Anda di halaman 1dari 19

E-Banking

Nama : Amir Ridwan


Nim :
17024014092
Kelas : C
informatika
Pokok pembahasan
1. Pengertian E-Banking
2. Contoh layanan E-Bankig
3. Manfaat E-Banking
4. Jenis-jenis teknologi E-
Banking
5. Hambatan E-Banking
6. Penerapan E-Banking
Pengertian E-Banking
E-banking adalah salah satu sektor
yang terpengaruh oleh perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi ialah
perbankan, penggunaan teknologi informasi
dan komunikasi di sektor perbankan
nasional relatif lebih maju dibandingkan
sektor lainnya.
Perbankan elektronik mencakup wilayah
yang luas dari teknologi yang berkembang
pesat akhir-akhir ini. Beberapa diantaranya
terkait dengan layanan perbankan di “garis
depan”, seperti ATM dan komputerisiasi
“sistem” perbankan dan beberapa kelompok
lainnya bersifat “garis belakang” yaitu
teknologi-teknologi yang digunakan oleh
lembaga keuangan, “merchant” atau
penyedia jasa transaksi.
Contoh Layanan E-
Banking
Adapun contoh layanan E-Banking yaitu:
 Anjungan Tunai Mandiri “Automated Teller
Machine”
 Sistem Aplikasi Perbankan “Banking
Application System”
 Sistem penyelesaian Bruto waktu-nyata
“Real-Time Gross Settlement System”
 Perbankan daring “Internet Banking”
 Sistem kliring Elektronik
Manfaat E-Banking
Fungsi penggunaannya mirip dengan mesin ATM
dimana sarananya saja yang berbeda, seorang
nasabah dapat melakukan aktifitas pengecekan saldo
rekening, tranfer dana antar rekening atau antar bank,
hingga pembayaran tagihan-tagihan rutin bulanan
seperti: listrik, telepon, kartu kredit, dll.
Dengan memanfaatkan E-Banking banyak keuntungan
yang akan diperoleh nasabah terutama apabila dilihat
dari banyaknya waktu dan tenaga yang dapat
dihemat karena E-Banking jelas bebas antrian dan
dapat dilakukan dari mana saja sepanjang nasabah
memiliki sarana pendukung untuk melakukan layanan
E-Banking tersebut.
Jenis-jenis teknologi E-
Banking
Berikut ini terdapat beberapa jenis-jenis
teknologi e-banking, terdiri atas:
1. Automated Teller Machine (ATM)
Terminal elektronik yang disediakan
lembaga keuangan atau perusahaan
lainnya yang membolehkan nasabah untuk
melakukan penarikan tunai dari rekening
simpanannya di bank, melakukan setoran,
cek saldo, atau pemindahan dana.
2. Computer Banking
Layanan bank yang bisa diakses oleh
nasabah melalui koneksi internet ke pusat
data bank, untuk melakukan beberapa
layanan perbankan, menerima dan
membayar tagihan, dan lain-lain.
3. Debit (or check) Card
Kartu yang digunakan pada ATM atau
terminal point-of-sale (POS) yang
memungkinkan pelanggan memperoleh
dana yang langsung didebet (diambil) dari
rekening banknya.
4. Direct Deposit
Salah satu bentuk pembayaran yang dilakukan oleh
organisasi (misalnya pemberi kerja atau instansi
pemerintah) yang membayar sejumlah dana
(misalnya gaji atau pensiun) melalui transfer
elektronik. Dana ditransfer langsung ke setiap
rekening nasabah.
5. Direct Payment (also electronic bill payment)
Salah satu bentuk pembayaran yang mengizinkan
nasabah untuk membayar tagihan melalui transfer
dana elektronik. Dana tersebut secara elektronik
ditransfer dari rekening nasabah ke rekening kreditor.
Direct payment berbeda dari preauthorized debit
dalam hal ini, nasabah harus menginisiasi setiap
transaksi direct payment.
6. Direct Payment (also electronic bill
payment)
Bentuk pembayaran tagihan yang
disampaikan atau diinformasikan ke
nasabah atau pelanggan secara online,
misalnya melalui email atau catatan dalam
rekening bank.
Setelah penyampaian tagihan tersebut,
pelanggan boleh membayar tagihan
tersebut secara online juga. Pembayaran
tersebut secara elektronik akan
