis organisme pada
estuaria.
ASPEK EKOLOGI ESTUARIA
• Estuaria mempunyai
sejumlah besar bahan
organik, organisme,
dan produktivitas
sekunder tinggi.
• Di daerah tropik estuaria
memperoleh manfaat besar
dan kenyataanya bahwa
tetumbuhan terdiri dari
bermacam tipe yang
komposisinya sedemikian
rupa sehingga proses
fotosintesis terjadi
sepanjang tahun.
• Produktivitas primer
estuaria : fitoplankton,
diatom bentik, rumput-
rumput laut, dan berbagai
kelekap.
• Sumber pokok
produktivitas primer
estuaria terletak pada
vegetasi dari mangrove
(tropis), tumbuhan
emergen dari rawa asin
(D.beriklim sedang &
subkutub) di sekeliling
estuaria.
Penelitian pada rawa asin di Negara
Bagian Georgia :
• Produktivitas bersih
rawa asin 6850
kkal/m2/th sedangkan
alga hanya menyumbang
1600 kkal/m2/th.
• Diestimasi 45 % dari
produksi bersih rawa
asin diekspor ke estuaria
Sumber bahan organik di estuaria :
• Dihasilkan di dalam
estuaria (otoktonus) ;
• Dibawa masuk dari hasil
produksi primer di
tempat lain (aloktonus)
ex : dari sungai, laut,
rawa asin/hutan bakau.
• Detritus estuaria : partikel organik, bakteri, alga, protozoa.
• Detritus membentuk substrat untuk pertumbuhan bakteri dan
algasumber makanan penting bagi hewan pemakan detritus
dan suspensi.
• Hasil bersih dari detritus : terbentuk penumpukan makanan
untuk organisme estuaria.
• Perairan laut terbuka mengandung 1–3 mg berat kering bahan
organik/liter sedangkan air drainase di estuaria mengandung
sampai 110 mg berat kering BO/liter.
Sumbangan produksi organik total dari
produktivitas primer sulit diperkirakan:
• Herbivore yang langsung
makan tumbuhan hanya
sedikit (setelah jadi
detritus baru masuk
berbagai jaringan
makanan),
• Sukar membedakan asal
detritus,
• Proses penguraian
melibatkan kerja bakteri.
JARING MAKANAN
• Dasar jaring makanan di
estuaria adalah detritus
karena produktivitas primer
di kolom air rendah dan
herbivore sedikit.
• Detritus dapat dikonsumsi
secara langsung (dalam
bentuk suspensi, di dalam &
di atas substrat)
JARING MAKANAN DI DAERAH ESTUARI

DARI SUNGAI
DAN LAUT TUMBUHAN
RAWA GARAM
/MANGROVE

DETRITUS FITOPLANKTON
ALGA
ZOOPLANKTON
PEMAKAN
DETRITUS PEMAKAN
TUMBUHAN
PEMAKAN HEWAN
PENYARING
PREDATOR
INVERTEBRATA

BURUNG MATI IKAN

PENGURAI PEMAKAN
BANGKAI
Pemakan detritus langsung :
• Pemakan suspensi (Cardium &
Mya) mendapatkan makanannya
dari detritus yang tersuspensi
bersama fito & zooplankton.
• Scrobicularia dan Macoma makan
dengan mengisap partikel detritus
dari substrat melalui sifon
penghirupnya.
Lanjutan…
• Family Spionidae, Terebellidae
membentangkan tentakelnya yang
panjang ke atas permukaan lumpur,
mengumpulkan, menyangkutkan partikel
organik melalui saluran bulu lendir.
• Family Capitellidae menelan subsrat
secara langsung (mencerna bahan
organik dan bakteri).
• Pemakan detritus akan dimakan
oleh berbagai predator
(vertebrata maupun
invertebrata)
• Pemangsa invertebrata
(kepiting, udang, polikaeta,
moluska gastropoda)
• Pemangsa dominan (ikan &
burung)
Ikan Estuaria
• Spesies ikan yang berbeda cenderung untuk
mengkonsentrasi pada tipe binatang yang
berbeda
• Kebiasaan makan berubah dengan perubahan
umur
Burung Estuaria
• Itik, angsa, burung pantai,
burung camar.
• Variasi panjang paruh
memungkinkan makan
pada kedalaman lumpur
yang berbeda
• Burung memanfaatkan 4 -
20 % populasi invertebrata
infauna
• Penelitian tentang pengaruh pemangsaan
terhadap komunitas invertebrata dasar lunak
 Kepadatan organisme meningkat tanpa
disertai gejala ekslusif kompetitif oleh jenis
dominan
Alasan tidak ditemukan eksklusi
kompetitif :
• Ketidakmampuan organisme
mendapatkan suatu kekuatan
untuk menyingkirkan
organisme lain
• Kesanggupan organisme
memanfaatkan dimensi ketiga
dari substrat lunak.
• Mobilitas sedimen yang tinggi
•Fungsi Ekologis Estuaria :
 Sumber Zat Hara
 Penyedia Habitat
 Tempat Mencari Makanan
 Tempat Bereproduksi dan
Tumbuh Besar

•Manfaat Estuaria :
 Sebagai Tempat Pemukiman
 Sebagai Tempat Penangkapan
dan Budidaya Ikan
 Sebagai Jalur Transportasi
 Sebagai Kawasan Pelabuhan
dan Industri
Ekosistem estuaria mampu menyuburkan diri sendiri melalui

• Dipertahankannya dan cepat didaur ulangnya


zat-zat hara oleh hewan-hewan yang hidup di
dasar esutaria seperti bermacam kerang dan
cacing.
• Produksi detritus, yaitu partikel- partikel
serasah daun tumbuhan akuatik makro
(makrofiton akuatik) seperti lamun yang
kemudian dimakan oleh bermacam ikan dan
udang pemakan detritus.
• Pemanfaatan zat hara yang terpendam jauh
dalam dasar lewat aktivitas mikroba (organisme
renik seperti bakteri), lewat akar tumbuhan
yang masuk jauh ke dalam dasar estuary atau
lewat aktivitas hewan penggali liang di dasar
estuaria seperti bermacam cacing.
Dampak Kerusakan Ekosistem Estuaria
• Pemanfaatan dan pengembangan secara tidak
terencana menimbulkan berbagai dampak
lingkungan (hilangnya sumberdaya estuaria)
• Pembuangan limbah secara terus menerus,
pencemaran; sarana pengangkutan minyak, bahan-
bahan kimia dan berbagai jenis bahan beracun;
pembelokan aliran sungai di hulu menyebabkan
kematian ikan, kerang-kerangan, dan menurunnya
daya dukung dari ekosistem.
• Kerusakan ekosistem : sedimentasi, perubahan pola
aliran dan regim salinitas, pencemaran, over
eksploitasi sumberdaya alam.
Makanan melimpah, predator langka :
• Daerah asuhan bagi anak berbagai binatang
• Tempat mencari makan bagi oranisme dewasa

Anda mungkin juga menyukai