SEJARAH ASAL USUL

SUKU SAHU
A.SEJARAH ASAL USUL SUKU SAHU
SUKU SAHU MERUPAKAN SALAH SATU SUKU YANG MENDIAMI DUA WILAYAH YAITU KECAMATAN SUKU
SAHU BARAT DAN SAHU TIMUR , NAMUN ADAT ISTIADAT TETAP TERJAGA DAN MENJADI SATU KESATUAN HAL
INI DAPAT DI LIHAT DARI ADANYA SASADU YAITU RUMAH ADAT SUKU DISETIAP DESA-DESA INI MENANDAKAN
BAHWA DESA TERSEBUT DIDIAMI OLEH MASYARAKAT YANG BERASAL DARI SUKU SAHU , DAN MASYARAKAT
SUKU SAHU MASH SANGAT AKTIF DALAM MELAKUKAN RITUAL ADATNYA . NAMA SAHU DIBERIKAN OLEH
SULTAN TERNATE , DIMANA PERGANTIAN NAMA INI BERMULA KETIKA SANGAJI ( UTUSAN SUKU SAHU)
DIPANGGIL MENGHADAP SULTAN TERNATE . PADA WAKTU SANGAJI BERTEMU DENGAN SULTAN , SAAT
SEDANG MAKAN SAHUR MAKAN BELIAU PUN BERKATA DALAM BAHASA TERNATE “HARA KANE SI JOU SAHUR,
JADI KANE SUKU NGANA SI GOLO NGANA JIKO SAHU” YANG ARTINYA “KARENA KAU SANGAJI DATING PADA
WAKTU SULTAN SEDANG MAKAN SAHUR , MAKA KEMUDIAN HARI INI KAU AKAN MENDIRIKAN DAERAHMU DAN
NAMAILAH SAHU PADA MULANYA SUKU SAHU BERNAMA JIO JEPUNG MALAMO.
B.FILOSOFI KEHIDUPAN SUKU SAHU
KEHIDUPAN SOCIAL SUKU SAHU SEJAK DAHULU KALA SUDAH MEMAHAMI
BAHWA MANUSIA TIDAK DAPAT HIDUP TANPA MANUSIA LAIN , MASYARAKAT SUKU
SAHU MEMBENTUK KELOMPOK KERJA BAIK UNTUK KEPERLUAN KERAJAAN TERNATE
MAUPUN KEGIATAN KEMASYARAKATAN UNTUK MENCAPAI TUJUAN TERTENTU ,
SEPERTI HALNYA GOTONG ROYONG BIASANYA ADA HUBUNGAN KERJA SAMA
SEBAGAI TANGGUNG JAWAB . MISALNYA DALAM LINGKUNGAN MASYARAKAT
DIBENTUK KELOMPOK KERJA YANG DISEBUT RION – RION DAN MEMILIKI TUJUAN
BERSAMA CONTOHNYA : BERKEBUN, HASIL PERTANIAN DAN MEMBANGUN RUMAH
PARA ANGGOTA KELOMPOK TERSEBUT.
C.TRADISI SUKU SAHU
 UPACARA ADAT SUKU SAHU
DESA GAMTALA SUKU SAHU MEMILIKI KEAHLIAN BERLADANG DAN
BERTANI, ADAT SUKU SAHU SETIAP TAHUN MENGADAKAN SYUKURAN
ATAS PANEN PADI YANG DIKENAL ‘ HOROM TOMA SASADU. HOROM
ARTINYA MAKAN, TOMA ARTINYA DI, DAN SASADU ARTINYA RUMAH
ADAT.

 MATA PENCARIAN, BERTANI

 TARIAN TRADISIONAL ADAT SUKU SAHU
LEGU SALAI MERUPAKAN SEBUAH TARIAN TRADISIONAL SUKU SAHU YANG SUDAH SANGAT
TUA SEBELUM SUKU SAHU MEMILIKI RUMAH ADAT SASADU. TARIAN INI DIGUNAKAN PADA
SAAT MENYAMBUT TAMU – TAMU KHUSUSNYA KESULTANAN ATAU SAAT MERAYAKAN PESTA
SYUKURAN PANEN RAYA. TARIAN INI JUGA MELAMBANGKAN KELOMPOK PEMBERSIH DIMANA
PARA PUTRI AKAN LEWAT DALAM BAHASA SAHU DISEBUT DENGAN JI’O SAHU TALA’I RE
PAD’I SUA ARTINYA RUMPUN SAHU TERDIRI 3 KELOMPOK KERJA BIASANYA DITARIKAN OLEH
PENARI LELAKI SEBANYAK 3 ATAU 4 ORANG BAHKAN SAMPAI 7 ORANG.
PENARI LELAKI MENGGUNAKAN PROPERTY PAYING YANG ARTINYA PERLINDUNGAN,
SEMANGAT ETOS KERJA YANG TINGGI TERHADAP KAUM PEREMPUAN. TARIAN SALA’I ATAU
PEREMPUAN ADALAH SYMBOL DARI LUAPAN KEGEMBIRAAN, JUMLAH PENARI SALA’I TERDIRI
4 PUTERI MELAMBANGKAN 4 KESULTANAN MALUKU YAITU : KESULTANAN JAILOLO, TERNATE,
TIDORE, DAN BACAN.