mengurangi saldo simpanan pelanggan
tersebut.
7. Electronic Check Conversion
Proses konversi informasi yang tertuang
dalam cek (nomor rekening, jumlah
transaksi, dll) ke dalam format elektronik
agar bisa dilakukan pemindahan dana
elektronik atau proses lebih lanjut.
8. Electronic Fund Transfer (EFT)
Perpindahan “uang” atau “pinjaman” dari
satu rekening ke rekening lainnya melalui
media elektronik.
9. Payroll Card
Salah satu tipe “stored-value card” yang
diterbitkan oelh pemberi kerja sebagai
pengganti cek yang memungkinkan
pegawainya mengakses pembayaraannya
pada terminal ATM atau Point of Sales.
Pemberi kerja menambahkan nilai
pembayaran pegawai ke kartu tersebut secara
elektronik.
10. Prepaid Card
Salah satu tipe Stored-Value Card yang
menyimpan nilai moneter di dalamnya dan
sebelumnya pelanggan sudah membayar nilai
tersebut ke penerbit kartu.
11. Preauthorized Debit (or automatic
bill payment)
Bentuk pembayaran yang mengizinkan
nasabah untuk mengotorisasi pembayaran
rutin otomatis yang diambil dari rekening
banknya pada tanggal-tangal tertentu dan
biasanya dengan jumlah pembayaran
tertentu (misalnya pembayaran listrik,
tagihan telpon, dll).
Dana secara elektronik ditransfer dari
rekening pelanggan ke rekening kreditor
(misalnya PLN atau PT Telkom).
12. Smart Card
Salah satu tipe stored-value card yang di
dalamnya tertanam satu atau lebih chips
atau microprocessors sehingga bisa
menyimpan data, melakukan perhitungan,
atau melakukan proses untuk tujuan khusus
(misalnya validasi PIN, otorisasi pembelian,
verifikasi saldo rekening, dan menyimpan
data pribadi). Kartu ini bisa digunakan pada
sistem terbuka (misalnya untuk pembayaran
transportasi publik) atau sistem tertutup
(misalnya MasterCard atau Visa networks).
13. Stored-Value Card
Kartu yang di dalamnya tersimpan
sejumlah nilai moneter, yang diisi melalui
pembayaran sebelumnya oleh pelanggan
atau melalui simpanan yang diberikan oleh
pemberi kerja atau perusahaan lain.
Hambatan E-Banking
Adapun hambatan E-Banking sebagai berikut:
 Transaksi E-Banking bukan bukan hanya
mempermudah tetapi dapat menimbulkan
suatu resiko seperti strategi, operasional dan
reputasi serta adanya berbagai ancaman
terhadap aliran data realible dan ancaman
kerusakan/kegagalan terhadap sistem E-
Banking kemudian semakin kompleksnya
teknologi yang menjadi dasar E-Banking.
 Kerusakan/Kerugian/kehilangan yang diderita
oleh bank/nasabah diakibatkan juga oleh
petugas internal atau manajemen bank.
 E-Banking menjadi salah satu target dari para
cybercrime yang memiliki kendala dalam hal
pembuktian baik secara teknis maupun non-teknis.
 Pemerintah bersama DPR “periode manapun”
sampai saat ini masih terkesan sangat lambat dalam
melakukan antisipasi terhadap maraknya kejahatan
yang terjadi melalui kegiatan E-Banking.
 Kegiatan E-Banking masih belum memiliki payung
hukum yang akurat dan tegas yang disebabkan oleh
masih stagnannya RUU informasi dan transaksi
elektronik.
 Para pelaku usaha “perbankan” dan masyarakat
pada umumnya masih kurang peduli terhadap
proses penanganan kasus-kasus tindak pidana E-
Banking.
Penerapan E-Banking

Manajemen resiko dalam penyelenggaraan


kegiatan E-Banking peraturan yang dikeluarkan
oleh Bank Indonesia terkait dengan pengelolaan
atau manajemen risiko penyelenggaraan kegiatan
E-Banking ialah Peraturan Bank Indonesia No.
5/8/PBI/2003 tentang Penerapan Manajemen
Risiko Bagi Bank Umum dan Surat Edaran Bank
Indonesia NO. 6/18/DPNP, tanggal 20 April 2004
tentang Penerapan Manajemen Risiko pada
aktivitas pelayanan jasa Bank melalui E-Banking.
Sekian Dan terimah Kasih

Anda mungkin juga menyukai