1. Adaptasi Morfologis
2. Adaptasi Fisiologis
3. Adaptasi Tingkah Laku
1. Adaptasi Morfologis
• Mempunyai rumbai-rumbai
halus agar jalan pernafasannya
tidak tersumbatorganisme
yang mendiami Lumpur
• Ukuran badan relative lebih
kecil
• Berkurangnya jumlah ruas
tulang punggung diantara ikan-
ikan
• Perkembangbiakan lebih
lambat dan penurunan
kesuburan bahkan ada yang
steril.
2. Adaptasi Fisiologis
• Mempertahankan keseimbangan
ion cairan tubuh dengan
osmoregulasi
• Pengaturan osmosis
dikembangkan Nereis
diversicolor
Lanjutan Adaptasi Fisiologis…
• Moluska bivalve,
osmoregulator yang buruk
menutup diri dalam
cangkang.
• Ex : Hydrobia
Lanjutan Adaptasi Fisiologis…
• Kepiting, pengaturan osmosis berkembang
dengan baik.
• Ex : Australoplax tridentata
3. Adaptasi Tingkah Laku
• Membuat Lubang ke dalam Lumpur
(mempunyai 2 keuntungan : variasi salinitas
dan suhu kecil; menghindari pemangsa)
• Mengubah posisi pada substrat (bergerak ke
hulu atau ke hilir)
Lanjutan Adaptasi Tingkah Laku…
• Melakukan migrasi pada musim pemijahan
kepiting
• Spesies tertentu mengambil
keuntungan dari banyaknya
makanan dan relative langkanya
pemangsa memanfaatkan
estuaria sebagai daerah asuhan
anak-anaknya, ex : Ikan (Mugil
sp, Roccus saxatilis, Platichthys
flesus)
• Spesies estuaria lebih banyak
terdapat pada daerah tropis.
Kinne (1963) : tampaknya
terdapat Korelasi antara suhu
dan kemampuan mengatur
osmosis organisme pada
estuaria.
ASPEK EKOLOGI ESTUARIA
• Estuaria mempunyai
sejumlah besar bahan
organik, organisme,
dan produktivitas
sekunder tinggi.
• Di daerah tropik estuaria
memperoleh manfaat besar
dan kenyataanya bahwa
tetumbuhan terdiri dari
bermacam tipe yang
komposisinya sedemikian
rupa sehingga proses
fotosintesis terjadi
sepanjang tahun.
• Produktivitas primer
estuaria : fitoplankton,
diatom bentik, rumput-
rumput laut, dan berbagai
kelekap.
• Sumber pokok
produktivitas primer
estuaria terletak pada
vegetasi dari mangrove
(tropis), tumbuhan
emergen dari rawa asin
(D.beriklim sedang &
subkutub) di sekeliling
estuaria.
Penelitian pada rawa asin di Negara
Bagian Georgia :
• Produktivitas bersih
rawa asin 6850
kkal/m2/th sedangkan
alga hanya menyumbang
1600 kkal/m2/th.
• Diestimasi 45 % dari
produksi bersih rawa
asin diekspor ke estuaria
Sumber bahan organik di estuaria :
• Dihasilkan di dalam
estuaria (otoktonus) ;
• Dibawa masuk dari hasil
produksi primer di
tempat lain (aloktonus)
ex : dari sungai, laut,
rawa asin/hutan bakau.
• Detritus estuaria : partikel organik, bakteri, alga, protozoa.
• Detritus membentuk substrat untuk pertumbuhan bakteri dan
algasumber makanan penting bagi hewan pemakan detritus
dan suspensi.
• Hasil bersih dari detritus : terbentuk penumpukan makanan
untuk organisme estuaria.
• Perairan laut terbuka mengandung 1–3 mg berat kering bahan
organik/liter sedangkan air drainase di estuaria mengandung
sampai 110 mg berat kering BO/liter.
Sumbangan produksi organik total dari
produktivitas primer sulit diperkirakan:
• Herbivore yang langsung
makan tumbuhan hanya
sedikit (setelah jadi
detritus baru masuk
berbagai jaringan
makanan),
• Sukar membedakan asal
detritus,
• Proses penguraian
melibatkan kerja bakteri.
JARING MAKANAN
• Dasar jaring makanan di
estuaria adalah detritus
karena produktivitas primer
di kolom air rendah dan
herbivore sedikit.
• Detritus dapat dikonsumsi
secara langsung (dalam
bentuk suspensi, di dalam &
di atas substrat)
JARING MAKANAN DI DAERAH ESTUARI
DARI SUNGAI
DAN LAUT TUMBUHAN
RAWA GARAM
/MANGROVE
DETRITUS FITOPLANKTON
ALGA
ZOOPLANKTON
PEMAKAN
DETRITUS PEMAKAN
TUMBUHAN
PEMAKAN HEWAN
PENYARING
PREDATOR
INVERTEBRATA
PENGURAI PEMAKAN
BANGKAI
Pemakan detritus langsung :
• Pemakan suspensi (Cardium &
Mya) mendapatkan makanannya
dari detritus yang tersuspensi
bersama fito & zooplankton.
• Scrobicularia dan Macoma makan
dengan mengisap partikel detritus
dari substrat melalui sifon
penghirupnya.
Lanjutan…
• Family Spionidae, Terebellidae
membentangkan tentakelnya yang
panjang ke atas permukaan lumpur,
mengumpulkan, menyangkutkan partikel
organik melalui saluran bulu lendir.
• Family Capitellidae menelan subsrat
secara langsung (mencerna bahan
organik dan bakteri).
• Pemakan detritus akan dimakan
oleh berbagai predator
(vertebrata maupun
invertebrata)
• Pemangsa invertebrata
(kepiting, udang, polikaeta,
moluska gastropoda)
• Pemangsa dominan (ikan &
burung)
Ikan Estuaria
• Spesies ikan yang berbeda cenderung untuk
mengkonsentrasi pada tipe binatang yang
berbeda
• Kebiasaan makan berubah dengan perubahan
umur
Burung Estuaria
• Itik, angsa, burung pantai,
burung camar.
• Variasi panjang paruh
memungkinkan makan
pada kedalaman lumpur
yang berbeda
• Burung memanfaatkan 4 -
20 % populasi invertebrata
infauna
• Penelitian tentang pengaruh pemangsaan
terhadap komunitas invertebrata dasar lunak
Kepadatan organisme meningkat tanpa
disertai gejala ekslusif kompetitif oleh jenis
dominan
Alasan tidak ditemukan eksklusi
kompetitif :
• Ketidakmampuan organisme
mendapatkan suatu kekuatan
untuk menyingkirkan
organisme lain
• Kesanggupan organisme
memanfaatkan dimensi ketiga
dari substrat lunak.
• Mobilitas sedimen yang tinggi
•Fungsi Ekologis Estuaria :
Sumber Zat Hara
Penyedia Habitat
Tempat Mencari Makanan
Tempat Bereproduksi dan
Tumbuh Besar
•Manfaat Estuaria :
Sebagai Tempat Pemukiman
Sebagai Tempat Penangkapan
dan Budidaya Ikan
Sebagai Jalur Transportasi
Sebagai Kawasan Pelabuhan
dan Industri
Ekosistem estuaria mampu menyuburkan diri sendiri melalui