Anda di halaman 1dari 29

EKOSISTEM MANGROVE (2)

Mata Kuliah Ekologi Laut Tropis

Dr. Ir. Nadiarti, MSc


Dr. Ir Basse Siang, MSi
Dr. Sri Wahyuni Rahim, MSi., ST
Dr. Ir. Budiman Yunus
ORGANISME YANG
BERASOSIASI
 Komunitas mangrove/mangal/bakau mempunyai sifat
yang unik karena dihuni oleh organisme daratan dan
organisme lautan.

 Organisme daratan tidak mempunyai sifat adaptasi


khusus untuk hidup di ekosistem mangrove karena mereka
melewatkan hidupnya pada bagian pohon yang tertinggi.

 Organisme lautan ada 2 tipe, yaitu yang hidup pada


substrat keras yaitu pada sejumlah besar akar
bakau dan yang menempati lumpur
Hewan Hutan Mangrove
Golongan Mammalia
 Dari golongan mammalia : babi (Suscrofa),berang-
berang (Cunogale benneti), musang (Paradoxurus
hermaphroditus), tikus (Rattus sp), kelelawar
(Cynopterus sp), monyet (Macaca fascicularis)
Organisme Darat kera ekor
panjang (Macaca
fascicularis)
Gambar kelelawar
Gambar bekantan (kera
hidung besar) hewan
endemik Kalimantan
Gbr Skema Hewan Asosiasi

Fauna
arboreal·
Serangga, ular•
pohon, bu
rung, primata.
Daerah terestrial subtrat keras
} daratan
Pasang surut:
} Kerang,
kepiting,
invertebrata
Oaerah air
laut·
Udang, ikan
)

Oaerah fauna bakau fauna laut


Organisme Laut pada Hutan
Mangrove
 Kelompok hewan laut yang berasosiasi dengan mangrove
didominasi oleh moluska, krustase serta beberapa ikan
yang khas, misalnya ikan blodok (Periopthalmus). Moluska
diwakili oleh sejumlah siput yang hidup pada akar dan
batang pohon bakau (Littorinidae) dan pada lumpur di dasar
akar yaitu sejumlah pemakan detritus (Ellobidae dan
Potaminidae)
Gambar ilustrasi organisme
laut pada mangrove
Lanjutan…
 Kelompok kedua dari moluska adalah bivalvia, yang
dominan adalah jenis tiram yang melekat pada akar-
akar bakau.
 Hutan mangrove ditempati oleh kelompok krustase
berupa kepiting berukuran besar dan udang, yang
mana hewan ini membuat lubang di substrat yang genera
lunak termasuk umum seperti Uca , kepiting
laga (fiddler crab), Cardisoma, yang memakan
partikel detritus yang ditemukan dalam lumpur
 Jenis udang-udangan di mangrove, seperti
Upogebia dan Thalassina
Gambar tiram yang melekat
pada akar & batang bakau
Kelompok Krustase &
Moluska
 Udang-udang (Crustaceae) yang berasosiasi dengan
hutan mangrove, yaitu udang galah (Macrobrachium
rosenbergii), rama-rama (Thalassina anomala), kepiting
bakau (Scylla serrata), udang (Penaeus sp)

 Moluska, antara lain siput babi (Ellobium sp), Umang-


umang (Caenobita cavipes), lintah laut (Onchidium sp)
Gambar Kepiting (Uca sp)
Gambar kepiting ungu
pemenjat (Metopograpsus
sp)
Gambar salah satu jenis
gastropoda(Littorinidae)
Kelompok Ikan
 Selanjutnya untuk golongan ikan yang berasosiasi
antara lain, ikan sembilang (Plotosus sp),
penyumpit (Toxotes sp), glodok (Periophthalmus sp),
buntal (Tetrodon sp), belanak (Mugil sp), lundu dan
betutu ( Oxyeleotris marmorata)
Gambar Ikan Glodok
(Periophthalmus sp)
Kelompok Reptil
 Di hutan bakau terdapat beberapa jenis reptil yang
berasosiasi, seperti buaya muara (Crocodilus
porosus), ular bakau (Trimeresurus pupuremaculatus),
ular air (Enhydris enhydris), ular tanah (Cerberus
rynchops), ular daun (Bungarus laticeps), ular
cincin/belang kuning (Boiga denrophila), ular hijau
(Trimeresurus albolabris), ular sawak (Pyton molurus),
biawak (Varanus salvator),
Gambar Ular Mangrove
belang kuning Emas (Boiga)
Kelompok Serangga &
Cacing
 Beberapa serangga antara lain laba-aba
(Cyptophora beccani), capung (Aeshinidae sp), kupu-
kupu (Lycanidae sp), lalat (Drosophila sp), jangkrik
tanah (Apterone mobius), nyamuk (Culicidae sp)

 Cacing yang terdapat dari jenis cacing nipah


(Polychaeta sp)
Kelompok Unggas &
Amphibi
 Unggas /Aves yang berasosiasi, yaitu elang bondol
(Haliastur indus),walet (Collocalio esculente), layang-
layang (Hirundo tahtica), bangau/kuntul kecil
(Ergretta garzetta)

 Jenis amphibia yang umumnya terdapat adalah


katak bakau (Rana cancrivora)
Gambar Beberapa
Organisme Darat dan Laut
SUKSESI DAN
KEMATIANHUTAN
MANGROVE
 Dalam kondisi yang stabil, asosiasi mangrove tidak
berubah

 Perubahan kondisi lingkungan secara perlahan


akan menimbulkan suksesi (A,B,C,D) misalnya
sedimentasi ke arah laut akan menyebabkan perubahan
vegetasi dari Rhizophora ke Avicennia kemudian ke
Bruguiera
Penyebab Suksesi /
Kematian Hutan Mangrove
 Perubahan kondisi lingkungan secara cepat akan
menyebabkan kerusakan atau kematian vegetasi,
penyebab kematian antara lain
- Eksploitasi pohon mangrove secara berlebih
- Badai dan angin topan
- Herbisida
- Reklamasi pantai (penimbunan, penggalian, dan
pembuatan saluran air)
- Konversi hutan menjadi tambak
 Pemulihan kematian massal butuh waktu 20-25 tahun
Blue Carbon
 luas kawasan mangrove di Indonesia yang saat ini
mencapai 2,9 juta hektare. Luasan tersebut sama
dengan luas negara Belgia di Eropa atau
seperempat dari total luas mangrove yang ada di
seluruh dunia (Murdiyarso,2018)
 dalam satu hektar hutan mangrove di Indonesia,
tersimpan potensi karbon yang jumlahnya 5 kali
lebih banyak dari karbon hutan dataran tinggi. Dan
faktanya, saat ini hutan mangrove di Indonesia
menyimpan cadangan karbon 1/3 dari total yang
ada di dunia. Hutan magrove Indonesia menyimpan
3,14 milyar ton & butuh wkt 20 th u/mengeluarkan
Kerusakan Hutan Mangrove
 salah satu penyebab terjadinya kerusakan mangrove di
Indonesia, adalah karena semakin masifnya pengembangan
sektor perikanan budidaya di seluruh pulau. Tak tanggung-
tanggung, dia menyebut, dalam tiga dekade terakhir, 40
persen hutan mangrove Indonesia rusak, karena budidaya
perikanan. Kerusakan mangrove di Indonesia ikut
menyumbangkan kerusakan mangrove di dunia. Karena
faktanya, emisi global tahunan dari rusaknya ekosistem
pesisir berasal dari rusaknya hutan mangrove Indonesia.
Gambar Tumpahan minyak

· - -
-

Anda mungkin juga menyukai